Suamiku Milik Ibunya

Suamiku Milik Ibunya

Kedatangan Ibu mertua

" Ibu jadi datang Mas?" aku bertanya pada mas Hamdan pagi ini setelah kami sarapan.

" Iya, dek! ini mas baru mau jemput Ibu ke stasiun!"

Aku mengangguk mengerti dan gegas membereskan meja makan.

Namaku Joya Jasmine, aku berusia 23tahun. Mas Hamdan adalah suamiku, kami menikah dua tahun lalu, usia kami terpaut tidak jauh, hanya 3 tahun. Mas Hamdan pria yang lembut, selama menikah aku sangat bahagia.

Kami belum dikaruniai anak, bukan menunda, tetapi memang belum diberi kepercayaan oleh Allah, meski begitu kami tidak menjadikannya beban pikiran, kami masih menikmati keindahan pernikahan kami, ya..bisa dibilang menikmati kebersamaan seperti pasangan kekasih, hanya saja kami menikmati nya dalam hubungan halal.

Ini adalah kunjungan pertama Ibu mertuaku, selama menikah kami tinggal di rumah yang dihadiahkan Ayah padaku, biasanya mas Hamdan yang mengunjungi Ibunya, aku juga tidak terlalu akrab dengan Ibu mas Hamdan, karena selama menikah baru empat kali aku dibawa berkunjung ke kampung halaman mas Hamdan.

" Dek, mas berangkat dulu!"

Aku buru-buru menghampiri mas Hamdan dan mencium punggung tangannya dengan takzim sebelum mas Hamdan pergi bersama kendaraan roda empatnya.

Jarak stasiun kereta dari rumah hanya sekitar 30 menit, jadi tidak heran ketika mas Hamdan kembali setelah pergi tidak sampai dua jam lamanya.

" Assalamualaikum"

Mendengar suara salam, aku segera menghampiri mas Hamdan yang kini mengandeng tangan seorang wanita paruh baya yang ku tahu beliau adalah Ibu mertuaku.

" Waalaikumsalam" Jawabku sambil menyalami tangan keduanya.

" Masuk Bu." Aku menuntun beliau untuk duduk di ruang tamu kecil kami, rumah yang kami tempati memang tidak besar hanya memiliki dua kamar, dapur, ruang tamu dan tempat menonton televisi.

Ibu mas Hamdan terlihat acuh, mungkin beliau capek.

" Dan, Ibu mau minum teh hangat tawar" Ibu mertuaku mengatakannya sambil melirik sinis padaku.

" Iya Bu, Dek' kok Ibu tidak di ambilkan minum!" begitu suara mas Hamdan menegurku, aku bukannya lupa mengambilkan minum untuk Ibu, hanya saja ku pikir beliau duduk dulu nyaman, baru aku akan menyiapkan suguhan yang memang sudah ku siapkan untuk menyambut Ibu suamiku.

Tidak mau Ibu menunggu lama, aku gegas melangkah ke dapur.

Setelah menyiapkan teh tawar hangat dan beberapa kue yang ku buat sendiri aku buru-buru menyuguhkan kepada Ibu mertuaku.

Tidak ada ucapan apapun dari Ibu mertuaku, Ibu mas Hamdan langsung meneguk teh yang ku buat dan menikmati kue-kue yang ku hidangkan.

" Ibu sudah makan?" tanyaku, Ibu terlihat lahap sekali menikmati kue yang ku hidangkan barang kali beliau lapar, aku juga sudah menyiapkan makanan untuk Ibu.

" Sejak kapan di kereta api ada restoran?" tanyanya sinis yang membuat aku terkesiap. Bukan seperti itu maksud ku, aku hanya hendak menawarkan makan, namun ingin basa-basi terlebih dahulu. Apakah beliau tidak menyukai ku? tapi kenapa?.

Aku melirik mas Hamdan yang hanya diam membisu, kenapa mas Hamdan tidak membantuku, setidaknya menjelaskan pada Ibunya jika aku sudah jauh-jauh hari menyiapkan kedatangan Ibu ini.

Ya, bahkan dua hari sebelum Ibu kesini, aku sudah bikin ini-itu untuk menyambut beliau, aku tidak ingin beliau kecewa di kunjungan pertamanya.

Segera ku ajak beliau menuju meja makan, aku dan mas Hamdan tidak ikut makan, karena dua jam yang lalu kami baru makan.

" Kalian cuma tinggal berdua, bikin makanan kok banyak sekali?" Tanya Ibu tidak ada keramahan sama sekali.

Aku meremas tanganku, kenapa sepertinya Ibu mas Hamdan tidak menghargai segala usahaku.

" Hamdan kan suka ayam goreng Bu, istri Hamdan ngak suka jadi menunya beda, Joya suka berkuah kalau lagi sarapan, sedangkan Hamdan suka yang di goreng-goreng" setelah sekian purnama suara mas Hamdan baru terdengar, namun bukannya memaklumi perkataan Ibu malah seperti kembali menyalahkan aku.

" Jadi istri jangan cerewet, harus pinter menyesuaikan diri, apa yang di sukai suami ya itu aja yang dimakan, kalau kayak gini jatuhnya boros!"

" Ya sudah, Ibu makan aja, nanti biar Hamdan nasehati Joya" ucap mas Hamdan lembut, tetapi cukup untuk menyakiti hatiku, maksudnya apa? jadi aku ngak boleh masak apa yang aku suka? belum ada satu jam Ibu disini aku seperti terpenjara.

Malam hari, aku yang masak di dapur di datangi Ibu.

" Hamdan ngak suka cumi, kenapa mau masak cumi?"

" Ini untuk Joya Bu. Mas Hamdan sudah Joya masakan" aku berusaha menjawab se-ramah mungkin, tatapan beliau tidak pernah bersahabat, entah apa salahnya.

" Tadi kan sudah tak nasehati to kamu..masak ngak usah macem-macem, wis opo sing di suka suamimu itu kamu makan!" Ibu ngegas sampai aku terkejut.

" Hamdan." Lebih membuatku bingung, Ibu malah memanggil mas Hamdan.

" Iya, Bu." Mas Hamdan yang sepertinya baru selesai mandi ter-gopoh mendengar panggilan ibunya

Beberapa air masih menetes dari rambutnya, ya Allah..sangking kagetnya kah dia?

" Katae tadi mau kamu nasehati, nyatane kok masih gini, Iki boros Lo "

Ibu mas Hamdan memang datang dari Trenggalek Jawa timur, memang ngak begitu fasih berbahasa Indonesia, namun aku tetap faham apa yang Ibu adukan.

Mas Hamdan menatapku. Mas Hamdan paling tau jika aku sudah beberapa hari ini ingin sekali makan cumi, tidak mungkin kan karena teguran ibunya, ia sampai tega melarang ku .

" Dek, cuminya di masak besok aja, itu kan sudah ada ayam goreng" katanya yang membuatku mendongak. Aku ngak bisa makan ayam, bagaimana dia tega melarang ku memasak apa yang ingin ku makan, lagian aku yang masak sendiri tidak merepotkan siapapun.

Sepanjang makan malam, aku sama sekali tidak bersuara, aku sakit hati, ku usap perutku, keinginanku makan cumi asam manis harus ku kubur, bersamaan dengan menguapnya rasa lapar ku.

Aku hanya makan beberapa suap, kemudian membereskan meja makan, karena Ibu mertuaku dan mas Hamdan sudah selesai sejak tadi.

Saat mencuci piring tidak terasa air mataku menetes, aku anak tunggal, selama ini segala keinginan ku selalu di utamakan oleh orang tua ku, begitu juga oleh mas Hamdan, tapi hari ini...

" Dek." buru-buru ku hapus air mataku saat melihat mas Hamdan mendekat.

" Ibu bilang akan tinggal sama kita, beliau kesepian tinggal sendirian, kamu tidak keberatan kan?"

Ya Allah..apa maksudnya akan tinggal di sini? aku akan menjawab tapi Ibu lebih dulu bersuara.

" Ngapain kamu tanya pada istri mu Dan, istri itu harus patuh apa kata suami nya"

Hari ini aku syok berkali-kali, bagaimana jika Ibu tinggal disini? baru beberapa jam saja aku seperti kehilangan kebebasan ku, bagaimana kalau selamanya.

Ketakutan ku menjadi kenyataan, satu Minggu Ibu di rumah ini, semua berubah, keadaan rumah berubah, menu makanan berubah, kebiasaan berubah, bahkan suamiku pun ikut berubah.

" Joy, kenapa kamu senang sekali berdebat dengan Ibu?" tanya mas Hamdan begitu baru pulang bekerja. Apalagi ini ya Allah, apa lagi yang di adukkan Ibu pada suamiku?

Dan lihatlah, bahkan kata dek sudah tidak di ucapkan lagi.

" Aku....

" Biar Ibu kembali ke Trenggalek aja Hamdan, istri mu ngak suka Ibu disini!"

Ku pejamkan mata rapat-rapat, kalau sudah begini aku yang akan di salahkan oleh mas Hamdan.

" Minta maaf sama Ibu!" suara mas Hamdan meninggi, tanda tak mau dibantah, sementara aku masih tak bergeming hingga mas Hamdan kembali bersuara.

" Apa kamu mau jadi istri durhaka ha?"

Aku menangis dalam hati, hidupku benar-benar berubah, jika seminggu yang lalu aku yang selalu di utamakan di manjakan, kini aku tak ubahnya seperti babu.

Bahkan setelah dengan kasarnya mas Hamdan memaksaku minta maaf, sampai dua hari yang ku lewati dengan sejuta luka pria itu malah tidak pulang, yang ku dengar dari Ibu mas Hamdan pergi keluar kota, bahkan kini jika ada apa-apa mas Hamdan akan lebih mengabarkan pada Ibu. Aku seperti tidak kasat mata dan tak dianggap keberadaan ku.

Terpopuler

Comments

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Mertua ga tau diri sih ini namanya, rmh juga bukan. Hamdan yg beli kebangetan mertua julid

2023-07-06

0

Oh Dewi

Oh Dewi

Mampir ah...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu

2023-05-13

1

Wanda Andhika

Wanda Andhika

mampir ya author 🖐🏻🙏🏻👍🏻

2023-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!