RANDANA
Nafasnya sudah mulai terengah-engah dan kakinya pun sudah tidak kuat untuk melangkah lebih panjang lagi. Tapi apa yang harus Rania perbuat, karena segerombolan anak yang mengejarnya sudah mulai mendekat kearahnya.
"Mau kemana Rania cantik" ucap salah satu dari mereka yang bernama Monik.
"Apasih yang kalian mau dari aku" jawab Rania dengan tubuhnya yang sudah bergetar karena ketakutan.
"Yang gue mau, lo jangan pernah menghalangi rencana gue" tegas Monik.
Dengan cepat Monik memberi kode kepada teman-temannya yaitu Laura dan Reta untuk membawa Rania ke gudang dan menguncinya disana.
"LEPASIN..."
Apa yang bisa Rania perbuat, karena ia hanya sendiri sedangkan mereka ada bertiga, sehingga membuat Rania harus terkunci di dalam gudang yang kotor itu.
"Tolong jangan lakukan ini ke aku" Teriak Rania sambil berusaha membuka pintu gudang.
"Mau lo teriak sekeras apapun, gak akan ada yang bisa denger" ucap monik dengan senyum kejamnya.
Mereka bertiga kemudian langsung meninggalkan Rania yang terkunci digudang sendirian.
***
Jepang, 12/08/2022 || 16.35 (waktu Jepang)
Malam mulai menyelimuti negri sakura itu, Randana hendak mengambil handuk lalu bergegas pergi untuk mandi. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar nada dering dari ponselnya itu.
Pesan dari Rania :
"Dek... cepet pulang ya... kakak kangen".
Balas Randana :
"Randa juga kangen sama kakak... Randa pasti pulang kok kak, tinggal nunggu waktu aja".
Randana memang sudah lama pergi ke Jepang bahkan saat itu usianya masih menginjak 10 tahun, ia memutuskan untuk belajar di Jepang dan tinggal bersama adik dari papanya itu, yang sudah lama tinggal disana.
***
Rania berusaha sebisa mungkin untuk membuka pintu gudang itu, tapi tetap saja ia tidak bisa karena tubuhnya sudah mulai melemah.
Ia menatap jam tangannya, terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.
"Gimana ini kalau aku disini terus bisa-bisa aku mati" lalu Rania teringat jika ia membawa ponsel di tasnya, dan berniat untuk menelpon orang rumah.
"Ishhh.. mati lagi ponselnya" ucapnya kesal
Matanya mulai mencari celah disetiap ruang gudang itu, dan ia pun melihat sebuah sinar yang tertutup oleh kayu-kayu yang sudah rapuh.
Rania pun segera mendekati sinar itu, dan mulai menyingkirkan kayu-kayu yang menghalanginya. Benar saja ternyata Rania menemukan jendela tua yang terbuat dari kayu, tapi sayangnya jendela itu telah dipaku setiap bagian ujungnya jadi sangat sulit untuk dibuka.
Rania mulai mencari cara dan melihat sekeliling gudang untuk mencari benda yang mungkin bisa ia gunakan untuk membuka jendela. Akhirnya ia menemukan sebuah tang dan ia mulai membuka satu-persatu paku yang tertancap di jendela tua itu. Paku satu-persatu terlepas dan ia segera membuka jendelanya dan bergegas untuk keluar dari gudang itu.
Saat akan menaiki jendela kakinya tak sengaja tersayat oleh paku yang masih menempel pada dinding gudang dan membuat kakinya berdarah, namun ia mengabaikan rasa sakit itu karena dipikirannya sudah tersirat untuk segera pulang. Rania sudah berhasil keluar, ia pun bergegas pergi dari sekolah meski kakinya sedikit terseret ketika berjalan. Ia terus menyusuri jalan dengan kakinya yang sudah banyak mengeluarkan darah. Dari tadi ia mencari taksi namun tidak ada satupun taksi yang berhenti. Kemudian Rania segera pergi ketempat yang mungkin bisa menemukan taksi disana. Namun saat ia menyebrang, tiba-tiba sepeda motor melintas dengan kecang.
BRUUKKK...
Rania terpental ke sebrang jalan dan membuatnya tak sadarkan diri. Orang-orang yang berada disekitar kejadian segera berlarian menghampiri Rania. Sedangkan orang yang menabrak Rania selamat, namun ia segera bergegas pergi meninggalkan Rania yang sudah terluka parah. Rania pun segera dibawa ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada di sekitar kejadian.
***
Rania dan Randana adalah dua anak perempuan yang sangat beruntung karena terlahir sebagai anak orang kaya. Namun sekaligus mereka merasa sial, karena kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil ketika usia Rania 11 tahun sedangkan Randana berusia 10 tahun.
Akhirnya mereka harus diasuh oleh pamannya yang bernama Toni. Akan tetapi karena Toni adalah seorang mata-mata di Jepang, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja karena banyak misi-misi yang harus ia tuntaskan. Sehingga Toni harus membawa dua saudara itu ikut bersamanya ke Jepang, namun Rania menolak karena ia tidak bisa meninggalkan makam orangtuanya tersebut.
Alhasil Toni memutuskan untuk menitipkan Rania pada pembantu yang telah lama bekerja pada mereka, dan hanya akan membawa Randana seorang. Meski begitu Rania masih dalam pantauan Toni, dan harta orang tua mereka Toni kelola dengan baik walau ia harus memantaunya dari kejauhan.
***
Jepang 14/08/2022 || 17.15 (waktu Jepang)
Pemandangan langit sore dari balkon apartemen membuat Toni menikmati udara sore itu, secangkir kopi cukup memberinya kesan yang menenangkan setelah bekerja begitu berat. Namun ponselnya tiba-tiba berbunyi, dan membuat Toni berpaling ke arah ponsel yang berada di atas meja. Ia pun segera melihat ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya. Dan ternyata itu adalah telepon dari Bi Sumi, pembantu yang merawat Rania.
"Iya hallo, bagaimana bik?"
"Anu pak itu...non Rania pak" ucap Bi Sumi yang terdengar gugup.
"Anu kenapa... ada apa dengan Rania?" tanya Toni penasaran
"itu pak non Rania.. non Rania kecelakaan" tangis Bi Sumi pun pecah.
Toni tak percaya mendengar hal itu, ia pun memastikan lagi ucapan Bi Sumi.
"Kalau ngomong yang bener kenapa Rania?" tanya Toni memastikan.
"Tadi saya dapat telpon dari rumah sakit dan mereka memberi kabar kalau non Rania kecelakaan pak, dan sekarang non Rania sedang kritis" ucap Bi Sumi menjelaskan.
"Oke kamu jangan khawatir saya akan segera pergi kesana sekarang" ucap Toni yang langsung mematikan poselnya.
Ia segera bersiap-siap membereskan pakaiannya dan segera pergi ke bandara. Tetapi tanpa Toni sadari, Randana telah mendengarkan percakapannya dengan Bi Sumi. Namun Toni tidak tau jika Randana sudah pulang dari mini market, dan ia hanya meninggalkan secarik kertas untuk Randana yang ditaruhnya di atas meja makan. Lalu Randana segera membaca isi surat itu.
Om Toni:
Randana om sekarang sedang menuju ke Jakarta... karena ada bisnis mendadak. Kamu gak usah kawatir soal makan dan kebutuhan lain-lain, om sudah tinggalin kamu kartu ATM yang om taruh dilaci kamar kamu. Om gak akan lama kok, kamu hati-hati ya.
"Kenapa harus bohong sih om" ucap Randana dengan nada kecewa.
***
Sesampainya di Indonesia, Toni langsung berangkat ke rumah sakit dimana Rania di rawat. Di rumah sakit ia bertanya kepada bagian resepsionis mengenai tempat kamar Rania di rawat, lalu suster pun memberitahunya. Dan Toni segera menuju ke ruangan tersebut. Namun sesampainya disana, Toni malah melihat Bi Sumi menangis di depan pintu dimana Rania dirawat. Kemudian Toni yang melihat situasi itu, segera menghampiri Bi Sumi.
"Bik.. Rania gimana?" Tanya Toni yang mengagetkan Bi Sumi.
"Pak..." ucap Bi Sumi yang sudah tak kuat menahan tangis
"Non Rania sudah meninggal pak" lanjut Bi Sumi tanpa basa basi
"Gak mungkin" seketika tubuh Toni melemas dan ia mulai meneteskan air matanya dengan sedikit tidak percaya.
"Non Rania mengalami pendarahan yang sangat banyak pak, sehingga ia harus membutuhkan banyak donor darah. Akan tetapi rumah sakit sedang kehabisan stok darah tersebut, sedangkan non Rania harus membutuhkan secepat mungkin. Hingga akhirnya non Rania tetap tidak bisa diselamatkan pak" jelas Bi Sumi.
"Kita urus jenazahnya secepat mungkin bik" ucap Toni.
"Non Randana bagaimana pak?" tanya Bi Sumi.
"Biar itu jadi urusan saya" ucap Toni
***
Pemakaman Rania telah di urus oleh Toni, dan di makamkan tepat disebelah makam orang tuannya.
"Bik nanti saya langsung pulang ke Jepang, dan saya masih minta tolong sama Bi Sumi buat ngerawat rumah. Tenang saja soal bayaran tetap seperti biasanya" jelas Toni
"Baik Pak" jawab Bi Sumi
Setelah semua selesai diurus, mereka segera meninggalkan makam Rania.
***
Seorang gadis datang dengan pakaian yang serba hitam, senada dengan masker dan kacamatanya. Ia begitu bergetar saat sampai di hadapan makam Rania.
"Maaf"
Hanya itu yang keluar dari mulutnya dan menaruhkan sebuket bunga disebelah nisan Rania. Ia pun segera pergi dari makam itu.
☆☆☆☆☆
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments