Randana dengan cepat mengikuti Toni yang hendak memasuki Bandara, tanpa Toni tahu ternyata Randana sudah memesan tiket secara online ke Indonesia saat diperjalanan menuju Bandara. Ternyata Toni dan Randana menaiki satu pesawat, walau begitu Toni tetap tidak menyadari keberadaan Randana.
Akhirnya setelah 2 jam perjalanan, sampailah mereka di Indonesia. Dan Toni tetap tidak menyadari jika Randana sedari tadi telah mengikutinya. Terlihat Toni memesan Taksi dan mulai melaju ke arah yang akan ditujunya. Randana yang melihat hal itu langsung membuntuti Toni. Sampailah Toni di sebuah Rumah sakit tempat dimana Rania dirawat. Dan sesampainya disana Randana tetap mengikuti Toni, sampai pada akhirnya Randana harus mendengar jika kakaknya Rania telah meninggalkan dunia.
***
Randana hanya bisa melihat pemakaman kakaknya itu dari kejauhan. Hingga saat Toni dan Bi Sumi pergi meninggalkan makam Rania, barulah Randana memberanikan diri untuk mendekati makam Rania.
Akan tetapi, saat Randana hendak menuju makam Rania. Ia melihat sosok gadis berpakaian serba hitam yang membawakan sebuket bunga untuk Rania, namun gadis itu tidak singgah lama dan mulai beranjak pergi dari makam Rania.
"Siapa ya dia.. mencurigakan banget" gumam Randana.
Tak lama setelah itu Randana langsung menuju ke makam Rania.
"Halo kak, Randana tinggal sendiri sekarang. Kakak udah pergi nyusul mama sama papa. Padahal Randana kangen sama kakak". air matanya perlahan mulai menetes.
"kakak tenang ya disana. Randa janji, bakal temuin orang yang nabrak kakak, yang sampai bikin kakak meninggal dan Randa gak akan maafin orang itu". Tangannya menyeka air matanya yang mulai deras.
***
Toni sudah sampai di Jepang, ia langsung saja menuju ke apartemennya. Sesampainya disana, Toni langsung mencari Randana. Akan tetapi tidak ada siapapun di dalam apartemen itu. Ia mencoba menghubungi Randana, namun HP Randana tidak aktif. Toni kebingungan harus mencari Randana kemana. Lalu kemudian Toni teringat, jika ia sudah memasang CCTV di setiap bagian sudut apartemen itu. Toni pun mulai mengecek rekaman CCTV yang ada di laptopnya. Tenyata benar saja ia melihat Randana yang membawa sebuah koper dan menuju keluar apartemen. Toni melihat rekaman lain, dan terlihat Randana telah menguping pembicaraannya dengan Bi Sumi.
"Anak itu pasti lagi ada di Jakarta" ucap Toni dengan sedikit frustasi.
Meskipun Toni sempat merasa khawatir dengan kepergian Randana, tetapi Toni yakin jika Randana bisa menjaga dirinya sendiri. Karena Toni juga pernah mengajarkannya teknik bela diri dan kemampuan mata-matanya pada Randana.
***
Petualangan Randana dimulai, ia sudah siap menjadi siswa baru di sekolah Rania dulu. Berhari-hari sudah, ia mempersiapkan semua misinya. Ia tidak memutuskan untuk tinggal dirumahnya yang di tempati Rania dulu, karena itu akan menghancurkan rencananya. Dan pasti Omnya Toni akan mengetahui keberadaan Randana.
Randana menyewa kontrakan untuk di singgahinya, ia mendapatkan uang dari ATM yang Toni berikan waktu itu. Kebetulan karena Omnya Toni adalah seorang mata-mata. Maka otomatis setiap Toni mendapatkan misi, Randana dan Toni harus merubah identitasnya. Sesuai dalam berkas-berkas yang Randana bawa dari Jepang, namanya telah berubah menjadi Nadia. Ia pun harus merubah penampilannya menjadi sosok yang benar-benar berbeda dari sosok dirinya yang sesungguhnya. Kacamata yang ia pakai pun cukup menghiasi penampilannya.
"Silahkan perkenalkan nama kamu?" Perintah Guru itu pada Randana.
"Perkenalkan semuanya nama saya Nadia Ayumi, kalian bisa panggil saya Nadia." Ucap Randana memperkenalkan diri.
Ia pun mulai duduk disebelah gadis yang terlihat duduk dibangku sendirian.
"Halo aku Nadia, kamu?" Ucap Randana pada gadis itu sambil mengulurkan tangannya, namun gadis itu mengacuhkan pertanyaan Randana.
Jam pelajaran pertama telah usai, Randana masih belum juga beranjak dari bangkunya. Matanya tertuju pada gadis yang duduk disebelahnya, yang sedang sibuk mengerjakan tugas sekolah.
"Kamu gak ke kantin?" Tanya Randana pada gadis itu. Namun gadis itu tetap tidak merespon pertanyaan Randana.
"Kamu kenapa sih, dari tadi aku tanya gak jawab. Bahkan nama kamu aja aku gak tau" kesal Randana.
Gadis itu mulai menghentikan aktifitas menulisnya, dan seperti ingin mengucapkan sesuatu pada Randana. Namun tiba-tiba ada sekelompok genk yang datang mengagetkan mereka berdua.
"Heh cewek upik, tugas gue gimana? Udah selesai belum?" tingkahnya seakan seperti bos yang menyuruh pembantunya.
"Belum, masih tinggal satu soal lagi" jawab gadis itu pelan.
"Ya udah buruan, gue tungguin!!!" perintah gadis itu yang ternyata bernama Monik. Ia dan genknya langsung duduk dibangku tepat didepan Randana dan gadis itu duduk.
Monik menyadari keberadaan Randana yang sedari tadi duduk di sebelah gadis itu.
"Lo siapa? Kayaknya gue baru lihat lo deh" tanya Monik pada Randana.
"Saya Nadia kak, murid baru" jawab Randana.
"Oh gitu..." jawabnya singkat
Akhirnya gadis itu telah selesai mengerjakan tugas sekolah Monik dan mulai membereskan buku-buku yang ada di atas mejanya. Ia pun menyerahkan buku pelajaran milik Monik. Monik dan genknya pun mulai meninggalkan mereka. Tapi sebelum Monik pergi, ia membisikan sesuatu kepada Randana.
"Hati-hati cewek di sebelah lo psycho entar lo dijadiin tumbal lagi" ucap Monik tersenyum sinis.
Entah kenapa Randana ingin sekali mengeluarkan jurusnya yang selama ini diajarkan oleh Toni ketika menghadapi penjahat, tetapi posisinya saat ini membuat ia sadar jika Randana harus tetap bersabar.
"Kenapa kamu mau sih di suruh-suruh sama mereka?" Tanya Randana pada gadis itu.
"Gak apa-apa kok" jawabnya singkat.
"Nama kamu siapa? Temenan sama aku yuk" tanya Randana.
"Aku Nila, emangnya kamu gak apa-apa temenan sama aku" jawabnya ragu-ragu.
"Ya gak apa lah, emang kenapa sih?" Tanyanya heran.
Namun Nila hanya menggelengkan kepala.
"Berarti mulai hari ini kita teman". Ucap Randana bersemangat.
Nila hanya tersenyum kecil mendengar pernyataan Randana.
\*\*\*
Bel panjang berbunyi, petanda waktu sekolah telah usai. Anak-anak berhamburan untuk segera ingin pulang. Randana yang paling terakhir di kelas, bahkan Nila juga sudah pergi meninggalkan kelas. Kemudian Randana segera pergi meninggalkan kelas. Namun saat ia keluar dari ruangan kelas, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menabraknya hingga ia terjatuh.
Akan tetapi anak laki-laki itu mengacuhkan Randana yang sudah tersungkur di lantai, dan ia meninggalkan Randana begitu saja. Tanpa mereka sadari ada anak laki-laki lain yang melihat kejadian itu dari jauh. Lalu anak laki-laki itu datang menghampiri Randana dan berniat membantunya.
"Kamu gak apa-apa kan?" Tanya laki-laki itu pada Randana, ia mengulurkan tangannya pada Randana.
"Eh... gak apa-apa kok kak, makasih ya" jawab Randana, menerima uluran tangan dari laki-laki itu.
"Wajah kamu kayak gak asing deh, kayak mirip siapa gitu ya..."ucap laki-laki itu dengan penuh penasaran.
"Masak sih kak, soalnya aku disini murid baru kak" ucap Randana sedikit kikuk.
"Eh... apa aku yang salah kali ya" jawab laki-laki itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Oh iya kalau boleh tau nama kamu siapa?" tanyanya lagi.
"Aku Nadia, nama kakak siapa?" tanya Randana.
"Aku Rama, anak kelas 12" jawabnya dengan tersenyum.
"Oh iya, kamu gak usah ambil hati ya sama cowok yang nabrak kamu tadi, dia emang gitu kelakuannya. Cuek banget sama sekitar" jelas Rama.
"Emangnya kakak kenal sama cowok tadi?" tanya Randana.
"namanya Dika. Dia sekelas sama aku" jawab Rama.
Randana hanya menanggapi dengan anggukan kepala.
"Em...kalau kamu udah gak apa-apa, aku pergi dulu ya mau pulang" pamit Rama
"Iya kak, makasih ya sekali lagi" ucap Randana.
Balas Rama tersenyum lalu pergi meninggalkan Randana.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments