NovelToon NovelToon

RANDANA

BAB 1, KEMATIAN RANIA

Nafasnya sudah mulai terengah-engah dan kakinya pun sudah tidak kuat untuk melangkah lebih panjang lagi. Tapi apa yang harus Rania perbuat, karena segerombolan anak yang mengejarnya sudah mulai mendekat kearahnya.

"Mau kemana Rania cantik" ucap salah satu dari mereka yang bernama Monik.

"Apasih yang kalian mau dari aku" jawab Rania dengan tubuhnya yang sudah bergetar karena ketakutan.

"Yang gue mau, lo jangan pernah menghalangi rencana gue" tegas Monik.

Dengan cepat Monik memberi kode kepada teman-temannya yaitu Laura dan Reta untuk membawa Rania ke gudang dan menguncinya disana.

"LEPASIN..."

Apa yang bisa Rania perbuat, karena ia hanya sendiri sedangkan mereka ada bertiga, sehingga membuat Rania harus terkunci di dalam gudang yang kotor itu.

"Tolong jangan lakukan ini ke aku" Teriak Rania sambil berusaha membuka pintu gudang.

"Mau lo teriak sekeras apapun, gak akan ada yang bisa denger" ucap monik dengan senyum kejamnya.

Mereka bertiga kemudian langsung meninggalkan Rania yang terkunci digudang sendirian.

***

Jepang, 12/08/2022 || 16.35 (waktu Jepang)

Malam mulai menyelimuti negri sakura itu, Randana hendak mengambil handuk lalu bergegas pergi untuk mandi. Namun langkahnya tiba-tiba berhenti ketika mendengar nada dering dari ponselnya itu.

Pesan dari Rania :

"Dek... cepet pulang ya... kakak kangen".

Balas Randana :

"Randa juga kangen sama kakak... Randa pasti pulang kok kak, tinggal nunggu waktu aja".

Randana memang sudah lama pergi ke Jepang bahkan saat itu usianya masih menginjak 10 tahun, ia memutuskan untuk belajar di Jepang dan tinggal bersama adik dari papanya itu, yang sudah lama tinggal disana.

***

Rania berusaha sebisa mungkin untuk membuka pintu gudang itu, tapi tetap saja ia tidak bisa karena tubuhnya sudah mulai melemah.

Ia menatap jam tangannya, terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Gimana ini kalau aku disini terus bisa-bisa aku mati" lalu Rania teringat jika ia membawa ponsel di tasnya, dan berniat untuk menelpon orang rumah.

"Ishhh.. mati lagi ponselnya" ucapnya kesal

Matanya mulai mencari celah disetiap ruang gudang itu, dan ia pun melihat sebuah sinar yang tertutup oleh kayu-kayu yang sudah rapuh.

Rania pun segera mendekati sinar itu, dan mulai menyingkirkan kayu-kayu yang menghalanginya. Benar saja ternyata Rania menemukan jendela tua yang terbuat dari kayu, tapi sayangnya jendela itu telah dipaku setiap bagian ujungnya jadi sangat sulit untuk dibuka.

Rania mulai mencari cara dan melihat sekeliling gudang untuk mencari benda yang mungkin bisa ia gunakan untuk membuka jendela. Akhirnya ia menemukan sebuah tang dan ia mulai membuka satu-persatu paku yang tertancap di jendela tua itu. Paku satu-persatu terlepas dan ia segera membuka jendelanya dan bergegas untuk keluar dari gudang itu.

Saat akan menaiki jendela kakinya tak sengaja tersayat oleh paku yang masih menempel pada dinding gudang dan membuat kakinya berdarah, namun ia mengabaikan rasa sakit itu karena dipikirannya sudah tersirat untuk segera pulang. Rania sudah berhasil keluar, ia pun bergegas pergi dari sekolah meski kakinya sedikit terseret ketika berjalan. Ia terus menyusuri jalan dengan kakinya yang sudah banyak mengeluarkan darah. Dari tadi ia mencari taksi namun tidak ada satupun taksi yang berhenti. Kemudian Rania segera pergi ketempat yang mungkin bisa menemukan taksi disana. Namun saat ia menyebrang, tiba-tiba sepeda motor melintas dengan kecang.

BRUUKKK...

Rania terpental ke sebrang jalan dan membuatnya tak sadarkan diri. Orang-orang yang berada disekitar kejadian segera berlarian menghampiri Rania. Sedangkan orang yang menabrak Rania selamat, namun ia segera bergegas pergi meninggalkan Rania yang sudah terluka parah. Rania pun segera dibawa ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada di sekitar kejadian.

***

Rania dan Randana adalah dua anak perempuan yang sangat beruntung karena terlahir sebagai anak orang kaya. Namun sekaligus mereka merasa sial, karena kedua orang tuanya meninggal dalam kecelakaan mobil ketika usia Rania 11 tahun sedangkan Randana berusia 10 tahun.

Akhirnya mereka harus diasuh oleh pamannya yang bernama Toni. Akan tetapi karena Toni adalah seorang mata-mata di Jepang, ia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya begitu saja karena banyak misi-misi yang harus ia tuntaskan. Sehingga Toni harus membawa dua saudara itu ikut bersamanya ke Jepang, namun Rania menolak karena ia tidak bisa meninggalkan makam orangtuanya tersebut.

Alhasil Toni memutuskan untuk menitipkan Rania pada pembantu yang telah lama bekerja pada mereka, dan hanya akan membawa Randana seorang. Meski begitu Rania masih dalam pantauan Toni, dan harta orang tua mereka Toni kelola dengan baik walau ia harus memantaunya dari kejauhan.

***

Jepang 14/08/2022 || 17.15 (waktu Jepang)

Pemandangan langit sore dari balkon apartemen membuat Toni menikmati udara sore itu, secangkir kopi cukup memberinya kesan yang menenangkan setelah bekerja begitu berat. Namun ponselnya tiba-tiba berbunyi, dan membuat Toni berpaling ke arah ponsel yang berada di atas meja. Ia pun segera melihat ponselnya dan melihat siapa yang menelponnya. Dan ternyata itu adalah telepon dari Bi Sumi, pembantu yang merawat Rania.

"Iya hallo, bagaimana bik?"

"Anu pak itu...non Rania pak" ucap Bi Sumi yang terdengar gugup.

"Anu kenapa... ada apa dengan Rania?" tanya Toni penasaran

"itu pak non Rania.. non Rania kecelakaan" tangis Bi Sumi pun pecah.

Toni tak percaya mendengar hal itu, ia pun memastikan lagi ucapan Bi Sumi.

"Kalau ngomong yang bener kenapa Rania?" tanya Toni memastikan.

"Tadi saya dapat telpon dari rumah sakit dan mereka memberi kabar kalau non Rania kecelakaan pak, dan sekarang non Rania sedang kritis" ucap Bi Sumi menjelaskan.

"Oke kamu jangan khawatir saya akan segera pergi kesana sekarang" ucap Toni yang langsung mematikan poselnya.

Ia segera bersiap-siap membereskan pakaiannya dan segera pergi ke bandara. Tetapi tanpa Toni sadari, Randana telah mendengarkan percakapannya dengan Bi Sumi. Namun Toni tidak tau jika Randana sudah pulang dari mini market, dan ia hanya meninggalkan secarik kertas untuk Randana yang ditaruhnya di atas meja makan. Lalu Randana segera membaca isi surat itu.

Om Toni:

Randana om sekarang sedang menuju ke Jakarta... karena ada bisnis mendadak. Kamu gak usah kawatir soal makan dan kebutuhan lain-lain, om sudah tinggalin kamu kartu ATM yang om taruh dilaci kamar kamu. Om gak akan lama kok, kamu hati-hati ya.

"Kenapa harus bohong sih om" ucap Randana dengan nada kecewa.

***

Sesampainya di Indonesia, Toni langsung berangkat ke rumah sakit dimana Rania di rawat. Di rumah sakit ia bertanya kepada bagian resepsionis mengenai tempat kamar Rania di rawat, lalu suster pun memberitahunya. Dan Toni segera menuju ke ruangan tersebut. Namun sesampainya disana, Toni malah melihat Bi Sumi menangis di depan pintu dimana Rania dirawat. Kemudian Toni yang melihat situasi itu, segera menghampiri Bi Sumi.

"Bik.. Rania gimana?" Tanya Toni yang mengagetkan Bi Sumi.

"Pak..." ucap Bi Sumi yang sudah tak kuat menahan tangis

"Non Rania sudah meninggal pak" lanjut Bi Sumi tanpa basa basi

"Gak mungkin" seketika tubuh Toni melemas dan ia mulai meneteskan air matanya dengan sedikit tidak percaya.

"Non Rania mengalami pendarahan yang sangat banyak pak, sehingga ia harus membutuhkan banyak donor darah. Akan tetapi rumah sakit sedang kehabisan stok darah tersebut, sedangkan non Rania harus membutuhkan secepat mungkin. Hingga akhirnya non Rania tetap tidak bisa diselamatkan pak" jelas Bi Sumi.

"Kita urus jenazahnya secepat mungkin bik" ucap Toni.

"Non Randana bagaimana pak?" tanya Bi Sumi.

"Biar itu jadi urusan saya" ucap Toni

***

Pemakaman Rania telah di urus oleh Toni, dan di makamkan tepat disebelah makam orang tuannya.

"Bik nanti saya langsung pulang ke Jepang, dan saya masih minta tolong sama Bi Sumi buat ngerawat rumah. Tenang saja soal bayaran tetap seperti biasanya" jelas Toni

"Baik Pak" jawab Bi Sumi

Setelah semua selesai diurus, mereka segera meninggalkan makam Rania.

***

Seorang gadis datang dengan pakaian yang serba hitam, senada dengan masker dan kacamatanya. Ia begitu bergetar saat sampai di hadapan makam Rania.

"Maaf"

Hanya itu yang keluar dari mulutnya dan menaruhkan sebuket bunga disebelah nisan Rania. Ia pun segera pergi dari makam itu.

☆☆☆☆☆

Bersambung...

BAB 2, PENYAMARAN

Randana dengan cepat mengikuti Toni yang hendak memasuki Bandara, tanpa Toni tahu ternyata Randana sudah memesan tiket secara online ke Indonesia saat diperjalanan menuju Bandara. Ternyata Toni dan Randana menaiki satu pesawat, walau begitu Toni tetap tidak menyadari keberadaan Randana.

Akhirnya setelah 2 jam perjalanan, sampailah mereka di Indonesia. Dan Toni tetap tidak menyadari jika Randana sedari tadi telah mengikutinya. Terlihat Toni memesan Taksi dan mulai melaju ke arah yang akan ditujunya. Randana yang melihat hal itu langsung membuntuti Toni. Sampailah Toni di sebuah Rumah sakit tempat dimana Rania dirawat. Dan sesampainya disana Randana tetap mengikuti Toni, sampai pada akhirnya Randana harus mendengar jika kakaknya Rania telah meninggalkan dunia.

***

Randana hanya bisa melihat pemakaman kakaknya itu dari kejauhan. Hingga saat Toni dan Bi Sumi pergi meninggalkan makam Rania, barulah Randana memberanikan diri untuk mendekati makam Rania.

Akan tetapi, saat Randana hendak menuju makam Rania. Ia melihat sosok gadis berpakaian serba hitam yang membawakan sebuket bunga untuk Rania, namun gadis itu tidak singgah lama dan mulai beranjak pergi dari makam Rania.

"Siapa ya dia.. mencurigakan banget" gumam Randana.

Tak lama setelah itu Randana langsung menuju ke makam Rania.

"Halo kak, Randana tinggal sendiri sekarang. Kakak udah pergi nyusul mama sama papa. Padahal Randana kangen sama kakak". air matanya perlahan mulai menetes.

"kakak tenang ya disana. Randa janji, bakal temuin orang yang nabrak kakak, yang sampai bikin kakak meninggal dan Randa gak akan maafin orang itu". Tangannya menyeka air matanya yang mulai deras.

***

Toni sudah sampai di Jepang, ia langsung saja menuju ke apartemennya. Sesampainya disana, Toni langsung mencari Randana. Akan tetapi tidak ada siapapun di dalam apartemen itu. Ia mencoba menghubungi Randana, namun HP Randana tidak aktif. Toni kebingungan harus mencari Randana kemana. Lalu kemudian Toni teringat, jika ia sudah memasang CCTV di setiap bagian sudut apartemen itu. Toni pun mulai mengecek rekaman CCTV yang ada di laptopnya. Tenyata benar saja ia melihat Randana yang membawa sebuah koper dan menuju keluar apartemen. Toni melihat rekaman lain, dan terlihat Randana telah menguping pembicaraannya dengan Bi Sumi.

"Anak itu pasti lagi ada di Jakarta" ucap Toni dengan sedikit frustasi.

Meskipun Toni sempat merasa khawatir dengan kepergian Randana, tetapi Toni yakin jika Randana bisa menjaga dirinya sendiri. Karena Toni juga pernah mengajarkannya teknik bela diri dan kemampuan mata-matanya pada Randana.

***

Petualangan Randana dimulai, ia sudah siap menjadi siswa baru di sekolah Rania dulu. Berhari-hari sudah, ia mempersiapkan semua misinya. Ia tidak memutuskan untuk tinggal dirumahnya yang di tempati Rania dulu, karena itu akan menghancurkan rencananya. Dan pasti Omnya Toni akan mengetahui keberadaan Randana.

Randana menyewa kontrakan untuk di singgahinya, ia mendapatkan uang dari ATM yang Toni berikan waktu itu. Kebetulan karena Omnya Toni adalah seorang mata-mata. Maka otomatis setiap Toni mendapatkan misi, Randana dan Toni harus merubah identitasnya. Sesuai dalam berkas-berkas yang Randana bawa dari Jepang, namanya telah berubah menjadi Nadia. Ia pun harus merubah penampilannya menjadi sosok yang benar-benar berbeda dari sosok dirinya yang sesungguhnya. Kacamata yang ia pakai pun cukup menghiasi penampilannya.

"Silahkan perkenalkan nama kamu?" Perintah Guru itu pada Randana.

"Perkenalkan semuanya nama saya Nadia Ayumi, kalian bisa panggil saya Nadia." Ucap Randana memperkenalkan diri.

Ia pun mulai duduk disebelah gadis yang terlihat duduk dibangku sendirian.

"Halo aku Nadia, kamu?" Ucap Randana pada gadis itu sambil mengulurkan tangannya, namun gadis itu mengacuhkan pertanyaan Randana.

Jam pelajaran pertama telah usai, Randana masih belum juga beranjak dari bangkunya. Matanya tertuju pada gadis yang duduk disebelahnya, yang sedang sibuk mengerjakan tugas sekolah.

"Kamu gak ke kantin?" Tanya Randana pada gadis itu. Namun gadis itu tetap tidak merespon pertanyaan Randana.

"Kamu kenapa sih, dari tadi aku tanya gak jawab. Bahkan nama kamu aja aku gak tau" kesal Randana.

Gadis itu mulai menghentikan aktifitas menulisnya, dan seperti ingin mengucapkan sesuatu pada Randana. Namun tiba-tiba ada sekelompok genk yang datang mengagetkan mereka berdua.

"Heh cewek upik, tugas gue gimana? Udah selesai belum?" tingkahnya seakan seperti bos yang menyuruh pembantunya.

"Belum, masih tinggal satu soal lagi" jawab gadis itu pelan.

"Ya udah buruan, gue tungguin!!!" perintah gadis itu yang ternyata bernama Monik. Ia dan genknya langsung duduk dibangku tepat didepan Randana dan gadis itu duduk.

Monik menyadari keberadaan Randana yang sedari tadi duduk di sebelah gadis itu.

"Lo siapa? Kayaknya gue baru lihat lo deh" tanya Monik pada Randana.

"Saya Nadia kak, murid baru" jawab Randana.

"Oh gitu..." jawabnya singkat

Akhirnya gadis itu telah selesai mengerjakan tugas sekolah Monik dan mulai membereskan buku-buku yang ada di atas mejanya. Ia pun menyerahkan buku pelajaran milik Monik. Monik dan genknya pun mulai meninggalkan mereka. Tapi sebelum Monik pergi, ia membisikan sesuatu kepada Randana.

"Hati-hati cewek di sebelah lo psycho entar lo dijadiin tumbal lagi" ucap Monik tersenyum sinis.

Entah kenapa Randana ingin sekali mengeluarkan jurusnya yang selama ini diajarkan oleh Toni ketika menghadapi penjahat, tetapi posisinya saat ini membuat ia sadar jika Randana harus tetap bersabar.

"Kenapa kamu mau sih di suruh-suruh sama mereka?" Tanya Randana pada gadis itu.

"Gak apa-apa kok" jawabnya singkat.

"Nama kamu siapa? Temenan sama aku yuk" tanya Randana.

"Aku Nila, emangnya kamu gak apa-apa temenan sama aku" jawabnya ragu-ragu.

"Ya gak apa lah, emang kenapa sih?" Tanyanya heran.

Namun Nila hanya menggelengkan kepala.

"Berarti mulai hari ini kita teman". Ucap Randana bersemangat.

Nila hanya tersenyum kecil mendengar pernyataan Randana.

\*\*\*

Bel panjang berbunyi, petanda waktu sekolah telah usai. Anak-anak berhamburan untuk segera ingin pulang. Randana yang paling terakhir di kelas, bahkan Nila juga sudah pergi meninggalkan kelas. Kemudian Randana segera pergi meninggalkan kelas. Namun saat ia keluar dari ruangan kelas, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang menabraknya hingga ia terjatuh.

Akan tetapi anak laki-laki itu mengacuhkan Randana yang sudah tersungkur di lantai, dan ia meninggalkan Randana begitu saja. Tanpa mereka sadari ada anak laki-laki lain yang melihat kejadian itu dari jauh. Lalu anak laki-laki itu datang menghampiri Randana dan berniat membantunya.

"Kamu gak apa-apa kan?" Tanya laki-laki itu pada Randana, ia mengulurkan tangannya pada Randana.

"Eh... gak apa-apa kok kak, makasih ya" jawab Randana, menerima uluran tangan dari laki-laki itu.

"Wajah kamu kayak gak asing deh, kayak mirip siapa gitu ya..."ucap laki-laki itu dengan penuh penasaran.

"Masak sih kak, soalnya aku disini murid baru kak" ucap Randana sedikit kikuk.

"Eh... apa aku yang salah kali ya" jawab laki-laki itu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh iya kalau boleh tau nama kamu siapa?" tanyanya lagi.

"Aku Nadia, nama kakak siapa?" tanya Randana.

"Aku Rama, anak kelas 12" jawabnya dengan tersenyum.

"Oh iya, kamu gak usah ambil hati ya sama cowok yang nabrak kamu tadi, dia emang gitu kelakuannya. Cuek banget sama sekitar" jelas Rama.

"Emangnya kakak kenal sama cowok tadi?" tanya Randana.

"namanya Dika. Dia sekelas sama aku" jawab Rama.

Randana hanya menanggapi dengan anggukan kepala.

"Em...kalau kamu udah gak apa-apa, aku pergi dulu ya mau pulang" pamit Rama

"Iya kak, makasih ya sekali lagi" ucap Randana.

Balas Rama tersenyum lalu pergi meninggalkan Randana.

.

.

Bersambung...

BAB 3, TERNYATA NILA...

Randana selalu berangkat lebih awal ke sekolah, entah apa yang ia lakukan? Randana selalu mengitari seluruh lorong sekolah.

Tiba-tiba ia melihat pemandangan yang terlihat ganjal dipikirannya.

"Itu bukannya... Nila" ucap Randana.

Ia melihat Nila yang sedang keluar dari mobil tapi ada gadis lain juga ikut turun bersamanya yaitu Monik.

"Kenapa Nila sama Monik ya, memangnya mereka ada hubungan apa?" Ucap Randana bertanya-tanya.

***

Dua gadis menuruni mobil yang sudah sampai dihalaman sekolah. Mereka adalah Nila dan Monik.

"Eh upik tunggu" teriak Monik pada Nila.

Nila langsung saja berhenti berjalan ketika Monik memanggilnya.

"Main nyelonong aja lo, tugas gue mana yang lo kerjain semalem?" tanya monik.

Nila segera mengambil buku yang ada di dalam tasnya itu, Namun buku yang ia cari tidak kunjung Nila temukan. Dan Nila teringat jika bukunya lupa ia masukan ke dalam tas.

"Bukunya ketinggalan kak" ucapnya pelan.

"APA!!! SENGAJA YA LO TINGGALIN BUKU GUE, BIAR GUE DIHUKUM IYA KAN" bentak Monik.

"Enggak kak, aku beneran lupa" ucap Nila.

"BOHONG LO" Monik mendorong Nila sekeras mungkin agar Nila terjatuh, namun tiba-tiba dengan sigap seorang pria segera menangkap tubuh Nila yang hampir saja terjatuh.

"Kamu gak apa-apa?" Tanya laki-laki itu yang ternyata Rama.

Nila hanya menggelengkan kepalanya.

"Keterlaluan ya lo nik, sikap lo tu gak pernah baik sama Nila. Dia itu adik lo, jangan lo perlakuin dia kayak pembantu dong" ucap Rama.

"Gak usah ikut-ikutan deh lo Ram" teriak Monik.

"Gue gak akan tinggal diam ya sama lo, sampai lo sakitin Nila lagi lo akan berhadapan sama guru BK" ancam Rama.

Monik merasa kesal karena ucapan Rama, ia pun segera meninggalkan Nila. Akan tetapi sebelum pergi ia sempat mengancam Nila.

"Tapi awas aja lo, kalau entar sampai gue dapat hukuman" ancam Monik pada Nila.

Tak jauh dari kejadian Nila dan Monik, ternyata Randana mengawasi peristiwa tersebut. Ia juga mendengar percakapan mereka, namun Randana terkejut ketika mendengar jika ternyata Nila adalah adik Monik.

***

Bel sekolah sudah berbunyi pertanda pelajaran akan segera di mulai.

Terlihat Monik sangat gelisah ketika Guru MTK masuk ke kelasnya, karena tugas rumahnya tidak sengaja ditinggalkan dirumah oleh Nila.

"Kenapa sih lo Nik, gak tenang banget" tanya Reta salah satu teman Monik.

"Tugas gue ditinggalin dirumah sama si upik" jawab Monik dengan kesal.

"Anak-anak tugas ibu yang kemarin tolong dikumpulkan". Perintah Guru matematika itu.

Monik hanya pasrah dengan situasi saat ini meski sebenarnya hatinya sudah sangat kesal.

"awas aja ya lo" lirih monik kesal

Semua anak sudah mengumpulkan tugasnya masing-masing, kecuali Monik dan beberapa teman kelasnya.

"Disini yang tidak mengumpulkan tugas adalah Riko, Nana, Jeko, Dika, dan juga Monik. Silahkan kalian maju ke depan" perintah Bu Guru.

Kelima anak yang dipanggil itu segera maju kedepan.

"Dika... kamu udah sering sekali tidak mengumpulkan tugas. Kamu niat sekolah atau tidak" bentak Guru itu pada Dika

"Niat buk" jawab Dika sangat pelan.

"Besok orang tua kamu harus datang kesekolah untuk menghadap saya" ucap bu guru.

"Ta..tapi buk" elak Dika.

"Tidak ada tapi-tapian, ini perintah" tegas bu guru. Dan Dika hanya terdiam pasrah.

"Monik, tumben sekali kamu tidak mengerjakan tugas" tanya bu guru.

"Maaf buk, buku saya ketinggalan, tapi saya udah mengerjakan kok buk" jawab Monik. Dan guru itu hanya mengangguk.

"Oke kalau begitu, kalian semua ibu suruh untuk membersihkan kamar mandi sampai jam pelajaran pertama habis, mengerti" perintah guru matematika itu.

"Iya bu..." jawab semua serempak.

***

Suasana kantin sudah terpenuhi oleh lautan siswa yang hendak mengisi perutnya, tak terkecuali Randana dan Nila.

Sebenarnya Nila hampir tidak pernah jajan di kantin. Namun karena Randana yang memaksa, akhirnya Nila harus mengikuti perintahnya.

Tapi tiba-tiba Monik dan kedua temannya datang mengganggu mereka, dan menghancurkan suasana makan mereka.

"Bagus ya..., lo udah bikin gue dihukum sekarang malah asik-asikan makan dikantin, lo ngerayaain karena gue dihukum kan. PUAS LO UDAH BIKIN GUE DI HUKUM" teriakan Monik mengalihkan pandangan semua anak yang berada dikantin.

"Bukan begitu kak, aku gak ada maksud kayak gitu kok kak" jawan Nila ketakutan.

"Alah bohong lo" elak Monik.

"Bener kok kak tadi Nila aku yang ngajak" ucap Randana membenarkan.

"Gak usah-usah ikut-ikutan lo murid baru" bentak Monik pada Randana.

Tanpa pikir panjang Monik langsung menyiramkan es teh yang berada di meja ke tubuh Nila dan membuat seragam Nila basah.

"Ini balasan dari gue karena lo udah bikin gue dihukum" ucap Monik dengan senyum puasnya. Lalu ia pergi meninggalkan Nila.

Namun saat Monik sedang melangkah tiba-tiba ia terjatuh, karena Randana sengaja menjegal kakinya itu.

'Aww...

Dengan sigap dua dayang-dayangnya itu membantu Monik yang sudah tersungkur di lantai.

Monik menyadari jika yang membuatnya jatuh itu adalah Randana.

"Heh anak baru lo sengaja ya jegal kaki gue" bentak Monik.

"Enggak kok kak tadi saya cuma mau berdiri buat tolongin Nila tapi malah kakak injak kaki saya, kaki saya juga sakit nih gara-gara kakak injak" ucap Randana mengelak.

Ucapan Randana berhasil membuat Monik pergi meninggalkan mereka.

"Baju kamu basah banget Nil" ucap Randana.

"Iya gak apa-apa kok" balas Nila.

"Ini kamu harus ganti Nil, nanti kita beli baju baru aja ya di koperasi" saran Randana.

"Udah gak usah, lagian uang aku gak cukup kok buat beli baju baru" jawab Nila

"Udah tenang aja biar aku yang beliin" ucap Randana.

"Tapi..." ucapan Nila terpotong oleh Randana.

"Gak ada tapi-tapian, Ok" potong Randana.

"Lagian kenapa kamu gak lawan aja sih tadi" tanya Randana.

"Gak bisa, yang ada entar dia laporan macam-macam lagi sama Papa" jawab Nila.

"PAPA, kalian berdua..." ucapan Randana menggantung.

"Iya kita saudara, tepatnya kak Monik itu saudara tiri aku. Mamanya menikah dengan Papaku. Tapi ya gitu dia selalu pintar buat ambil hati papa dan pada akhirnya papa selalu dikomporin biar selalu marahin aku. Tapi ya udah lah..." ucapnya dengan pasrah.

"Kamu sabar ya Nil, aku yakin pasti kamu bisa lewatin ini semua" ucap Randana menyemangati.

"Iya makasih Nad" balas Nila

.

.

.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!