"Kenapa kakak lihatin saya? tanya Randana pada Dika.
Dika hanya membisu dengan tatapannya yang begitu tajam pada Randana. Tanpa berkata apapun Dika segera pergi meninggalkan Randana.
Namun, dengan cepat Randana memegang tangan Dika sebelum dia pergi meninggalkannya.
"Apa'an sih..." pekik Dika.
"Maaf kak" ucap Randana yang langsung melepaskan tangan Dika yang tadi ia pegang.
"Ada masalah apa sih lo hah!!!." Teriak Dika yang mericuhkan keadaan perpustakaan yang semula hening.
Guru penjaga perpus yang mendengar teriakan Dika, langsung menegurnya.
Dika tidak melanjutkan lagi perdebatannya dengan Randana, karena akan menambah masalah untuk Dika. Dengan segera Dika pergi meninggalkan Randana.
"Nadia kamu kenapa?" tanya Nila yang menyadari kejadian tersebut.
"Gak apa-apa kok Nil, cuma salah paham aja." Jawab Randana.
"Ngomong-ngomong kamu kenal sama dia." tanya Randana sambil menunjuk ke arah Dika yang berada di rak sebelah.
"Gak kenal dekat sih, cuma sekedar tau." Jawab Nila.
"Emangnya kenapa kamu tiba-tiba tanyain kak Dika." tanya Nila lagi.
"Enggak cuma aneh aja." Jawab Randana.
"Kak Dika emang gitu dari dulu, anaknya cuek banget terus sering juga dapat masalah di sekolah. Sebenarnya dia hampir aja jadi baik, tapi sayang..." ucap nila menggantung sambil menarik panjang nafasnya.
"Sayang kenapa?" tanya Randana yang sangat penasaran."
"Gak ada... yuk kerjain lagi tugasnya!" Sela Nila untuk mengakhiri percakapannya. Padahal Randana sudah sangat penasaran dengan kelanjutan cerita Nila.
Setelah semua selesai mengerjakan tugas di perpustakaan, mereka segera meninggalkan tempat itu. Termasuk Randana dan Nila.
Seketika itu juga Dika pun ikut keluar, karena hukumannya yang sudah selesai. Entah kenapa Randana begitu penasaran dengan sosok Dika, hingga membuat ia mengikuti Dika hari ini dan menyuruh Nila untuk ke kelas terlebih dahulu.
Setelah hukuman selesai, Dika tidak langsung memasuki kelas. Tetapi Dika lebih memilih pergi ke tempat yang sepi, tepatnya berada di taman belakang sekolah yang jarang sekali murid-murid pergi kesana.
Dika langsung menduduki kursi yang berada di taman itu.
Dari kejauhan Randana sedang mengintip keberadaan Dika, yang ia lihat Dika hanyalah terdiam disana.
Randana sangat penasaran dengan sosok Dika, karena ia yang begitu misterius menurut Randana.
Tiba-tiba sosok lain datang menghampiri Randana.
"RANDANA." panggil suara itu yang ternyata Rama
Randana begitu terkejut karena kedatangan Rama begitu tiba-tiba.
"Kak Rama." Sapa Randana.
"Kamu ngapain Disini?" tanya Rama sambil melihat-lihat ke sekeliling taman.
"Gak ada kok kak." Ucap Randana.
Randana kembali melihat ke arah Dika, namun ternyata Dika sudah tidak ada di tempat itu.
"Kalau kamu memang ada yang perlu di ceritakan, ngomong aja sama aku. Siapa tau aku bisa bantu." tawar Rama.
"Dulu aku juga punya sahabat perempuan di sekolah ini, tapi sayang Tuhan lebih sayang dengan Dia." Ucap Rama lagi.
Randana berfikir apakah yang di ceritakanya itu adalah Rania.
"Kenapa bisa meninggal kak?" tanyanya
"Belum lama sih ceritanya sekitaran sebulan yang lalu, dia mengalami kecelakaan. Dia di tabrak, dan yang menabraknya pergi gitu aja tanpa tanggung jawab." ucap Rama.
Memang benar ternyata, orang yang dimaksud Rama pasti Rania. Itulah yang berada di pikiran Randana sekarang.
"Kasian ya kak dia, apa kakak suka sama perempuan itu?" tanya Randana.
"Enggak kok, dia sahabat aku dari SMP." ucap Rama.
Jadi memang banyak orang yang harus benar-benar Randana ketahui. termasuk orang-orang yang pernah dekat dengan Rania.
Randana jadi teringat dengan sosok yang ia temui di kuburan waktu itu, kenapa ia tidak sempat menyelidiki siapa wanita itu. bisa jadi wanita itu ada kaitannya dengan kecelakaan Randana. Atau mungkin dia Monik.
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments