Ikatan Cinta William
Langkah William begitu pasti. Pria berusia 35 tahun itu, tidak melihat kanan dan kiri. Tatapannya terus mengarah ke depan. Mark sang asisten terseok-seok mengikuti langkah panjangnya yang berjalan menuju lift.
“Mark, apa kamu sudah menemukan gadis yang aku inginkan?” tanya William pada mark yang berdiri di sampingnya.
“Sudah tuan. Usianya 24 tahun, masih kuliah, namanya Luna,” jawab mark pasti.
“Apa latar belakangnya?” tanya William penasaran.
“Orang kepercayaan saya mengatakan, dia dari kalangan biasa, kemarin tidak sengaja bertemu di sebuah cafe, akhirnya mereka berbincang. Ronald menawarkan untuk menjadi pasangan kontrak Anda, dan gadis itu setuju!” jelas Mark dengan sopan.
“Baiklah. Atur saja pertemuanku dengannya. Aku tidak mau kecewa untuk yang sudah-sudah.” William tersenyum senang karena mendapat mainan baru.
“Sepertinya ini menarik,” batin William seraya melihat jam tangannya yang telah menunjukkan pukul sembilan pagi.
“Baik tuan, nanti saya akan menghubungi Ronald,” sahut Mark menyanggupi permintaan bos besarnya.
“Hm!” jawab Wiliam tanpa ekspresi. Matanya kini menatap pintu lift, tak ,lama pintu lift terbuka. William melangkah keluar dari lift menuju ruangannya.
Dengan memasang wajah datar dan hanya suara dehemannya saja yang terdengar saat karyawan menyapanya. Ia terus berjalan sampai di ruangannya bersama sang asisten.
“Tuan ini proposal dari perusahaan tuan Burhan,” jelas mark meletakkan dokumennya di atas meja William.
“Burhan?” batin William.
William mengingat Burhan adalah rivalnya, dan kini Daniel mengajukan kerja sama. Apa ini sebuah lelucon? Apa Burhan sedang bercanda dengannya? Oh, ayolah. Apakah ada seorang rival yang mengajukan kerja sama? Rasanya sungguh menggelikan.
“Nanti saja aku memeriksanya. Mark bisakah kau mempercepat pertemuanku dengan gadis itu?” pinta William melihat Mark. William ingin Mark secepatnya mengatur jadwal pertemuan dengan gadis bernama Luna, karena ia tidak bisa berlama-lama jauh dari wanita.
“Baik tuan, Segera saya hubungi Ronald,” jawab mark kemudian Mark keluar dari ruangannya.
William mengerjakan pekerjaannya dengan begitu serius. Karena ia sangat menghargai waktu. Baginya setiap detik adalah berharga. William adalah seorang CEO dan memiliki banyak perusahaan. Namun kisah cintanya tak semulus karirnya. Ada saja ketidak cocokan sampai usianya kini sudah 35 tahun, dan justru ia senang bermain dengan gadis-gadis untuk memuaskan hasratnya.
Waktu terus berjalan hingga jam istirahat pun tiba. Semua pekerjaan William selesai tepat waktu yang ia perkirakan, saatnya ia merebahkan punggungnya di sandaran kursi kekuasaan untuk sedikit merilekskan otot-ototnya.
“Uhhh.... Kenapa Kepala ku tiba-tiba sakit?” gumamnya sambil memijit kedua pelipisnya. Sudah tiga ini William tidak menyalurkan hasratnya, dan itu membuat kepalanya sakit.
TOK...TOK…
Suara pintu ruangannya di ketuk seseorang. Membuat William meliriknya sekilas, lantas menyuruhnya untuk masuk.
“Masuk!” William melirik langkah seseorang yang telah masuk apartemennya.
“Tuan, gadis itu sudah bersedia bertemu dengan Anda!” ucap mark memberitahu bahwa gadis yang ia inginkan sudah bersedia menemuinya.
“Baiklah. Suruh saja datang ke apartemenku, dan mana kunci mobilku? Aku mau pulang,” Jawab William yang masih memijit pelipisnya sambil memejamkan matanya.
“Tapi tuan, jam dua nanti Anda ada meeting,” sergah Mark mengingatkan William.
“Batalkan!” jawab William datar, lalu melihat Mark terburu-buru mengambil kunci mobilnya di kantong jas kemudian memberikan pada William, setelahnya William meninggalkan Mark begitu saja.
“Jangan lupa kirim gadis itu ke
apartemenku!” pinta William sebelum benar-benar melangkah keluar dari ruangannya.
“Baik tuan!” Jawab mark patuh, lalu mengusap dadanya.
Melihat tingkah bosnya yang sering gonta-ganti wanita, lebih tepatnya ini wanita ketiga. Mark terkadang kewalahan harus mengatur jadwal ulang pekerjaannya. Hal itu membuat klien banyak yang komplain. Mark hanya bisa mengulur waktu agar para klien bersabar dan beralasan jika William sangat sibuk.
William mengendarai mobilnya dengan serius. Pria itu hanya ingin secepatnya sampai di apartemennya dan merebahkan tubuhnya. Sesampainya di apartemen, William membuka jas dan kemejanya, ia merasa sesak dengan kemeja dan jasnya. William duduk di sofa dan merebahkan punggungnya sambil menunggu gadis itu datang. Selang beberapa menit, ada sorang gadis masuk dan tentunya dengan bantuan Ronald. Setelah menunggu beberapa saat akhirnya Luna datang bersama Ronald.
“Selamat siang tuan,” sapa Ronald
“Hm!” balas William tanpa melihat Ronald dan masih bersandar di sandaran sofa sambil memejamkan matanya.
“Ini gadis yang Anda inginkan, tuan.”
“Hem! Kau boleh pergi, bonus mu nanti Mark yang akan mengurus!” tegas William tanpa melihat Ronald. Luna yang berdiri di dekat Ronald sedikit takut mendengar suara bas nan tegas milik William.
“Permisi tuan.”
“Hm.”
“Ingat tugasmu puaskan tuan William,” bisik Ronald di telinga Luna sebelum ia keluar.
Luna hanya mengangguk ragu. Setelah Ronald pergi. Luna melihat William masih memejamkan mata dan bertelanjang dada. Luna menggigit bibir bawahnya saat mendekati William, ada rasa takut dan terpesona melihat dada bidang William. Ditambah wajah William yang tampan dan tegas.
“Kau sudah datang?” tanya William tiba-tiba dan itu membuat Luna sedikit terkejut
“Eum.... I-iya tuan! Eum..., maaf tuan sudah mengagetkan Anda,” jawab Luna sedikit gugup terlebih kini William menghampirinya.
“Cantik! Sepertinya ini lebih menarik,” batin William
“Kamu sudah tahu tugasmu?” tanya William seraya mengangkat dagu Luna dengan jarinya. Luna bertambah gugup akan tetapi ia harus profesional.
“Saya sudah mengetahui tugas saya tuan. Sekarang tuan boleh melakukan apa saja pada saya,” bisik Luna di telinga William.
William menarik pinggang Luna hingga wajahnya bertemu, nafas mereka saling beradu membuat jantung Luna semakin tak beraturan. William tersenyum melihat kegugupan Luna.
“Kau gugup.” William melihat detail wajah cantik Luna.
“Sedikit, tuan. Ini pertama kalinya.”
William melepaskan tangannya dari pinggang Luna dan mengajaknya duduk di sofa.
“Santai saja. Aku tidak terburu-buru. Aku juga butuh mengenal dirimu lebih dulu.” Luna sekilas melihat William dan tersenyum malu.
Luna tersenyum dalam hati rupanya William tampan dan gagah. Dugaannya salah sudah mengira William pria botak dan gendut.
“Berapa usiamu?" Tanya William sambil menyesap rokoknya.
“24 tahun , tuan.”
“Kau masih kuliah?” Luna mengangguk.
“Semester akhir,” ujar Luna.
William tersenyum dalam hati. Mangsanya kali ini sungguh berbeda. Lebih muda dan lebih cantik. Tidak seperti wanita yang pernah ia kontrak.
“Kemari!” pinta William menepuk pahanya agar Luna duduk di pangkuannya.
Luna berdiri dengan ragu lalu menuruti perintah William. Ini pengalaman pertamanya bagi Luna bermain-main dengan pria usia jauh di atasnya dan terbilang cukup matang. Namun, ia juga cukup dewasa bagaimana memahami keinginan William.
“Kau cantik! Kenapa mau menerima tawaran dari anak buahku?” tanya William sambil menyibak rambut Luna lalu membimbing tangannya agar melingkar di lehernya.
“Saya membutuhkan uang untuk biaya kuliah, tuan.”
“Ok. Baiklah. Jalankan tugasmu maka aku akan memberikan apa yang kamu mau!” William kini memulai aksinya dan Luna hanya menurut saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝐀𝐧𝐠ᵇᵃˢᵉՇɧeeՐՏ🍻☪️¢ᖱ'D⃤
mencoba mampir yaa dan menyimak duli
2022-10-06
1
Firanda Firdaus
Nah ini siapa yang datang duluan, Luna kan? awas lo kalau nanti malah mengatakan William bejat dan kurang ajar, karena sudah dari awal datang bukan untuk cinta tapi untuk uang hhhh...
2022-09-17
0
lovely
mnjijikan c Willian ganteng kaya tapi murahan 😜 awas kna penyakit kelamin Luna bukannya cari duit halal 🥴
2022-09-17
0