Mempelai Pengganti Tuan Muda

Mempelai Pengganti Tuan Muda

Kacau

Fabian masih mondar-mandir di kamarnya. Sejak tadi, calon istrinya tidak bisa di hubungi. Fabian sudah mengirim banyak pesan pada Mentari. Tapi, Mentari tidak pernah membalasnya. Fabian juga sudah menelpon Mentari beberapa kali. Tapi Mentari tidak mau mengangkat telpon dari Fabian.

"Ke mana ya Mentari. Kenapa dia belum datang juga. Apa Mentari dan keluarganya, sedang terjebak macet di jalan," gumam Fabian.

Sejak tadi, Fabian hanya bisa menatap ponselnya. Belum ada kabar apapun dari pihak keluarga calon istrinya. Fabian saat ini sangat khawatir. Perasaannya jadi tidak enak. Fabian takut, akan terjadi apa-apa pada Mentari.

Ring...ring...ring...

Suara ponsel Fabian tiba-tiba saja berdering. Fabian segera mengangkat ponselnya.

"Halo Om. Kenapa baru menghubungiku? kenapa lama sekali datangnya Om? Mentari sudah siap kan Om?"

"Fabian. Sepertinya, pernikahanmu, harus dibatalkan Nak."

"Apa? kok dibatalkan Om? tapi kenapa?"

"Fabian, Mentari nggak ada Fabian. Tadi Om sudah mencari kemana-mana, tapi dia tidak ada."

"Terus, Mentari ke mana dong Om?"

"Om juga nggak tahu."

"Jangan bilang kalau Mentari kabur dan ninggalin pernikahan ini."

"Entahlah Nak. Mungkin, Mentari memang sudah pergi meninggalkan rumah. Om sudah cek di lemarinya, semua baju-bajunya juga dia bawa pergi."

"Apa! tega sekali dia pergi ninggalin aku. Terus, gimana ini dengan pernikahannya Om?"

"Fabian, Om juga nggak tahu."

"Ya udahlah. Aku tutup dulu telponnya Om. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Fabian memutuskan saluran telponnya. Setelah itu dia ke luar dari kamarnya. Fabian menuruni anak tangga dan dia melangkah untuk menghampiri orang tuanya.

Sesampai di ruang tengah, Fabian menghentikan langkahnya.

"Mama, Papa, sepertinya Mentari tidak akan datang ke sini," ucap Fabian menuturkan.

"Apa maksud kamu Fabian?" tanya Reva ibu Fabian.

"Mentari nggak ada di rumahnya. Sepertinya dia pergi dari rumah."

"Kamu tahu dari mana kalau Mentari pergi?" tanya Damar ayah Fabian.

"Tadi Om Riko menghubungiku. Dia mengatakan kalau Mentari tidak ada di kamarnya."

"Kok bisa seperti itu sih," ucap Bu Reva.

Damar ayah Fabian mengusap wajahnya kasar. Dia sangat kecewa sekali dengan calon menantunya.

"Bisa-bisanya Mentari kabur di saat-saat seperti ini. Benar-benar memalukan...!" geram Pak Damar.

Pak Damar tidak habis fikir dengan Mentari. Sudah bertahun-tahun dia menjalin hubungan dengan Fabian anaknya, tapi di hari pernikahannya, dia tega kabur meninggalkan pernikahan itu.

Fabian hanya bisa diam. Perasaannya saat ini, benar-benar kalut. Pernikahan yang selama ini dia impi-impikan bersama Mentari, hancur begitu saja hanya karena Mentari kabur meninggalkan pernikahan itu.

"Apa yang sekarang harus kita lakukan Pa?" Bu Reva sangat menyesali keputusan Mentari.

"Papa juga lagi mikir nih Ma. Papa malu sekali Ma, tamu-tamu papa di depan sudah banyak. Apa yang akan papa katakan pada mereka."

Sejak tadi Pak Damar hanya bisa mondar-mandir. Dia tampak sedang berfikir keras mencari solusi untuk mengatasi masalah ini.

Pak Damar sudah membuang banyak biaya dan waktu untuk mempersiapkan pesta pernikahan itu. Tapi dengan sekejap, calon menantunya sudah menghancurkan acara itu.

Pak Damar tidak mau menanggung malu. Dia ingin pernikahan itu tetap di laksanakan tanpa Mentari. Karena Pak Damar juga tidak mau mengecewakan tamu undangannya.

Tamu-tamu Pak Damar, bukan dari kalangan masyarakat biasa. Tapi kebanyakan mereka adalah para pembisnis sukses dari rekan-rekan bisnis Pak Damar.

'Apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku nggak mau menanggung malu. Aku ingin pesta ini tetap berjalan dengan lancar. Aku harus mencari wanita pengganti untuk Fabian. Tapi siapa.'

Pak Damar sudah mulai memutar otak, untuk mencari wanita pengganti untuk anaknya. Bisa tidak bisa, pernikahan itu harus tetap terlaksana. Mau tidak mau, Fabian harus menikah hari ini juga. Itulah yang sekarang sedang Pak Damar fikirkan.

"Bagaimanapun juga, pernikahan ini harus tetap dilaksanakan. Aku nggak mau kecewa seperti ini dan menanggung malu."

Pak Damar kemudian melangkah ke arah dapur. Dia menghampiri Syanum anak dari sopirnya yang saat ini, sedang sibuk menyiapkan parasmanan untuk acara pesta pernikahan itu.

"Syanum. Bisa ikut saya sebentar?" tanya Pak Damar.

"Ada apa Tuan?" tanya Syanum.

"Ada sesuatu, yang mau saya bicarakan sama kamu."

Syanum mengernyitkan alisnya bingung.

"Apa?"

"Ikutlah dulu Nak," ucap Pak Damar.

Syanum hanya mengangguk. Dia kemudian mengikuti majikannya naik ke lantai atas.

"Tuan Damar, kenapa Tuan Damar bawa saya ke sini?"

"Syanum, saya tidak mau banyak basa-basi lagi. Apakah kamu mau Syanum, untuk menggantikan Mentari menjadi istri Fabian?" tanya Pak Damar yang membuat Syanum terkejut.

"Apa?"

"Syanum. Tuan mohon Syanum. Cuma kamu Syanum, satu-satunya wanita yang Tuan harapkan bisa menjadi istri yang baik untuk anak saya."

"Ta-tapi, Tuan Fabian kan tidak cinta sama saya Tuan Damar. Dia cuma cinta sama Non Mentari."

Damar tersenyum.

"Pokoknya, kamu harus menikah dengan Fabian. Saya akan kasih berapapun yang kamu mau. Asal kamu mau menikah dengan anak saya. Karena Mentari kabur Syanum. Dia tidak akan pernah datang ke sini dan menikah dengan Fabian."

Syanum menghela nafasnya dalam.

"Tapi kenapa harus saya Tuan," ucap Syanum.

"Syanum. Tidak ada waktu lagi. Pernikahan itu, akan segera di mulai. Kamu harus menggantikan Mentari untuk menjadi istri Fabian."

Syanum masih tampak syok mendengar ucapan majikannya. Dia sejak tadi masih bengong.

****

Pak Damar tidak kehabisan akal. Dia memanggil Luna ponakannya untuk merias wajah Syanum.

"Om, untuk apa Om panggil aku ke sini?" tanya Luna.

"Luna, kamu bisa kan rias wajah Syanum."

"Tapi, untuk apa Om?"

"Di dalam lemari, ada kebaya milik Dila. Tolong kamu pakaikan ke Syanum. Dan tolong kamu rias wajah Syanum secantik mungkin."

Luna tidak mengerti dengan maksud Om nya.

"Luna. Jangan bengong aja. Lakukan sekarang...!" sentak Pak Damar.

"Oh, baik Om."

Luna masih tidak mengerti apa maksud semua ini. Kenapa anak Pak Herman harus dirias seperti pengantin.

Syanum sejak tadi, masih menurut dengan Luna. Luna merias wajah Syanum dan memakaikan kebaya milik Dila kakak perempuan Fabian.

Luna tersenyum saat dia sudah berhasil menyulap wajah Syanum menjadi cantik.

"Kamu cantik sekali Syanum."

"Non Luna bisa aja. Bukan aku yang cantik Non. Tapi, Non yang pandai merias wajahku sehingga aku bisa secantik ini."

"Tapi ngomong-ngomong, untuk apa Om Damar melakukan ini? A

apa dia akan menyuruh kamu untuk menemui para tamu di depan?"

Syanum diam. Sebenarnya Syanum malu sekali menjadi pengantin pengganti. Dia juga tidak akan tahu, bagaimana reaksi Fabian dan para tamu nanti, saat dia turun ke bawah.

Syanum sejak tadi masih menundukkan kepalanya.

"Kenapa Syanum? kenapa kamu sedih?" tanya Luna.

Syanum menatap Luna.

"Bagaimana aku tidak sedih Non. Tuan Damar, menyuruh aku untuk menikah dengan Tuan Fabian."

"Apa...!" Luna terlonjak kaget.

Dia sama sekali tidak menyangka kalau ternyata Syanum akan menggantikan Mentari.

"Kamu seriusan Syanum?"

"Non Mentari tidak akan pernah datang ke sini. Karena dia sudah kabur dari rumah, Non Luna."

"Kamu yakin ? Aku nggak lagi mimpi kan?"

Luna mencubit tangannya sendiri dengan keras.

"Auh... sakit. Ternyata ini nggak mimpi."

Luna menatap lekat Syanum.

"Apa Fabian mau menikah dengan kamu Syanum?"

"Aku juga nggak tahu. Tapi, aku nggak bisa menolak permintaan majikanku."

Terpopuler

Comments

Nani kusmiati

Nani kusmiati

Menarik ceritanya langsung masuk vaforit ,lanjut author 👍👍👍

2022-09-14

2

lihat semua
Episodes
1 Kacau
2 Cuma anak sopir
3 Fabian meninggalkan rumah
4 Cuma istri pengganti
5 Mencari Mentari
6 Gadis kampung
7 Kecelakaan pesawat
8 Khawatir
9 Ke pemakaman Kak Ridho
10 Siuman
11 Kondisi Dila
12 Keberadaan Mentari
13 Kepulangan Dila dari rumah sakit
14 Tak Di Anggap
15 Kesabaran seorang istri
16 Kemarahan papa
17 Aira
18 Ancaman untuk Fabian
19 Tidur satu kamar.
20 Tangisan Dila
21 Wanita siapa yang kau bawa
22 Ke rumah sakit
23 Kekhawatiran Bu Reva
24 Sinisnya Fabian.
25 Istri menyusahkan
26 Minta maaf
27 Suami manja
28 Mimpi
29 Bertemu Aira
30 Tumpangan
31 Penuturan Lisa
32 Pingsan.
33 Mengungkit kata cerai.
34 Telponan dengan Aira.
35 Pembatas
36 Di usir dari rumah
37 Berakhirnya kesalahpahaman.
38 Perubahan Dila
39 Bukan Cinderella
40 Mentari sakit
41 Berbohong
42 Ternyata istri bos.
43 Makan siang di kantor Fabian.
44 Perasaan Aira
45 Cemas
46 Tes pack
47 Donor darah
48 Mencoba kabur
49 Rindu
50 Ke rumah Pak Riko
51 Rencana Bulan Madu
52 Makan malam di rumah
53 Pengakuan Fabian.
54 Berkemas
55 Masa lalu
56 Bulan madu pertama
57 Pertemuan Mario dengan Aira.
58 Pulang ke rumah
59 Kedatangan Ryan
60 Kenalan
61 Bukan yang pertama
62 Tidur di kamar pembantu
63 Pencarian orang hilang
64 Kesedihan Pak Riko.
65 Pulang
66 Hati yang terbakar.
67 Pura-pura
68 Jambret
69 Kedatangan Luna
70 Fabian pergi
71 Bertemu Mentari
72 Desakan Pak Riko
73 Cerita Fabian.
74 Malam yang berbuah manis.
75 Malam pertama
76 Tanda merah
77 Kedatangan Oma dan Opa
78 Lingerie dari Luna
79 Ke kampung
80 Tidur seranjang
81 Firasat
82 Kepergian ayah
83 Hamil.
84 Semobil dengan mantan
85 Kejujuran
86 Kemarahan Fabian
87 Menjadi pendengar yang baik
88 Menemui Luna
89 Ingin melupakan
90 Untuk apa difikirin
91 Demam
92 Syoknya Aira
93 Keributan di kantin
94 Pak Damar menemui Mentari
95 Ke Butik.
96 Fabian tanpa Syanum
97 Periksa kandungan
98 Perasaan Abi
99 Galau
100 Bujukan Papa mertua
101 Tangisan di tengah malam
102 Kegeraman Luna.
103 Ingatan Fabian pada Syanum
104 Kedatangan Bu Reva dan Luna
105 Di labrak Mama
106 Pertengkaran Aira dan Mentari.
107 Kematian Pak Riko
108 Pertemuan Syanum dan Abi
109 Bukan hanya ancaman
110 Permintaan Syanum.
111 Kebersamaan Ryan dan Syanum
112 Sikap aneh Fabian.
113 Foto untuk ancaman
114 Kakak menyebalkan.
115 Pendarahan.
116 Bayi tak berdosa
117 Mengikuti Kak Dila.
118 Benar-benar cemburu
119 Harapan yang sia-sia
120 Siapa ayah kandung Dani
121 Bunga untuk Syanum
122 Wanita sombong
123 Ke rumah Mario
124 Pertemuan Bu Adela dengan Mentari
125 Membayar hutang
126 Melahirkan
127 Prematur
128 Kejutan di pagi hari
129 Penyesalan Fabian.
130 Cinta itu butuh perjuangan
131 Pertemuan Mentari dengan Syanum
132 Malu
133 Kemarahan Mentari
134 Tamu di sore hari
135 Mario koma
136 Hari paling bahagia
137 Season 2 Pulang ke rumah
138 Lagi-lagi ribut.
139 Percakapan singkat Fadlan dan Mentari.
140 Keromantisan sore ini.
141 Syarat dari Mentari
142 Perasaan Ryan
143 Penolakan Mario.
144 Bertemu lagi
145 mesumnya Fabian.
146 Masalah Aletta.
147 Baby sitter untuk Firen
148 Kegalauan Ryan
149 Menghilangnya Firen.
150 Penculikan bayi.
151 Minta tebusan
152 Kabar buruk
153 Perubahan Mario
154 Kepulangan Pak Damar
155 Kepergian Dani
156 Penangkapan Mentari
157 Promo novel baru
Episodes

Updated 157 Episodes

1
Kacau
2
Cuma anak sopir
3
Fabian meninggalkan rumah
4
Cuma istri pengganti
5
Mencari Mentari
6
Gadis kampung
7
Kecelakaan pesawat
8
Khawatir
9
Ke pemakaman Kak Ridho
10
Siuman
11
Kondisi Dila
12
Keberadaan Mentari
13
Kepulangan Dila dari rumah sakit
14
Tak Di Anggap
15
Kesabaran seorang istri
16
Kemarahan papa
17
Aira
18
Ancaman untuk Fabian
19
Tidur satu kamar.
20
Tangisan Dila
21
Wanita siapa yang kau bawa
22
Ke rumah sakit
23
Kekhawatiran Bu Reva
24
Sinisnya Fabian.
25
Istri menyusahkan
26
Minta maaf
27
Suami manja
28
Mimpi
29
Bertemu Aira
30
Tumpangan
31
Penuturan Lisa
32
Pingsan.
33
Mengungkit kata cerai.
34
Telponan dengan Aira.
35
Pembatas
36
Di usir dari rumah
37
Berakhirnya kesalahpahaman.
38
Perubahan Dila
39
Bukan Cinderella
40
Mentari sakit
41
Berbohong
42
Ternyata istri bos.
43
Makan siang di kantor Fabian.
44
Perasaan Aira
45
Cemas
46
Tes pack
47
Donor darah
48
Mencoba kabur
49
Rindu
50
Ke rumah Pak Riko
51
Rencana Bulan Madu
52
Makan malam di rumah
53
Pengakuan Fabian.
54
Berkemas
55
Masa lalu
56
Bulan madu pertama
57
Pertemuan Mario dengan Aira.
58
Pulang ke rumah
59
Kedatangan Ryan
60
Kenalan
61
Bukan yang pertama
62
Tidur di kamar pembantu
63
Pencarian orang hilang
64
Kesedihan Pak Riko.
65
Pulang
66
Hati yang terbakar.
67
Pura-pura
68
Jambret
69
Kedatangan Luna
70
Fabian pergi
71
Bertemu Mentari
72
Desakan Pak Riko
73
Cerita Fabian.
74
Malam yang berbuah manis.
75
Malam pertama
76
Tanda merah
77
Kedatangan Oma dan Opa
78
Lingerie dari Luna
79
Ke kampung
80
Tidur seranjang
81
Firasat
82
Kepergian ayah
83
Hamil.
84
Semobil dengan mantan
85
Kejujuran
86
Kemarahan Fabian
87
Menjadi pendengar yang baik
88
Menemui Luna
89
Ingin melupakan
90
Untuk apa difikirin
91
Demam
92
Syoknya Aira
93
Keributan di kantin
94
Pak Damar menemui Mentari
95
Ke Butik.
96
Fabian tanpa Syanum
97
Periksa kandungan
98
Perasaan Abi
99
Galau
100
Bujukan Papa mertua
101
Tangisan di tengah malam
102
Kegeraman Luna.
103
Ingatan Fabian pada Syanum
104
Kedatangan Bu Reva dan Luna
105
Di labrak Mama
106
Pertengkaran Aira dan Mentari.
107
Kematian Pak Riko
108
Pertemuan Syanum dan Abi
109
Bukan hanya ancaman
110
Permintaan Syanum.
111
Kebersamaan Ryan dan Syanum
112
Sikap aneh Fabian.
113
Foto untuk ancaman
114
Kakak menyebalkan.
115
Pendarahan.
116
Bayi tak berdosa
117
Mengikuti Kak Dila.
118
Benar-benar cemburu
119
Harapan yang sia-sia
120
Siapa ayah kandung Dani
121
Bunga untuk Syanum
122
Wanita sombong
123
Ke rumah Mario
124
Pertemuan Bu Adela dengan Mentari
125
Membayar hutang
126
Melahirkan
127
Prematur
128
Kejutan di pagi hari
129
Penyesalan Fabian.
130
Cinta itu butuh perjuangan
131
Pertemuan Mentari dengan Syanum
132
Malu
133
Kemarahan Mentari
134
Tamu di sore hari
135
Mario koma
136
Hari paling bahagia
137
Season 2 Pulang ke rumah
138
Lagi-lagi ribut.
139
Percakapan singkat Fadlan dan Mentari.
140
Keromantisan sore ini.
141
Syarat dari Mentari
142
Perasaan Ryan
143
Penolakan Mario.
144
Bertemu lagi
145
mesumnya Fabian.
146
Masalah Aletta.
147
Baby sitter untuk Firen
148
Kegalauan Ryan
149
Menghilangnya Firen.
150
Penculikan bayi.
151
Minta tebusan
152
Kabar buruk
153
Perubahan Mario
154
Kepulangan Pak Damar
155
Kepergian Dani
156
Penangkapan Mentari
157
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!