Dewa Untuk Ayuna
"Apa kamu mau menikah denganku?"
Kalimat itu terngiang-ngiang di telinga Ayuna. Dia tidak menyangka jika laki-laki tampan dan mempesona itu mengajaknya untuk menikah.
Dewa Arion, nama laki-laki yang benar-benar menjadi penerang hati seorang Ayuna.
Ayuna Larassati, gadis berumur dua puluh tujuh tahun itu belum pernah merasakan jatuh cinta pada lawan jenisnya. Dia mempunyai banyak teman laki-laki dan hanya sebatas teman saja karena hatinya tidak tersentuh sama sekali oleh banyaknya laki-laki yang mendekatinya.
"Apa aku harus menerimanya?"
Pikirannya menerawang memikirkan kisahnya selama ini.
Selama ini Ayuna selalu dikelilingi dengan banyak laki-laki yang selalu bersamanya. Mereka semua teman-teman Ayuna yang selalu ada untuk membantunya.
Empat laki-laki tersebut sudah berteman dengan Ayuna mulai dari SMA. Devan, Viktor, Gavin dan Felix, mereka semua sangat menjunjung tinggi persahabatan mereka.
Awalnya Ayuna memang selalu menjadi omongan teman-teman perempuannya karena dia selalu bersama Devan, Viktor, Gavin dan Felix. Kemanapun itu, bahkan istirahat pun mereka selalu menuju kantin bersama.
Berbagai omongan selalu menyertainya. Hingga dia tidak lagi memasukkan ke dalam hati apa yang dia dengar tentang dirinya.
"Cewek apaan mainnya cuma sama cowok-cowok aja."
"Cowok-cowoknya juga itu-itu aja. Jangan-jangan mereka....."
"Apa orang tuanya tau kalau anaknya seperti itu?"
Awalnya Ayuna sakit hati mendengar omongan-omongan yang hampir sama seperti itu. Namun dia sadar jika memang dirinyalah yang membuat mereka berkomentar seperti itu.
"Mau gimana lagi, aku udah nyaman berteman dengan kalian. Dan yang lebih penting aku merasa lebih aman jika ke mana-mana bersama dengan kalian."
Ayuna berkata dengan entengnya pada keempat temannya.
"Gimana gak nyaman, cuma kita berempat aja yang bisa menerima dengan lapang dada manjanya kamu itu."
Felix menyahut ucapan Ayuna dan itu membuat Ayuna mengerucutkan bibirnya karena kesal pada ucapan Felix.
Saking gemasnya melihat Ayuna yang sedang kesal itu, reflek saja Gavin menjapit mulut Ayuna dengan gemas sambil berkata,
"Gak usah dimonyong-monyongin gitu, nanti kalau bang Viktor nya jadi pengen gimana?"
Tangan Ayuna berusaha melepaskan tangan Gavin yang berada di bibirnya.
"Tangan bau terasi ditaruh di bibir perawan, najis ih," ucap Ayuna sambil memukul-mukul badan Gavin.
"Viktor... Viktor... tolongin nih..."
Gavin berseru memanggil Viktor yang berada di dekat Ayuna.
Viktor lebih mendekat duduknya pada Ayuna sambil mengatakan,
"Mana, mana yang mau dicium? Sini Bang Viktor kasih ciuman terdahsyat."
Viktor mulai dengan tingkahnya yang membuatnya dijuluki sebagai seorang playboy di sekolah.
"Isss dasar Viktor, pikiran kotor!"
Ayuna berseru pada Viktor seraya bangkit dari duduknya dan berjalan cepat meninggalkan mereka.
Devan menoyor kepala Viktor sebelum dia menyusul Ayuna dan berjalan menuju kelas bersamanya.
"Cieeee pacaran....."
Reina teman sebangku Ayuna meledek Ayuna dan Devan yang sedang berjalan sambil bercanda bersama hingga masuk ke dalam kelas.
"Oiya dong, nih lihat....."
Devan menggenggam tangan Ayuna dan memperlihatkan pada Reina.
Reina melebarkan matanya dengan mulut yang terbuka lebar, kaget melihat tangan Ayuna yang digenggam erat oleh Devan.
"Hah, beneran kalian pacaran?" tanya Reina tidak percaya.
Selama ini Ayuna memang dekat dengan mereka, namun tak pernah sekalipun Reina melihat Ayuna bergandengan tangan ataupun bermesraan dengan Felix, Gavin, Viktor, ataupun Devan.
Tangan Devan yang menggenggam tangan Ayuna kini sudah lepas dan berganti tempat di pundak Ayuna.
"Gak percaya juga?" tanya Devan pada Reina dengan memperlihatkan tangannya yang melingkar dengan indahnya di bahu Ayuna dan mendekatkan tubuh Ayuna dengan tubuhnya.
"Wow...."
Reina benar-benar tidak menyangka jika apa yang dilihatnya itu suatu kenyataan.
Melihat reaksi Reina yang seolah benar-benar percaya pada kejahilan Devan, Ayuna segera melepaskan tangan Devan. Namun sayangnya Devan tidak melepaskannya begitu saja.
Ayuna tidak menyerah, dia mengerahkan seluruh tenaganya untuk melepaskan tangan Devan dari bahunya.
Devan semakin jahil, dia terkekeh melihat usaha Ayuna yang tak kunjung bisa melepaskan tangannya dari bahu indah Ayuna.
Melihat sepasang kekasih yang sedang bercanda mesra itu, membuat Reina melipatkan kedua tangannya di dadanya untuk menyaksikan kemesraan mereka.
"Devan, lepas iiih....," ucap Ayuna sambil menjauhkan tubuh Devan darinya.
"Mesra banget kalian."
Suara Viktor sangat dikenali oleh mereka, sehingga mereka berdua enggan menoleh ke arah belakang. Dan Ayuna masih tetap berusaha melepaskan tangan Devan yang memeluk bahunya.
"Aaaauuu...!"
Devan berteriak kesakitan karena gigitan Ayuna di tangan yang ada di bahunya.
Ayuna tersenyum lebar sambil menaik turunkan alisnya untuk meledek Devan.
"Lepasin! Lepasin gak? Mau digigit lagi?"
Ayuna mengancam dengan senyumnya yang terlihat sangat manis di mata Devan hingga membuat Devan terperangah melihatnya.
Slup....
"Haaaaa?!"
Ayuna berseru kaget mendapati tubuhnya ringan dan melayang di udara.
Kini tubuh Ayuna diangkat oleh Felix dan didudukkan di tempat duduk milik Ayuna.
Semua mata di dalam kelas memperhatikan tingkah Ayuna mulai dari mereka mendengar pertanyaan yang diajukan Reina pada Ayuna dan Devan.
"Iyuuuh... jadi cewek kok murahan banget sih."
"Mana cowoknya ganti-ganti lagi. Kok gak malu ya?"
"Cewek apaan kayak gitu?"
Mendengar ocehan teman-temannya, dengan segera Devan menutup kedua telinga Ayuna agar dia tidak lagi mendengar ocehan-ocehan tidak berguna itu.
"Bacot lu pada!"
Felix berteriak pada mereka yang mengoceh tentang Ayuna.
Ayuna hanya tersenyum tipis mendengar semua cibiran tentangnya. Dulu awalnya dia sangat sakit hati dan ingin sekali melawan mereka.
Tapi lama kelamaan dia sadar jika apapun penilaian orang tentang dirinya tidak akan bisa berubah meskipun kita sudah menjelaskan dan membuktikan pada mereka.
Mereka hanya mempercayai apa yang mereka ingin percayai. Jadi daripada Ayuna harus mengeluarkan banyak tenaga untuk membela dirinya, lebih baik dia acuhkan saja semuanya dan menganggap tidak pernah mendengarnya.
"Huuuuuu....!"
Sebagian murid laki-laki menyoraki Felix yang berteriak pada mereka. Namun bagi murid perempuan yang membicarakan Ayuna secara terang-terangan tadi, seketika diam ketika Felix meneriaki mereka dengan menatap bengis pada mereka.
"Diam kalian semua, atau aku sumpal mulut kalian!"
Kali ini Devan sang penguasa sekolah yang juga most wanted di sekolah itu mengancam mereka.
Terlihat sekali perbedaannya. Mereka semuanya seketika diam dan tidak berani menatap ke arah Ayuna dan sahabat-sahabatnya itu.
Ayuna kembali tersenyum tipis mendapati mereka semua diam karena takut pada Devan.
"Mereka itu iri sama kamu. Lihat saja mereka, mana ada yang seperti kamu dikerubuti empat cowok cakep dan sempurna? Hanya kamu cewek di sekolah ini yang berani menyuruh-nyuruh kita. Dan anehnya, kita malah nurut aja sama kamu. Gak ada yang bisa bantah kamu. Kok bisa ya?"
Gavin mengatakan apa yang menjadi penilaiannya selama ini.
"Gimana kita berempat gak bertekuk lutut sama cewek secantik dan sebaik Ayuna? Yang gak ada keinginan dekat sama Ayuna berarti dia bencong."
Viktor menyahuti Gavin yang membela Ayuna dengan gaya pembelaannya sendiri.
Mereka tahu jika semuanya pasti mendengarkannya karena kelas mereka sangat hening.
Hingga akhirnya guru mereka datang, dan itu membuat mereka semua pindah ke tempat mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TAK ADA PERSAHABATAN ANTARA LKI2 & WANITA TNPA ADA PRASAAN CINTA.. PSTI DI ANTARA FELIX, DEVAN & GAVIN ADA PRASAAN SAMA AYUNA,, KMGNKINAN 33YAN SUKA MA AYUNA..
2023-01-14
0
Sulaiman Efendy
GAK PANTAS AZA SEORANG CEWEK BRSAHABAT BRSAHABAT DGN BBRP LAKI2,, SEOLAH SI AYUNA WANITA BERGILIR DIPEGANG2, DIPELUK2 BRGANTIAN OLEH FELIX, DEVAN DN GAVIN..
2023-01-14
0
Lina Zascia Amandia
Waw.... keren nih. sudah Gold aja.... org rajin update pasti cpt ganti lencana....
2022-09-16
0