Bab 3 Awal pertemuan

Langkah kaki Ayuna sangat cepat meskipun dirinya sedang dilanda kemalasan karena nyeri haid yang dirasakannya saat ini.

Memang Ayuna lebih suka berjalan kaki menuju mini market di ruko perumahan kompleknya. Sangat ribet katanya jika membawa sepeda ataupun motor, dia lebih suka berjalan kaki meskipun dalam keadaan seperti sekarang ini.

Sesampainya di dalam mini market, Ayuna segera menuju lorong yang menyediakan pembalut dan kawan-kawannya.

Ayuna menoleh ke kanan dan ke kiri, kemudian mengambil satu bungkus pembalut yang bertuliskan night wings dan satu bungkus pembalut yang bertuliskan day wings.

Pembalut-pembalut itu dengan cepat dimasukkan ke dalam keranjang belanjaan dan segera ditutupi dengan beberapa snack dan minuman kemasan kaleng agar tidak terlihat oleh orang lain.

Tibalah di kasir dia menghela nafasnya panjang, ternyata antriannya lumayan membuatnya lelah untuk berdiri mengantri.

Di meja kasir sekarang ini sedang ada ibu-ibu dengan dua keranjang penuh belanjaannya. Ayuna menggelengkan kepalanya dan berkata dalam hati,

Belanja bulanannya bisa nanti aja gak Bu? Saya lagi ngempet nih. Apa saya aja yang duluan ya Bu?

Tiba-tiba bibir manyun Ayuna berganti dengan bibirnya yang melengkung ke atas melihat ibu-ibu tadi yang sudah menenteng barang belanjaannya dengan tiga kantung plastik di tangan kanan dan kirinya.

Namun tiba-tiba bibirnya manyun kembali ketika seorang pemuda maju ke meja kasir. Ternyata dia lupa jika di depannya ada seorang pemuda yang juga sudah mengantri sejak tadi sebelum dia mengantri di sana.

Gapapa, dia cuma beli minuman satu doang. Aman.

Ayuna berkata dalam hatinya sambil mengintip barang belanjaan pemuda tadi.

Tiba-tiba pemuda tadi tidak kunjung selesai membayar barang yang dibelinya. Dia malah meraba-raba celananya dan jaketnya seperti mencari sesuatu.

"Maaf Mbak, saya nitip dulu, saya mau ambil dompet saya dulu. Sepertinya ketinggalan," ucap pemuda tersebut.

"Berapa Mbak, biar saya yang bayar."

Tiba-tiba suara perempuan itu membuat pemuda tadi menoleh ke sebelahnya. Dan perempuan tadi memberikan botol minuman yang dibeli pemuda tadi pada tangan pemuda tersebut.

"Ini Mas, bawa aja. Biar saya yang bayar," ucap perempuan tadi.

Kemudian dia meletakkan keranjang belanjaannya di atas meja kasir yang kini berada tepat di depannya.

"Udah kan Mas, silahkan minggir ya, saya mau bayar," ucap perempuan tersebut seolah mengusir pemuda tadi.

"Oh iya. Eh ini terima kasih ya minumannya. Lain kali akan saya ganti jika ketemu," ucap pemuda tersebut sambil mengangkat sedikit minumannya untuk ditunjukkan pada perempuan tersebut yang sudah membayarkan minuman itu.

"Ok, gak masalah kok. Silahkan keluar Mas, saya mau bayar," ucap perempuan tersebut sambil menampakkan senyuman manisnya.

Beberapa detik pemuda tersebut terpanah oleh senyuman perempuan tadi. Sepertinya pemuda tersebut sudah terpesona pada pertemuan pertamanya.

"Mbak, ini pembalutnya dua bungkus ya?" tanya si Mbak kasir pada perempuan tadi.

Sontak saja dia tersenyum malu dan mengangguk pada Mbak kasir tersebut. Ya, perempuan tadi adalah Ayuna.

Niat hati dia mempercepat transaksi pembayaran si pemuda di depannya tadi agar dia bisa cepat-cepat sampai rumah dan agar tidak ada laki-laki yang mengetahui jika dia membeli pembalut.

Pemuda tadi menahan senyumnya, dia mengerti jika gadis di hadapannya ini pasti malu padanya.

Ahhh... jadi karena itu dia membayarkan minuman ini? Biar aku cepat-cepat pergi? Pemuda tersebut berkata dalam hatinya.

Kemudian dia keluar dan berdiri di depan mini market tersebut bermaksud untuk berkenalan dengan gadis penolongnya.

Setelah mendapatkan barang belanjaannya, Ayuna segera menenteng kantong plastiknya dan berjalan cepat tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri ketika keluar dari mini market tersebut.

Loh kok buru-buru amat sih? Mau ke mana dia? Pulang? Kok ke arah situ?

Pemuda tersebut berkata dalam hatinya dan berjalan mengikuti Ayuna di belakangnya.

Kenapa dia mengikutiku? Apa dia mau menculikku? Aku harus bagaimana? Lari? Ah perutku lagi nyeri, mana lagi deras-derasnya lagi.

Ayuna berkata dalam hatinya dengan resah sambil melirik ke arah belakangnya yang terdapat seorang pemuda tampan berjalan mengikutinya.

Ah bodo amat, aku hadapi aja, kalau orangnya nyeremin, aku langsung lari. Ok Yuna, kamu pasti bisa, Ayuna kembali berkata dalam hatinya.

Tiba-tiba dia membalikkan badannya dan berkata,

"Kamu siapa? Ngapain kamu mengikuti aku? Dikira aku berani apa? Eh keliru. Dikira aku takut apa?"

Seketika pemuda tersebut tertawa, namun dia menahan tawanya karena kini dia melihat wajah gadis yang ada di depannya itu sedang diam menatapnya.

"Ehem...," pemuda tersebut menetralkan suaranya.

"Aku gak mengikuti kamu kok. Aku memang lewat jalan sini. Itu rumahku di depan situ," ucap pemuda tersebut sambil menunjuk salah satu rumah disitu.

"Hah?! Apa? i-itu rumah kamu?" Ayuna merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat dan dengar.

"Iya, rumah kamu di mana? Biar aku bisa ganti uang kamu yang buat bayari minuman aku tadi," ucap pemuda tadi pada Ayuna.

Mata Ayuna mengerjap-ngerjap, dia bingung antara jujur atau tidak. Namun nyeri perut akibat haid nya itu membuatnya tidak nyaman. Dan mau tidak mau dia harus memberitahu pemuda tersebut di mana rumahnya berada.

Karena percuma saja jika disembunyikan sebab Ayuna ingin segera pulang dan sudah bisa dipastikan jika pemuda itu akan tahu meskipun tanpa diberi tahu olehnya.

"Rumah kita berhadap-hadapan," ucap Ayuna kemudian berjalan dengan cepat menuju rumahnya.

Pemuda tersebut terkejut dengan kenyataan bahwa rumah mereka berhadap-hadapan. Sontak saja dia berlari mengejar Ayuna yang kini sedang berjalan cepat menuju rumahnya.

"Tunggu!"

Pemuda tersebut berteriak sambil berlari mengejar Ayuna.

"Kita belum kenalan. Namaku Dewa. Namamu siapa?" ucap pemuda tersebut sambil mengulurkan tangannya pada Ayuna utnuk berkenalan dengannya.

"Aku Ayuna. A-Yuna," jawab Ayuna sambil tetap berjalan cepat menuju rumahnya.

"Oke, besok aku ganti uangmu ya Ay," ucap Dewa sambil tersenyum pada Ayuna yang terlihat kaget mendengar ucapannya.

Kemudian Dewa masuk ke dalam rumahnya meninggalkan Ayuna yang masih mematung di depan gerbang rumahnya sendiri.

"Ay? Kok bisa Ay sih? Ntar dikira orang-orang aku pacarnya dia. Ah.... gak mau... gak mau... Aku kan belum punya pacar. Alamat jadi jomblo abadi kalau kayak gini mah ceritanya."

Ayuna bermonolog masih dalam posisi yang sama dengan tadi. Dia masih berdiri di depan pagar rumahnya dan menghentak-hentakkan kakinya sambil membayangkan apa yang terjadi jika dirinya dipanggil dengan nama Ay di hadapan orang-orang banyak.

Dewa, si pemuda tampan itu masih melihat Ayuna dari dalam rumahnya sambil tersenyum-senyum sendiri mengingat kelucuan gadis yang tinggal di depan rumahnya itu.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BIAR ADIL TRHADAP KEEMPAT TMAN PRIANYA,, AYUNA MMG HRS PNY PASANGN DILUAR MRKA, BIAR MRK JUGA TDK BRHARAP LBH DRI SKEDAR PRSAHABATAN, HINGGA MREKA MNCARI PASANGAN MASING2,, TPI KYKNYA KLO AYUNA PNY KKASIH DILUAR MRK, DEVAN YG GK TERIMA. .

2023-01-14

0

Ok_Ra

Ok_Ra

beneran seru ini ceritanya

2022-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Haruskah ku terima?
2 Bab 2 Pertemuan yang tak disengaja
3 Bab 3 Awal pertemuan
4 Bab 4 Pagi yang menyebalkan
5 Bab 5 Silahkan memilih
6 Bab 6 Hukuman
7 Bab 7 Amankan jantungku!
8 Bab 8 Tamu kurang ajar!
9 Bab 9 Let it go...
10 Bab 10 Hukuman
11 Bab 11 Rencana Dewa
12 Bab 12 Kekesalan Ayuna
13 Bab 13 Kenyataan yang tak terduga
14 Bab 14 Ancaman Dewa
15 Bab 15 Tantangan
16 Bab 16 Couple gesrek
17 Bab 17 Baby blue couple
18 Bab 18 Jadi-an
19 Bab 19 Obat tidur
20 Bab 20 Sakit apa dia?
21 Bab 21 Terciduk
22 Bab 22 Dia tunangan saya!
23 Bab 23 Jagain jodohnya Dewa
24 Bab 24 Lamaran?
25 Bab 25 Keterkejutan sahabat Ayuna
26 Bab 26 Calon suami
27 Bab 27 Perjuangan Dewa
28 Bab 28 Malu tapi cinta
29 Bab 29 Apa kabar hati?
30 Bab 30 Surprise!
31 Bab 31 Bucin parah
32 Bab 32 Kebahagiaan yang teramat sangat
33 Bab 33 Pencarian Ayuna
34 Bab 34 Ketemu
35 Bab 35 Ternoda
36 Bab 36 Milikku dan milikmu
37 Bab 37 Pertemuan tak terduga
38 Bab 38 Ayuna ada di mana-mana
39 Bab 39 Manisnya bikin candu
40 Bab 40 Apa ini nyata?
41 Bab 41 Kejahilan Dewa
42 Bab 42 Tawanan cinta
43 Bab 43 Semalam bersamamu
44 Bab 44 Kembali terluka
45 Bab 45 Jagain jodohnya Dewa
46 Bab 46 Spesial pakai telur
47 Bab 47 Dapur yang menjadi saksi
48 Bab 48 Live!
49 Bab 49 Masih juga ketemu
50 Bab 50 Makan bersama
51 Bab 51 Suapan Ayuna
52 Bab 52 Poligami?
53 Bab 53 Surprise!!!
54 Bab 54 Acara apa ini?
55 Bab 55 Sah menikah
56 Bab 56 You look so beautiful in white
57 Bab 57 Macan milik Dewa
58 Bab 58 Kepiting tutul
59 Bab 59 Kecemburuan Dewa
60 Bab 60 Suami bucin
61 Bab 61 Permintaan Dewa
62 Bab 62 Pengangguran
63 Bab 63 Di mana suamiku?
64 Bab 64 Dewa bucin
65 Bab 65 Makan kamu!
66 Bab 66 Usaha Dewa dan Ayuna
67 Bab 67 Penantian
68 Bab 68 Bertemu kembali
69 Bab 69 Harapan Reina
70 Bab 70 Milik Ayuna
71 Bab 71 Jurus ampuh milik Ayuna
72 Bab 72 Usaha Reina
73 Bab 73 Reina beraksi
74 Bab 74 Sebuah rencana
75 Bab 75 Surprise!
76 Bab 76 Kejutan untuk Reina
77 Bab 77 Rencana Reina
78 Bab 78 Reina yang percaya diri
79 Bab 79 Kesedihan Ayuna
80 Bab 80 Tempat yang bersejarah
81 Bab 81 Usaha Dewa mencari Ayuna
82 Bab 82 Tempat yang tenang dan nyaman
83 Bab 83 Menemukanmu
84 Bab 84 Rumah sakit
85 Bab 85 Suatu kabar
86 Bab 86 Suami siaga
87 Bab 87 Kebahagiaan Dewa dan Ayuna
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1 Haruskah ku terima?
2
Bab 2 Pertemuan yang tak disengaja
3
Bab 3 Awal pertemuan
4
Bab 4 Pagi yang menyebalkan
5
Bab 5 Silahkan memilih
6
Bab 6 Hukuman
7
Bab 7 Amankan jantungku!
8
Bab 8 Tamu kurang ajar!
9
Bab 9 Let it go...
10
Bab 10 Hukuman
11
Bab 11 Rencana Dewa
12
Bab 12 Kekesalan Ayuna
13
Bab 13 Kenyataan yang tak terduga
14
Bab 14 Ancaman Dewa
15
Bab 15 Tantangan
16
Bab 16 Couple gesrek
17
Bab 17 Baby blue couple
18
Bab 18 Jadi-an
19
Bab 19 Obat tidur
20
Bab 20 Sakit apa dia?
21
Bab 21 Terciduk
22
Bab 22 Dia tunangan saya!
23
Bab 23 Jagain jodohnya Dewa
24
Bab 24 Lamaran?
25
Bab 25 Keterkejutan sahabat Ayuna
26
Bab 26 Calon suami
27
Bab 27 Perjuangan Dewa
28
Bab 28 Malu tapi cinta
29
Bab 29 Apa kabar hati?
30
Bab 30 Surprise!
31
Bab 31 Bucin parah
32
Bab 32 Kebahagiaan yang teramat sangat
33
Bab 33 Pencarian Ayuna
34
Bab 34 Ketemu
35
Bab 35 Ternoda
36
Bab 36 Milikku dan milikmu
37
Bab 37 Pertemuan tak terduga
38
Bab 38 Ayuna ada di mana-mana
39
Bab 39 Manisnya bikin candu
40
Bab 40 Apa ini nyata?
41
Bab 41 Kejahilan Dewa
42
Bab 42 Tawanan cinta
43
Bab 43 Semalam bersamamu
44
Bab 44 Kembali terluka
45
Bab 45 Jagain jodohnya Dewa
46
Bab 46 Spesial pakai telur
47
Bab 47 Dapur yang menjadi saksi
48
Bab 48 Live!
49
Bab 49 Masih juga ketemu
50
Bab 50 Makan bersama
51
Bab 51 Suapan Ayuna
52
Bab 52 Poligami?
53
Bab 53 Surprise!!!
54
Bab 54 Acara apa ini?
55
Bab 55 Sah menikah
56
Bab 56 You look so beautiful in white
57
Bab 57 Macan milik Dewa
58
Bab 58 Kepiting tutul
59
Bab 59 Kecemburuan Dewa
60
Bab 60 Suami bucin
61
Bab 61 Permintaan Dewa
62
Bab 62 Pengangguran
63
Bab 63 Di mana suamiku?
64
Bab 64 Dewa bucin
65
Bab 65 Makan kamu!
66
Bab 66 Usaha Dewa dan Ayuna
67
Bab 67 Penantian
68
Bab 68 Bertemu kembali
69
Bab 69 Harapan Reina
70
Bab 70 Milik Ayuna
71
Bab 71 Jurus ampuh milik Ayuna
72
Bab 72 Usaha Reina
73
Bab 73 Reina beraksi
74
Bab 74 Sebuah rencana
75
Bab 75 Surprise!
76
Bab 76 Kejutan untuk Reina
77
Bab 77 Rencana Reina
78
Bab 78 Reina yang percaya diri
79
Bab 79 Kesedihan Ayuna
80
Bab 80 Tempat yang bersejarah
81
Bab 81 Usaha Dewa mencari Ayuna
82
Bab 82 Tempat yang tenang dan nyaman
83
Bab 83 Menemukanmu
84
Bab 84 Rumah sakit
85
Bab 85 Suatu kabar
86
Bab 86 Suami siaga
87
Bab 87 Kebahagiaan Dewa dan Ayuna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!