Para Gangster Kesayangan Mbak!
Kemarahan Mira sudah tidak terbendung hingga dia mendatangi adik-adiknya dengan memakai jaket hitam dan penutup kepala juga membawa rotan tebal di pundaknya.
Mira kesal dengan keempat adiknya yang tidak bisa diatur, maka dari itu Mira mencari keempat adiknya di markas persembunyian mereka, ternyata dari jauh Rabil sudah menyadari kehadiran mbaknya.
"Waduh?! gawat? mas, mbak datang mas?" Rabil terkejut melihat Mira datang ke markas dengan wajah yang menakutkan.
"Gak usah bercanda deh, mana mungkin mbak tahu markas kita, Rab". Nabil masih asik bermain game dihandphonenya.
Saat Nabil mengatakan dia tidak percaya Mira datang ke markas, ternyata Mira sudah di belakangnya. Rabil hanya bisa diam melihat Mira, dia ketakutan dengan tatapan mbaknya yang sedang emosi melihat kelakuan Nabil.
"Seru ya gamenya dek?" bertanya dengan nada pelan.
"Iya mbak, udah tinggi levelnya nih mbak, sayang kalo berhenti sekarang, mbak!" Jawab Nabil masih fokus pada HP miliknya.
"Oh gitu, coba mbak liat?" mendekatkan wajahnya ke telinga Nabil.
"Ini mbak!" memperlihatkan HP
"Eh?(terkejut) duakkkkk(jatuh dari sofa)
"Mbak, kok bisa disini?" Nabil kaget hingga terbalik dari sofa.
Mira dengan tatapan tajam melihat kedua adiknya dengan penuh emosi dan menggelengkan kepala, semua anak-anak gangster terkejut atas kedatangan Mira.
"Ternyata ini, gangster yang dibilang bunda selalu buat rusuh dan menganggu masyarakat? masih bocil tenyata, tapi udah buat onar!" Mira menatap semua orang yang ada di markas.
Rabil dan semua anak-anak gangster berusaha menjelaskan tapi semua itu sia-sia sebab Mira udah terlanjur emosi, mira menghukum semua orang disana tidak terkecuali dengan adik-adiknya.
"Gini mbak... " Rabil mau menjelaskan.
"Diam? mbak gak perlu penjelasan kalian, sekarang kalian berdiri dan baris memanjang di sebelah Nabil?" Mira menyuruh semua untuk berdiri menghadapnya.
"Sekarang mbak?" bertanya Rabil
"Besok, sampai kaki kalian pindah ke kepala, mau?" berkata tegas dan menyeramkan
"Nggak mbak!" semuanya berkata serentak
Setelah semuanya baris memanjang dan berdiri, Mira mengambil semua HP mereka dan memeriksanya satu persatu, tapi Mira merasa melupakan sesuatu dan ternyata dua adiknya lagi tidak ada ditempat, Mira berdiri dan berjalan ke arah Nabil dengan tatapan tajam.
("Tamat deh, nasib gua kali ini?") Nabil berkata dalam hati.
"Dimana Rafa dan Rafi, Nab?" bertanya dengan serius.
"I-itu mbak, a-anu!" berkata dengan terbata-bata.
"Anu... anu... anunya kenapa?" mulai emosi dan mengangkat rotan tebal di pundaknya.
Seluruh gengster menelan ludah melihat rotan yang dipegang Mira, tidak heran mereka takut sebab Mira merupakan atlet bela diri internasional dan mempunyai banyak keahlian di bidang lainnya. Tapi anehnya mempunyai 4 adik gangster yang selalu buat onar.
Saat Mira membentak Nabil, tiba-tiba dia mendengar suara moge masuk dengan sombongnya dan tanpa rasa berdosa.
(author berkata : "banyak-banyak berdoalah sebelum dewi kematian mengamuk 😊")
"brumm... brummm... brummmm" suara motor masuk Markas.
Rafa heran karena satu orangpun gak ada di markas tapi mereka belum merasa curiga dengan keadaan tersebut.
"Fi... nih anak-anak ilang kemana semua?" bertanya pada Rafi.
"Eh... bekicot sayur, dari tadi gua bareng loh terus, ya mana gua tau anak-anak kemana, memang gua kantongi?" kesal dengan ucapan Rafa.
"Ya elah... gua nanya kali bambang, gak usah ngegas juga!" Rafa menjawab dengan bibir manyun.
"Salah alamat loh bambang." Rafi menjawab dengan lirikan mata malas.
Saat mereka sedang berdebat, mereka tidak sadar bahwa Mira telah dibelakang mereka sejak tadi.
"Ekhem... (memukul pelan pundak belakang Rafa dan Rafi)" Mira mendehem.
"Apa sih, ganggu aja!" Rafa menjawab dan menepis tangan Mira.
"Tau nih, belum tau dia kita siapa?" Rafi menjawab dengan sombongnya.
"Memang kalian siapa, hm?" berkata dengan lantang.
"Wah... minta diberi pelajaran ni orang Fa?" Rafi berkata dengan bangga.
"Iya Fi, udah lama aku gak pemanasan nih?" Rafa berkata dengan membunyikan tangannya.
lalu mereka barengan membalikkan badan dan.... ("taulah ya?" 😄) mereka belum tau itu mbaknya sebab Mira memakai jaket dan menutup wajahnya.
"Fa, rupanya hanya seorang wanita, ha..ha..(tertawa)?" meledek
"Aduh, maaf ya aku gak biasa mukul wanita?" meledek
"Hmm... benarkah?" tersenyum menakutkan dan mengangkat rotan tebal di bahunya.
"Eh, i-ituu..? ("Rotan itukan cuma mbak yang punya! ")batinnya, Rafi mundur secara perlahan dan membiarkan Rafa yang menghadapi.
"Ya benarlah, ya gak Fi?" sombong dengan melipat tangan dan melihat Rafi ya mundur dibelakangnya.
Rafi memberi kode pada Rafa tapi dia tidak mendengarkannya.
"Benar-benar tamat riwayatmu kali ini Fa?" memukul jidatnya.
Rafa yang masih belum tau kalo itu mbaknya sendiri, masih sombong dan dengan lancang membuka penutup kepala Mira lalu... ("serangan jantung deh tu anak! " 😄)
"Jangan ditutup mukanya, nanti gak bisa..." (terkejut) tangan Rafa gemetar
"Gak bisa apa, Fa?" mbak melirik tajam
"Mmm-mbak, Aaa-assalamu'alaikum mbak? Rafa tersenyum terpaksa.
" Waalaikumsalam!" Mira menjawab dengan emosi.
Tassss....Plaakkkkk...Druuakkkk....(suara rotan dan pukulan mira)
"Aduhh... Ampun mbakkkk?" Nabil, Rabil, Rafa dan Rafi menjerit juga kesakitan.
"Masih bocil tapi selalu buat onar, mau sampai kapan, hah?" Emosi Mira.
"Janji deh mbak, gak bakal buat lagi!" Rabil berkata.
"Katanya mau pemanasan, ayo sini pemanasan dengan mbak?" menatap Rafa.
"Gak berani mbak, udah pemanasan kok tadi, Hu... Hu... (menangis) kata Rafa.
"Katanya mau memberi pelajaran, sini biar mbak ajarin?" tatapan sinis ke Rafi.
"Nggak mbak, Rafi udah dapet banyak pelajaran mbak!" ketakutan.
Mira tidak hanya menghajar ke 4 adiknya tapi juga para anak gangster lainnya, akhirnya semua anak-anak itu dipulangkan mira satu persatu kerumahnya dan diserahkan langsung ke orangtua mereka.
Mbak heran kenapa banyak dari mereka merupakan anak orang kaya yang berkecukupan tapi malah menjadi anak yang susah diatur.
Saat mengembalikan anak-anak tersebut mbak mengatakan kepada setiap orang tua untuk lebih perhatian pada perasaan anak, sebab semakin anak itu di kekang maka dia bukan semakin menurut tapi semakin keras dan brutal.
Sebelum mengantarkan mereka pulang, semua anak-anak tersebut merasa seperti mempunyai kakak perempuan yang sedang menasehati para adik-adiknya.
"Mbak, mau gak mbak jadi kakak perempuan kami? banyak dari kami tidak memiliki kakak perempuan dan ada yang punya tapi tidak seperti mbak?" Hamzah berkata, dia merupakan sahabat akrab ke 4 adiknya.
"Mau jadi adik mbak?" mengatakan pada semua anak gangster.
"Mau mbakkk!" serentak menjawab.
"Baiklah, sekarang kalian adalah adik-adiknya mbak, jadi sekarang mbak mau kalian pulang dan cium kaki kedua orang tua kalian juga minta maaf untuk semua kesalahan kalian, bisa?" berkata dengan lembut.
"Bisa mbak, terimakasih mbak!" seluruh anak gangster tersenyum pada mira.
Saat semua selesai, Mira pulang dengan membawa ke 4 adiknya, mira sudah sangat emosi melihat para adiknya yang selalu membuat bunda khawatir terus. Saat di rumah bunda terkejut melihat keempat putranya babak belur dihajar mbaknya.
"Astaghfirullah, kenapa wajah anak-anak bunda lebam-lebam begini?" bunda terkejut melihat wajah putra-putranya lebam.
"Mira hajar bun!" menjawab dengan santai dan mengambil air di kulkas.
_
_
bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Maaf mau ngakak 🤣🤣🤣
2024-07-25
1
Ita Xiaomi
Jujur sekali 😁.
2024-07-25
0
Imarin
hello aku mampir..
mampir juga yuk dinovelku..
2022-11-14
1