Mira masuk ke kandang King dan Queen dengan santai dan membuat ke 4 adiknya terkejut melihat kelakuan mbaknya, mira memanggil kedua kesayangannya dan menutup kandang agar mereka tidak merasa terganggu. Saat di dalam mira mengatakan kepada kedua singa itu untuk makan dan tanpa paksaan mereka dengan cepat menghabiskan makanan itu, setelah selesai mira memberikan mereka vitamin melalui susu mereka. Dengan penuh kasih sayang mira merawat kedua singa itu.
Diluar kandang ke 4 adiknya merasa cemas melihat mbaknya dikelilingi oleh 2 singa buas, karena khawatir mereka memberanikan diri untuk masuk ke kandang secara perlahan dan mengintip mbaknya yang sedang memberikan susu kepada King dan Queen. Nabil sangat terkejut sebab singa itu sangat
menyayangi mbak bahkan melebihi adik-adiknya.
"Mbakkkk.... udah siap belum? Pulang yuk?" dengan perlahan nabil mengintip kedalam kandang.
"Rrrrrrrttttttt (suara King) merasa terancam karena kehadiran nabil.
"Tenanglah King, dia adikku nabil yang sering kuceritakan dengan kalian?" menjelaskan kepada King bahwa nabil bukan musuh.
Dengan pelan King mendekati nabil juga mengendusnya dan begitu terkejutnya nabil saat kepala King mengeluskan kepalanya di kaki nabil, tanpa rasa takut nabil langsung mengelus bulu King dengan lembut. Seketika semua rasa takut nabil hilang dengan perlakuan King kepadanya.
"Mbakkkk, namanya siapa?" nabil masih mengelus bulu King.
"Namanya King, dia sangat sensitif dengan bau apapun? Penciumannya dalam berburu juga sangat luarbiasa!" mira tersenyum sebab King bisa luluh dengan salah satu adiknya.
"Dimana yang lain, nab?" mencari adiknya yang lain.
"Itu mbak dibalik pintu sedang sembunyi? Mereka takut dengan singa mbak!" meledek ketiga adiknya yang lagi gumpet.
Dengan penasaran Queen mencari mereka yang sedang sembunyi, mereka tidak tahu kalau Queen sangat suka bermain petak umpet. Saat Queen menemukan mereka seketika ketiga adiknya menjerit dan berlari memeluk mbak dan masnya.
“Mmbbaakkkkk!” Rafa memeluk mira dengan erat.
“Mmmaassssss!” Rafi naik ke punggung nabil.
“Hahahaha.... katanya laki-laki sejati tapi sama King dan Queen masa gak berani?” meledek ketiga adiknya.
“Rafa memang laki-laki mbak, tapi kalo disuruh melawan singa yang mana berani, mbak?” masih memeluk mbaknya.
“Dek... dek... mas kecekik nih? Gak bisa nafas mas fi!”mengambil nafas dalam karena lehernya dipeluk rafi.
“Massss, rafi takut masssss?” teriak di telinga nabil.
“Dek, bisa budek kuping mas!” kesal dengan rafi yang teriak di telinganya.
King dan Queen hanya terdiam melihat tingkah laku rafi dan rafa yang sedang ketakutan melihat mereka, saat menenangkan kedua adiknya dia tidak melihat rabil dengan mereka. Padahal mereka pergi bersama ke kebun
binatang.
"Fa, Rabil dimana? bukannya tadi bareng kalian!" Nabil bertanya kepada Rafa.
"Oh, Mas Rabil bilang gak mau ikut? dia milih nunggu di luar aja mas!" jawab Rafa.
"Oh gitu!" kata Nabil sambil memeluk King.
Tak lama kemudian, suara kaki kuda terdengar dengan jelas disekitar kandang King dan Queen. Karena penasaran mereka keluar untuk melihat suara apa yang menganggu mereka, dan ternyata itu suara kuda yang ditunggangi Rabil. Dengan santai Rabil mengendalikan kuda jantan tersebut dan mendapatkan hati kuda itu.
"Wah, sejak kapan kamu bisa naik kuda dek?" Mira bertanya karena penasaran
"Sejak tadi mbak, dari tadi kuda ini selalu mengikutiku, jadi karena aku bosen makanya ku tunggangi? Gpp kan mbak?" menjawab saat kuda sedang berjalan.
"Iya gpp sih dek, tapi seperti besok kamu harus mengucapkan perpisahan dengannya?" Mira berkata dengan kecewa.
"Loh, kenapa gitu mbak?" merasakan kecewa.
"Adikku sayang dua hari lagi kamu akan ikut mbak mondok, jadi kalian akan jarang ketemu?" Mira menjawab dengan lembut.
"Benar juga ya mbak!" Rabil berkata dengan kata sedih.
Dengan berat hati mereka harus mengucapkan salam perpisahan pada King, Queen dan juga Kuda hitam tersebut. Semua ini dilakukan mira agar adik-adiknya tidak terjerumus ke dunia hitam.
Pada hari mereka berangkat ke Pesantren bunda memberitahukan mereka sesuatu yang penting, bunda menyampaikannya melalui surat yang ditaruh ditas mira.
Saat sampai di pondok pesantren, pengurus pesantren heran dengan tingkah ke 4 adiknya. Sebab mereka sangat menempel dengan mbaknya seperti prangko, juga tidak ingin beda asrama dengannya.
"Assalamu'alaikum ustadz?" Salam mira untuk para guru dan pengurus pesantren di ruangan guru.
"Waalaikumsalam Nak, tolong perkenalkan nama kalian ya?" Jawab Kyai Hasyim dengan lembut.
"Assalamu'alaikum untuk Ustadz dan Ustadzah, nama saya Almira Zahra Wahyuni dan mereka ini adik-adik saya." Jawab dengan singkat.
Mira menyuruh mereka memperkenalkan nama masing-masing, tapi masih kurang akhlak dalam memperkenalkan diri.
"Nama saya Nabil Wahyu Rahman". kata Nabil.
"Nama saya Rabil Abdurrahman Habibie". Kata Rabil.
"Assalamu'alaikum, Nama saya Rafa wahyudika, yang paling manis tentunya!" berkata dengan sombongnya.
"Caper lo?! kata Rafi dengan melirik malas.
"Iri aja lo!" kata Rafa dengan melirik tajam.
"Udah siap belum ributnya?" kata Ustadz Zakir
Mereka langsung terdiam seribu bahasa, saat mendengar ucapan Ustadz Zakir.
"Dan kamu namanya siapa?" bertanya ke Rafi
"Nama saya Rafi Wahyudika!" menjawab dengan singkat.
Setelah selesai memperkenalkan diri, mereka diantar ke asrama masing-masing untuk menyusun barang-barang mereka.
Mereka masih asing dengan kamar dan lingkungan pesantren, tapi demi mbaknya mereka bakal menjalani dengan senang hati walaupun terpaksa. Nabil dan Rabil ditempatkan satu kamar yang sama, satu kamar terdapat 4 orang santri termasuk mereka.
Rafa dan Rafi juga ditempatkan satu kamar yang tidak jauh dari kedua masnya, namun mereka lebih cepat akrab dengan orang disana ketimbang kedua masnya.
Mira ditempatkan di asrama putri, teman kamarnya terdiri dari 4 orang termasuk dirinya. Dia hanya heran melihat satu satri putri yang hanya duduk tempat tidur dan terdiam, karena penasaran dia dekati anak itu dan mengajak kenalan.
"Assalamu'alaikum nama saya Almira Zahra Wahyuni, semoga kita bisa berteman dengan baik!" kata mira menyapa teman sekamarnya.
"Waalaikumsalam mira, nama saya Naira, semoga kita bisa akrab ya?" kata Naura dengan lembut.
"Hai, nama saya Laila semoga kamu tidak bosan disini ya?" dengan lembut dan malu.
Mira mendatangi santri putri yang menyendiri dari tadi.
"Assalamu'alaikum, boleh gak berkenalan, hmm?" melihat dengan senyuman.
Mira terkejut karena gadis itu buta dan dia tidak berani berkenalan dengan mira karena malu.
"Waalaikumsalam kak mira, namaku Nara kak, maaf diam aja saat kakak memperkenalkan diri itu karena mata ku tidak bisa melihat wajah kakak makanya Nara malu kenalan sama kakak?" ucapan sedih
"Ya Allah cantiknya Rembulan ini, sampai mataharipun malu untuk menyinarinya!" berkata dengan penuh kekaguman.
Nara terkejut sampai tanpa sadar dia memeluk Mira dengan kuat.
-
bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments