NovelToon NovelToon

Para Gangster Kesayangan Mbak!

Kedatangan Dewi Kematian

Kemarahan Mira sudah tidak terbendung hingga dia mendatangi adik-adiknya dengan memakai jaket hitam dan penutup kepala juga membawa rotan tebal di pundaknya.

Mira kesal dengan keempat adiknya yang tidak bisa diatur, maka dari itu Mira mencari keempat adiknya di markas persembunyian mereka, ternyata dari jauh Rabil sudah menyadari kehadiran mbaknya.

"Waduh?! gawat? mas, mbak datang mas?" Rabil terkejut melihat Mira datang ke markas dengan wajah yang menakutkan.

"Gak usah bercanda deh, mana mungkin mbak tahu markas kita, Rab". Nabil masih asik bermain game dihandphonenya.

Saat Nabil mengatakan dia tidak percaya Mira datang ke markas, ternyata Mira sudah di belakangnya. Rabil hanya bisa diam melihat Mira, dia ketakutan dengan tatapan mbaknya yang sedang emosi melihat kelakuan Nabil.

"Seru ya gamenya dek?" bertanya dengan nada pelan.

"Iya mbak, udah tinggi levelnya nih mbak, sayang kalo berhenti sekarang, mbak!" Jawab Nabil masih fokus pada HP miliknya.

"Oh gitu, coba mbak liat?" mendekatkan wajahnya ke telinga Nabil.

"Ini mbak!" memperlihatkan HP

"Eh?(terkejut) duakkkkk(jatuh dari sofa)

"Mbak, kok bisa disini?" Nabil kaget hingga terbalik dari sofa.

Mira dengan tatapan tajam melihat kedua adiknya dengan penuh emosi dan menggelengkan kepala, semua anak-anak gangster terkejut atas kedatangan Mira.

"Ternyata ini, gangster yang dibilang bunda selalu buat rusuh dan menganggu masyarakat? masih bocil tenyata, tapi udah buat onar!" Mira menatap semua orang yang ada di markas.

Rabil dan semua anak-anak gangster berusaha menjelaskan tapi semua itu sia-sia sebab Mira udah terlanjur emosi, mira menghukum semua orang disana tidak terkecuali dengan adik-adiknya.

"Gini mbak... " Rabil mau menjelaskan.

"Diam? mbak gak perlu penjelasan kalian, sekarang kalian berdiri dan baris memanjang di sebelah Nabil?" Mira menyuruh semua untuk berdiri menghadapnya.

"Sekarang mbak?" bertanya Rabil

"Besok, sampai kaki kalian pindah ke kepala, mau?" berkata tegas dan menyeramkan

"Nggak mbak!" semuanya berkata serentak

Setelah semuanya baris memanjang dan berdiri, Mira mengambil semua HP mereka dan memeriksanya satu persatu, tapi Mira merasa melupakan sesuatu dan ternyata dua adiknya lagi tidak ada ditempat, Mira berdiri dan berjalan ke arah Nabil dengan tatapan tajam.

("Tamat deh, nasib gua kali ini?") Nabil berkata dalam hati.

"Dimana Rafa dan Rafi, Nab?" bertanya dengan serius.

"I-itu mbak, a-anu!" berkata dengan terbata-bata.

"Anu... anu... anunya kenapa?" mulai emosi dan mengangkat rotan tebal di pundaknya.

Seluruh gengster menelan ludah melihat rotan yang dipegang Mira, tidak heran mereka takut sebab Mira merupakan atlet bela diri internasional dan mempunyai banyak keahlian di bidang lainnya. Tapi anehnya mempunyai 4 adik gangster yang selalu buat onar.

Saat Mira membentak Nabil, tiba-tiba dia mendengar suara moge masuk dengan sombongnya dan tanpa rasa berdosa.

(author berkata : "banyak-banyak berdoalah sebelum dewi kematian mengamuk 😊")

"brumm... brummm... brummmm" suara motor masuk Markas.

Rafa heran karena satu orangpun gak ada di markas tapi mereka belum merasa curiga dengan keadaan tersebut.

"Fi... nih anak-anak ilang kemana semua?" bertanya pada Rafi.

"Eh... bekicot sayur, dari tadi gua bareng loh terus, ya mana gua tau anak-anak kemana, memang gua kantongi?" kesal dengan ucapan Rafa.

"Ya elah... gua nanya kali bambang, gak usah ngegas juga!" Rafa menjawab dengan bibir manyun.

"Salah alamat loh bambang." Rafi menjawab dengan lirikan mata malas.

Saat mereka sedang berdebat, mereka tidak sadar bahwa Mira telah dibelakang mereka sejak tadi.

"Ekhem... (memukul pelan pundak belakang Rafa dan Rafi)" Mira mendehem.

"Apa sih, ganggu aja!" Rafa menjawab dan menepis tangan Mira.

"Tau nih, belum tau dia kita siapa?" Rafi menjawab dengan sombongnya.

"Memang kalian siapa, hm?" berkata dengan lantang.

"Wah... minta diberi pelajaran ni orang Fa?" Rafi berkata dengan bangga.

"Iya Fi, udah lama aku gak pemanasan nih?" Rafa berkata dengan membunyikan tangannya.

lalu mereka barengan membalikkan badan dan.... ("taulah ya?" 😄) mereka belum tau itu mbaknya sebab Mira memakai jaket dan menutup wajahnya.

"Fa, rupanya hanya seorang wanita, ha..ha..(tertawa)?" meledek

"Aduh, maaf ya aku gak biasa mukul wanita?" meledek

"Hmm... benarkah?" tersenyum menakutkan dan mengangkat rotan tebal di bahunya.

"Eh, i-ituu..? ("Rotan itukan cuma mbak yang punya! ")batinnya, Rafi mundur secara perlahan dan membiarkan Rafa yang menghadapi.

"Ya benarlah, ya gak Fi?" sombong dengan melipat tangan dan melihat Rafi ya mundur dibelakangnya.

Rafi memberi kode pada Rafa tapi dia tidak mendengarkannya.

"Benar-benar tamat riwayatmu kali ini Fa?" memukul jidatnya.

Rafa yang masih belum tau kalo itu mbaknya sendiri, masih sombong dan dengan lancang membuka penutup kepala Mira lalu... ("serangan jantung deh tu anak! " 😄)

"Jangan ditutup mukanya, nanti gak bisa..." (terkejut) tangan Rafa gemetar

"Gak bisa apa, Fa?" mbak melirik tajam

"Mmm-mbak, Aaa-assalamu'alaikum mbak? Rafa tersenyum terpaksa.

" Waalaikumsalam!" Mira menjawab dengan emosi.

Tassss....Plaakkkkk...Druuakkkk....(suara rotan dan pukulan mira)

"Aduhh... Ampun mbakkkk?" Nabil, Rabil, Rafa dan Rafi menjerit juga kesakitan.

"Masih bocil tapi selalu buat onar, mau sampai kapan, hah?" Emosi Mira.

"Janji deh mbak, gak bakal buat lagi!" Rabil berkata.

"Katanya mau pemanasan, ayo sini pemanasan dengan mbak?" menatap Rafa.

"Gak berani mbak, udah pemanasan kok tadi, Hu... Hu... (menangis) kata Rafa.

"Katanya mau memberi pelajaran, sini biar mbak ajarin?" tatapan sinis ke Rafi.

"Nggak mbak, Rafi udah dapet banyak pelajaran mbak!" ketakutan.

Mira tidak hanya menghajar ke 4 adiknya tapi juga para anak gangster lainnya, akhirnya semua anak-anak itu dipulangkan mira satu persatu kerumahnya dan diserahkan langsung ke orangtua mereka.

Mbak heran kenapa banyak dari mereka merupakan anak orang kaya yang berkecukupan tapi malah menjadi anak yang susah diatur.

Saat mengembalikan anak-anak tersebut mbak mengatakan kepada setiap orang tua untuk lebih perhatian pada perasaan anak, sebab semakin anak itu di kekang maka dia bukan semakin menurut tapi semakin keras dan brutal.

Sebelum mengantarkan mereka pulang, semua anak-anak tersebut merasa seperti mempunyai kakak perempuan yang sedang menasehati para adik-adiknya.

"Mbak, mau gak mbak jadi kakak perempuan kami? banyak dari kami tidak memiliki kakak perempuan dan ada yang punya tapi tidak seperti mbak?" Hamzah berkata, dia merupakan sahabat akrab ke 4 adiknya.

"Mau jadi adik mbak?" mengatakan pada semua anak gangster.

"Mau mbakkk!" serentak menjawab.

"Baiklah, sekarang kalian adalah adik-adiknya mbak, jadi sekarang mbak mau kalian pulang dan cium kaki kedua orang tua kalian juga minta maaf untuk semua kesalahan kalian, bisa?" berkata dengan lembut.

"Bisa mbak, terimakasih mbak!" seluruh anak gangster tersenyum pada mira.

Saat semua selesai, Mira pulang dengan membawa ke 4 adiknya, mira sudah sangat emosi melihat para adiknya yang selalu membuat bunda khawatir terus. Saat di rumah bunda terkejut melihat keempat putranya babak belur dihajar mbaknya.

"Astaghfirullah, kenapa wajah anak-anak bunda lebam-lebam begini?" bunda terkejut melihat wajah putra-putranya lebam.

"Mira hajar bun!" menjawab dengan santai dan mengambil air di kulkas.

_

_

bersambung.....

Keputusan Mbak

Bunda terkejut melihat wajah ke 4 putranya lebam dan penuh luka, tapi ekspresi Mira hanya biasa saja. Malah justru mbaknya kesal dengan kelakuan ke 4 adiknya, Mira hanya menatap tajam keempat adiknya yang sedang berdiri sejajar dan menundukkan kepala.

Mira mengambil kotak obat di lemarinya juga mengambil air hangat dan handuk kecil, walaupun mbaknya marah dengan ke 4 adiknya tapi bagaimanapun mereka tetap kesayangan mbaknya.

Saat bunda ingin membantu mengobati mereka, Mira melarang karena mau Mengobati mereka sendiri.

"Kalian gak pegel berdiri aja, duduk?" Mira berkata dengan nada tegas.

Mereka lirik-lirikkan karena takut duduk didekat Mira, karena mereka ketakutan akhirnya mbaknya menyuruh Nabil duduk duluan dan disusul yang lain.

"Udah lirik-lirikkannya? Nabil, sini!" menatap tajam ke 4 adiknya.

"I-iya mbak". Dengan pasrah Nabil duduk didekat Mira.

Mira membuka jaket juga baju kaos Nabil, Dengan lembut dia mengobati adiknya yang baru saja dipukulinya. Hati mbaknya merasakan sakit yang luarbiasa melihat luka tersebut, terlihat jelas dari matanya yang memerah, tanpa sadar air mata mbaknya jatuh ditangan Nabil.

Nabil terkejut melihat mbaknya menangis karena mengobati lukanya, dengan cepat Nabil langsung menghapus air mata dan memeluknya.

Rabil, Rafa dan Rafi terkejut melihat mbaknya yang sangat kuat bisa menangis hanya karena memukul mereka, hati mereka sampai berkata-kata melihat mbaknya menangis.

"(Mbak, apakah hatimu terluka karena memukul kami? apa karena kesalahan kami!") batin Rabil.

"Maafkan Nabil mbak? gak bisa jadi mas yang baik untuk adik-adik Nabil!" Memeluk Mira dan meneteskan air mata.

Ketiga Adiknya langsung duduk didepan mbaknya dan menangis sebab belum bisa menjadi adik yang baik. Lalu mbaknya mengambil semua tangan adik-adiknya dan menggenggamnya bahkan menciumnya.

"Kalian ini adik-adik mbak? Ke 4 adik kesayangan mbak? jika kalian seperti ini sama saja kalian ingin membunuh mbak secara perlahan? kalian ingin mbak cepat mati?" Mira berkata dengan penuh kasih sayang.

"Enggak mbak? jangan katakan itu lagi, kami tidak bisa hidup tanpa mbak!" ke 4 adiknya menangis dan memeluk kakaknya dengan erat.

Tanpa mereka sadari dari tadi Abi dan Bunda melihati mereka dari dapur, orang tua mereka tersenyum sebab keempat harimau bisa jinak dengan pawangnya.

Setelah ke 4 adiknya diobati, mbaknya membersihkan peralatan obat dan membantu Bunda menyiapkan makan malam. mereka duduk diruang tamu bersama dengan Abi.

Abi bercerita kepada mereka bahwa mbak pernah melawan singa lepas dari kandang, demi menyelamatkan mereka saat berusia 5 tahun di kebun binatang, mbak tidak peduli dengan nyawanya dan hanya mengandalkan sebuah rotan tebal yang ditemukannya untuk melindungi ke 4 adiknya.

Mira membaca doa lalu memukul kepala singa itu dengan sangat kuat dan akhirnya singa itu tidak sadarkan diri, saat dia mendekati singa tersebut ternyata singa itu sedang mengandung dan akan melahirkan. Mira membantu mengeluarkan anak singa tersebut karena induknya sudah lemas karena pukulan dikepalanya, akhirnya 2 ekor singa putih lahir ditangan Mira dan seketika induknya meninggal setelah memberikan anak-anaknya untuk dirawat olehnya. Dari kejadian itulah, Mira selalu merawat 2 ekor singa itu hingga sekarang.

Ke 4 adiknya terkejut mendengarkan semua pengorbanan mbaknya untuk mereka, seketika mereka berlari ke dapur dan memeluk mbaknya dengan erat. Mira terkejut dengan tingkah ke 4 adiknya, yang tadinya pembuat onar kini menjadi ke 4 anak kucing yang sedang memeluk induknya.

"mmmmbbbaaakkkkk.... hhwaaaa (menangis)" Ke 4 adiknya menangis memeluknya.

"Ehhhh.... kalian kenapa? kok tiba-tiba nangis kayak gini? mbak gak bisa nafas ni kalau dipeluk kayak giniiiii?" Mira heran dengan tingkah laku adik-adiknya.

Setelah selesai makan malam, mereka duduk diruang keluarga dan menonton TV, dengan manja ke 4 adiknya tidur di kedua paha mbaknya.

(author berkata : "Kok melebihi manja King dan Queen 2 singa putih ya?" 😄

Mira berkata : "Tor, udah pernah liat singa makan kuyang belum?" 😒

author berkata : "Emang ada?" 😳

Mira berkata : "Ada nih".(sambil melirik)

author berkata : "Hah😳, jadi aku kuyangnya? cabutlah aku, Mira ngeselin, huh!"😠(kesal)

Mira berkata : " Tor... kirim salam sama kuyang ya?" 😊

author berkata : "Bodoamat!" 😡)

Saat semua lagi santai mbaknya mengatakan kabar penting, bahwa mbaknya akan melanjutkan SMA di pondok pesantren.

"Mbak ingin memberitahu berita penting dan berita ini mutlak dan tidak dapat di ganggu gugat, paham?" melihat semua adiknya.

"Iya mmmbbbaaakkk!" serentak menjawab.

"Dua hari lagi mbak akan mondok untuk melanjutkan pendidikan mbak!" menjelaskan dengan lembut.

"(Alhamdulillah, akhirnya Ghostleader mondok juga?" batin Rafa dan Rafi saling melirik.

"(Akhirnya, Harimau Putih ke Pesantren juga?" batin Nabil dan Rabil saling tersenyum

"Tapi... Kalian juga ikut mondok dengan mbak!" Tersenyum 😊

"Aaappaaaaa?" teriak barengan.

"Karena kalian selalu buat masalah dan buat malu mending kalian ikut mbak, paham? Sekarang rapikan barang-barang kalian dan semua alat komunikasi serahkan sama bunda, mengerti?" dengan nada tegas.

"Tapi mbak...?" Rafi berkata

"Masih mau jadi adik mbak gak? kali gak mau jangan manggil mbak lagi!" 😠 langsung berdiri dan membuat kepala ke 4 adiknya berbenturan.

"akhhhh... aduh kepalaku!" memandang kepala masing-masing.

Abi dan bunda hanya menggelengkan kepala lalu berjalan menyusul Mira kekamar, di kamar Mira sedang menelpon temannya yang ada di kebun binatang. Temannya memberitahu bahwa King dan Queen sakit. Dengan cepat Mira siap-siap pergi ke Kebun binatang. Namun bunda tidak mengizinkan Mira pergi sendiri, dia harus ditemani salah seorang adiknya.

"Bun... Mira ke kebun binatang!" berlari ke garasi untuk mengeluarkan motor.

"Eh... mbak tunggu?" menghentikan Mira.

"Iya bun, kenapa?" memakai jaket dan helm.

Bunda datang dengan membawa ke 4 adiknya untuk ikut bersama dengannya.

"Bun, ini bercandakan?" melirik Bunda dengan tatapan aneh.

"Mbak ini sudah malam, bunda gak mau terjadi apapun dengan mbak!" bunda tersenyum.

"Bun, apa yang harus ditakutkan? Penjahat akan berpikir 10X jika ingin menganggu mbak!" Rafa berkata tanpa berdosa.

"Plakkkkkk..."(Rabil memukul kepala Rafa)

"Akhhhh, sakit mas?" mengelus kepalanya

"Ucapanmu itu akan membawa kita dalam masalah besar, tau gak? Nabil menatap tajam.

"Ikuti saja perintah bunda jangan banyak ngeluh, bisa?" Bunda tersenyum menakutkan.

"Bi... bisa bun, kita jalan dulu ya" Mira dan ke 4 adiknya ketakutan melihat senyuman bunda.

Mereka naik mobil turing milik Mira, saat dijalan mbak singgah ke pet shop untuk membeli vitamin dan obat untuk hewan. Saat sampai di kebun binatang ternyata King dan Queen mengamuk karena tidak mau masuk kandang untuk makan malam.

Mira langsung mengalihkan perhatian King dan Queen untuk ikut dia ke kandang, saat berada di kandang ke 2 singa itu sangat manja dengan Mira.

_

_

bersambung...

Perpisahan

Mira masuk ke kandang King dan Queen dengan santai dan membuat ke 4 adiknya terkejut melihat kelakuan mbaknya, mira memanggil kedua kesayangannya dan menutup kandang agar mereka tidak merasa terganggu. Saat di dalam mira mengatakan kepada kedua singa itu untuk makan dan tanpa paksaan mereka dengan cepat menghabiskan makanan itu, setelah selesai mira memberikan mereka vitamin melalui susu mereka. Dengan penuh kasih sayang mira merawat kedua singa itu.

Diluar kandang ke 4 adiknya merasa cemas melihat mbaknya dikelilingi oleh 2 singa buas, karena khawatir mereka memberanikan diri untuk masuk ke kandang secara perlahan dan mengintip mbaknya yang sedang memberikan susu kepada King dan Queen. Nabil sangat terkejut sebab singa itu sangat

menyayangi mbak bahkan melebihi adik-adiknya.

"Mbakkkk.... udah siap belum? Pulang yuk?" dengan perlahan nabil mengintip kedalam kandang.

"Rrrrrrrttttttt (suara King) merasa terancam karena kehadiran nabil.

"Tenanglah King, dia adikku nabil yang sering kuceritakan dengan kalian?" menjelaskan kepada King bahwa nabil bukan musuh.

Dengan pelan King mendekati nabil juga mengendusnya dan begitu terkejutnya nabil saat kepala King mengeluskan kepalanya di kaki nabil, tanpa rasa takut nabil langsung mengelus bulu King dengan lembut. Seketika semua rasa takut nabil hilang dengan perlakuan King kepadanya.

"Mbakkkk, namanya siapa?" nabil masih mengelus bulu King.

"Namanya King, dia sangat sensitif dengan bau apapun? Penciumannya dalam berburu juga sangat luarbiasa!" mira tersenyum sebab King bisa luluh dengan salah satu adiknya.

"Dimana yang lain, nab?" mencari adiknya yang lain.

"Itu mbak dibalik pintu sedang sembunyi? Mereka takut dengan singa mbak!" meledek ketiga adiknya yang lagi gumpet.

Dengan penasaran Queen mencari mereka yang sedang sembunyi, mereka tidak tahu kalau Queen sangat suka bermain petak umpet. Saat Queen menemukan mereka seketika ketiga adiknya menjerit dan berlari memeluk mbak dan masnya.

“Mmbbaakkkkk!” Rafa memeluk mira dengan erat.

“Mmmaassssss!” Rafi naik ke punggung nabil.

“Hahahaha.... katanya laki-laki sejati tapi sama King dan Queen masa gak berani?” meledek ketiga adiknya.

“Rafa memang laki-laki mbak, tapi kalo disuruh melawan singa yang mana berani, mbak?” masih memeluk mbaknya.

“Dek... dek... mas kecekik nih? Gak bisa nafas mas fi!”mengambil nafas dalam karena lehernya dipeluk rafi.

“Massss, rafi takut masssss?” teriak di telinga nabil.

“Dek, bisa budek kuping mas!” kesal dengan rafi yang teriak di telinganya.

King dan Queen hanya terdiam melihat tingkah laku rafi dan rafa yang sedang ketakutan melihat mereka, saat menenangkan kedua adiknya dia tidak melihat rabil dengan mereka. Padahal mereka pergi bersama ke kebun

binatang.

"Fa, Rabil dimana? bukannya tadi bareng kalian!" Nabil bertanya kepada Rafa.

"Oh, Mas Rabil bilang gak mau ikut? dia milih nunggu di luar aja mas!" jawab Rafa.

"Oh gitu!" kata Nabil sambil memeluk King.

Tak lama kemudian, suara kaki kuda terdengar dengan jelas disekitar kandang King dan Queen. Karena penasaran mereka keluar untuk melihat suara apa yang menganggu mereka, dan ternyata itu suara kuda yang ditunggangi Rabil. Dengan santai Rabil mengendalikan kuda jantan tersebut dan mendapatkan hati kuda itu.

"Wah, sejak kapan kamu bisa naik kuda dek?" Mira bertanya karena penasaran

"Sejak tadi mbak, dari tadi kuda ini selalu mengikutiku, jadi karena aku bosen makanya ku tunggangi? Gpp kan mbak?" menjawab saat kuda sedang berjalan.

"Iya gpp sih dek, tapi seperti besok kamu harus mengucapkan perpisahan dengannya?" Mira berkata dengan kecewa.

"Loh, kenapa gitu mbak?" merasakan kecewa.

"Adikku sayang dua hari lagi kamu akan ikut mbak mondok, jadi kalian akan jarang ketemu?" Mira menjawab dengan lembut.

"Benar juga ya mbak!" Rabil berkata dengan kata sedih.

Dengan berat hati mereka harus mengucapkan salam perpisahan pada King, Queen dan juga Kuda hitam tersebut. Semua ini dilakukan mira agar adik-adiknya tidak terjerumus ke dunia hitam.

Pada hari mereka berangkat ke Pesantren bunda memberitahukan mereka sesuatu yang penting, bunda menyampaikannya melalui surat yang ditaruh ditas mira.

Saat sampai di pondok pesantren, pengurus pesantren heran dengan tingkah ke 4 adiknya. Sebab mereka sangat menempel dengan mbaknya seperti prangko, juga tidak ingin beda asrama dengannya.

"Assalamu'alaikum ustadz?" Salam mira untuk para guru dan pengurus pesantren di ruangan guru.

"Waalaikumsalam Nak, tolong perkenalkan nama kalian ya?" Jawab Kyai Hasyim dengan lembut.

"Assalamu'alaikum untuk Ustadz dan Ustadzah, nama saya Almira Zahra Wahyuni dan mereka ini adik-adik saya." Jawab dengan singkat.

Mira menyuruh mereka memperkenalkan nama masing-masing, tapi masih kurang akhlak dalam memperkenalkan diri.

"Nama saya Nabil Wahyu Rahman". kata Nabil.

"Nama saya Rabil Abdurrahman Habibie". Kata Rabil.

"Assalamu'alaikum, Nama saya Rafa wahyudika, yang paling manis tentunya!" berkata dengan sombongnya.

"Caper lo?! kata Rafi dengan melirik malas.

"Iri aja lo!" kata Rafa dengan melirik tajam.

"Udah siap belum ributnya?" kata Ustadz Zakir

Mereka langsung terdiam seribu bahasa, saat mendengar ucapan Ustadz Zakir.

"Dan kamu namanya siapa?" bertanya ke Rafi

"Nama saya Rafi Wahyudika!" menjawab dengan singkat.

Setelah selesai memperkenalkan diri, mereka diantar ke asrama masing-masing untuk menyusun barang-barang mereka.

Mereka masih asing dengan kamar dan lingkungan pesantren, tapi demi mbaknya mereka bakal menjalani dengan senang hati walaupun terpaksa. Nabil dan Rabil ditempatkan satu kamar yang sama, satu kamar terdapat 4 orang santri termasuk mereka.

Rafa dan Rafi juga ditempatkan satu kamar yang tidak jauh dari kedua masnya, namun mereka lebih cepat akrab dengan orang disana ketimbang kedua masnya.

Mira ditempatkan di asrama putri, teman kamarnya terdiri dari 4 orang termasuk dirinya. Dia hanya heran melihat satu satri putri yang hanya duduk tempat tidur dan terdiam, karena penasaran dia dekati anak itu dan mengajak kenalan.

"Assalamu'alaikum nama saya Almira Zahra Wahyuni, semoga kita bisa berteman dengan baik!" kata mira menyapa teman sekamarnya.

"Waalaikumsalam mira, nama saya Naira, semoga kita bisa akrab ya?" kata Naura dengan lembut.

"Hai, nama saya Laila semoga kamu tidak bosan disini ya?" dengan lembut dan malu.

Mira mendatangi santri putri yang menyendiri dari tadi.

"Assalamu'alaikum, boleh gak berkenalan, hmm?" melihat dengan senyuman.

Mira terkejut karena gadis itu buta dan dia tidak berani berkenalan dengan mira karena malu.

"Waalaikumsalam kak mira, namaku Nara kak, maaf diam aja saat kakak memperkenalkan diri itu karena mata ku tidak bisa melihat wajah kakak makanya Nara malu kenalan sama kakak?" ucapan sedih

"Ya Allah cantiknya Rembulan ini, sampai mataharipun malu untuk menyinarinya!" berkata dengan penuh kekaguman.

Nara terkejut sampai tanpa sadar dia memeluk Mira dengan kuat.

-

bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!