Pertaruhan Cinta
Maya Pov 🌙
Aku tidak tau kisah ini akan aku mulai dari mana. Yang pasti siang itu saat aku pindahan dari rumah untuk menempati kontrakan baru. Aku bertemu dengan seseorang.
Aku menurunkan barang - barang itu dari mobil. Beberapa kardus yang ada. Sopir aku membantu aku untuk menurunkan barang - barang yang ada di dalam mobil di kursi belakang.
Lalu datang seorang lagi. "Mbak, bisa bantu aku..?" katanya. Aku menoleh sambil tetap ingin mengambil barang itu. Aku melihat laki-laki itu berdiri di depan aku.
Dia berdiri sambil melihat aku iba. Aku melihat laki-laki itu sebentar tanpa tau seperti apa muka laki-laki itu.
"Iya, maaf anda siapa..? Anda dari mana? Kenapa anda bisa di sini..?"
Tanyaku ke laki-laki itu. Aku masih belum tau siapa dia sebenarnya. Aku tidak ingin kenal dia tapi aku melihat dia sedikit kasihan.
"Boleh aku bantu mengangkat barang-barang itu..?"
"Untuk apa..? Tak perlu kamu bantu aku karena aku tidak butuh bantuan kamu. Aku dan sopir aku bisa mengangkat barang barang itu sendiri. Jadi kamu tidak perlu repot."
Aku menjawab dengan beberapa kalimat yang ada. Dan aku tidak mau di ganggu oleh laki-laki itu sumpah.
"Aku butuh kerjaan. Tolong bantu aku. Aku butuh uang, tolong bantu aku!"
Laki-laki itu tetap saja menyuruh aku untuk membantu dia, aku terpaksa menyuruh dia untuk mengangkat barang barang ku itu di mobil.
Itu bukan mobil aku, itu mobil sewa yang sebentar lagi harus aku bayar. Di sini aku masih ingin cari kerjaan karena aku sudah lama tidak bekerja.
Aku ingat Bos di kantor aku, Bos Doni pasti marah kalau lihat aku tidak kerja libur untuk beberapa hari ini. Bos Doni adalah bos aku di bar.
Dia punya satu Bar yang aku tau. Aku bekerja di Bar dia beberapa waktu yang lalu sampai sekarang aku pilih untuk libur karena di rumah ada hajatan.
Barang barang aku tidak banyak. Hanya beberapa bagian yang dia angkut ke dalam. Selebihnya aku angkat sendiri.
"Terima kasih."
"Mana bayaran aku?" katanya padaku. Bahaya laki laki ini. Sedikit bekerja minta bayaran banyak.
"Ini." Aku kasih dia uang sepuluh ribu. Uang lembaran.
Dia lalu pergi meninggalkan aku. Aku masuk ke dalam rumah yang aku sewa selama setahun dengan cat putih dan keramik putih. Dan aku masih berusaha untul tetap tenang.
Aku masih mengenakan hijab, sambil melihat ke luar. Aku lihat anak itu keluar dengan membawa sepeda motor keluar pergi entah ke mana.
Pikiran aku lalu pindah ke arah kardus. Aku harus melupakan laki laki itu sejenak. Aku harus membereskan pakaian aku yang masih di dalam kardus.
Aku merasa lelah dan capai. Pikirku, kenapa laki-laki itu tidak datang padaku saat ini hingga dia bisa membantu aku dan mau meringankan pekerjaan aku saat ini.
Tuhan, aku capai sekali. Aku mulai memasukkan barang - barang aku ke dalam lemari sebentar. Aku menghembuskan napas lesu dan aku masih siap - siap untuk mandi.
Kinan Pov 🌙
Saat aku duduk, aku melihat ada yang datang. Aku melihat mobil putih yang di dalamnya ada sopir yang menyetir mobil itu. Aku tidak tau siapa. Aku tidak kenal siapa pemilik mobil itu. Tang aku tau hanya sopir itu yang turun dari atas mobil.
Aku lihat sopir itu turun dan mengangkat beberapa barang di jok mobil belakang. Dan aku melihat perempuan tiba tiba muncul di belakang sambil membantu mengangkat barang barang itu yang berupa kotak kotak kardus.
Aku jadi berpikir kenapa aku tidak mencoba untuk membantu perempuan itu sambil minta uang ke dia. Aku butih uang untuk beli bensin untuk sekedar jalan - jalan.
"Bisa aku bantu?" Aku mendekat ke perempuan itu dengan niat membantu pekerjaan dia mengangkat barang.
"Maaf, anda siapa..? Aku tidak butuh bantuan anda. Aku bisa kerja sendiri."
Perempuan itu bersikeras untul tetap todak mau membantu aku. Heran, kenapa juga dia tidak mau membantu aku padahal aku butuh pekerjaan. Karena Bapak aku sudah di phk dan aku tidak bisa dapat uang bulanan dari dia.
"Kenapa?"
Aku di kagetkan oleh teman aku. Dia datang tiba tiba sekali. Aku sekarang sedanh ada di alun alun kota.
"Tidak, aku hanya melamun saja." Ucapku ke teman aku itu. Aku baru saja melamun tentang perempuan sebelah rumah aku itu. Aku lanjut menemui teman aku Alex.
"Kenapa, kamu ada masalah..?" teman aku Alex bertanya padaku. Aku masih bingung sebenarnya kenapa aku bisa menderita seperti ini. Aku juga tau solusinya apa.
Kadang aku memilih untuk jalan jalan santai keluar karena aku butuh teman atau sekedar jalan jalan. Atau melihat beberapa orang yang ada di alun alun kota. Aku ingin bertemu dengan seseorang yang aku rindukan.
"Kamu melamun lagi ya?" Alex menyadarkan aku kembali.
"Kamu sabar, kamu tenang. Kamu minta ke Allah, lancarkan rizki aku ya Allah. Seseorang telah berniat tidak baik buat aku. Sudah beberapa bulan ini aku tidak dapat upah. Lama sekali."
"Itu doa yang mungkin bisa kamu panjatkan di setiap usai kamu solat." jelas Alex padaku.
"Aku tidak suka solat Alex. Aku masih ingin berkelana sambil mencoba mencari pekerjaan yang enak."
"Tapi aku biasa live dan buat cerota di rumah. Yang bekerja malah saudara aku. Aku di buli. Makanya aku memutuskan untuk diam saja tanpa berbuat apa apa. Aku telah di buli oleh Salsa yang suka berhatap uang itu."
"Tenang saja. Semua ada balasannya. Kalau memang niat Salsa baik, pasti kamu bisa dapat apa yang kamu inginkan. Tapi, kalau niat kamu jelek. Kamu bisa susah nantinya. Kamu tenang saja.
"Aku tidak bisa setenang itu Alex. Aku punya impian untuk bisa mengejar level gifter aku yang ke delapan. Aku tidak tau caranya bagaimana. Keinginan itu masih saja di benak ini.
"Sampai aku merasa bosan di rumah terus. Aku ingin pergi dan ingin mencari teman. Lama aku sudah tidak punya uang buat beli bensin. Lalu pada siapa aku harus punya uang bensin sekarang..?"
"Maaf, aku tidak bisa membantu kamu. Kamu bisa hidup apa adanya sekarang."
Tuhan, aku tidak bahagia sekarang. Ijinkan aku pergi menemui seseoarng. Karena di sini aku tidak bisa bahagia. Ada beberapa tempat yang menurut aku kosong. Dan tempat itu tidak enak buat aku."
Aku lalu memutuskan untuk pulang tanpa berharap ada teman yang mau menemani aku. Aku kembali pulang ke rumah dan diam di dalam kamar dengan beberapa buku yang aku koleksi kemarin.
Aku ingin bermain dengan teman aku lagi seperti kemarin mungkin.
...***...
Setelah aku bangun, aku mengingat perempuan yang aku temui kemarin pagi. Aku melihat ke arah jendela rumah aku.
Perempuan itu tidak aku lihat lagi mungkin dia sembunyi di dalam rumahnya.
Tiba-tiba Bapak memanggil aku. "Kinan, sedang apa kamu di situ?"
"Kau sedang melihat keluar. Kenapa Pak..?"
"Kalau tidak ada kerjaan, tolong kamu belokan Bapak minuman. Bapak butuh minum sekarang!"
Aku paling tidak suka kalau Bapak menyuruh aku untuk beli minuman keras beralkohol. Minuman yang Bapak suka bukanlah minuman biasa. Bapak adalah pecandu minuman keras.
Sudah banyak botol - botol minuman yang bercecer di rumah. Ada beberapa yang aku buang ada beberapa yang aku simpan di gudang.
Aku terpaksa membelikan Bapak lagi botol minuman yang berisi minuman keras itu untuk di minum nya. Sudah beberapa kali aku menyuruh Bapak untuk berhenti tapi Bapak masih tetap tidak mau berhenti minum - minuman keras itu.
Aku akan minta bantuan Mbak yang di rumah kontrakan sebelah. Siapa tau Bapak bisa sadar setelah bertemu dengan perempuan itu.
...✉️...
Perempuan itu tak ubahnya seorang bidadari yang turun dari langit. Seperti bintang yang akan terus bersinar di langit bersama bulan.
Dan bulan itu adalah aku. Aku yang merasa kesepian atas adanya bintang - bintang yang jauh dari jarak aku berada.
Jarak adalah tempat terjauh buat aku untuk bisa meraih kamu. Kau adalah bintang ku yang aku harap bisa mendekat dan bersuka cita dengan kamu.
To Be Continue.
[Maaf kalau ada Typo.]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Cholilah Yooi
baca dulu dg seksama
2023-07-06
0
ɪɴɪᴀғғᴀ 𝙰𝙳𝚂
doain
2023-01-23
0
𝕀ℕ𝕀𝔸𝔽𝔽𝔸
lanjut
2023-01-23
1