Cinta Sang Pemuda Desa 2
"Tidak!" teriak Diska.
Tanpa pikir panjang dia keluar dari restoran mahal itu.
Acara makan malam keluarga yang awalnya terasa begitu menggembirakan hatinya, kini menjadi neraka baginya.
Wanita dengan gaun berwarna merah, dengan hijab hitam itu kini berdiri di luar restoran.
Dia mengabaikan keberadaan putra kecilnya yang kini bersama kakek dan neneknya.
Dia pikir acara makan malam ini, acara yang biasa dilakukan olehnya keluarganya dengan keluarga Rezi, pria yang sudah dianggapnya sebagai sahabat.
Namun, ternyata acara makan malam kali ini, kedua orang tuanya meminta dirinya untuk menikah dengan pria yang sudah dianggap sebagai sahabat dan sebagai sosok kakak laki-laki baginya.
Rezi merupakan sosok pria tampan yang selalu ada di sampingnya selama tiga tahun ini.
Diska pun melangkah menyusuri trotoar jalanan kota Bandung dengan deraian air mata.
Dia yang selama ini berusaha tetap tegar menjalani sulitnya kehidupan yang harus dilalui bersama Rezi, selama ini dia hanya menganggap Rezi sebagai seorang kakak yang akan melindunginya dalam situasi apapun.
Hati Diska kini sudah tertutup untuk pria mana pun, cintanya hanya tertuju pada seorang pemuda desa yang sudah memberikannya seorang pangeran kecil yang menemani kehidupannya.
Diska terduduk di sebuah bangku panjang yang ada di pinggir jalanan yang mulai sepi.
"Aku akan bertanggung jawab atas apa yang sudah aku lakukan padamu," lirih Rama saat pagi datang.
Malam panjang mereka lewati dengan penuh gairah, cinta yang membara membuat mereka lupa akan dosa besar yang tak seharusnya dilakukan oleh seorang hamba.
"Bagaimana dengan pertunanganmu dengan Annisa, Bang?" tanya Diska.
Di saat seperti ini Diska masih memikirkan hati wanita lain, dia tidak ingin pernikahan Rama gagal dengan Annisa.
Diska tidak ingin melukai hati wanita lain demi kebahagiaan dirinya.
"Aku akan batalkan pertunangan itu, tapi kamu harus janji akan tetap berada di sini," ujar Rama ingin bertanggung jawab atas perlakuannya terhadap gadis kota yang sangat dicintainya.
"Tidak, Bang. Aku harus lanjutkan pendidikan kedokteranku, karena itu semua sudah menjadi mimpi dalam hidupku," bantah Diska.
Semua yang sudah direncanakan Diska tidak mungkin dirubah begitu saja.
Rama tertunduk, dia tidak bisa lagi membujuk Diska untuk tetap berada di desa terpencil itu.
Dia sadar diri, gadis yang dicintainya itu bukanlah orang desa, dia biasa hidup di tengah kota dan serba berkecukupan.
Diska menggenggam erat tangan pria yang dicintainya itu.
"Jika kita berjodoh, kita akan bertemu lagi," lirih Diska.
Saat ini dia berharap Tuhan akan mendukung hubungannya dengan pria yang sudah memadu kasih dengannya.
****
"Bang, aku merindukanmu," lirih Diska mengusap buliran bening yang sudah membasahi pipinya.
"Kamu, ngapain di sini?" Tiba-tiba Rezi datang menghampirinya.
Diska mendongakkan kepalanya yang tadi tertunduk menutupi kesedihan yang menyelimuti jiwanya.
Diska pun memalingkan wajahnya saat mengetahui pria yang datang menemuinya adalah Rezi.
"Hei, apa kamu marah padaku?" tanya Rezi pada Diska.
Dia menatap dalam pada gadis yang bertahun-tahun menjadi ratu di hatinya.
Demi dapat terus berada di samping Diska, Rezi rela memendam rasa cinta itu hingga hatinya sempat hancur saat mengetahui Diska mengandung benih cintanya dengan pemuda desa tempat dia mengabdi.
Meskipun dia kecewa dan hancur, dia tetap mendampingi wanita itu hingga 3 tahun berlalu, dengan hati kecewa dan terluka Rezi membesarkan hatinya untuk selalu ada untuk Diska kapan pun dan di mana pun dibutuhkannya.
Diska menatap dalam pria yang sudah dianggapnya sebagai kakak kandungnya.
"Kenapa, kenapa kamu menginginkan aku menjadi istrimu?" tanya Diska kecewa.
"Dis, aku hanya ingin menjadi ayah buat Farel. Aku kasihan padanya, dia butuh sosok seorang ayah," ujar Rezi memberi alasan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tua mereka.
"Tapi, tidak harus menikah, kan?" ujar Diska tegas.
Dia menunjukkan bahwa dirinya tak menginginkan Rezi menjadi suaminya karena cintanya hanya untuk satu nama yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun.
"Maafkan aku jika hal ini membuatmu terluka," ujar Rezi pasrah.
Dia tidak ingin memaksa kehendaknya pada Diska, karena rasa cintanya menginginkan dia untuk terus berada di dekat wanita yang dicintainya sudah cukup membuat hatinya bahagia.
"Kak, tolong pahami perasaanku. Kamu sudah mengetahui semua yang selama ini aku rasakan. Aku tidak sanggup menggantikan posisi Rama di hatiku dengan siapa pun," ujar Diska berharap Rezi mengerti dengan luka hatinya.
"Baiklah, aku akan mencoba untuk mengerti perasaanmu. Tapi, aku harap jangan pernah membenciku," lirih Rezi penuh harap.
Demi kebahagiaan Diska dia memilih untuk tidak memaksa pernikahan itu.
"Kak, aku yakin ada wanita yang lebih baik dan lebih pantas untuk mendampingimu," lirih Diska.
Rezi pun mendekati Diska lalu dia merangkul pundak wanita yang dicintainya itu.
"Aku janji, aku tidak akan memaksamu untuk menerima cintaku. Tapi, izinkan aku menunggu hatimu memilih aku untuk mendampingi hidupmu," ujar Rezi.
Diska pun memeluk tubuh kekar Rezi, dia membenamkan wajahnya di dada bidang milik pria yang sudah dianggapnya sebagai kakak.
"Ya udah, aku antar pulang, ya. Sudah malam, kasihan Farel, dia pasti tidak bisa tidur tanpa dirimu," ujar Rezi.
"Mhm," gumam Diska mengangguk.
Akhirnya Rezi pun mengantarkan Diska pulang.
Sesampai di rumahnya, Diska keluar dari mobil Rezi.
"Terima kasih, Kak," lirih Diska sebelum keluar mobil.
Dia sengaja melakukan hal itu agar Rezi tidak turun dari mobil.
"Sama-sama, tidurlah dengan nyenyak. Lupakan apa yang sudah terjadi hari ini," ujar Rezi.
Dia pun kembali melajukan mobilnya setelah memastikan Diska masuk ke dalam rumah.
Setelah masuk rumah, Diska langsung menuju kamar. Dia melihat Farel yang kini berada dalam pelukan mamanya.
"Bunda," lirih Farel dengan manjanya.
Balita yang baru saja berumur 2 tahun lebih itu gembira saat melihat sosok yang dinantinya sudah berada di hadapannya.
Diska menitikkan air matanya, dia pun langsung menghampiri buah hatinya lalu memeluk pangeran kecil yang selalu menjadi pelipur laranya.
"Ya sudah, kamu tidurkan Farel dulu, mama keluar, ya," ujar Ibu Naina, Mama Diska.
"Iya, Ma. Terima kasih," ucap Diska.
Diska pun mendudukkan Farel di atas tempat tidur.
"Kamu tunggu di sini sebentar ya, Sayang. Bunda ganti baju dulu," ujar Diska.
Setelah itu Diska bergegas mengganti gaunnya dengan piyama.
Lalu Diska pun mengelus lembut punggung pangeran kecilnya yang kini berada di dalam pelukannya, hingga si pangeran kecilnya tertidur dengan pulas.
Diska menatap dalam wajah tampan pangerannya yang sudah tertidur dengan lelap.
Wajahnya menuruni wajah sang ayah, ketampanan dan kesederhanaan yang tersirat di wajah Farel sangat mirip dengan sosok Rama.
Diska pun teringat pada sosok pria yang kini sudah memenuhi relung hatinya.
"Bagaimana kabarmu sekarang, Bang?" lirih Diska mengingat rentetan kenangan indah yang sudah dilaluinya dengan Rama.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Marnita Rungsa
mantap
2022-10-22
0
Ri Ni
yimak
2022-10-11
1
Yaya Nasution
kasihan rezi....
cinta tidak berpihak oadanya
2022-10-02
1