Bab 3

Diska hanya bisa menunduk, dia menangis. Kenangan pertemuan terakhir mereka menyisakan benih di dalam rahim sang dokter muda.

Dia bingung harus menjelaskan apa pada Rezi, dia juga takut untuk memberitahukan hal ini pada kedua orang tuanya.

Kenangan indah bersama Rama menjadi penyesalan dalam hidupnya.

Flash back off.

Setelah selesai melaksanakan shalat subuh, Diska pun bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit untuk bekerja.

Saat ini dia sudah bertugas di salah satu rumah sakit ternama di kota Bandung, selama Diska bertugas dia selalu membawa buah hatinya dengan seorang pengasuh yang menemani Farel selama dia bekerja nanti.

Diska sengaja membawa Farel ke mana pun dia pergi karena dia tidak ingin jauh dari putranya.

"Mbak, Farel masih tidur. Mbak siapin bekal dia aja, nanti biar aku yang mandiin dia," ujar Diska pada Mbak Yuyun, sang pengasuh yang selalu menjaga Farel.

Diska berpesan pada Mbak Yuyun saat dia hendak melangkah menuju ruang makan untuk sarapan bersama keluarganya.

"Oh, iya, Nona," ujar Mbak Yuyun.

Mbak Yuyun yang tadinya ingin memandikan Farel, akhirnya putar balik ke dapur untuk menyiapkan makanan bekal Farel selama di rumah sakit nanti.

"Pagi, Ma, Pa," sapa Diska pada kedua orang tuanya saat dia baru saja ikut bergabung dengan kedua orang tuanya di meja makan.

Pak Bayu dan Bu Naina hanya diam saat melihat putri mereka sudah berada di dalam ruangan yang sama dengan mereka.

Mereka menatap tajam pada putri satu-satunya itu, mereka masih belum bisa melupakan apa yang sudah dilakukan oleh Diska kemarin malam saat makan malam bersama kedua orang tua Rezi.

Diska merasa aneh dengan sikap kedua orang tuanya.

"Mama, Papa kenapa?" tanya Diska santai.

Dia sudah melupakan kejadian tadi malam.

"Apa? Kamu malah menanyakan kami ini kenapa?" tanya Pak Bayu pada putrinya menahan emosinya yang mulai memuncak.

Diska mengernyitkan dahinya, dia masih belum mengerti maksud kedua orang tuanya.

"Diska salah apa, Pa?" tanya Diska lagi pada sang papa.

"Salah kamu? Kamu menanyakan apa salahmu? Kamu tidak menyadari kesalahanmu?" ujar Pak Bayu dengan nada yang mulai meninggi.

Bu Naina memegangi pundak suaminya agar sang suami bisa mengontrol emosinya.

Diska pun diam setelah mendengar suara papanya yang mulai meninggi.

Dia memilih untuk mendengarkan apa yang akan dikatakan oleh pria paruh baya yang sudah membesarkan dirinya.

"Kamu sudah salah menolak lamaran Rezi!" Pak Bayu meluapkan emosinya.

"Kamu itu sudah berumur, sudah wajar kamu memikirkan untuk menikah. Sudah jelas-jelas Rezi mau menerima kamu apa adanya, kamu justru menolak lamarannya," ujar Pak Bayu lagi.

Diska kesal mendengar ucapan sang papa.

"Pa, saat ini aku tidak ingin menikah," ujar Diska tegas.

"Lalu? Sampai kapan kamu akan begini?" bentak Pak Bayu mulai emosi saat mendengar bahwa putrinya tidak ingin menikah.

"Aku akan seperti ini sampai aku bisa melupakan Rama," jawab Diska.

Diska pun tak bisa membendung rasa sakit yang harus dirasakannya.

"Rama lagi, Rama lagi. Dia itu hanya pemuda miskin yang bodoh!" bentak Pak Bayu tak bisa lagi menahan emosinya.

Dia mulai berdiri, lalu dia mengacungkan telunjuknya pada sang putri.

"Sampai kapan pun Papa tidak akan pernah mengizinkan kamu berhubungan lagi dengan pria kampungan itu," bentak Pak Bayu lagi.

Buliran bening kini mulai membasahi pipi mulus ibu satu anak itu, dia tidak tahan mendengar cacian dari papanya terhadap pria yang sangat dicintainya.

"Cukup, Pa. Sampai kapan pun aku tidak akan pernah menikah dengan siapa pun," ujar Diska.

Diska pun berdiri, dia hendak melangkah meninggalkan ruang makan.

Pak Bayu menarik tangan Diska.

"Rezi itu orang baik, dia berasal dari keluarga terpandang. Apa salahnya kamu menerima Rezi sebagai suamimu," ujar Pak Bayu lagi.

Dia mulai menurunkan nada suaranya.

"Pa, aku mohon jangan paksa aku," ujar Diska masih teguh hati mempertahankan cintanya pada Rama.

Plak.

Pak Bayu tak sanggup lagi menahan emosinya, akhirnya dia pun melayangkan tangannya dan menampar pipi putri satu-satunya yang sangat disayanginya.

"Papa!" pekik Naina histeris.

Diska merasakan panas di wajahnya, tapi keras hatinya membuat tamparan itu sama sekali tidak terasa sakit baginya.

Diska mengangkat wajahnya.

"Aku tidak percaya papa akan melakukan hal ini demi menuruti kemauan papa," lirih Diska.

Diska sangat kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh papanya.

Diska berlari menuju kamarnya, dia mengusap air matanya yang sejak tadi terus mengalir begitu saja.

"Diska, berhenti!" bentak Pak Bayu lagi.

Namun, Diska mengabaikan panggilan papanya.

"Nona, kenapa?" tanya Mbak Yuyun saat berpapasan dengan Diska.

Diska hanya diam, lalu masuk ke dalam kamarnya.

Diska menatap sendu ke arah putranya. Lukanya yang selama ini dengan susah payah dihapusnya kembali terasa sakit.

"Bang, seandainya kita bisa hidup bersama kita pasti akan bahagia," lirih Diska.

Perlahan Diska menghapus air matanya yang terus saja mengucur deras.

Rasa sakit kehilangan pria yang sangat dicintainya terus menggerogoti hatinya.

"Nona," panggil Mbak Yuyun sambil mengetuk pintu kamar Diska.

"Iya, Mbak," sahut Diska dengan suara serak.

Mbak Yuyun membuka pintu kamar secara perlahan.

"Nona," lirih Mbak Yuyun.

Mbak Yuyun menghampiri Diska. Wanita yang sudah 2 tahun bekerja dengan Diska itu sangat mengerti bagaimana hati Diska saat ini.

Selain Rezi, hanya Mbak Yuyun yang mengetahui masalah dalam hidupnya.

"Ada apa, Nona?" tanya Mbak Yuyun pada Diska sambil mengajak Diska duduk di tempat tidur.

"Mbak, hiks," tangis Diska pecah.

Diska tak sanggup lagi menahan rasa sakit yang dijalaninya, selama ini dia terus tetap bertahan dan berusaha untuk kuat meskipun hatinya sangat rapuh.

Mbak Yuyun memeluk Diska dengan erat membiarkan majikannya itu untuk meluapkan rasa sesak di dadanya.

"Istighfar, Nona. Serahkan semuanya pada Allah. Hanya Allah yang bisa memberikan kekuatan pada kita di saat kita rapuh," nasehat Mbak Yuyun pada Diska.

"Mbak, hari ini kita tidak usah ke rumah sakit." Diska tidak mungkin pergi ke rumah sakit dengan kondisi hatinya yang tengah kacau.

"Ya sudah, kalau begitu. Lebih baik Nona menenangkan diri terlebih dahulu," ujar Mbak Yuyun.

"Mbak," lirih Diska lagi.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu.

"Iya, Nona," ujar Mbak Yuyun.

"Mhm, kalau aku bawa Mbak Yuyun pergi berlibur. Mbak Yuyun mau, enggak?" tanya Diska pada pengasuh putranya.

"Liburan ke mana, Nona?" tanya Mbak Yuyun semangat.

"Mhm, tapi Mbak Yuyun jangan bilang siapa-siapa," ujar Diska meminta Mbak Yuyun merahasiakan rencananya.

"Siap, Nona." Mbak Yuyun setuju.

"Ya sudah, kalau gitu mbak Yuyun siapkan barang-barang Mbak Yuyun, kita akan pergi selama satu Minggu," ujar Diska.

"Kita berangkat sekarang?" tanya Mbak Yuyun tak percaya.

"Iya," lirih Diska mengangguk.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

libur nemuin bpk nya Farel ya non

2023-01-17

1

IG: Saya_Muchu

IG: Saya_Muchu

lama bgt

2022-10-02

3

Cici Azhaa

Cici Azhaa

Kasihan banget sih Riska semoga mereka berjodoh lagi....

2022-10-02

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!