"Tapi, Nona. Kita mau ke mana?" tanya Mbak Yuyun penasaran.
"Nanti Mbak Yuyun akan tahu sendiri," ujar Diska tidak memberitahukan tujuan mereka.
"Baiklah, Nona," lirih Mbak Yuyun.
Mbak Yuyun pun keluar dari kamar Diska, lalu dia pun melangkah menuju kamarnya yang berada di sebelah kamar Diska.
Dia mulai menyiapkan barang-barang miliknya.
"Beginilah, kalau kerja sama orang kaya. Ke mana pun dia pergi kita di bawa," gumam Mbak Yuyun senang.
Sementara itu, Diska langsung menghubungi pihak rumah sakit. Dia meminta izin cuti untuk berlibur selama 2 Minggu.
Diska ingin pergi ke suatu tempat untuk menghilangkan rasa sedih yang dirasakannya, serta dia ingin menenangkan suasana hati papanya saat ini yang bergemuruh.
Diska berharap di saat dia kembali, pria paruh baya yang sangat disayanginya itu sudah mulai menerima keputusan yang diambilnya.
Setelah itu, Diska pun bersiap-siap untuk berangkat, dia menyiapkan segala keperluan dirinya serta keperluan Farel selama di perjalanan nanti.
"Bun-nda," lirih Farel saat Diska baru saja selesai menyiapkan barang-barang bawaannya.
"Eh, anak Bunda sudah bangun." Diska menghampiri putra kesayangannya.
Dia menghujani pipi sang pangeran hatinya dengan ciuman di setiap sudut wajahnya.
"Bun-nda," lirihnya lagi.
"Ayo, kita mandi. Farel ikut sama bunda, ya," ujar Diska.
"Itut, aku itut, Bun-nda," balas Farel semangat.
"Ya udah, kalau mau ikut ayo kita mandi," ujar Diska.
Diska pun menggendong buah hatinya,lalu melangkah menuju kamar mandi.
Dia memandikan pangeran kecilnya, setelah itu menyiapkan segala barang-barangnya.
Diska keluar dari kamar setelah memastikan kedua orang tuanya sudah pergi ke rumah sakit.
Mama dan papa Diska merupakan seorang dokter juga yang bekerja di rumah sakit berbeda dengan Diska.
Mbak Yuyun sudah menunggu di depan kamarnya.
"Sudah siap, Mbak?" tanya Diska pada Mbak Yuyun.
"Sudah, Nona." Mbak Yuyun mengeluarkan sebuah koper dari kamarnya.
"Mbak tolong bantu aku bawa koper yang ada di kamar, ya," ujar Diska.
"Siap, Nona." Mbak Yuyun pun melangkah menuju kamar Diska dan mengeluarkan 2 koper berukuran sedang dari kamar Diska.
"Jangan lupa langsung bawa kunci kamarnya ya, Mbak," ujar Diska lagi sebelum menuruni anak tangga.
Diska menggendong Farel keluar dari rumahnya.
"Nona, Diska mau ke mana?" tanya Mbok Suti heran saat melihat Mbak Yuyun membawa barang-barang Diska.
"Aku mau liburan, Mbok," jawab Diska santai.
"Ke mana, Nona?" tanya Mbok Suti.
"Belum tahu, Mbok. Nanti kalau papa dan mama nanyain aku, Mbok jawab saja aku pergi liburan selama beberapa hari," ujar Diska.
Diska berharap Mbok Suti akan menyampaikan pesannya.
"Tapi, Nona mau ke mana?" tanya Mbok Suti penasaran.
"Aku juga belum tahu, Bi. Yang jelas sekarang aku mau pergi berlibur menghilangkan rasa suntuk dalam pikiranku," jawab Diska.
"Tapi, Nona,-"
"Mbok tenang aja, nanti aku kabari kalau udah tahu tujuanku ke mana," ujar Diska memotong ucapan Mbok Suti yang banyak tanya.
"Ya udah kalau begitu, tapi benaran ya, Non. Nona akan menghubungi Tian dan Nyonya," ujar Mbok Suti memastikan Diska tidak berbohong.
Mbok Suti tahu permasalahan yang kini tengah terjadi di rumah majikannya itu, tapi dia tidak ingin berpihak pada salah satu di antara mereka, Mbok Suti hanya bisa berdo'a semoga permasalahan di dalam keluarga Bayu selesai dengan cepat.
"Kami berangkat ya, Mbok," ujar Diska pamit dengan asisten rumah tangga di kediaman keluarga Bayu itu.
"Iya, Nona. Hati-hati, ya," ujar Mbok Suti.
Akhirnya mereka pun keluar dari rumah dengan 3 koper bawaan mereka.
Di depan rumah, Diska dan Mbak Yuyun menunggu taksi online yang sudah dipesannya.
Tak berapa lama menunggu, sebuah taksi berhenti di depan kediaman Tuan Bayu.
Mereka pun masuk ke dalam taksi, Diska menggendong putranya.
Meskipun dia memiliki seorang pengasuh, Diska tidak terlalu membebani pengasuhnya dalam menggendong Farel kecuali di saat dia bekerja.
"Kita langsung ke bandara ya, Pak," ujar Diska sebelum sang sopir melajukan mobilnya.
"Baik, Nona," sahut sang sopir.
Setelah itu, sang sopir pun mulai melajukan mobilnya meninggalkan kediaman keluarga Tuan Bayu menuju bandara Husein Sastranegara.
Sesampai di bandara, mereka turun dari taksi. Sang sopir membantu mereka untuk menurunkan barang-barang bawaan mereka.
Setelah itu Diska mengeluarkan satu lembar uang seratus ribu kepada sopir taksi.
"Kembaliannya ambil saja, Pak," ujar Diska.
Setelah itu mereka pun melakukan check-in, setelah check-in mereka menunggu keberangkatan pesawat di ruang tunggu.
"Mbak, mana ponsel Mbak Yuyun," ujar Diska pada Mbak Yuyun meminta ponsel milik pengasuhnya.
"Kenapa emangnya, Nona?" tanya Mbak Yuyun pada Diska.
"Sinikan aja, dulu," ujar Diska meminta ponsel Mbak Yuyun, bersyukur Farel sedang terlelap, sehingga dengan mudah dia mengotak-atik ponsel milik sang pengasuh.
Diska pun memblokir nomor ponsel kedua orang tuanya, para pelayan yang ada di rumahnya serta nomor ponsel Rezi, setelah itu Diska mengembalikan ponsel milik Mbak Yuyun.
Diska juga mengotak-atik ponselnya, dia pun memblokir nomor-nomor orang-orang yang menurutnya akan mencari dirinya selama dia melakukan perjalanan.
"Mbak, nanti kalau kita sudah jalan. Ponselnya di matikan, ya," ujar Diska mengingatkan sang pengasuh.
"Siap, Nona." Mbak Yuyun mengerti dengan apa yang dikatakan oleh majikannya.
"Nona, emangnya kita mau ke mana, sih?" tanya Mbak Yuyun lagi.
Dia masih penasaran ke mana majikannya itu akan membawa dirinya.
"Kenapa sih, Mbak? Mbak tenang aja jangan takut aku bawa kemana-mana yang jelas kita pergi liburan, Mbak," jawab Diska.
"Bukan gitu, Nona. Mbak Yuyun cuma pengen tahu aja," ujar Mbak Yuyun.
"Nanti, Mbak Yuyun akan tahu sendiri," ujar Diska lagi pada Mbak Yuyun.
Akhirnya Mbak Yuyun pun memilih untuk diam, dia pasrah akan dibawa ke mana oleh majikannya.
Dia juga berharap semoga Diska membawa dirinya ke suatu tempat yang indah.
"Bun-nda, num cucu," ujar Farel yang baru saja terbangun dari tidurnya.
Mbak Yuyun bergegas membuatkan sebotol susu untuk Farel, lalu dia berikan botol susu itu pada Diska.
"Nah, ini susunya ya, Nak," ujar Diska sambil memberikan botol Dot pada putranya.
Setelah Farel menghabiskan susunya, terdengar sebuah pengumuman yang memberitahukan bahwa pesawat yang akan ditumpangi Diska akan segera berangkat.
Para penumpang diharapkan untuk masuk ke dalam pesawat.
"Ayo, Bi. Pesawatnya mau berangkat," ujar Diska.
"Duh, Nona. Mbak jadi grogi. Mbak Yuyun kan enggak pernah naik pesawat," ujar Mbak Yuyun cemas untuk menaiki pesawat.
"Bismillah, Mbak. Mbak, anggap saja kalau Mbak Yuyun sedang naik Bis." Diska memberi saran pada Mbak Yuyun.
"Emangnya sama rasa naik pesawat dengan naik bus, Nona?" tanya Mbak Yuyun gugup.
"Ayolah, Mbak. Nanti Mbak Yuyun juga bakal merasakan gimana naik pesawat," ujar Diska tersenyum lucu melihat Mbak Yuyun yang gugup.
Mereka pun menaiki pesawat, dan siap untuk berlibur.
Diska memejamkan matanya dan meminta Farel untuk kembali tidur. Agar dia tidak terlalu repot mengurusi Farel selama berada di dalam pesawat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Rinjani
gimana Rama ya liat Diska dan Farel anak.mrk
2023-01-17
1
Cici Azhaa
aku semakin penasaran dengan kelanjutan cinta mereka
2022-10-02
1
Agung Andria
aduh si diska mau bawa ke mana itu si farel ma mbak yuyun
2022-10-02
1