Bab 2

Pukul 04.00

Diska terbangun dari tidurnya, dia menatap wajah tampan sang buah hati yang masih tertidur lelap.

Diska melihat jam di layar ponselnya.

"Udah pukul empat, aku harus bangun," lirih Diska.

Diska bangkit dari tidurnya, sebelum itu dia mengecup puncak kepala Farel.

Diska melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya, dia bersiap-siap untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslimah.

Diska sadar diri bahwa dirinya seorang pendosa, oleh karena itu dia kini selalu rajin melaksanakan kewajibannya sebagai seorang hamba yang penuh dilumuri dosa.

Sebelum azan subuh berkumandang, Diska menunaikan shalat sunat tahajud serta shalat sunat fajar.

Diska mulai menunaikan ibadah secara rutin sejak dia tahu bahwa dirinya tengah mengandung.

Flash back On.

Diska dan Rezi sedang menikmati santap makan siang di kantin Fakultas kedokteran Universitas Indonesia.

Rezi juga melanjutkan pendidikan kedokterannya sambil bekerja di salah satu rumah sakit ternama di kota Jakarta.

Saat Arumi hendak menyendokkan nasi soto ke mulutnya, tiba-tiba dia merasa aroma nasi soto itu terasa aneh sehingga menyebabkan dia merasa mual.

Akhirnya Diska pun berlari ke toilet yang tersedia di kantin Fakultas.

"Diska, kamu kenapa?" tanya Rezi heran melihat Diska yang tiba-tiba berlari begitu saja.

Diska mengabaikan panggilan Rezi, pria itu khawatir dengan keadaan Diska, dia pun melangkah mengikuti Diska menuju toilet.

"Kamu kenapa?" tanya Rezi saat Diska sudah keluar dari toilet.

"Aku enggak tau, Kak. Tiba-tiba perutku mual saat mau makan nasi sotonya," ujar Diska.

"Ya udah, kalau gitu kita cari makan tempat lain, ya," ajak Rezi.

"Enggak usah, Kak. Aku mau minum teh anget aja," lirih Diska.

"Ya udah, kamu duduk di sini dulu," ujar Rezi menyuruh Diska untuk duduk di sebuah bangku panjang di luar kantin.

Rezi sengaja mengajak Diska keluar kantin, dia takut Diska kembali menghirup aroma nasi soto yang menurutnya tidak enak.

Mereka kini sudah berada di depan gedung Fakultas kedokteran.

"Kamu tunggu di sini, biar aku yang cari teh anget buat kamu," ujar Rezi khawatir.

Diska mengangguk, lalu membiarkan Rezi kembali masuk ke kantin untuk meminta segelas teh panas.

"Nih, kamu minum dulu, tapi pelan-pelan, ya. Masih, panas," ujar Rezi.

Dia pun menyodorkan segelas teh panas pada Diska, berharap Diska akan merasa lebih baik setelah itu.

"Sepertinya kamu masuk angin," ujar Rezi menganalisa penyakit apa yang kini dialami oleh Diska.

"Aku juga enggak tahu kenapa, nih. Kok tiba-tiba pusing gitu," ujar Diska.

"Atau apa perlu kita ke klinik terdekat?" tawar Rezi.

Dia cemas dengan kondisi tubuh Diska yang kini terlihat pucat pasi.

"Enggak apa-apa, mungkin benar aku cuma masuk angin doang," ujar Diska tidak ingin merepotkan Rezi.

"Kamu yakin?" tanya Rezi memastikan keadaan Diska.

Diska menggelengkan kepalanya berusaha untuk meyakinkan pria yang selalu berada di sampingnya bahwa dia baik-baik saja.

"Iya, aku baik-baik saja," ujar Diska.

Diska menyesap teh hangat yang baru saja diberikan oleh Rezi.

Mereka pun beristirahat terlebih dahulu di sana.

Beberapa menit setelah itu.

"Kak, kita pulang, yuk," ajak Diska setelah dia merasa lebih enakan.

"Ya udah, yuk." Rezi pun membantu Diska melangkah menuju parkiran.

Saat Diska hendak membuka pintu mobil, gadis itu pun terkulai lemas, bersyukur Rezi masih berdiri di samping Diska.

Rezi langsung menangkap tubuh Diska lalu memasukkan Diska ke dalam mobil.

Rezi mengambil keputusan untuk membawa gadis yang bersamanya menuju ke sebuah klinik terdekat.

Dia panik saat melihat Diska jatuh tak sadarkan diri, dia mencemaskan keadaannya saat ini.

Sesampai di klinik, Rezi mengangkat tubuh Diska dan membawanya masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

Diska terlihat masih belum sadarkan diri, dia membaringkan tubuh Diska di atas brangkar lalu mendampinginya masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

"Dokter, tolong teman saya, dia tiba-tiba pingsan," ujar Rezi pada sang dokter.

Sebenarnya saat itu, dia sendiri bisa memeriksa keadaan Diska, tapi dia menyerahkan hal itu pada dokter yang bertugas di klinik tersebut.

Si dokter pun mulai memeriksa keadaan Diska, si dokter dapat merasakan denyut nadi Diska yang berbeda dengan seorang wanita yang normal.

Sang dokter terdiam sejenak, dia menghela napas panjang, sang dokter mengoleskan minyak kayu putih ke hidung Diska berharap Diska lekas bangun.

Diska mulai membuka kelopak matanya secara perlahan. Dia dapat melihat sekelilingnya berwarna putih.

"A-aku di mana?" lirih Diska bingung saat tahu dia berada di tempat asing baginya.

Rezi mendengar ucapan Diska, dia pun berdiri menghampiri gadis yang sangat dicintainya itu.

"Kamu udah bangun?" tanya Rezi.

Dia menggenggam erat tangan Diska.

"Aku di mana?" tanya Diska lagi.

"Kamu sedang berada di klinik, ini dokter masih memeriksa keadaanmu," jawab Rezi.

"Dek, saya sudah periksa, Alhamdulillah kondisimu baik-baik saja. Tapi, ada sesuatu yang harus kita periksa," ujar sang dokter.

Diska dan Rezi saling berpandangan.

"Kamu bisa menyimpan urine kamu di sini," pinta sang dokter sambil memberikan sebuah wadah kecil.

"Untuk apa?" tanya Diska heran.

"Untuk memastikan kamu sedang mengalami sakit apa?" ujar sang dokter.

Akhirnya Diska pun turun dari brangkar, lalu dia melangkah menuju kamar mandi yang terdapat di dalam ruangan pemeriksaan tersebut.

"Ini, Dok," ujar Diska sambil menyodorkan wadah yang sudah berisi urine miliknya.

Setelah itu, Diska melihat sang dokter memasukkan tes peck pada wadah tersebut.

Diska menutup mulutnya, saat dia tahu alasan dokter meminta urine-nya.

Rezi mengernyitkan dahinya, dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Dia berharap apa yang diperkirakan oleh Dokter tidak benar.

Tak berapa lama sang dokter mengeluarkan tes peck tersebut.

Rezi membulatkan matanya tak percaya saat melihat garis dua di alat tes peck tersebut.

Dia menatap tak percaya pada Diska, hatinya hancur seketika saat tahu Diska hamil.

Diska terlihat shock dengan apa yang dilihatnya saat ini, dia menggelengkan kepalanya tak percaya.

"Selamat, Nona. Anda positif hamil," ujar sang dokter.

Diska hanya diam, dia masih bingung harus berbuat apa.

"Baiklah, Dok. Kami pamit dulu, terima kasih," ujar Rezi setelah rasa shocknya hilang.

Rezi menarik tangan Diska untuk keluar dari klinik tersebut. Dia pun membawa Diska masuk ke dalam mobil.

"Apakah kamu bisa jelaskan ini semua?" tanya Rezi menahan hatinya yang bergemuruh.

Hatinya hancur berkeping-keping, selama ini dia selalu memendam cintanya terhadap Diska tapi kini dia mengetahui bahwa gadis yang selama ini dicintainya telah hamil, itu artinya Diska telah menyerahkan harta berharga dalam dirinya pada pria lain.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rinjani

Rinjani

walah Rama yaaa

2023-01-17

1

Agung Andria

Agung Andria

ternyata ini certa lanjutan sebelah???

semangat

2022-10-02

3

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

༄༅⃟𝐐✰͜͡w⃠🆃🅸🆃🅾ᵉᶜ✿☂⃝⃞⃟ᶜᶠ𓆊

waaaduuuuh positif anak siapa itu🤔🤔🤔🤔🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️

2022-09-26

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!