My Hubby Is Ghost
Cleopatra El Vanezz, gadis remaja usia 19 tahun, buta, seorang yatim piatu, tinggal bersama nenek tercinta dan seorang paman yang bernama Dardack El Vanezz.
Kehidupannya bagaikan seorang putri dalam sangkar, setiap hari selalu dipenuhi dengan tata krama dan peraturan yang ketat. Terlebih ia calon penerus kerajaan bisnis mendiang kedua orang tuanya.
Sang Nenek yang bernama Debora El Vanezz sangat menyayangi Ayah Cleo. Terlebih ia sangat tegas dan dapat berkerja sangat baik ketika menjadi pemimpin perusahaan.
Masa kecil Cleo memang dipenuhi dengan kasih sayang. Namun semua hancur karena keserakahan adik ayahnya yang tidak terima karena kursi kepemimpinan jatuh kepada Ayah Cleo.
Flash back
"Sayang, karena ini weekend sebaiknya kita pergi jalan-jalan yuk, apalagi Papa libur."
"Boleh Ma, Ayuk! Sekolah Cleo juga libur kalau akhir pekan," ucap Cleo dengan bahagia.
"Oke, kalau begitu, kamu bersiap-siaplah. Mama akan membantumu."
"Baik, Ma," ucap Cleo dengan riang.
Cleopatra memang sangat patuh dan sopan.
Terlebih setiap hari Cleo selalu mengikuti pendidikan kelas atas. Mulai dari belajar tata krama, les piano, les empat bahasa belum lagi kegiatan ekstrakurikuler yang wajib ia ikuti.
Beruntung Cleo tidak pernah rewel, sehingga ia sama sekali tidak pernah mengharapkan sanjungan dari keluarga besarnya. Cleopatra tumbuh cantik dan menawan. Kecerdasannya mampu menyamai orang dewasa.
Akan tetapi, Dardack tidak menyadarinya. Fokusnya saat ini hanyalah untuk membuat kakaknya lenyap.
Sejak kecil, Cleopatra memang dipersiapkan untuk menjadi CEO Wanita di usia remajanya kelak. Namun, keberhasilan sang Ayah Fernandez El Vanezz dalam mengelola kerajaan bisnis Amour El Vanezz tidak disukai adiknya.
"Posisi itu seharusnya menjadi milikku, kau terlalu serakah Fernandez!" ucap Dardack El Vanezz, adik kandung Fernandez.
Sejak lama Dardack mengincar posisi CEO, namun sang ibu lebih memilih putra kesayangannya yang menduduki posisi itu. Sehingga muncullah benih-benih kebencian. Hingga ia merencanakan sebuah hal yang sangat keji untuk kakak kandungnya tersebut.
"Tunggulah sebuah kejutan besar yang siap menantimu hari ini, dan setelah itu kau akan bahagia selamanya bersama keluarga kecilmu itu."
Saat ini Fernandez sudah memakai pakaian santainya. Perpaduan pakaian yang ia kenakan pagi itu membuatnya terlihat awet muda. Ia memakai atasan kaos oblong dan celana Chino berwarna cream yang senada.
Sangat cocok dengan kulitnya yang cerah. Penampilannya kali ini sangat berbeda dengan biasanya yang memakai stelan jas rapi dan berdasi. Meskipun begitu, apapun pakaian yang ia kenakan selalu enak dipandang.
"Wah, kamu tampan sekali, Sayang. Mau memikat wanita mana lagi?" tanya Amora istri Fernandez.
Fernandez menarik tubuh istrinya dan menghujaninya dengan kecupan kasih sayang.
"Kamu bicara apa, Sayang. Satu-satunya wanita yang mengisi hatiku hanyalah dirimu. Jadi untuk apa kamu khawatir?"
Fernandez hendak mendaratkan sebuah kecupan pada bibir mungil di wajah Amora, tetapi ia menahannya dengan jari telunjuknya.
"Sstt, ada putri kita Cleopatra di luar sedang menunggu, tidak baik jika ia sampai melihat kita seperti ini?"
Fernandez tergelak akan ucapan ratunya barusan. Akan tetapi itulah yang membuat ia semakin mencintai Amora. Meskipun Amora bukan berasal dari keluarga bangsawan, tetapi ia mempunyai sikap dan perilaku seperti kelas atas.
"Aku memang tidak salah memilihmu, Sayang."
Amora hanya mengerling ketika suaminya memuji barusan. Lalu ia bergegas keluar kamar dan menemui putri kecilnya, Cleopatra.
Tidak lama kemudian, Fernandez segera menyusul. Setelah semua siap, mereka bertiga pergi berlibur dengan mengendari sebuah mobil caravan. Sesuai dengan rencana Dardack ketiga orang itu keluar diiringi pengawalan yang ketat.
Cleopatra yang jarang liburan sangat menikmati suasana pagi itu. Langit yang cerah dipadukan dengan jajaran tanaman di pinggir jalan membuat lukisan indah di dalam kelopak mata Cleo. Belum lagi bunga-bunga kecil yang bermekaran di tepi jalan seolah berbahagia bersamanya.
"Sayang, kamu senang tidak bepergian pagi ini?" tanya Amora sambil mendekap tubuh mungil putrinya.
"Senang sekali, Ma. Ternyata pergi tamasya sangat mengasyikkan."
"Ha ha ha, ini baru perjalanannya, Sayang. Nanti kalau kita sudah sampai di tepi pantai, kamu pasti akan lebih bahagia."
"Benarkah, Pa. Jadi kita akan pergi ke pantai?" tanya Cleo dengan wajah berbinar.
Fernandez mengangguk bahagia, begitu pula dengan Amora yang tersenyum ke arah sang putri.
"Wah, Cleo sudah tidak sabar untuk sampai ke sana."
Keceriaan mereka tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba saja dari arah berlawanan terdapat sebuah truk container yang menyetir secara ugal-ugalan.
"Awas!" teriak Cleo saat bibir container menyentuh badan mobil bagian depan.
Ckit ... Brum ... Brum .....
"Sayang, lindungi putri kita!" teriak Fernandez ketika mobil caravan yang mereka naiki berguling-guling di jalanan.
Pagar pembatas jalan ternyata tidak mampu menahan mobil yang dikendarai Cleopatra dan kedua orang tuanya. Hingga akhirnya mobil tersebut masuk jurang dan meledak kemudian.
BOOM
Ledakannya terlihat sangat dahsyat, hingga kobaran apinya sampai terlihat membubung tinggi. Sesaat kemudian berganti mobil container yang meledak. Sehingga suasana jalanan pagi itu terlihat sangat kacau.
Sang nenek Debora El Vanezz yang sedang menikmati indahnya suasana pagi itu di taman panik, ketika Dardack memberitahukan jika mobil yang dikendarai kakaknya kecelakaan dan meledak di tepi jurang.
"Apa! Jangan bercanda kamu, Dardack!" ucap Debora dengan mata berkaca-kaca.
"Pengawal, segera kerahkan semua pihak untuk menyelidiki kasus ini dan temukan mobil putraku!"
"Ba-baik, Nyonya!"
"I-ibu tenanglah dulu, aku akan mengurusinya!"
"Tenang katamu! Bagaimana seorang ibu bisa tenang ketika putranya dalam keadaan bahaya!"
Tiba-tiba Debora terduduk lemas, bibirnya bergetar. Ia tidak bisa membayangkan nasib Cleo, cucu kesayangannya itu.
"Cleo, bagaimana dengan Cleo?"
Tangisnya pecah seketika. Buliran kristal bening itu mengucur deras dari kedua kelopak mata tua Debora.
"Sayangku, bertahanlah Nenek akan menolongmu!"
Sementara itu, sebuah keajaiban terjadi. Sesaat sebelum mobil itu meledak, Amora sempat mendorong tubuh kecil Cleopatra keluar dari mobil.
"Jika Mama dan Papa meninggal, kamu harus selamat, Sayang," ucap Amora sambil berlinang air mata.
Sementara itu suaminya, Fernandez telah berlumuran da-rah. Ia yakin jika suaminya telah meninggal. Harapan satu-satunya adalah melihat putrinya selamat.
"Semoga kamu bisa membalaskan dendam kami, Nak. Selamat tinggal."
Saat didorong keluar dari mobil, Cleo dalam keadaan pingsan. Keningnya berda-rah karena terantuk bebatuan curam. Beruntungnya saat ledakan terjadi lokasi Cleo sangat jauh dari mobil caravan yang meledak itu.
Sementara itu, suasana di kediaman El Vanezz terlihat suram. Berita kecelakaan yang dialami oleh Fernandez menyebar begitu cepat hingga semua kalangan bisnis mengetahui kabar terbarunya.
"Selamat tinggal kakak, semoga kamu bahagia di alam sana, ha ha ha ...." ucap Dardack sambil memandang jauh hamparan langit kota Scotland pagi itu.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
######?
Assalamualaikum, thor mau tanya ini covernya bikin sendiri atau dibikinin mangatoon?
2022-10-20
1
Ꭿlina⃟💎
apakah tidak ada perasaan menyesal? sedih sedikitpun?
2022-10-16
1
Ꭿlina⃟💎
karna rasa iri benci dan keserakahan menjadikannya berbuat jahat, bahkan tega untuk membunuh kakaknya sendiri
2022-10-16
1