"Bagaimana bisa Mama dan Papa menjodohkan aku dengan wanita bu-ta!"
"Stop Tango! Jaga nada bicaramu! Kau tidak pantas menghina Cleo."
Sesuai dugaan, Tango benar-benar tidak suka dengan keputusan kedua orang tuanya. Beruntung kali ini mereka berada di dalam Mansion De Laurent, sehingga tidak ada yang mendengar penolakan Tango.
Rose tampak masih menahan amarahnya, bagaimana pun Cleo adalah wanita yang sangat cocok bersanding dengan Tango. Hanya karena kekurangan yang ia miliki, hal itu justru membuat putranya menghina gadis pilihannya.
"Perlu kau tahu, Tango! Cleo mengalami ke-bu-ta-an karena sebuah kecelakaan. Hal itu terjadi juga bukan karena keinginannya, tetapi semua terjadi karena takdir. Justru di saat ia kehilangan penglihatan, Cleo juga kehilangan kedua orang tuanya. Bukankah kejadian itu terlalu tragis untuk anak perempuan yang baru berusia tujuh tahun?"
Deg
Miris, itulah kata yang tepat untuk menggambarkan situasi yang sedang dialami oleh Cleo. Akan tetapi, seberapa besar rasa simpati Tango untuknya, ternyata tidak membuat rasa cinta untuk Cleo kembali tumbuh.
"Tapi, Ma ...."
Rose membuang muka, ia tidak mau ketika melihat ke dalam mata Tango, karena pendiriannya seketika luruh ketika ia menatapnya. Saat itu juga, Rose mulai menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan Cleo.
"Kamu tahu bukan, saat itu Papa dan Mama mengajakmu ke sebuah pemakaman Tante Amora dan Paman Fernandez?"
"Yups."
Ingatan Tango kembali ke beberapa tahun silam. Ia ingat saat itu ibu dan ayahnya mengajaknya ke sebuah pemakaman. Di sana ada seorang gadis cantik yang terus menangisi kepergian kedua orang tuanya.
Namun, ia tidak bisa melihat dengan jelas raut wajah gadis itu karena sang nenek memeluknya.
"Apa gadis kecil itu adalah Cleo?"
Rose mengangguk, lalu mulai menceritakan semua yang ia ketahui saat itu. Ia tidak mau menutupi kebenaran tentang Cleo pada putranya.
"Tapi kenapa Mama begitu kejam kepadaku? Seharusnya bilang dari awal dan jujur tentang semuanya. Jadi aku tidak akan merasa terbebani dan dibohongi."
"Apakah kamu masih merasa jika Cleo itu tidak layak bagimu karena dia bu-ta?"
Rose mulai menatap ke dalam mata Tango, mencari kejujuran di sana. Apakah sebuah amarah atau rasa kecewa karena kebohongannya. Padahal ia menutupi hal itu tanpa disengaja. Semua dilakukan untuk memuluskan rencana Rose menikahkan Tango dengan Cleo.
Tango masih merasa tidak enak karena merasa dibohongi oleh Mamanya. Ketika tatapan matanya bertemu sang mama, ada sebuah rasa aneh yang menggelitik jiwa.
"Seharusnya Mama bilang dari awal, mungkin aku bisa memikirkannya," ucapnya kemudian.
"Tapi, Nak, kecerdasan Cleo diatas rata-rata. Lagi pula kalau ia menemukan donor mata yang tepat, Cleo pasti bisa melihat, sehingga tidak ada lagi cela untuknya."
Rose mendekati putranya dan memegang bahu Tango.
"Kamu tinggal menemukan donor mata yang tepat, kerahkan semua kekuatan yang kamu miliki, agar Cleo segera mendapatkan pendonornya. Setelah itu, pasti ia tidak akan bu-ta dan percayalah kamu akan merasa bahagia jika hidup bersama Cleo."
Tango memikirkan ucapan dari ibunya barusan, tetapi bagaimana bisa ia melakukan pernikahan dengan gadis yang bu-ta? Melihat putranya semakin bimbang, Rose tidak tinggal diam.
"Sudah, Mama tidak mau dengar lagi alasan apapun. Hari pernikahan kamu dengan Cleo sudah ditentukan. Mau tidak mau kamu harus melakukan hal itu, baru setelahnya kamu bisa mencarikan donor mata yang tepat untuk Cleo."
Nyonya Rose segera meninggalkan putranya, sementara itu ayah Tango, Dimitri hanya tersenyum ketika menyadari jika putranya tidak dapat menghadapi keinginan sang istri seperti dirinya.
H-14 sebelum pernikahan.
Baik Cleo maupun Tango sama-sama sibuk dengan persiapan pernikahan mereka. Tidak ada yang menyangka jika CEO dingin mereka sebentar lagi akan menikah. Meskipun awalnya menolak, tetapi sebuah keputusan mutlak dari Rose de Laurent tidak bisa diganggu gugat.
Orang yang paling terkejut dan paling sibuk adalah Juno sang asisten. Juno adalah asisten serbaguna sehingga apapun pekerjaan yang dibebankan padanya pasti akan terlaksana dengan baik.
Namun, agar ia mendapatkan simpati dari Tango, Juno sengaja berbohong. Kini ia mulai mendekati meja Tango.
"Tango, tak bisakah kau memberikan aku cuti sehari saja, tulang-tulangku sudah remuk rasanya setiap hari kau bebani dengan tugas yang begitu banyak."
Bukannya menanggapi curahan hati sahabatnya itu, ia justru masih fokus dengan layar laptop di depannya. Tango masih mempersiapkan sebuah program baru untuk perusahaan miliknya. Meskipun sebenarnya ia mendengar ucapan Juno tetapi ia sengaja mendiamkannya.
"Astaga, kok bisa aku punya sahabat serta Bos kaya kamu!" gerutu Juno dengan nada naik satu oktaf.
Juno menoleh kesal pada Tango.
"Sudah belum marahnya?" goda Tango pada Juno.
Juno menjejak-jejakkan kakinya ke lantai karena kesal.
"Sial! Aku justru terjerat uangmu dan bekerja di sini. Bagaimana bisa aku hidup tanpamu, dasar beruang kutubku sia*an!"
"Ha ha ha ...." Akhirnya justru tawa Tango yang meledak pagi itu.
"Dasar Bos kurang akhlak!" kutuk Juno sedikit kesal.
Sementara itu di dalam mansion, Cleo masih asik merangkai bunga. Meskipun ia tidak bisa melihat, Cleo juga kursus merangkai bunga dan minum teh.
Untuk saat ini memang semua ilmunya belum terpakai sepenuhnya. Akan tetapi, ia membiarkan semua peraturan yang telah diatur sang nenek berjalan seperti biasanya.
Derap langkah kaki yang begitu halus terdengar di dalam telinga Cleo. Ia masih mendengarkan dengan seksama dan sangat hati-hati.
Rose tersenyum melihat rangkaian bunga yang telah dibuat oleh Cleo. Menurutnya hasil karya tangan Cleo cukup bagus daripada miliknya.
Cleo menoleh, "Maaf, Anda siapa?"
Nyonya Rose terkejut ketika Cleo menyadari kehadirannya.
"Sayang, kamu tahu di sini ada Tante?"
Cleo tersenyum lalu mengangguk perlahan.
"Maaf jika Cleo tidak menyambut kedatangan, Tante."
Rose mendekati calon menantunya itu.
"Tidak mengapa, bagaimana kalau sekarang kamu ikut Tante untuk fitting baju pengantin."
"Sekarang Tante?"
"Iya kapan lagi, mumpung di bawah si beruang kutub sedang menunggu kita."
Kening Cleo berkerut, ia tentu tidak menyadari maksud dari panggilan si beruang kutub. Tidak menunggu lama, Rose segera menggandeng Cleo untuk turun ke bawah.
Meskipun sebetulnya Cleo enggan mengikuti permintaan calon ibu mertuanya, akan tetapi ia tidak mempunyai sebuah alasan yang cukup.
"Mama, kenapa lama sekali?" ucap Tango dengan nada kesal.
Mendengar suara seorang laki-laki yang sangat ia kenal membuat Cleo menghentikan langkahnya. Dari nada suaranya saja Cleo bisa menyimpulkan jika Tango terpaksa ikut datang bersama ibunya pagi itu.
Lagi-lagi tatapan Tango dan Cleo beradu. Namun bagaimana pun Tango berharap, Cleo tidak bisa melihat ketampanan dirinya. Tentu saja hal itu membuatnya kesal. Sontak Tango memalingkan wajahnya.
"Buat apa memiliki istri cantik tapi tidak bisa melihat keberadaan kita," gumam Tango dengan kesal.
"Tango kemarilah, Nak!" panggil Nyonya Rose kepada putranya.
Sebelum mendekati ibunya, Tango sempat menjejakkan kakinya kesal di lantai. Ia tidak menyangka jika hari yang seharusnya ia habiskan di kantor harus direbut paksa hanya demi melakukan fitting baju pengantin.
Ternyata panggilan ibunya tadi ia maksudkan untuk membuat Tango agar menggandeng tangan Cleo menuju mobil.
"Nah, mulai sekarang Tango yang akan membimbing jalanmu, Sayang," ucapnya lembut ke arah Cleo.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Ghiie-nae
Ih dasar beruang kutub, kamu tuh harus ikhlas menjalani perjodohan ini...
mana tahu bentar lagi kamu sendiri yang bucin...
2022-10-16
0
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
cie...
nanti kalo kamu udah jatuh cinta sama Cleo, pasti gak mau jauh²
2022-09-26
2
❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™
smoga tango bisa menerima cleo & memperlakukannya dengan baik
2022-09-19
2