ISI PONSEL KEDUA SUAMIKU
"ponsel siapa ini,mas? Perasaan bukan ponsel kamu". Tanya Zahra, kepada suaminya yang baru selesai mandi.
"Oh,itu ponsel nya Burhan sayang. Ketinggalan di kantor tadi, untungnya aku lembur. Aku ada telpon Burhan,lalu minta simpankan ponsel nya. Aneh, banget ponsel kok bisa ketinggalan ". Kekehnya Wahyu,suaminya Zahra.
Zahra,mendelik ke arah Suaminya. Ia mencari-cari sesuatu, walaupun mencurigai suaminya. Namun sang suami, terlihat santai-santai tanpa gelabakan atau apalah. "Hemm... mungkin lupa mas,mana ponsel nya mati lagi. Gak kamu ces,".
"Ngapain ganggu ponsel nya teman sayang, takutnya ada apa-apa. Gak usahlah, mungkin besok di bisa charger sendiri ". Jawab Wahyu,ia sudah memakai baju dan celananya.
"Ya sudah deh,kita makan yuk mas. Aku sudah masakin kesukaannya kamu". Zahra, menarik lengan Suaminya menuju ke arah meja makan.
"Yukk...mas, sudah sangat lapar". Kekehnya.
Zahra, tersenyum kecil. Walaupun senyumnya,tidak akan lama. Sebenarnya sang suami,ada di sembunyikan namun apa? Sudah semingguan Zahra, mengikuti suaminya tidak ada apapun.
Zahra,menikah dengan seorang pria bernama Wahyu Hidayat. Dia bekerja di kantor, sebagai staf biasa. Gajihnya hanya 4 juta,katanya.
Sedangkan Zahra, memiliki supermarket lumayan besar. Ia memiliki rumah sendiri,dari hasil jerih payahnya. Begitu singkat cerita tentang mereka, awalnya Wahyu sering belanja di supermarket milik Zahra.
Zahra,sering kali melihat Wahyu belanja. Ia tak segan-segan mengucapkan terimakasih banyak,atas belanja di supermarket nya.
Akhirnya mereka dekat dan pacaran,lalu menjalin hubungan serius dan menikah. Wahyu, memiliki seorang ibu kandung dan adiknya tengah hamil.
Sayang,sang adik di ceraikan oleh suaminya. Kini Wahyulah yang menanggung kehidupan sehari-hari,ibu dan adiknya.
Bahkan setiap Wahyu, gajihan semua uangnya di kasih ke ibunya. Sebenarnya Zahra,enggan menuruti kemauan suaminya. Ia juga kesal,kenapa tidak dari awal sebelum menikah. Tapi sayang,baru menikah Zahra baru mengetahuinya.
Pernikahan mereka baru berjalan tiga bulan. Sang suami sangat harmonis dan sering memanjakan Zahra,tapi akhir-akhir ini entah kenapa tiba-tiba hilang saja.
Bukan hanya sekali atau dua kali,zahra mengetahui jika suaminya memiliki hp lain. Tapi, sering kali saat memeriksa tas kerja sang suami. Karena penasaran dengan jawaban sang suami, akhirnya dia bertanya. Namun jawab sang suami, semakin buat curiga saja. Entah kenapa hp tersebut, selalu mati.
"Dek,kamu gak beli mobil lagi". Tanya sang suami, membuat zahra bingung.
"Untuk apa mas? Bukankah,kita sudah memiliki mobil. Itupun kamu pakai, buat ngantor". Jawab zahra,kenapa tiba-tiba mas Wahyu membicarakan tentang mobil. Apa mas Wahyu,mau membelikan mobil untukku? Ahhh..tidak mungkin,uang darimana juga.
"Aku kasian sama kamu,naik motor ke supermarket". Kata Wahyu,ia tersenyum sumringah.
"Gak mas,pakai motor saja. Lagian dekat kok,gak jauh juga. Uangnya gak ada mas,lagi nabung buat modal". Jawab Zahra, tersenyum manis. Ia langsung bergelut manja dengan suaminya.
"Dek,kamu nyimpan barang -barang atau aset berharga dimana? Aku gak tahu". Kata Wahyu.
Haaa...? Untuk apa mas, membicarakan hal itu. "Emang kenapa mas".
"Kamu jangan salah paham dulu,aku mau taruh BPKB motor adikku. Siapa tahu,aku lupa jadi minta simpankan di tempat kamu nyimpan barang berharga atau aset berharga gitu". Jawab Wahyu,ia tersenyum manis.
Zahra, tersenyum kecil. Ia menaruh rasa curiga,benar kata sahabatnya. Kita jangan gampang dulu, mempercayai seseorang walaupun itu suami sendiri. Apa lagi Wahyu,dari desa merantau ke kota. Tidak tahu asal usulnya, walaupun sudah sah. "Hemm...dalam lemari aja sih,mas. Gak kemana-mana gitu, takutnya lupa". Jawabnya.
Lemari? Lemari mana, bukankah aku sudah mencek semua lemari. "Oh,lemari. Nanti kamu simpankan yah,besok aku ambil BPKB nya".
"mau keman mas" Tanya Zahra, melihat suaminya beranjak berdiri.
"Mau kerumah ibu,dulu. Kamu tinggal sebentar yah,". Jawab suaminya,ia langsung menyambar kunci mobil.
"Ngapain mas,ini sudah malem lo". Cegah Zahra.
"Kamu apa-apaan sih,aku mau beli buah anggur dan apel. Buat Arini,katanya pengen buah. Seharusnya kamu paham dong,adikku itu tanpa suami. Sebagai kakaknya harus siap siaga, membantunya. Jangan lupa kirim uang Kepadaku,kamu taukan uang gajih ku di kasih ke ibu ". Tegas Wahyu,ia berlalu pergi meninggalkan Zahra.
"Mas,". Panggil Zahra,namun tak di hiraukannya. Ia langsung menggogoh kantong celananya dan mengeluarkan ponselnya,lalu mengirim uang sejuta kepada suaminya.
Padahal dua hari yang lalu,ia baru saja mengirim uang kepada suaminya. "Kamu kenapa berubah mas,aku kangen kamu dulu". Gumamnya Zahra. Ia langsung masuk ke dalam kamar, meringkuk di atas ranjang. Ia menangis kesegukan,boleh kah cemburu dengan adik ipar yang selalu di perhatikan suaminya.
******
Pagi harinya,sang suami barulah pulang dari rumah kontrakan sang ibu. sudah satu minggu ini,sang suami terus-menerus tidur di rumah kontrakan ibunya.
"ketiduran lagi,mas". tanya Zahra,kini sang suami sudah rapi siap berangkat kerja.
"maaf,dek. mungkin kecapean,makanya ketiduran lagi. makasih banyak,sayang. kamu sudan ngirim uang ke aku". Wahyu, mengecup kening istrinya.
"sampai kapan mas? kamu ketiduran lagi di tempat ibumu. aku nungguin kamu mas,sampai ketiduran.satu Minggu mas,kamu kek gini". kata Zahra,mulai meninggi Suaranya.
"Bisa diam gak,dek. aku capek,lagian aku ketiduran di tempat ibuku. kalau gak percaya, tanya sama ibuku. kamu ini,kenapa sih? marah-marah gak jelas,". Decak sang suami,ia menyantap sarapan pagi. "jangan buat aku gak mood makan,dek".
"baru dua hari mas,aku ngirimin kamu uang. kenapa sudah habis? kamu belanja apa sih". tanya zahra, kenapa seboros itu.
"Terserah aku,itu uangku sudah. mau aku habiskan untuk apa, katakan dimana kamu menaruh aset-aset berharga. aku mau, meletakkan BPKB ini".
"huuuff... seharusnya kamu berhemat mas,sudah tiga bulan pernikahan kita. tapi,selama ini kamu tidak pernah memberikan aku uang. bahkan aku memberikan uang kepadamu,gak wajar mas".
"Zahra,cukup yah.bukankah aku sudah menjelaskan semuanya kepadamu,masa kamu tidak mengerti juga. semua uangku,sudah pasti di berikan kepada ibuku". jawabnya Wahyu, dengan emosi.
"uang yang aku kirim malam tadi adalah terkahir aku mengirimkan uang kepadamu mas. Aku perlu uang mas,buat tambahan pemasukan lainnya. aku juga putar modal usahaku, seharusnya kamu malah membantu bukan malah seperti ini". keluh Zahra,ia memandang wajah suaminya.
"Aku pengen membantu kamu,dek. tapi semua gajihku di tangan ibu, bagaimana coba". kata Wahyu, tersenyum kecil.
"kenapa kamu tidak bilang, sebelum kita menikah mas? kenapa,kamu menyembunyikan ini,". tanya Zahra, membuat sang suami terkejut.
"ngapain bahas masalah ini sih?aku berangkat kerja dulu,". pamit sang suami,namun tidak ada adegan cium tangan punggung dan mencium kening Zahra.
Air matanya luruh sudah,saat kepergian sang suami. makan pun,tidak bernafsu sedikit pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sukliang
nikah 3 bln br tau kelakuan suami
selama pacaran kemana aja
2023-05-17
0
Erlinda
hadeeeh aq paling benci dgn wanita goblok seperti Zara ini..udah lah ga dikasih nafkah oleh suami eh malah dia yg nafkahin suami . goblok kok dipiara..awal nya aja udah bikin.naik darah
2023-02-08
1
BZ Crafts
jd perempuan koq bodoh benar, udh dak dinafkahin eh dimintain uang kok mau, ngomong kasar lg ke istri.. buang k laut aja suami kyk gitu
2022-09-28
1