"Bagaimana mas,apa istrimu mau beli mobil baru lagi,". Tanya Arini,kepada Wahyu.
"Gak dek, uangnya buat modal usaha lagi,". Jawab Wahyu, setelah pulang kerja. Ia tak langsung pulang ke rumah Zahra, melainkan ke kontrakan sang ibu.
"Seharusnya kamu desak dong,masa lemah sama istri. Kamukan kepala keluarga, seharusnya tegas. Biar mobil barunya zahra,buat ibu sama Arini jalan-jalan. Sampai kapan,kamu diam saja. Bergerak dong,ambil semua aset-aset berharga Zahra,". Decak sang ibu, nyatanya dalam tiga bulan tidak tanda-tanda apapun mengalihkan harta Zahra.
"Bu,ini sangat susah sekali. Aku tidak tahu dimana? Dia meletakkan aset-aset berharganya. Katanya di dalam lemari,tapi sudah aku cari gak ada,". Jawab Wahyu, dengan kesal.
"Ya sudah,ibu sama Arini. Mau pindah ke rumahnya Zahra,gak mau tau kamu harus bisa membujuk istrimu itu". Kata sang ibu, dengan kesal. "Kalau bukan ibu,tidak akan maju sama sekali,".
"Ingat mas, awas kamu sampai jatuh cinta dengan Zahra. Aku ini istrimu dan anak dalam kandungan ku ini, anak kita mas. Calon cucu ibu, secepatnya kamu bergerak. Aku setuju apa perkataan ibu,kami pindah saja dari sini dan tinggal di rumah Zahra. Aku yakin,dia tidak akan keberatan kok. Kebetulan sekali,aku mengawasi dirimu mas. Awas kamu mas, jangan sampai tergoda dengannya". Ucap Arini, dengan emosi. "Gak mungkin istrimu itu,tidak memiliki uang kalau gak pelit sama kamu,".
"maafkan aku sayang, baiklah. Aku akan bicarakan masalah ini kepada Zahra,biar kalian bisa bantu-bantu cari barang berharganya,". Wahyu,hanya tersenyum kecil.
"Nah,bagus kalau gitu. Biar ibu sama Arini, beres-beres". Sang ibu, langsung meninggalkan mereka. Sedangkan Wahyu, pamit pulang.
"Baguslah mas, kami pindah. lagian di rumah ini,sumpek banget gak ada AC. aku juga gak sabar,mau memakai semua milik istrimu itu. awas kamu larang -barang,aku mas. akan aku bongkar siapa aku ini,mas" ancam Arini, menatap sang suami dengan tajam.
"iya, terserah kamu sayang. miliknya adalah milik kamu juga,kalau sudah satu atap. aku harap kamu bersikap baik, kepada zahra. agar rencana kita ini lancar". Wahyu, menjelaskan kepada istrinya.
Arini, sangat kesal kepada suaminya. Rela demi kehidupannya di masa depan,dia rela menjadi adik Wahyu. Padahal Arini adalah istri pertama Wahyu, sedangkan Zahra istri keduanya.
"ingat kamu zahra,akan aku buat kamu memiliki suami tapi berasa tidak punya suami". senyum semerik Arini.
Mereka sudah mengambil keputusan mantang-mantang, sebenarnya Zahra sudah lama mereka targetkan.
Sedangkan Wahyu dan Zahra,hanya menikah secara agama saja. Karena cinta hingga membutakan mata Zahar,apa lagi sang mertua sangat baik. Walaupun adik iparnya, sedikit judes sekali. Namun sampai detik ini, Wahyu tidak ada mengurus surat-surat pernikahan ke KUA. karena semuanya hanya, alibinya saja.
Arini,rela di madu dan di jadikan seorang adik. Asalkan uang jalan terus,ia bisa berbelanja apapun. Sekarang dia hamil 7 bulan,anak pertamanya dengan Wahyu.
Sesampai di rumah Zahra, Wahyu langsung tersenyum manis.
Saat berada di rumah Zahra,terasa damai dan tentram tanpa ada ocehan dari ibu dan istrinya. Ia memijit pelipis keningnya, kepalanya nyut-nyutan. Entah ini akting atau benar.
"kenapa mas? Sakit kepala,banyak kerjaan di kantor,". Tanya Zahra. Masa sih,mas Wahyu punya banyak pekerjaan. Bukankah,dia hanya staf kantor biasa.
"Mas mau bicara sama kamu dek,". Jawab sang suami,ia mengelus lembut tangan Zahra. Mampu menyentuh hati Zahra,ia langsung memeluk suaminya dengan erat.
"Bicaralah mas,aku akan mendengarkannya". Senyum manis zahra, walaupun baru-baru ini. Dia menaruh rasa curiga kepada sang suami, karena hatinya merasakan kejanggalan.
"sebenarnya ibuku dan Arini,mau pindah ke sini dek. Apa kamu setuju,aku tahu kamu keberatan dengan mereka. Aku mohon kamu mau,yah...apa lagi Arini, selalu minta apa-apa. Sampai-sampai malam-malam hari,aku rela cariin dia ini itu. Terus kerumah ibuku,bahkan aku sampai ketiduran karena kecapean. Di tambah lagi,Arini hamil besar sayang. Kamu mau yah,ini juga bisa berhemat dan kamu ada temannya di rumah,". Sang suami membujuk istrinya.
Zahra, melonggarkan pelukannya dari sang suami. Sebenarnya memang,dia keberatan dengan ibu mertua dan adik iparnya. Walaupun ibu mertua baik,tapi adik iparnya sangat pemarah kepadanya.
"Tapi mas,aku boleh minta gak uang gajih kamu. Buat nambah belanja bahan makanan, bulanan kita". Pinta Zahra, walaupun dia tahu jawab sang suami pasti tidak mau.
"Kamu perhitungan gitu sih,sama ibu dan adikku. Jangan sampai mereka tahu, bisa-bisa ibuku kecewa dengarnya. Ini terakhir kalinya yah,kamu ungkit-ungkit gajihku. Sebenarnya kamu itu enak, ngapain mikir masalah begituan. Kamu punya supermarket, lumayan besar. Tinggal ambil-ambil saja,toh..itu milikmu sendiri,". Ucap Wahyu,mampu mengiris hati Zahra.
"Mas,aku gak sembarang loh. Ngambil barang di supermarket,aku harus ngeluarin uang juga. Biar perhitungan perbulan,gak mumet mas . Kasian karyawan aku,". Jawab Zahra, dengan cemberut bercampur rasa kecewa.
"Alahhhh....ribet amat, intinya mereka besok akan pindah ke sini dan kamu Zahra. Jangan pernah lagi, ungkit-ungkit masalah gajihku. Semua gajihku di bagi sama ibuku dan adekku Zahra,paham kamu". Wahyu, beranjak pergi meninggalkan ruang tamu.
Zahra, mendengus kesal. Entah kenapa sang suami,lebih mementingkan adiknya. Apa-apa selalu, tentang adiknya. Rela malam-malam hari,mencari makanan. Tapi,saat Zahra meminta belikan sesuatu selalu menolak. "Kenapa sih? Harus mengutamakan adiknya,kalau gak ibunya". Gumam Zahra.
**********
"sebelum berangkat tadi,ibu sempatkan memasak untukmu". bu Yuni, memberikan sebuah rantang yang berisi menu-menu kesukaan Zahra.
"wahhh... makasih banyak,bu. malah repot-repot segala". kata Zahra,ia menghirup aroma masakan sang mertua.mampu menggoda laparnya.
"apa sih,yang enggak buat menantu ibu," kata bu Yuni,mengelus rambut Zahra. sebentar lagi,kamu akan aku tendang. tersenyum lah zahra, menantu kesayanganku.
Zahra, calingukan mencari sesosok Suaminya. kenapa lama sekali,tidak keluar-keluar. bukankah sang suami,ijin membawa koper Arini. sebenarnya di lubuk hati yang paling dalam,zahra sangat cemburu. entah perasaan darimana,kenapa cemburu dengan adik iparnya.
"kamj cari Wahyu,yah. biasa mungkin mereka, sedang bercanda. maklum adik kesayangannya Wahyu,". kata sang ibu mertua, mencoba mengalihkan perhatian Zahra.
"mereka dekat banget bu, walaupun aku belum pernah merasakan jadi seorang kakak". senyum manis Zahra, sebenarnya ia ingin sekali menghampiri suaminya ke dalam kamar Arini.
"maafkan ibu dan Arini yah,jadi ngerepotin kamu. kami malah menumpang di rumahmu,nak". lirih sang ibu mertua, seakan-akan menguba wajahnya sesedih mungkin. "semuanya pada naik,nak. apa lagi Arini,dia lagi hamil. banyak minta ini itu,ibu kewalahan makanya minta bantuan dengan Wahyu,".
Zahra, tersenyum kecut. ia juga paham apa yang di maksud sang ibu mertua, meskipun semuanya ia ragu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Sukliang
keluarga anjing
2023-05-17
0