"Assalamualaikum,". Ucap Wahyu,yang baru datang dari kerja.
Zahra,yang baru keluar dari kamar. Ia berniat menghampiri suaminya, ingin mencium punggung tangan suaminya. Sepulang dari kerja, Zahra lebih baik mengurungkan dirinya di kamar tanpa harus bergabung dengan ibu mertua dan adik iparnya.
"Eehh...mas sudah pulang,". Kekehnya Arini,ia langsung mencium punggung tangan Wahyu. Ia melirik ke arah Zahra, seakan-akan memanasi dirinya.
Zahra,yang acuh tidak ingin berdebat. Ia langsung menghampiri suaminya,tanpa ba-bi-bu lagi. "Mas". Kata Zahra, melihat kodenya. Wahyu, langsung mengulurkan tangannya dan di cium oleh Zahra.
"sini aku bawakan tasnya,mas. Kamu mandi gih,terus aku masakin buat kamu". Senyum manis Zahra, kepada suaminya.
"Gak perlu masak Zahra,ibu tau kamu capek dari supermarket kerja. Ibu,sudah memasak buat kalian". Sahut bu Yuni, langsung.
"Makasih,bu. Jadi gak enak". Zahra, melirik ke arah Suaminya. palingan juga drama,sok baik tapi nusuk.
"Itu untungnya ada ibuku Zahra,kalau kamu lelah. Pasti ibu, membantu pekerjaan rumah juga.walaupun ada Art di rumah ini ada,kamu tau sendiri aku gak suka masakan orang lain. Selain keluarga ku,sudah patutnya kamu terimakasih kepada ibuku,". Ucap Wahyu,namun Zahra hanya memutarkan bola matanya.
Haaa..?gak salah kamu mas,gak bisa makan dari masakan orang lain. terus makan di kantin kantor,sama makan di restoran mewah. siapa yang masak,mas? apa ibumu juga,hebat yah...ibumu,punya jurus seribu bayangan persis kaya Naruto. biar dia masak dimana-mana,heran deh. batin Zahra, mengumpat suaminya dari dalam hati.
"Mas,pagi tadi mbak zahra gak mau bantu ibu masak. Buat sarapan pagi aku,padahal aku pengen makan cumi pedas manis sama kangkung seafood. Aku sedang hamil,mas. Jadi gak bisa bantu ibu,mbok Iyem juga sibuk ngerjain lain. Tapi, Mbak Zahra malah gak mau bantuin ibu masa. Gak tau kenapa,dia tiba-tiba ngambek terus pergi bekerja,". Ucap Arini,panjang lebar. Zahra,hanya menghela nafasnya dengan berat.sudan pasti sang suami marah,apa lagi tatapan tajam ke arahnya.
"Nah... Nah....tukang ngadu segala, dari pada kamu. malas minta ampun, dengan alasan aku hamil, apalah. bikin mual aja,bilang aja kale malesss..... gerut Zahra,lagi.
"Maafkan ibu,nak Zahra. Terpaksa ibu, menyuruh kamu masak tempe sama ikan asin. Kamu tahu sendiri,kalau masakan itu spesial untuk Arini cucu ibu. Mungkin perkataan ibu,sudah menyakiti hatimu. Tadi ibu,ke pasar beli bahan sayur sama ikan. Sebagai mengucapkan kata maaf,ibu sudah masak buat kalian ikan Nila bakar. Sekali lagi,ibu minta maaf". Kata bu Yuni, wajahnya terlihat sedih. Agar terlihat bersalah atas semuanya.
Ck,aku tidak menyangka. Ibu mertuaku,juga bermuka dua,batin Zahra. Tangannya sudah di cekal oleh Wahyu, Arini tersenyum lebar. Sudah pasti Zahra,di marahi habis-habisan.
"Zahraaaa....kamu apa-apaan ha? Apa ini kelakuan kamu,di saat aku tidak ada ha..!! Bisa-bisanya kamu marah kepada ibuku,dia itu ibu mertuamu Zahra. Sama saja, beliau adalah ibumu juga. Apa ini didikan dari kedua orang tua mu,aku kecewa Kepadamu Zahra". Bentak Wahyu,ia sudah geram kepada istrinya.
Zahra,hanya tersenyum kecil. Dia tidak terkejut lagi, dengan bentakan sang suami. "Terserah kamu,mas. Lagi-lagi Arini terus,muakkkk...tau gak mas,aku dengarnya,". Zahra,juga terbawa emosi. "Dan satu lagi,mas
jangan bawa kedua orangtuaku,".
"Diam kamu Zahra,apa kamu iri dengan Arini ha? Dia adikku Zahra, sedang hamil. Wajar aku perhatian kepadanya, karena dia tak memiliki suami ". Kata Wahyu, kini air mata zahra lolos juga.
Zahra, menghapus air matanya. "Semoga saja beneran mas,suaminya Arini sekalian mati". Bentak Zahra, langsung meninggalkan suaminya.
Wahyu, mendengar ucapan Zahra. Langsung gelisah,karena Zahra sudah mendoakan dirinya mati. "Zahra, jaga ucapan kamu,". Teriak Wahyu.
"Benar-benar yah, istri kamu itu Wahyu. Kenapa dia berdoa seperti itu,sama sajakan dia mendoakan kamu ". Kata sang ibu, dengan pelan.
"Makanya mas,jadi suami yang tegas dong". Sungut Arini,ia berdecak kesal. Awas kamu Zahra,aku bakalan kasih kamu pelajaran.
Zahra, berbaring di atas ranjang. Ia juga menyelimuti tubuhnya, tangisnya terisak-isak. Tanpa ada yang membujuk dirinya,suami di kiranya siap siaga. Namun kenyataannya hanya khayalan semata, hatinya semakin hari semakin sakit. Tidak ada kata romantis,dari mulut suaminya. Melainkan kata bentakkan saja,entah kemana sifat sang suami seperti dulu.
******
Malam harinya. Wahyu, tengah bersiap-siap untuk pergi.
"Mau kemana mas, malam-malam begini". Tegur Zahra, matanya sembab sehabis menangis.
"Mau pergi, jalan-jalan sama ibu dan Arini". Jawab Wahyu,ia merapikan rambutnya terlihat jelas di wajahnya tengah bahagia.
"Jalan-jalan,mas? Terus aku,". Tanya Zahra,ia mendekati suaminya. Apa aku tidak di ajak Oleh mas Wahyu.
"Kamu tinggal lah, takutnya di rampok orang nih rumah". Kini Wahyu,nampak kesal.
"Mas,awal nikah sampai sekarang. Kamu gak pernah ajak aku, jalan-jalan. Tapi,kamu sering bawa Arini jalan-jalan. Aku istrimu mas,bukan adikmu". Kata Zahra, dengan kesal.
"Zahra,kamu kenapa sih? Kamu cemburu sama Arini,aku juga ajak ibu. Aku pengen suasana bersama dengan keluarga ku,kalau kamu ikut. Yang ada rusak suasananya,lagian Arini sedang hamil. Wajarlah mau jalan-jalan, mungkin bawaan hamil,". Ucap Wahyu, penuh penekanan.
"Apa..? Kamu kira aku orang mas,bukan keluarga mu. Aku istrimu mas,bukan orang lainnya. Kenapa harus Arini,mas. Kamu selalu mengutamakan dia, dengan alasan dia hamil". Zahra, menggeleng kepalanya dengan pelan.
"Mana kartu ATM mu,aku pinjam. Uangku gak ada,". Wahyu, langsung merampas dompet Zahra yang terletak di atas meja rias.
"Mas,jangaaaan...uang di kartuku hanya lima juta,buat bulanan kita. Kalau,di habiskan untuk apa kita makan nanti,". Zahra, merebut kembali dompetnya.
Namun Wahyu,lebih cepat mendapatkan kartu ATM milik Zahra. "Diam kamu Zahra,aku ini suamimu harus nurut dong. Kamukan banyak uang,hasil penjualan kamu. Gak usah pelit dong,sama suami". Bentak Wahyu.
"Mas,jangan gunakan kartuku. Itu milikku mas, kamu tidak ada hak. Uang dari penjualan,gak bisa sembarang pakai mas". Kata Zahra, masih merebut kembali ATM nya
Plakkkk....
"Diam kamu Zahra,katakan apa pinnya ha". Bentak Wahyu,ia mencengkram tangan Zahra.
Zahra, merasakan perih di pipinya. Tangannya di cengkram lebih kuat, oleh suaminya. Akhirnya dia memberikan pinnya, dengan senyuman sumringah.
Wahyu, langsung menghempaskan tangan Zahra dan keluar dari kamar.
"Dia memukul kamu Zahra,dia memukulmu". Isak tangis Zahra,ia meringkuk di pinggir ranjang. Masih terasa perih di pipi kirinya,bukan hanya pipi yang perih. Tapi,juga hatinya. Seakan-akan rasa cintanya, langsung hilang.
Zahra, langsung membuka M-banking nya dan mengalih saldo di kartu ATM. walaupun uangnya hanya lima juta,ia meninggal uang sebanyak tiga juta. agar sang suami tidak curiga,kalau uangnya di ambil Zahra.
"bukankah ini adalah kesempatan ku, untuk memasak cctv. mumpung mereka keluar" gumam Zahra,ia langsung mengambil ponselnya dan mengetik pesan kepada Meta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Duda Fenta Duda
kok bodo ya
2024-10-06
0
Sukliang
bisa gak ya jgn byk iklan
2023-05-18
0
Fatma Kodja
ayo secepatnya pasang cctv agar kebusukan suamimu, ibu mertua dan Arini yang kata mas Wahyu adiknya padahal nyatanya istri sirinya, jika kebenaran terungkap segera ceraikan suami biar suami jadi kere, bila perlu usir mereka dari rumahmu
2022-09-13
1