5. Jarum Suntik

"Baiklah, kita main itu." Ujar Cahya pada akhirnya menyetujui perkataan Vino.

Setelah mengatakan hal itu, Vino tersenyum cerah dan kembali mendekati Cahya. Cahya pun tidak lagi mengurai jarak diantara mereka, ia hanya pasrah dan berdiam diri di tempatnya.

"Kemarikan tanganmu." pinta Vino yang dibalas uluran tangan Cahya.

Cahya sudah mempersiapkan diri tuk menerima rasa sakit yang akan mendera tangannya itu.

Tak berselang lama erangan kesakitan mulai lolos dari bibir Cahya.

Argh..

"Argh..Sakit Vino." mencoba menahan rasa sakit, Cahya menatap kearah Vino.

Seketika Vino melepaskan jarum suntik yang ditancapkannya tadi ketangan Cahya.

"Maafkan Vino, Vino kurang hati-hati." ucapnya tanpa berani menatap kearah Cahya.

Cahya yang awalnya ingin memarahi Vino malah tidak jadi setelah mendengar permintaan maaf yang terdengar tulus ditelinganya itu.

"Maafkan Vino. Vino janji tidak akan melakukannya lagi." mohonnya dengan suara lirih dengan wajah seperti ingin menangis.

Cahya mendekati Vino yang ada di depannya, lalu ia mengusap bahu Vino serta berucap.

"Sudahlah, aku tidak apa-apa. Jangan menangis lagi, ya."

Setelah mengetahui bahwa lawan bicaranya itu tidak marah, maka Vino mengangkat wajahnya untuk menatap kearah Cahya.

"Benarkah, Vino sudah dimaafkan?" Tanyanya kembali.

"Iya, Cahya sudah memaafkan. Jadi jangan sedih lagi ya. Tadi itu Cahya hanya kaget saja." tutur Cahya sambil tersenyum manis.

"Terima kasih, Vino seneng Cahya tidak marah dengan Vino."

Balas Vino sambil tersenyum bahagia. Tak lupa pelukan hangat darinya untuk Cahya yang kembali membeku.

Keterkejutannya tak sampai situ, tiba -tiba Vino sudah mengecup pipi Cahya dengan cepat membuat Cahya kembali membeku.

"Kalau begitu Vino kebawah dulu, mau ngambil minum buat Vino." Tanpa mendengar jawaban dari Cahya, Vino melesat keluar dari kamar.

Selepas keterkejutannya hilang, Cahya memegang pipinya yang bekas kecupan dari Vino tadi. Tanpa sadar seluas senyum terbit diwajah Cahya.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanyanya pada diri sendiri dan kembali tersenyum tanpa henti. Hingga suara deritan pintu membuyarkan lamunannya itu.

....''....''...."...."...."....

"Apa yang kau pikirkan?" Tanyanya pada diri sendiri dan kembali tersenyum tanpa henti. Hingga suara deritan pintu membuyarkan lamunannya itu.

....''....''...."...."...."....

"Eh Ma..ma." ucap Cahya terkejut karena yang membuka pintu adalah ibu dari Vino.

Segera saja Cahya menghampiri ibu Vino itu dan mengajaknya untuk segera masuk.

Setelah duduk di tepi ranjang, ibu dari Vino itu memulai pembicaraan.

"Bagaimana Vino tadi nak Cahya?" Mendengar lontaran pertanyaan itu membuat Cahya gugup untuk menjawabnya.

"Vino baik kok, ma. Hanya saja..." Cahya menggantungkan ucapannya.

"Hanya apa?" Ulang bu Irena, ibunda Vino itu.

Cahya tidak berani menatap kearah bu Irena, karena ia takut untuk menjawab pertanyaan itu.

"Sudah tidak perlu ditutup tutupi, nak Cahya. Ceritakan apa yang tadi terjadi pada mama." Elusan di kepalanya membuat Cahya menoleh menatap kearah mama Irena.

"Tapi Vino sempat bertingkah agak aneh, ma." ucap Cahya yang masih kikuk saat memanggil Irena dengan panggilan mama itu dan sepertinya mama Irena dapat memakluminya.

"Aneh bagaimana?" Ucap mama Irena yang belum paham akan perkataan dari Cahya itu.

"Sebenarnya tadi Vino mengira Cahya ini temannya, setelah itu ia mengajak masuk Cahya kedalam kamarnya"

Mendengar hal itu membuat Irena tersenyum menggoda, melihat hal itu buru buru Cahya melanjutkan ceritanya.

"Tidak terjadi apa apa kok ma." gugup Cahya malu karena diperhatikan seperti itu oleh bu Irena.

"Tidak perlu malu, lanjutkan saja ceritanya." ujar bu Irena sambil tersenyum tulus.

"Tadi Vino sempat marah saat Cahya tak sengaja memanggilnya dengan sebutan Bryan."

Perkataan dari Cahya membuat bu Irena menghela nafas panjang.

"Sebenarnya ada yang ingin mama sampaikan ke kamu nak. Maka dari itu mama kesini saat tahu Vino sedang diluar kamar." mendengar balasan itu Cahya menatap bu Irena.

"Vino itu sempat mengalami trauma terhadap masa lalunya yang membuatnya seperti ini." ucap bu Irena sambil memandang kosong kearah depannya itu.

Dan Cahya hanya mendengarkan tanpa menyela sama sekali.

"Dulu Vino pernah jatuh cinta sama teman sekolahnya. Dia bahkan sering mengajak orang itu datang kerumah ini. Dan kamu tahu nak, setiap ia dekat dengan orang itu Vino jadi orang yang murah senyum, bahagia dan juga sangat perhatian." Ucap mama Irena sambil tersenyum.

"Kelihatan sekali kalau Vino sangat mencintai gadis itu. Tapi ironisya, gadis itu tidak mencintai Vino. Ia dekat dengan Vino karena ia suka dengan sahabat Vino bukan dengan Vino."

"Dari situlah Vino merasa tidak terima, ia selalu saja marah marah dan suka membanting apapun yang ada di dekatnya." Pandangan mata Irena terlihat jelas bahwa ia menahan tangisannya.

Mengerti akan hal itu, segera saja Cahya berucap "Kalau ibu belum siap untuk menjelaskannya, Cahya bisa mengerti."

Bu Irena menatap Cahya dengan senyum tulusnya.

"Tidak apa apa, akan ibu ceritakan."

"Entah apa yang terjadi di sekolah, saat jam pulang sekolah ibu mendapat telepon dari pihak sekolah bahwa Vino dilarikan ke rumah sakit."

"Ibu yang saat itu panik tidak sempat menghubungi ayah dan ibu langsung saja ke rumah sakit tempat Vino dirawat. Tiba disana ibu melihat Vino lewat kaca ruang ICU. Ibu tidak kuat melihatnya, nak." ucap bu Irena sambil menangis.

Cahya yang masih setia mendengarkan itupun segera mengambil tisue yang ada didalam tasnya Cahya memberikannya ke mama Irena.

"Terimakasih." Ucap mama Irena disela tangisnya.

Hening selama beberapa menit,

"Karena peristiwa itu, Vino mengalami trauma yang sangat berat. Dia akan marah apabila ia dipanggil dengan sebutan Bryan. Entah siapapun yang memanggilnya ia tak akan segan untuk melukainya."

"Maka dari itu, nak Cahya jangan memanggilnya dengan sebutan Bryan, ya. Ibu takut Vino lepas kontrol dan malah membuat kamu terluka." ucapan itu hanya diangguki oleh Cahya sebagai balasannya.

"Cahya tidak akan lagi memanggil Vino dengan sebutan Bryan, ma." ucapnya dengan senyuman.

"Terima kasih sudah mau menerima Vino setelah mendengar semua peristiwa yang terjadi padanya itu."

Pelukan itu membuat Cahya lagi lagi terdiam. Entah kenapa pelukan itu terasa sangat nyaman untuk Cahya rasakan.

"Sama sama, ma." balas Cahya sambil membalas pelukan bu Irena itu.

Keduanya larut akan suasana hingga tak menyadari bahwa ada sosok lain yang memperhatikan keduanya itu.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Red Fruit

Red Fruit

thor.. bukannya klo bipolar itu perubahan suasana hati yg fluktuatif dr yg seneng tiba2 sedih. klo dlm cerita ini kan, si character bkn hny suasana hatinya aja yg berubah, tp dia jg merubah identitasnya.. dari Bryan ke Vino, ini lebih ke DID deh.. smoga bsa jd masukan buat author.. heheheh
Semangat thor!

2020-07-07

12

Erni Anisa

Erni Anisa

vino usianya berapa thor??

2020-04-16

3

🐇🐇Lara Hati♋♋

🐇🐇Lara Hati♋♋

suka thor lanjutkan semangattttt

2019-10-21

1

lihat semua
Episodes
1 1' Prolog
2 2. Bertemu Calon Mertua
3 3. Kegugupan
4 4. Kaget
5 5. Jarum Suntik
6 6. Tertawa
7 7. Rencana Kepindahan
8 8. Malu Mengungkapkannya
9 9. Ketarik
10 10. Terkunci Berdua
11 11. Luluhkah?
12 12. Dirampas
13 13. Kim Taehyung
14 14. Jarak Dekat
15 15. Dihapus
16 16. Tidur Seranjang
17 17. Berubah Lagi
18 18. Makan Malam
19 19. Vino Kesakitan
20 20. Diperiksa
21 21. Diantar Pulang
22 22. Pemikiran
23 23. Obrolan Pagi
24 24. Godaan Sang Bibi
25 25. Cerita
26 26. Panggilan
27 27. Kenangan
28 28. Ucapan Selamat
29 29. Si Adam dan Rima
30 30. Ngambek
31 31. Pembicaraan
32 32. Salam Perpisahan
33 33. Foto Bareng
34 34. Manis
35 35. Membujuk
36 36. Gugup Luar Biasa
37 37. Games Land
38 38. Omongan Orang
39 39. Ribut dengan Ibu Ibu
40 40. Bianglala
41 41. Semburat Merah
42 42. Mendadak Berubah
43 43. Lingkup Amarah
44 44. Amarah
45 45. Gurat Ketakutan
46 46. Gemetaran
47 47. Bentakan
48 48. Ditinggal Sendiri
49 49. Kamar Siapa?
50 50. First Kiss
51 51. Semi Romantis
52 52. Second Kiss
53 53. Kejadian di Lift
54 54. Hampir Saja
55 55. Berdetak Abnormal
56 56. Pacar Itu Apa?
57 57. Ruangan Pribadi
58 58. Pa(k)man Kepala Sekolah
59 59. Itukan ? Ehem!
60 60. Gagal Berduaan
61 61. Mungkinkah Cemburu?
62 62. Kok Gini?
63 63. Tidak Pulang Bersama
64 64. Anak Volley SNB
65 65. Unknown
66 66. Kedatangan Tamu Tak Terduga
67 67. (Ng)ikut
68 68. Reuni XII IPA 3
69 69. Dibayari Bryan
70 70. Lamaran?
71 71. Permintaan Sang Putra
72 72. Pernyataan Bryan
73 73. Berantem
74 74. Babak Belur
75 75. Diobati
76 76. Dikerjai
77 77. Permintaan Maaf
78 78. Ke-Gep
79 79. Diaduin
80 80. Masalah Di Pagi Hari
81 81. Cincin
82 82. Romantis
83 83. Hotel?
84 84. Mengakhiri Semuanya?
85 85. Diprank
86 86. Kamar Hotel
87 87. Masa Pingitan
88 88. Pernikahan
89 89. Kejahilan Paman Bram
90 90. Tegang
91 91. Dipanggil Sayang
92 92. Arti Bahagianya Cahya
93 93. Gengsi Tapi Mau
94 94. Reuni Tim Volley Putri
95 95. Fansgirl Dadakan
96 96. Saling Cemburu
97 97. Di Isengin Mulu
98 98. Metode Belajar Ala BryanCahya
99 99. Keisengan Cahya
100 100. Tamparan
101 101. Cemburu Buta
102 102. Diganggu Lagi
103 103. Ternyata Oh Ternyata!
104 104. Perjalanan Karya Wisata
105 105. Di Culik?!
106 106. Sebuah Chat
107 107. Gara - Gara Foto
108 108. Naik Kapal
109 109. Tercebur ke Laut
110 111. Kelulusan
111 112. Hari Perpisahan
112 Pengumuman
113 Rencana Series Kedua.
114 115. Berita Bahagia
115 116. Kabar Buruk
116 117. Penjelasan Dokter
117 118. Ngidam
118 119. Air Mata Cahya
119 120. Kebersamaan
120 121. insiden di Pagi Hari
121 122. Bertemu Kenalan Lama
122 123. Bertemu Kenalan Lama
123 123. Hubungan
124 Pertemuan di Restoran
125 Ingatan yang Mulai Kembali
126 Datang ke Pesta Pernikahan
127 Menyerahkah?
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1' Prolog
2
2. Bertemu Calon Mertua
3
3. Kegugupan
4
4. Kaget
5
5. Jarum Suntik
6
6. Tertawa
7
7. Rencana Kepindahan
8
8. Malu Mengungkapkannya
9
9. Ketarik
10
10. Terkunci Berdua
11
11. Luluhkah?
12
12. Dirampas
13
13. Kim Taehyung
14
14. Jarak Dekat
15
15. Dihapus
16
16. Tidur Seranjang
17
17. Berubah Lagi
18
18. Makan Malam
19
19. Vino Kesakitan
20
20. Diperiksa
21
21. Diantar Pulang
22
22. Pemikiran
23
23. Obrolan Pagi
24
24. Godaan Sang Bibi
25
25. Cerita
26
26. Panggilan
27
27. Kenangan
28
28. Ucapan Selamat
29
29. Si Adam dan Rima
30
30. Ngambek
31
31. Pembicaraan
32
32. Salam Perpisahan
33
33. Foto Bareng
34
34. Manis
35
35. Membujuk
36
36. Gugup Luar Biasa
37
37. Games Land
38
38. Omongan Orang
39
39. Ribut dengan Ibu Ibu
40
40. Bianglala
41
41. Semburat Merah
42
42. Mendadak Berubah
43
43. Lingkup Amarah
44
44. Amarah
45
45. Gurat Ketakutan
46
46. Gemetaran
47
47. Bentakan
48
48. Ditinggal Sendiri
49
49. Kamar Siapa?
50
50. First Kiss
51
51. Semi Romantis
52
52. Second Kiss
53
53. Kejadian di Lift
54
54. Hampir Saja
55
55. Berdetak Abnormal
56
56. Pacar Itu Apa?
57
57. Ruangan Pribadi
58
58. Pa(k)man Kepala Sekolah
59
59. Itukan ? Ehem!
60
60. Gagal Berduaan
61
61. Mungkinkah Cemburu?
62
62. Kok Gini?
63
63. Tidak Pulang Bersama
64
64. Anak Volley SNB
65
65. Unknown
66
66. Kedatangan Tamu Tak Terduga
67
67. (Ng)ikut
68
68. Reuni XII IPA 3
69
69. Dibayari Bryan
70
70. Lamaran?
71
71. Permintaan Sang Putra
72
72. Pernyataan Bryan
73
73. Berantem
74
74. Babak Belur
75
75. Diobati
76
76. Dikerjai
77
77. Permintaan Maaf
78
78. Ke-Gep
79
79. Diaduin
80
80. Masalah Di Pagi Hari
81
81. Cincin
82
82. Romantis
83
83. Hotel?
84
84. Mengakhiri Semuanya?
85
85. Diprank
86
86. Kamar Hotel
87
87. Masa Pingitan
88
88. Pernikahan
89
89. Kejahilan Paman Bram
90
90. Tegang
91
91. Dipanggil Sayang
92
92. Arti Bahagianya Cahya
93
93. Gengsi Tapi Mau
94
94. Reuni Tim Volley Putri
95
95. Fansgirl Dadakan
96
96. Saling Cemburu
97
97. Di Isengin Mulu
98
98. Metode Belajar Ala BryanCahya
99
99. Keisengan Cahya
100
100. Tamparan
101
101. Cemburu Buta
102
102. Diganggu Lagi
103
103. Ternyata Oh Ternyata!
104
104. Perjalanan Karya Wisata
105
105. Di Culik?!
106
106. Sebuah Chat
107
107. Gara - Gara Foto
108
108. Naik Kapal
109
109. Tercebur ke Laut
110
111. Kelulusan
111
112. Hari Perpisahan
112
Pengumuman
113
Rencana Series Kedua.
114
115. Berita Bahagia
115
116. Kabar Buruk
116
117. Penjelasan Dokter
117
118. Ngidam
118
119. Air Mata Cahya
119
120. Kebersamaan
120
121. insiden di Pagi Hari
121
122. Bertemu Kenalan Lama
122
123. Bertemu Kenalan Lama
123
123. Hubungan
124
Pertemuan di Restoran
125
Ingatan yang Mulai Kembali
126
Datang ke Pesta Pernikahan
127
Menyerahkah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!