3. Kegugupan

Kegugupan yang dirasakan oleh Cahya perlahan menghilang. Namun perkataan dari kedua orang di depannya itu membuat Cahya menahan nafasnya.

"Panggil kami ayah dan mama" ucap sang kepala keluarga.

"............"

Tak mendengar respon dari Cahya membuat kedua orang di depannya menoleh kearah Cahya bingung.

"Kenapa kau diam begitu?"

Mendengar perkataan itu lantas membuat Cahya menatap kearah pasangan suami istri itu.

"Maafkan saya. Apa saya pantas memanggil anda berdua dengan sebutan itu?" Ujar Cahya sambil bersikap biasa.

Jawaban yang baru saja terdengar itu membuat nyonya rumah mengerutkan dahinya menandakan ia sedang bingung.

"Kenapa malah kau tanyakan hal itu? Tentu saja kau boleh memanggil kami dengan sebutan itu. Malahan kami yang meminta kamu tuk memanggil kami ayah dan ibu".

Suara lembut kembali menanggapi perkataan Cahya dengan halus, bahkan tanpa sadar Cahya menatap kearah suara tersebut.

"Benarkah?" Tanyanya seolah tak percaya.

"Iya. Kau boleh memanggil kami begitu." Balas sang suara barito tegas namun menenangkan.

Sedikit menghela nafas, Cahya mulai memberanikan diri untuk memanggil mereka berdua.

"Aa..Ayah...ma...ma"

Jawab Cahya terbata-bata.

"Jangan gugup nak. Kami tak akan menyakitimu."

"Iya. Kami tak akan mengapa-apakan kamu. Jadi santai saja."

Jawaban beriringan itu kian mendominasi sikap diamnya dari Cahya itu.

"Baiklah, Ayah, mama" ucap Cahya yang mulai bisa mengatasi kegugupannya itu.

,,,,,,,,,,,,,,

Setelah mengobrol cukup banyak dan kebanyakan hanya diisi oleh suara kedua perempuan itu, sang laki laki mengakhirinya dengan berkata.

"Nak, sebaiknya kau temui calon suamimu dulu. Sepertinya ia sedang menunggumu."

Deg. Deg. Deg

Pacuan detak jantung itu kedengaran meningkat saat lontaran perkataan itu terucap.

Kegugupan kembali menyerang sang pemilik detak jantung tadi.

Mengerti akan situasi, sang nyonya atau Ibu Irena membuka suaranya.

"Tidak apa-apa nak, temuilah calon suamimu itu. Ia berada di lantai 2 dikamar sebelah kanan."

Mendengar perkataan itu membuat Cahya menghela nafas. Dilihatnya kedua 'orangtua' barunya itu.

"Baiklah. Cahya permisi dulu."

Setelah mengucapkan hal itu, dengan langkah pelan Cahya mulai meninggalkan ruang keluarga itu.

Setiap langkah dirasa kian memberat kala mendekati ruangan yang disebutkan oleh 'ibu' barunya itu.

Perlahan namun pasti ia telah sampai diujung teratas tangga yang melingkar itu. Dilihatnya sebuah kamar disebelah kanannya dari posisinya berada.

Didekatinya sebuah pintu bercorak naga berwarna coklat keemasan yang melekat pada pintu kaya itu.

Dengan ragu diketuknya pintu tersebut hingga menimbulkan bunyi yang nyaring telinganya itu.

Satu ketukan..

Dua ketukan..

Tiga ketukan..

Em...

Belum sampai hitungan ke 4 pintu itu telah terbuka dan menampilkan seseorang berdiri tegap menatap kearah Cahya.

"Ini benar kamarnya Br.."

Belum sempat selesai, sebuah pelukan mendarat ditubuh Cahya, membuatnya seketika mematung.

Sebuah pelukan mendarat tepat ditubuh Cahya membuatnya mematung seketika. Bahkan keterkejutannya tidak sampai disitu saja. Ia dapat merasakan hembusan nafas di depan wajahnya.

"Kau itu yang dibilang ayah dan ibu, kan?"

Tersadar akan keterkejutannya, Cahya mendongak menatap kearah orang di depannya itu.

"Iya" Balasnya singkat.

"Benarkan, kau itu teman yang ingin diberikan ayah padaku"

Ucapan dari orang itu menyadarkan Cahya akan suatu hal.

"Aku ingat, ternyata ia menganggapku sebagai temannya bukan calon istrinya. Sama seperti perkataan ayah dan ibu. Syukurlah."

Tampak sebuah senyuman tipis menghiasi bibir Cahya, hal itu tak luput dari pandangan seseorang di depannya itu.

"Kau kenapa?"

Pertanyaan itu menyadarkan Cahya akan lamunannya.

"Tidak apa apa" jawab Cahya sambil menatap kearah orang itu.

"Apakah aku boleh masuk?" Tanya Cahya pada calon sua- ets temannya itu.

"Boleh, silahkan masuk" sambil membukakan pintu lebih lebar untuk memudahkan tamunya lewat.

"Terimakasih" balas Cahya tulus.

Setelah berada di dalam, orang itu lantas menutup pintu sambil mengunci pintu. Hal tersebut tak luput dari pendengaran Cahya akan bunyi pintu dikunci.

"Kenapa pintunya dikunci?"

Pertanyaan dari Cahya tak mendapat respon dari orang yang ditanyainya itu.

"Kenapa?" Sekali lagi pertanyaan itu terucap.

".............."

Tak lagi mendapat respon, membuat Cahya nampak gusar.

Perlahan orang itu berjalan menuju kearah Cahya. Dan otomatis Cahya melangkah mundur.

"Kau mau apa Bryan".

Mendengar nama itu membuat orang tadi menatap tajam kearah Cahya. Sorot matanya menunjukkan bahwa ia tak menyukai perkataan dari Cahya barusan.

"Kenapa kau diam saja? Apa kau sakit?" Kembali lagi pertanyaan dari Cahya tak mendapat respon dari orang yang ditanyai itu.

Duk

Tubuh Cahya mengenai nakas yang berada dibelakangnya sehingga menimbulkan bunyi yang cukup didengar oleh orang di depannya itu.

"Apa aku tadi salah bicara, sehingga kau tampak marah?. Atau kau marah karena aku ada disini, Bry--"

Brak

Tubuh Cahya kembali menekan nakas, namun kali ini jauh lebih keras.

"A..pa ya..ng ka..u la.ku.kan" ucap Cahya terbata bata karena merasakan cekikan kuat di lehernya. Cahya berusaha mengambil nafas dengan susah payah.

Tubuh Cahya gemetaran dan rasa panas dingin kian menghujamnya. Dan tangannya tak henti menarik tangan lain yang menumpu pada lehernya itu.

"To..long le..pas.kan. Aa..ku mo..hon" dengan susah payah ia mengatakan hal tersebut, bermaksud agar dilepaskan dari tangan yang menjeratnya itu.

"Dengar, jangan panggil nama itu lagi. Atau kau akan mati!"

Nada ancaman terdengar jelas dari perkataan itu, membuat Cahya menganggukan kepalanya.

Seketika itu tangan yang menjerat leher Cahya terlepas saat sang pemilik tangan melepaskan jeratannya itu.

Hah...Hah...Hah

Dengan segera Cahya meraup udara yang berada disekitarnya itu dengan rakus.

Selang beberapa menit nafas Cahya kembali normal, diedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan yang bernuansa Hitam keabuan itu.

Pandangannya terhenti pada seseorang didepanya yang tengah menetap ke arahnya itu.

"Apa yang baru saja kau lakukan, Vino?" Panggil Cahya menatap orang itu.

Tiba tiba atmosfir dalam ruangan itu berubah. Dari yang semulanya mencengkam berganti menjadi ceria.

Perubahan ini juga turut dirasakan oleh Cahya.

"Kenapa kau duduk disitu? Sini duduk disamping Vino" ucap orang itu dengan polosnya, Seolah tak terjadi apa apa.

Sedangkan Cahya hanya membulatkan matanya seolah tak percaya. Rasa kaget kembali menyerangnya kala orang itu menampakkan sebuah senyuman manis.

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

alter ego kah

2022-02-12

0

ciby😘

ciby😘

menarik....buat spotr jantung kak...aku mampir

2021-02-08

0

Bee Bonding

Bee Bonding

emang tadi udah kenalan ya, kok tau namanya brian / vano

2020-12-22

0

lihat semua
Episodes
1 1' Prolog
2 2. Bertemu Calon Mertua
3 3. Kegugupan
4 4. Kaget
5 5. Jarum Suntik
6 6. Tertawa
7 7. Rencana Kepindahan
8 8. Malu Mengungkapkannya
9 9. Ketarik
10 10. Terkunci Berdua
11 11. Luluhkah?
12 12. Dirampas
13 13. Kim Taehyung
14 14. Jarak Dekat
15 15. Dihapus
16 16. Tidur Seranjang
17 17. Berubah Lagi
18 18. Makan Malam
19 19. Vino Kesakitan
20 20. Diperiksa
21 21. Diantar Pulang
22 22. Pemikiran
23 23. Obrolan Pagi
24 24. Godaan Sang Bibi
25 25. Cerita
26 26. Panggilan
27 27. Kenangan
28 28. Ucapan Selamat
29 29. Si Adam dan Rima
30 30. Ngambek
31 31. Pembicaraan
32 32. Salam Perpisahan
33 33. Foto Bareng
34 34. Manis
35 35. Membujuk
36 36. Gugup Luar Biasa
37 37. Games Land
38 38. Omongan Orang
39 39. Ribut dengan Ibu Ibu
40 40. Bianglala
41 41. Semburat Merah
42 42. Mendadak Berubah
43 43. Lingkup Amarah
44 44. Amarah
45 45. Gurat Ketakutan
46 46. Gemetaran
47 47. Bentakan
48 48. Ditinggal Sendiri
49 49. Kamar Siapa?
50 50. First Kiss
51 51. Semi Romantis
52 52. Second Kiss
53 53. Kejadian di Lift
54 54. Hampir Saja
55 55. Berdetak Abnormal
56 56. Pacar Itu Apa?
57 57. Ruangan Pribadi
58 58. Pa(k)man Kepala Sekolah
59 59. Itukan ? Ehem!
60 60. Gagal Berduaan
61 61. Mungkinkah Cemburu?
62 62. Kok Gini?
63 63. Tidak Pulang Bersama
64 64. Anak Volley SNB
65 65. Unknown
66 66. Kedatangan Tamu Tak Terduga
67 67. (Ng)ikut
68 68. Reuni XII IPA 3
69 69. Dibayari Bryan
70 70. Lamaran?
71 71. Permintaan Sang Putra
72 72. Pernyataan Bryan
73 73. Berantem
74 74. Babak Belur
75 75. Diobati
76 76. Dikerjai
77 77. Permintaan Maaf
78 78. Ke-Gep
79 79. Diaduin
80 80. Masalah Di Pagi Hari
81 81. Cincin
82 82. Romantis
83 83. Hotel?
84 84. Mengakhiri Semuanya?
85 85. Diprank
86 86. Kamar Hotel
87 87. Masa Pingitan
88 88. Pernikahan
89 89. Kejahilan Paman Bram
90 90. Tegang
91 91. Dipanggil Sayang
92 92. Arti Bahagianya Cahya
93 93. Gengsi Tapi Mau
94 94. Reuni Tim Volley Putri
95 95. Fansgirl Dadakan
96 96. Saling Cemburu
97 97. Di Isengin Mulu
98 98. Metode Belajar Ala BryanCahya
99 99. Keisengan Cahya
100 100. Tamparan
101 101. Cemburu Buta
102 102. Diganggu Lagi
103 103. Ternyata Oh Ternyata!
104 104. Perjalanan Karya Wisata
105 105. Di Culik?!
106 106. Sebuah Chat
107 107. Gara - Gara Foto
108 108. Naik Kapal
109 109. Tercebur ke Laut
110 111. Kelulusan
111 112. Hari Perpisahan
112 Pengumuman
113 Rencana Series Kedua.
114 115. Berita Bahagia
115 116. Kabar Buruk
116 117. Penjelasan Dokter
117 118. Ngidam
118 119. Air Mata Cahya
119 120. Kebersamaan
120 121. insiden di Pagi Hari
121 122. Bertemu Kenalan Lama
122 123. Bertemu Kenalan Lama
123 123. Hubungan
124 Pertemuan di Restoran
125 Ingatan yang Mulai Kembali
126 Datang ke Pesta Pernikahan
127 Menyerahkah?
Episodes

Updated 127 Episodes

1
1' Prolog
2
2. Bertemu Calon Mertua
3
3. Kegugupan
4
4. Kaget
5
5. Jarum Suntik
6
6. Tertawa
7
7. Rencana Kepindahan
8
8. Malu Mengungkapkannya
9
9. Ketarik
10
10. Terkunci Berdua
11
11. Luluhkah?
12
12. Dirampas
13
13. Kim Taehyung
14
14. Jarak Dekat
15
15. Dihapus
16
16. Tidur Seranjang
17
17. Berubah Lagi
18
18. Makan Malam
19
19. Vino Kesakitan
20
20. Diperiksa
21
21. Diantar Pulang
22
22. Pemikiran
23
23. Obrolan Pagi
24
24. Godaan Sang Bibi
25
25. Cerita
26
26. Panggilan
27
27. Kenangan
28
28. Ucapan Selamat
29
29. Si Adam dan Rima
30
30. Ngambek
31
31. Pembicaraan
32
32. Salam Perpisahan
33
33. Foto Bareng
34
34. Manis
35
35. Membujuk
36
36. Gugup Luar Biasa
37
37. Games Land
38
38. Omongan Orang
39
39. Ribut dengan Ibu Ibu
40
40. Bianglala
41
41. Semburat Merah
42
42. Mendadak Berubah
43
43. Lingkup Amarah
44
44. Amarah
45
45. Gurat Ketakutan
46
46. Gemetaran
47
47. Bentakan
48
48. Ditinggal Sendiri
49
49. Kamar Siapa?
50
50. First Kiss
51
51. Semi Romantis
52
52. Second Kiss
53
53. Kejadian di Lift
54
54. Hampir Saja
55
55. Berdetak Abnormal
56
56. Pacar Itu Apa?
57
57. Ruangan Pribadi
58
58. Pa(k)man Kepala Sekolah
59
59. Itukan ? Ehem!
60
60. Gagal Berduaan
61
61. Mungkinkah Cemburu?
62
62. Kok Gini?
63
63. Tidak Pulang Bersama
64
64. Anak Volley SNB
65
65. Unknown
66
66. Kedatangan Tamu Tak Terduga
67
67. (Ng)ikut
68
68. Reuni XII IPA 3
69
69. Dibayari Bryan
70
70. Lamaran?
71
71. Permintaan Sang Putra
72
72. Pernyataan Bryan
73
73. Berantem
74
74. Babak Belur
75
75. Diobati
76
76. Dikerjai
77
77. Permintaan Maaf
78
78. Ke-Gep
79
79. Diaduin
80
80. Masalah Di Pagi Hari
81
81. Cincin
82
82. Romantis
83
83. Hotel?
84
84. Mengakhiri Semuanya?
85
85. Diprank
86
86. Kamar Hotel
87
87. Masa Pingitan
88
88. Pernikahan
89
89. Kejahilan Paman Bram
90
90. Tegang
91
91. Dipanggil Sayang
92
92. Arti Bahagianya Cahya
93
93. Gengsi Tapi Mau
94
94. Reuni Tim Volley Putri
95
95. Fansgirl Dadakan
96
96. Saling Cemburu
97
97. Di Isengin Mulu
98
98. Metode Belajar Ala BryanCahya
99
99. Keisengan Cahya
100
100. Tamparan
101
101. Cemburu Buta
102
102. Diganggu Lagi
103
103. Ternyata Oh Ternyata!
104
104. Perjalanan Karya Wisata
105
105. Di Culik?!
106
106. Sebuah Chat
107
107. Gara - Gara Foto
108
108. Naik Kapal
109
109. Tercebur ke Laut
110
111. Kelulusan
111
112. Hari Perpisahan
112
Pengumuman
113
Rencana Series Kedua.
114
115. Berita Bahagia
115
116. Kabar Buruk
116
117. Penjelasan Dokter
117
118. Ngidam
118
119. Air Mata Cahya
119
120. Kebersamaan
120
121. insiden di Pagi Hari
121
122. Bertemu Kenalan Lama
122
123. Bertemu Kenalan Lama
123
123. Hubungan
124
Pertemuan di Restoran
125
Ingatan yang Mulai Kembali
126
Datang ke Pesta Pernikahan
127
Menyerahkah?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!