Cinta Diambang Derita
Happy birthday to you... Happy birthday to you....
"Happy sweet seventeen Ifa." Teman satu kelasnya serentak meneriakan ucapan yang langsung membuat Zifa mengembangkan senyum lebarnya. Wanita yang sedang berulang tahun itu bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Saking kagetnya teman-temanya tahu hari ulang tahunya, bahkan dengan susah payah menyiapkan kejutan termanis sepanjang hidupnya. Sebab sebelum-sebelumnya tidak ada yang ngasih kejutan ulang tahun, bahkan untuk sebuah ucapan 'Selamat ulang tahun' tidak pernah ia rasakan. Entah bermimpia apa semalam, sehingga Zifa mendapatkan perlakuan semanis ini.
*****
Proook... prookkk...proookk... suara tepuk tangan dari teman-teman Zifa membuat Zifa yang tengah membersihkan papan tulis kaget, dan membalikkan badanya, ternyata Bu Herni dan teman-teman memberikan Zifa kejutan ulang tahun. Zifa terkejut bercampur haru. Pasalnya ia sendiri lupa dengan hari ulang tahunya. Namun wali kelas dan teman-teman barunya justru memberikan kejutan ini.
Tesss... air mata bahagia jatuh manakala Bu Herni dan teman-temanya mendekat ke arah dirinya yang masih mematung di depan papan tulis berwarna putih yang tengah di bersihkanya.
"Jadi ini semua, hanya ide Ibu dan teman-teman untuk memuluskan kejutan dari Ibu dan teman yang lainya di acara ulang tahun Ifa?" tanya Zifa sembari mengangkat penghapus papan tulis yang masih ia pegang, sebagai tanda kebingunganya.
"Hehehe... semua ide teman-teman kamu. Ibu hanya mengikuti arahan mereka," jawab Bu Herni kembali menyalahkan teman-teman Zifa, karena memang ide mengerjain Zifa yang tidak mengerjakan tugas, dengan cara menyembunyikan buka tugasnya agar Zifa dapat hukuman dari Bu Herni memang teman-temanya yang memiliki ide itu. Bu Herni hanya mengikut saja.
Zifa pun hanya bisa menangis haru, ia sangat berterima kasih, walaupun ia siswa pindahan dan berasal dari keluarga tidak mampu, tetapi teman-temanya tidak ada yang mengejeknya. Sangat berbeda, ditempatnya sekolah yang dulu, sampai Zifa bosan dengan pembulian hanya karena ia terlahir dari keluarga miskin, dan setiap pulang sekolah membantu orang tua berjualan donat, dan keripik lalu teman-temanya memperolok nasibnya, sungguh miris. Maka dari itu Zifa memutuskan untuk pindah sekolah di saat ia merasa tidak kuat lagi berada di lingkungan sekolah yang toxic.
Benar saja filling Zifa, di tempat yang baru ini justru sangat di hargai, dan tidak ada yang memperolok dirinya, hanya karena ibunya seorang pembantu, dan dirinya setiap pulang sekolah berjualan donat dan roti milik tetangganya.
"Ifa ayo tiup lilinya, berdoa ya Allah semoga aku bisa dapat suami tajir," celetuk salah satu teman pria yang terkenal kocak di kelasnya, Miza. Tentu doa itu hanya candaan semata.
"Amin..." jawab teman-teman zifa secara bersamaan dan termasuk Zifa da Bu Herni memberikan jawaban 'Amin'.
Zifa pun berdoa sebelum meniup lilinya. Buuuuhhhh... lilin pun mati seketika ketika Zifa tiup. Selanjutnya Zifa pun memotong kue dan memberikan suapan pertamanya untuk Bu Herni sebagai ganti orang tua di sekolahnya. Zifa sebenarnya ingin memberikan suapan untuk ibunya, tetapi ini tidak mungkin karena ada disekolah. "Apa aku minta kuenya satu potong untuk ibu dan kakaku," batin Zifa. "Baiklah aku akan meminta menyisakan kue ini satu potong untuk ibu aku," lagi-lagi Zifa bergumam dalam hatinya. Di mana ia sangat ingin membagi kebahagiaanya unguk ibu yang sudah berjuang mencari nafkah untuk dirinya dan kak Zara.
"Zifa ayo dong potong kuenya, lalu bagi-bagi kuat kita-kita, kayaknya enak tuh," pekik Dion dari ujung kelas, yah Dion terkenan paling resek tetapi juga selalu baik sama Zifa.
Zifa pun mengikuti perintah Dion, ia memotong kue dan membagikan pada teman-temanya.
Setelah meminta izin sama Bu Herni, Zifa memisahkan dua potongan kue untuk ibu dan kakaknya, Zara. Acara kejutan ulang tahun pun selesai, dan satu-satu teman Zifa memberikan selamat dan doa buat Zifa, tanpa terkecuali Bu Herni wali kelas Zifa yang sangat baik dan telah menganggap Zifa adalah anaknya sendiri.
"Selamat ulang tahun yah cantik, ingat kamu harus tambah rajin, tambah berbakti sama orang tuamu. Jangan lupa kerjakan kewajibanmu pada Tuhan dan selalu berbuat baik," Bu Herni memberikan doa untuk Zifa.
Terima kasih Bu, Zifa pasti akan selalu ingat pesan ibu, Zifa tidak akan mengecewakan Ibu sebagai pengganti orang tua Zifa di sekolah. Zifa akan tunjukan bahwa Zifa adalah mampu juga bisa sukses meskipun dari keluarga miskin." Zifa masih mengingat semua hinaan dan cemooh dari teman-teman sekolahnya yang dulu. Sangat berbeda dengan sekolah yang sekarang. Bahkan di sekolah ini Zifa mendapatkan banyak pelajaran arti dari kebersamaan dan saling bantu membantu.
Ehem... Suara deheman dari samping pintu begitu Zifa keluar kelas, di mana Zifa keluar paling akhir karena harus merapihkan bekas kekacauan acara ulang tahun yang teman-temanya rayakan untuk dirinya. Zifa menoleh ke sumber siara. "Kemal, kamu lagi ngapain?tanya Zifa yang kaget kenapa Kemal kekasihnya ada di situ. Eh... Kemal bukan kekasih Zifa hanya Kemal yang beberapa kali menembak Zifa tetapi tidak Zifa terima, Zifa memilih menjadilan Kemal temanya terlebih Kemal adalah anak orang kaya raya sedangkan Zifa anak orang tidak mampu. Kemal dan Zifa itu ibarat langit dan bumi itu alasan Zifa tidak mau menjadi kekasih Kemal. Berteman lebih baik, itu perinsif Zifa agar tidak ada kebencian di masa depan apabila hubungan mereka kandas.
Terbukti sudah lima bulan sejak Zifa belajar di sekolah ini hubungan keduanya akrab dan tidak ada selisih paham.
"Kamu hari ini ulang tahun? Kok nggak bilang-bilang. Selamat ulang tahun yah." Kemal menjulurkan telapak tanganya untuk mengucapkan selamat ulang tahun, dan Zifa pun membalasnya
"Terima kasih Kemal. Iya, aku pun lupa kalo hari ini ulang tahun. Teman-teman dan Bu Herni yang merayakanya," balas Zifa dengan berkata jujur.
"Hahaha... terlalu sibuk kamu, sampe ulang tahun sendiri lupa. Btw kado nyusul yah Beb..." ujar Kemal yang selalu menganggap kalo Zifa adalah kekasihnya.
Zifa hanya tersenyum, bahkan dia tidak mengharapkan kado, dengan ucapan selamat saja bagi Zifa sudah sangat berutung. "Oh iya, aku langsung pulang yah Mal, biasa mau langsung keliling jualan kue biar bisa beli buku." Zifa buru-buru hendak meninggalkan Kemal, tetapi.
"Tunggu Ifa!! Aku antar yah," ucap Kemal dengan wajah memohon.
Zifa ingin menolak, tetapi tidak diberi kesempatan protes oleh Kemal.
"Sebagai ucapan selamat ulang tahun," imbuh Kemal, sehingga Zifa mengembangkan senyumnya dan akhirnya mengangguk tanda setuju untuk Kemal antarkan Zifa pulang kerumahnya.
"Lumayan hemat waktu," batin Zifa dengan senyum samar berjalan di samping Kemal. Yah bagi Zifa waktu adalah uang, sehingga ia akan sangat perhigungan dengan waktu. Karena dengan waktu-waktu itu Zifa bisa menjajakan daganganya dan bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah yang bisa ia gunakan untuk kebutuhan hidupnya.
Biasanya Zifa akan pulang dengan berjalan kaki ke rumahnya yang memang tidak terlalu jauh dari sekolahanya. Zifa berjalan kaki melewati gang kecil yang hanya bisa di lewati berjalan kami hal itu ia lakukan untuk menghemat ongkos. Namun juga kadang-kadang Zifa memakai sepeda bututnya. Hanya sajah lebih sering berjalan kaki.
Zifa naik di motor sport milik Kemal, dan laki-laki itu pun akan mengantarkan Zifa pulang. "Kita akan langsung pulang atau kemana dulu Zi?" tanya Kemal, yang mungkin Zifa ada yang ingin dia tuju sebelum pulang kerumahnya.
"Langsung kerumah ajah Mal, aku harus langsung berjualan kue kan, nanti kalo keluyuran dulu aku tidak bisa bantu ibu buat cari uang. Kasihan ibu aku sendirian banting tulang demi menghidupi kami," jawab Zifa yang entah mengapa sejak tadi hatinya sakit manakala menyebut ibunya.
"Kenapa aku merasa tidak enak yah setiap menyebut nama ibu." Zifa memegang dadanya yang setiap menyebut nama ibunya langsung sakit.
"Kamu memang anak yang baik Zi, patas saja hati ini selalu terketuk oleh kamu," balas Kemal dengan tersenyum lebar.
"Hemz... gombal banget kamu Mal." Zifa menepuk pundak Kemal sebagai tanda agar ia tidak melanjukan gombalanya.
Zifa melihat banyak orang-orang berlalu lalang di depan gang rumahnya yang sempit. "Tunggu kok itu ada bendera kuning, siapa yang meninggal?" batin Zifa, perasaanya semakin tidak tenang, ketika motor Kemal semakin di telan oleh mulut gang.
"Mal, orang-orang ini kok seolah berjalan kerumah aku yah, dan bendera kuning itu? Mal siapa kira-kira yang meninggal? Kenapa perasaanku tidak karuan begini sih," racau Zifa berbagai pertanyaan ia lontarkan pada Kemal yang Kemal sendiri dalam hatinya juga pasti bertanya dengan pertanyaan yang sama.
...****************...
#Hay readers,👋 othor bawa cerita baru nih, mohon dukunganya, dan jangan lupa tekan love, like komen sampe bawah....
Yuk ikuti kisah dari wanita tangguh Zifa, yang penuh liku, dan perjuangan untuk menemukan sebuah keadilan bagi keluarganya yang miskin dan tertindas oleh si kaya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 179 Episodes
Comments
Anfit Annisa Fitri Tangka
Minyakk
2023-01-13
2
Alif windi Suseno
aku mampir thor....
semangat yah❤ penggemarmu dr pf F
ceritanya bgs, semoga sukses👍
2022-11-15
4
Nanih Pemil
aku mampir ka thor dari lapak cyra,ceritanya menarik semangaaaat kk thor 😊💪👍💜💜
2022-10-10
2