Gadis Beracun(Dikira Giggolo, Ternyata CEO)
TOK
TOK
TOK
"BUKA!"
"BUKA!"
"BUKA KATAKU!"
BRAK!
BRAK!
"BUKA!"
Pintu yang digedor itu terbuka. Pria tampan keluar dari bilik tempatnya merenung.
"Apa keluhanmu menggedor privasi ku?" tanya pria itu dengan dingin.
"Kau! Dasar Bajingan!" umpat Jeni, wanita cantik yang tertutup oleh jerawat diwajahnya dan rambut yang berantakan. Jeni mabuk karena baru saja melihat tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
"Kau berani mengumpat padaku?" Pria itu mendelik menatap gadis didepannya yang tengah meracau karena mabuk itu.
"Apa kurangnya aku padamu? Kau butuh uang aku kasih, kau butuh mobil aku berikan. Semua sudah aku berikan padamu!" Jeni masih saja meracau pada pria asing yang dia anggap sebagai tunangannya. "Aku bahkan rela di usir dari rumah demi kamu, tapi apa balasanmu padaku?"
"Hanya karena aku tak bisa memberikanmu keperawanan ku, kau bermain dengan Yovie! Dasar Bajingan Kau!" umpat Jeni lagi dengan emosi yang meluap.
"Wanita! Kau mabuk! Kau meracau pada orang yang salah!" pria itu menyingkir dari hadapan Jeni, dia tak ingin berurusan dengan wanita mabuk yang menyusahkan.
"Hahahaha..... Jadi tubuh Yovie bagus haaahh? Dia lebih cantik dan putih dariku hah?" Jeni menarik lengan pria itu dan memepetnya sampai disalah satu pembatas bilik. "Lebih bagus dari tubuhku, Haahh?"
Jeni yang sudah dipengaruhi oleh alkohol itu meracau sambil melepas pakaiannya.
"Kau gila! Wanita..... ummppp..."
Jeni dengan cepat melummaat bibir pria didepannya. Lidah Jeni menari-nari didalam rongga mulut pria asing itu. Mata pria itu melebar, rasa manis bercampur rasa alkohol membuatnya ikut mabuk. Tenggelam dalam ciuman yang Jeni berikan.
Pria asing itu memejamkan mata nya menikmati belitan lidah Jeni. Tangannya memeluk tubuh Jeni yang kini hanya tinggal mengenakan pakaian dalam saja.
"Kau! Wanita sialan." umpat pria tampan asing itu, mendekap erat tubuh Jeni.
"Kau membuatku tergugah. Jangan salahkan aku."
Pria itu mengangkat paha Jeni hingga kepinggangnya, lalu mengangkat bokong Jeni. Jeni memeluk leher pria asing itu. Menautkan kembali bibirnya pada sang pria yang menggendongnya seperti koala.
"Uumpp...."
Lidah mereka kembali saling membelit.
KRIIEEETT...
pintu salah satu bilik merenung terbuka. Pria itu melepaskan ciumannya dengan terpaksa. Mengambil baju Jeni yang tercecer dilantai toilet lalu menutupi tubuh Jenin yang terbuka.
"Sialan! Keluar kalian semua dari sini!" suara bariton pria itu membuat beberapa orang yang masih berada didalam bilik toilet bergidig dan keluar dengan segera.
Beberapa pria berbadan tegap menerjang masuk. Menunduk hormat pada pria itu karena mendengar suara berteriak.
"Brengsek! Aku menyuruh kalian keluar! Bukan masuk! Mencoba menguji kesabaran ku haahh?" Pria itu sudah sangat terlihat beremosi.
"Maaf Tuan!" Menunduk dengan hormat dan penyesalan.
KRIIEEETT(suara beberapa pintu bilik merenung dibuka)
BRAAK(Beberapa pria yang masih bersembunyi di dalam bilik terjatuh saking takutnya.)
BRRAAK(Suara pintu bilik merenung yang dibuka paksa oleh anak buah pria misterius itu dan menyeret keluar orang yang masih membuang hajat.)
"Biarkan saya bersih-bersih dan pakai celana dulu... Aaaarrrgg...!" pekik orang yang diseret itu keluar dari toilet.
Kini didalam toilet laknut itu hanya menyisakan Jeni dan Pria misterius yang sepertinya memiliki kuasa itu.
"Goyangkan pinggang mu, Wanita!" Seringai pria itu melumatt bibir Jeni.
Tangan pria itu mengusap punggung Jeni yang terbuka, hingga tangannya menyentuh pengait bra milik Jeni. Dengan cepat pengait itu lepas, membuat longgar penutup dada milik Jeni. Pria itu menarik lepas dan melemparkannya begitu saja.
Bibir pria itu menyusuri leher jenjang Jeni, semakin kebawah. Membuat tanda kemerahan di dada atas Jeni.
Gadis itu melenguh, merasakan sensasi gelayar menyenangkan yang menjalari sekujur tubuhnya. Jeni tersenyum lebar, rasa geli merayapi di ujung punnuk beracun miliknya. punggung Jeni merasakan dingin. Pria itu memepetkan tubuhnya didinding. Menurunkan kaki Jeni hingga berdiri diatas kakinya sendiri.
Lidah pria itu masih asyik bermain dengan punnuk kembar didepannya. Sementara tangannya sibuk melucuti pakaian nya sendiri.
Jeni melenguh lagi, saat tangan pria itu bermain dengan area sensitif nya. Tubuh Jeni menggelinjang, bibir pria asing didepannya mengecup setiap inci tubuhnya, mengecup perut Jeni, turun ke pusar gadis itu, lalu berpindah ke pinggangnya, dan terakhir bibir bawahnya.
Lidah nya mengorek-ngorek hingga Jeni semakin menggelinjang tak karuan. Tubuh gadis itu merosot hingga kelantai toilet.
Gadis itu melenguh lagi. Suara indah yang membuat Pria itu semakin gencar dengan aksinya.
"Uuuugggghhh.... ssssttttt.... haaaaaaa....." Suara Jeni menggoda gairah pria yang masih beraksi dengan bibir bawah Jeni.
"Sialan!" umpat Pria itu tak mampu lagi menahan gelora didalam tubuhnya.
pria itu menghentikan aksinya, menarik kaki Jeni mendekat hingga tepat baginya memposisikan diri, siap menembak di sarang beracun yang basah.
Jeni menggelinjang, merasakan tubuhnya dimasuki benda asing dengan kuat.
"Ha-aaaa.........." Dessaaahh suara Jeni memancing pria itu semakin menguatkan hentakannya.
"Wanita! Kau milikku! Kau tak akan aku lepaskan!"
Bisik pria itu ditelinga Jeni yang memejamkan matanya. Jeni menggigit bibir bawahnya. Semburan hangat merasuki jalan rahimnya. Keringat keluar dari tubuh Jeni, nafasnya yang memburu dengan cepat membuat dadanya naik turun. Pria asing itu menelan ludahnya.
"Wanita! Jangan menggodaku lebih jauh." pria itu memperingatkan.
Jeni masih kepayahan dibawah Kungkungan pria diatasnya, dada Jeni masih naik turun mengatur nafasnya yang tersengal. Pria itu menelan ludahnya lagi.
"Wanita! Kau sudah menggodaku sejauh ini. Rasakan akibatnya!"
Pria itu memakai kembali pakaiannya, dia melirik tubuh polos Jeni yang bersandar pada dinding toilet. Pria itu memunguti pakaian Jeni melilit kan ditubuh gadis itu, terakhir menutupi tubuh Jeni dengan jas mahal miliknya.
Pria asing itu membopong tubuh Jeni yang tak sadarkan diri. Dan melangkah keluar dari toilet.
"Siapkan kamar pribadiku di hotel ini!" titahnya dingin pada orang-orangnya yang berbaris diluar toilet.
"Baik, Tuan Suga." tunduk mereka bersamaan.
***
Sesampainya mereka di suite room, ruangan yang di dominasi warna putih yang cerah. Suga, pria berbadan proporsional itu membaringkan Jeni yang perlahan membuka mata. Baju yang melilit ditubuhnya bergeser dan sedikit menampakan beberapa bagian tubuhnya yang indah menggoda. Suga menelan ludahnya tak pernah ia melihat tubuh seindah itu selama ini.
Jeni menatap pria yang berdiri memandangnya dengan intens itu dengan pandangan yang berkabut dan mata yang menggantung. Gadis cantik itu masih belum sepenuhnya menguasai kesadarannya.
"Apa kau hanya akan melihat saja?"
"Kau mau aku bagaimana, Honey?"
Jeni tergelak. "Jeni, bukan honey."
"Terserah. Itu sama saja."
Jeni mengerjabkan matanya perlahan, kepalanya masih pusing, dan kesadarannya benar-benar belum kembali. Jeni memiringkan tubuhnya membelakangi Suga.
"Lupakan saja. Sebelumnya Yovie, lalu sekarang Honey."
Suga mencondongkan tubuhnya kearah Jeni, mengusap lengannya dan mencoba membalikan tubuh gadis itu. Dia sudah susah-susah membawa gadis itu ke kamarnya, tidak mungkin dia akan biarkan saja tanpa menyentuhnya. Setidaknya satu atau dua permainan lagi.
"Baiklah Jeni." Bujuk Suga pelan membalikkan tubuh Jeni dan menguncinya.
"Apa maumu?" Suga mengungkung tubuh gadis dibawahnya.
"Selalu ada wanita lain, aku tau aku tidak benar-benar berharga."
Mata Suga melebar dengan ucapan Jeni. Suga tersenyum tipis, 'sepertinya dia benar-benar sedang putus cinta.' batin Suga.
"Aku baru tersadar, jika aku tidak benar-benar berharga. Semua menghianatiku, kekasihku, sahabatku, bahkan keluarga yang aku percayai pun membuangku." Ucap Jeni pelan dengan wajah sedih."Kenapa aku bisa begini sial?"
"Apa yang kau ocehkan wanita?" Suga semakin mendekatkan wajahnya pada Jeni. "Ayo kita bersenang-senang saja malam ini."sambungnya menempelkan bibirnya pada bibir Jeni yang pink menggoda. Melummat dan membelit lidahnya. Tangan Jeni terangkat memeluk leher Suga.
"Iya, puaskan aku malam ini. Pria."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
" sarmila"
lnjut lgi ke sini selalu top setiap epidod2 nya
2023-11-08
0
Fitria Suhandika
semangat ...
kayak nya seruuu...
2022-11-09
0
nick mj
semangat Thor, q kasih bunga sekebon
2022-10-07
0