"Bodo amat Gita," Nindia melangkah pergi meninggalkan ketiga sahabatnya.
Nindia melangkahkan kaki menaiki tangga menuju kelas. Hari ini ada mata kuliah dosen cerewet yang paling Nindia benci. Kalau sampai bolos lagi, bisa-bisa masa depan yang jadi taruhannya. Ogah kalau disuruh ngulang semester depan.
"Ya Allah, tabahkan hambamu ini dalam menghadapi dosen yang anti dengan hamba. Kabulkan doa Baim Ya Allah."
"Aamiinn"
Nindia menoleh kebelakang saat doanya ada yang jawab. Ternyata ketiga sahabatnya sudah berjalan dibelakang. Mensejajarkan langkah dengan langkah Nindia. Empat primadona kampus sedang berjalan melewati kerumunan orang yang terpukau dengan kecantikan mereka.
____________________
Huuhhhh.... Nindia menghela nafas panjang nan berat. Nindia mengira sudah banyak yang datang, ternyata teman-teman satu kelasnya juga sama malasnya menghadiri kelas Bu rani. Bella menpuk bahu Nindia seakan menyuruhnya untuk duduk.
"Mak,, gue bolos lagi ya? Nanti gue pinjem catatan punya lo" Nindia memasang wajah melas agar diizinkan oleh ibunya.
"Kagak ada. Lo udah bolos dua kali pertemuan. Lo mau ngulang tahun depan?"
"Amit-amit, emang hidup gue cuma dikampus?"
"Yaudah kalau gitu. Duduk yang manis, dan dengarkan apa yang dikatakan Bu Rani"
"Huhhh" helaan nafas terdengar lagi dari mulut Nindia.
Tak berselang lama, teman-teman kelas datang satu persatu. mengisi ke hampaan hati gue, eh salah. maksud gue mengisi ke kosongan kelas. Nindia melihat wajah temannya tak jauh berbeda dengan dirinya. Kusut, seperti baju yang belum disetrika.
"Ibu....." Teriak Tia
"Bisa ga sih lo sekali-kali ga teriak. Sakit telinga gue" Kesal Gita yang masih setia menutup telinganya.
"Cihhh..." Tia berdecih menanggapi celotehan Gita. "Ibu, mas-mas Humas Wa gue. Huaaaa gue seneng banget"
"Terus?"
"Ya enggak apa-apa sih?"
"Emang dia WA apa? Dia nebak lo? atau dia mau ngelamar lo?" Nindia mulai jengah dengan sikap Tia
"Engga"
Bella mulai mengamati perubahan ekspresi dari Tia. Sebenarnya dia tidak tega dengan Tia, namun sikapnya terlalu berlebihan saat menanggapi sesuatu.
"Selamat Pagi Semua,"
Suara itu berhasi mengalihkan perhatian kita. Sosok yang tidak ingin Nindia temui pagi ini.
"Nindia, ada angin apa kamu mengikuti kelas saya? kamu tidak lagi demam kan?"
Saat itu juga perhatian seluruh kelas beralih terhadap Nindia. Dia salah tinggah karena ditatap keman satu kelasnya. di dalam hatinya dia mengutuk Bu Rani dengan sumpah serapah yang sudah tertahan sejak tadi.
Tenang Anin. Lo bisa nahan emosi. Jangan terpancing!. Ucap Nindia dalam hati.
"Saya kan suka pelajaran Ibu, jadi untuk kali ini saya masuk kelas Ibu." Jawab Nindia dengan senyum yang dipaksakan.
"Kamu kira Saya bodoh. Kamu sudah bolos di kelas saya dua kali pertemuan. Kamu minta saya berikan konsekuensi apa? Keluar dari kelas saya atau kamu membuat makalah dengan materi yang kemarin?"
Nindia mencoba mencerna perkataan Bu rani. Kalau gue keluar, nilai gue terancam. Kalau buat makalah mah gampang. Seringai muncul dari bibir Nindia.
"Saya memilih opsi kedua Bu. Saya mau buat makalah tentang materi kemarin"
"Oke kalau gitu. Tugas kamu membuat makalah dari materi kemarin. Tapi saya minta mkalahnya ditulis tangan, tidak ada yang boleh membantu. TANPA TERKECUALI. Saya tunggu tiga hari. Antar ke ruangan Saya" Pandangan Bu Rani menuju arah Bella, Gita, dan Tia.
Nindia menatap Bella, Gita, dan Tia bergantian. Mencoba mencari pembelaan dan bantuan. Namun, tuhan berkata lain, ketiganya memalingkan wajah dengan menahan tawa.
"Tapi kan b...."
Bicaranya sudah terpotong dengan ancaman Bu Rani.
"Kalu begitu silakan kamu keluar dari kelas saya."
"Iya Bu, saya akan kerjakan,"
"Bagus kalu gitu. Oke, sampai mana materi kita kemarin?"
Drama apa yang gue buat pagi ini. keluh Nindia dalam hati.
A/n : Di novel ini saya banyak menggunakan bahasa yang tidak baku. Mohon maaf bila tidak sesuai dengan harapak kalian ;)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Maybelle🌻
hahah kasian amat lo Nadia
2019-11-18
2
Maybelle🌻
hahah kasian amat lo Nadia
2019-11-18
1