BPB : Obat

Rara meringkuk di atas lantai, kepalanya sakit dan dadanya terasa sesak. Suara dengungan itu kembali merusak pendengaran nya, dia tak bisa mendengar apa pun, tekanan dan depresi membuatnya kambuh untuk waktu yang lama.

Sementara itu, Gege menangis di balik pintu saat melihat Rara meringkuk dengan wajah kesakitan. Gege memukul kakinya yang mati rasa, dia menangis karena tidak bisa memeluk sang ibu di saat hal terberat dalam hidup ibunya terjadi.

"Mama...... Kenapa menangis... hiks hiks hiks.... Mama...." Lirih Gege sambil memukul pintu kamar itu.

Di ruangan depan, Rara mencoba berdiri, di harus memakan obatnya agar telinganya tidak berdengung.

" Akhhh....sakit, obatku...dimana....." Wanita itu berdiri, dia berjalan sempoyongan ke arah pintu kamar.

Dengan tangan gemetar, dia membuka pintu itu.

Gege duduk di dekat ranjang setelah melihat Rara datang.Dia menatap wanita itu dengan tatapan khawatir," Tante...." lirih Gege.

Rara mengusap air matanya, persis seperti kebiasaan Gege jika tidak ingin dilihat orang lain menangis.

Namun tubuh wanita itu tidak tahan, dia terjatuh dan ambruk di atas lantai,wajahnya pucat dan kini pendengaran nya hilang.

" Aku tidak bisa dengar apa apa...Ge...Ge... tolong Tante...telinga Tante.... arkhhhh siapa pun tolong aku...hiks hiks hiks...Geee.... obat Tante, tolong bantu Tante," dia tak bisa mendengar suara apa pun, bahkan teriakan Dante kala dia terjatuh tak bis dia dengarkan.

" Tante... Tante... lihat Gege!!!" terik anak itu, tapi Rara sama sekali tidak bisa mendengar nya.

Rara menangis sambil memukuli telinganya, dia menangis sesenggukan, rasanya sangat sakit dan tak bisa menahan nya.

Gege menangis,dia melihat Rara yang kebingungan, wajah wanita itu benar benar panik,"Ma...Mama!!" teriak Gege, tapi Rara tak mendengar panggilan itu.

Gege langsung memeluk Rara dan membuat wanita itu terdiam di tempatnya.

" Tenang Ma... Gege disini hiks hiks hiks hiks...." Anak itu memeluk Rara dengan erat. Pelukannya membuat Rara tenang, tangan Gege menepuk-nepuk punggung Rar, menenangkan gangguan panik pada wanita itu.

Rara masih menangis sesenggukan, dia membalas pelukan Gege. Telinganya sama sekali tidak bisa mendengar dan ini puncak gangguan yang dialami oleh Rara.

Tak ada suara apa pun, dunia seolah kosong, dunia seolah tak bersuara. Rara pusing, kepalanya sakit, air matanya mengalir deras bak air terjun Niagara.

Gege menangkupkan kedua wajah Rara, dia menatap wajah itu sambil menangis. Ibu jarinya bergerak ke atas dan bawah, mengusap air mata Rara.

"Look at me Mom," lirih Gege. Tapi Rara tak mendengar nya sama Sekali. Pendengaran nya belum kembali.

" Gege.... Maaf, Tante gak bisa dengar... Tante gak bisa dengar kamu nak ..." Rara berbicara, dia menatap anak, sekujur tubuhnya gemetar, tiba-tiba dia teringat dengan obatnya.

Sontak wanita itu berdiri dan berjalan menuju laci meja di dekat kasurnya. Dibukanya benda kubus itu, diambilnya tabung putih berisi obat resepan dari Irene untuk membuat nya tenang dan mengembalikan pendengaran nya yang hilang.

Rara mengambil lima jenis pil, lalu menenggak benda itu bersama air putih yang terletak di mejanya.

Beberapa menit dia terdiam sambil duduk di atas lantai, menepuk dadanya dan memijit kepalanya yang sakit.

Gege menyeret kakinya lalu mendekati wanita itu. Jari jarinya yang mungil menggenggam ruas ruas jari Rara. Menepuknya dengan lembut dan menatap wanita itu dengan penuh perhatian.

Melihat Rara sampai seperti itu, Gege paham bahwa ibu kandungnya itu mengalami banyak hal berat selama ini, Rara dihina sebagai perempuan murahan dan dipukuli seenaknya oleh wanita itu.

Jelas Gege melihat bekas luka di wajah Rara, jujur saja dia ingin mengobati wajah Rara, tapi fisiknya tidak memungkinkan dirinya untuk bergerak dengan bebas.

Hubungan batin antara Rara dan Gege mulai terbangun kembali. Wanita itu membalas tatapan netra hitam pekat dan berbinar itu. Tangannya mengusap wajah Gege yang terlihat khawatir dengan keadaannya," Tante baik baik saja," ucapnya seiring dengan kembalinya pendengaran Rara.

Obat itu cukup manjur untuk mengembalikan kestabilan tubuh Rara, dia sudah tenang dan telinga sudah membaik.

" Tante terluka... wajah Tante terluka.... hiks hiks hiks.... kenapa dia memukul Tante tadi? kenapa Monster pendek itu memukul Tante tadi? seharusnya Gege melindungi Tante, tapi Gege gak bisa berjalan hiks hiks hiks.... maafkan Gege Tante....

Dia menangis, mengungkapkan rasa khawatir dan ketakutan yang dia alami. Rasanya dada anak itu sesak, dia tak ingin melihat Rara terluka, dia hanya ingin melihat wanita itu tersenyum.

" Nggak apa apa, sudah selesai kok, maaf ya sayang kamu jadi melihat hal seperti itu, lain kali tidak akan terjadi," ucap Rara .

"Janji jangan terluka lagi ya, Gege gak mau wajah Ma..Tante terluka, pasti sakit," ucapnya yang berusaha memanggil Rara dengan sebutan itu.

" Baiklah, ayo sini Tante Gendong kamu sayang," ucap Rara sambil mengusap air matanya.

Dia menggendong Gege dan membawa anak itu keluar dari dalam kamar. Gege tak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia memeluk Rara dengan erat, seolah menuntaskan kerinduan yang sangat ingin dia lakukan.

Mereka masuk ke ruang dapur, Rara tau kalau anak itu pasti belum makan siang.

" Sayang kita makan ya, Tante akan menghubungi Paman Damian dulu, supaya mereka tau kamu disini, Papa dan Mama kamu pasti khawatir," ujar Rara sambil menyalakan ponselnya.

"Tante... Gege nggak punya Mama... Mama Gege tidak kelihatan," ucap anak itu dengan nada lirih.

Jari Rara berbentuk, dia menatap ponsel itu lalu berpaling ke arah Gege," Maaf sayang, Tante nggak tau, apa yang terjadi?" tanya Rara.

" Kata Papa, ini semua karena kesalahan Papa, seharusnya Mama bersama Gege dan Papa, Katakan Tante, Apa Mama Gege membenci Gege sampai tega menitip Gege pada Papa?" tanya anak itu dengan wajah sedih.

"Nggak sayang, nggak ada orangtua yang benci sama anaknya, Tante yakin, orangtua Gege, Mama Gege sayang pada Gege, mungkin pada saat itu ada kesalahan yang tak bisa diobati, mungkin terjadi sesuatu yang kita tidak ketahui," jelas Rara dengan lembut.

" Lalu tante... apa yang terjadi pada anak Tante?" tanya Gege.

Rara terdiam, anak itu tentu saja mengerti pembicaraan orang dewasa, "Tante kehilangan putra Tante disitu dia dilahirkan, orang jahat, membawa anak Tante, tapi... " Dia berhenti sejenak.

" Tapi Tante akan melakukan apa pun untuk menemukan anak Tante karena Tante sudah tau siapa yang mengambil putra Tante...." jelas Rara sambil mengeraskan rahangnya.

" Dia pasti om yang tadi kan tan... dia orangnya karena dia punya foto Tante dan bayi Tante..." ucap Gege.

Wanita itu tentu saja terkejut dengan kecerdasan luar biasa dari Gege, dia menatap anak itu, ternyata mereka berbagi sel otak yang sama.

Keduanya sepemikiran, dari cara Farhan mengatakan dan mengancam Rara, jelas kalau pria itu tau segala sesuatu tentang bayi Rara.

" Tante juga curiga dengan orang itu, tapi sekarang kita hubungi dulu Paman Damian, orangtuamu pasti panik sayang," ucap Rara yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Gege.

.

.

.

like, vote dan komen 🤗

Terpopuler

Comments

As Lamiah

As Lamiah

heeem 🤔🤔🤔 ayo Gege ajak mama ikut kerumah

2022-09-20

1

Anis Kurniasari

Anis Kurniasari

jangan smpe masuk ke jebakannya si farhan rara,ga sabar liat rara cpet ketemu sma richard

2022-09-20

3

lihat semua
Episodes
1 BPB: Malam Mabuk
2 BPB: Bayi Laki-laki
3 BPB: Tujuh Tahun
4 BPB: Setan
5 BPB: Ge punya pacar gak?
6 BPB: Monyet Tembok
7 BPB: Manis Sekali
8 BPB: Boneka Kumal
9 BPB: Kambuh
10 BPB: Dear Diary
11 BPB : Monyet Hutan
12 BPB: Serangan
13 BPB: Kecelakaan Semalam
14 BPB : Turun Mesin
15 BPB : Nenek Sihir
16 BPB : Obat
17 BPB : Tulalit
18 BPB : Pemburu Kulkas 5 Pintu
19 BPB : Peramal dari Milan
20 BPB: Manusia Setengah Siluman
21 BPB : Dani si Koboy
22 BPB : Pengakuan
23 BPB : Terlihat Tomboy
24 BPB: Hitam Lebat
25 BPB : Manusia Robot
26 BPB : Runcing bak Mata Pisau
27 BPB : Putih Bak Porselen
28 BPB : Rara itu Sahabatmu
29 BPB : Penghangat Ranjang
30 BPB : Cyborg si Helper Dingin
31 BPB : Bocah
32 BPB : Irene Aneh
33 BPB : Auman Singa
34 BPB : Hubungan Batin
35 BPB : bercocok tanam
36 BPB : Anakku
37 BPB: Apa hanya aku yang normal?
38 BPB : Kenyataan
39 BPB : Titit
40 BPB : Kemari biar kucium
41 BPB : Kembar
42 BPB : Ray 1
43 BPB : Ray 2
44 BPB : Ray 3
45 BPB : Ray 4
46 BPB: Anggota Gangster
47 BPB : Kami Orangtuamu
48 BPB : Ruang Psikiater
49 BPB : Setan atau Manusia
50 BPB : Daniel si Badut
51 BPB : Rakus
52 BPB : Tertusuk
53 BPB : Pulang
54 BPB : Apa kau mencintaiku?
55 BPB: Tik
56 BPB: Godaan Pagi Hari
57 BPB : Cemburu
58 BPB : Dasi
59 BPB: Gudang
60 BPB: Boxer Mickey mouse
61 BPB : Gege Hilang Lagi
62 BPB : Setan Pembunuh
63 BPB : Puri Emerald
64 BPB : Kau Selanjutnya
65 BPB : Hancur
66 BPB : Elliot Abraham
67 BPB : Hansel Jacob Cornelius
68 BPB: Salahmu
69 BPB : Rahasia
70 BPB : Latihan
71 BPB : Bar
72 BPB : Aksi Monyet Tembok
73 BPB : Kamar Richard
74 BPB: 48 hari
75 BPB: Richard
76 BPB: Manusia Robot ku
77 BPB: Sudah Lama Ya, Clara Maddison!
78 BPB : Obsesi
79 BPB : Via
80 BPB : Benci Perempuan Seperti Ini
81 BPB : Sosok Yang Berbeda
82 BPB : Masa Kecil Rara
83 BPB : Richard Marah
84 BPB : Kenapa Melamun?
85 BPB : Rumah Kosong
86 BPB : Bodoh
87 BPB : ikut kami
88 BPB : Damian
89 BPB : Makam
90 BPB : Irene Kumat
91 BPB
92 BPB
93 BPB
94 BPB
95 BPB
96 BPB
97 BPB
98 BPB,
99 Bpb
100 BPB 100
101 BPB
102 BPB
103 BPB
104 BPB
105 BPB
106 BPB
107 The End Of Story
108 ROMANSA SAGARA DEA
Episodes

Updated 108 Episodes

1
BPB: Malam Mabuk
2
BPB: Bayi Laki-laki
3
BPB: Tujuh Tahun
4
BPB: Setan
5
BPB: Ge punya pacar gak?
6
BPB: Monyet Tembok
7
BPB: Manis Sekali
8
BPB: Boneka Kumal
9
BPB: Kambuh
10
BPB: Dear Diary
11
BPB : Monyet Hutan
12
BPB: Serangan
13
BPB: Kecelakaan Semalam
14
BPB : Turun Mesin
15
BPB : Nenek Sihir
16
BPB : Obat
17
BPB : Tulalit
18
BPB : Pemburu Kulkas 5 Pintu
19
BPB : Peramal dari Milan
20
BPB: Manusia Setengah Siluman
21
BPB : Dani si Koboy
22
BPB : Pengakuan
23
BPB : Terlihat Tomboy
24
BPB: Hitam Lebat
25
BPB : Manusia Robot
26
BPB : Runcing bak Mata Pisau
27
BPB : Putih Bak Porselen
28
BPB : Rara itu Sahabatmu
29
BPB : Penghangat Ranjang
30
BPB : Cyborg si Helper Dingin
31
BPB : Bocah
32
BPB : Irene Aneh
33
BPB : Auman Singa
34
BPB : Hubungan Batin
35
BPB : bercocok tanam
36
BPB : Anakku
37
BPB: Apa hanya aku yang normal?
38
BPB : Kenyataan
39
BPB : Titit
40
BPB : Kemari biar kucium
41
BPB : Kembar
42
BPB : Ray 1
43
BPB : Ray 2
44
BPB : Ray 3
45
BPB : Ray 4
46
BPB: Anggota Gangster
47
BPB : Kami Orangtuamu
48
BPB : Ruang Psikiater
49
BPB : Setan atau Manusia
50
BPB : Daniel si Badut
51
BPB : Rakus
52
BPB : Tertusuk
53
BPB : Pulang
54
BPB : Apa kau mencintaiku?
55
BPB: Tik
56
BPB: Godaan Pagi Hari
57
BPB : Cemburu
58
BPB : Dasi
59
BPB: Gudang
60
BPB: Boxer Mickey mouse
61
BPB : Gege Hilang Lagi
62
BPB : Setan Pembunuh
63
BPB : Puri Emerald
64
BPB : Kau Selanjutnya
65
BPB : Hancur
66
BPB : Elliot Abraham
67
BPB : Hansel Jacob Cornelius
68
BPB: Salahmu
69
BPB : Rahasia
70
BPB : Latihan
71
BPB : Bar
72
BPB : Aksi Monyet Tembok
73
BPB : Kamar Richard
74
BPB: 48 hari
75
BPB: Richard
76
BPB: Manusia Robot ku
77
BPB: Sudah Lama Ya, Clara Maddison!
78
BPB : Obsesi
79
BPB : Via
80
BPB : Benci Perempuan Seperti Ini
81
BPB : Sosok Yang Berbeda
82
BPB : Masa Kecil Rara
83
BPB : Richard Marah
84
BPB : Kenapa Melamun?
85
BPB : Rumah Kosong
86
BPB : Bodoh
87
BPB : ikut kami
88
BPB : Damian
89
BPB : Makam
90
BPB : Irene Kumat
91
BPB
92
BPB
93
BPB
94
BPB
95
BPB
96
BPB
97
BPB
98
BPB,
99
Bpb
100
BPB 100
101
BPB
102
BPB
103
BPB
104
BPB
105
BPB
106
BPB
107
The End Of Story
108
ROMANSA SAGARA DEA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!