Bukan Istri Pilihan

Bukan Istri Pilihan

Hari Pernikahan

Sarah, seorang gadis yatim piatu yang sudah dari sejak kecil tinggal di sebuah pondok pesantren karena sebelum neneknya meninggal saat Sarah usia 5 tahun, nenek Sarah menitipkan gadis itu pada seorang Ustadzah supaya bisa tinggal di Pesantren sekaligus mendidik Sarah menjadi wanita sholehah yang paham ilmu agama.

Ketika umur Sarah sudah di atas 18 tahun, Sarah berniat meninggalkan pesantren. Dia ingin mencari kehidupan sendiri dengan bekerja namun karena di Pesantren itu kekurangan tenaga pengajar, akhirnya Sarah mendapatkan tugas untuk mengajar anak-anak di bawah usia 10 tahun dan juga mengajar mengaji di waktu sore hari.

Hari minggu yang cerah, putra dari salah satu pendiri Ponpes pulang dari pendidikannya di luar negeri tepatnya di Kairo Mesir. Pak Kyai Agung menginginkan putranya yang kedua itu untuk menikahi salah satu dari gadis-gadis yang ada di pondok pesantren yang dia asuh dan rencananya Kyai akan menikahkan beberapa orang sekaligus.

Pak Kyai dan putranya Farel sedang berbicara serius di ruang kerjanya.

"Abi ingin kamu menikah dengan salah satu dari ustadzah di Pondok pesantren kita ini!" titah Abinya tanpa Farel sangka.

Mata pemuda itu membulat, "Apa maksud Abi?" Farel masih tidak percaya dengan pendengarannya.

"Menikahlah dengan Sarah! Abi akan atur waktunya!"

"Sarah? Menikahi Sarah? Abi tidak salah bicara, kan?" Farel menatap Abinya dengan dahi berkerut dan mata makin membulat sempurna.

"Abi tidak main-main dengan ucapan Abi, nak. Dia gadis yang baik. Dan terbaik sepanjang yang Abi amati selama ini. Abi ingin kamu menikah dengan gadis terbaik di pesantren kita ini!"

"Terbaik menurut Abi saja." Farel membuang mukanya, "Untuk apa Farel memilih pendidikan tinggi di sana kalau hanya akan menikah dengan gadis di sini."

"Bukan berarti kamu menempuh pendidikan di sana lalu menikah dengan gadis dari sana juga, bukan?"

"Farel sudah. . ."

"Abi tidak ingin di bantah! Kamu tahu, masmu Farukh pun mau menikah dengan gadis yang Abi pilihkan. Dan kamu lihat, pernikahan mereka bahagia."

"Tapi, Bi?"

"Persiapkan dirimu tiga hari lagi!" Pak Kyai lalu keluar dari ruangannya meninggalkan Farel yang menatapnya dengan tatapan nanar. Emosinya tertahan.

***

Tibalah hari di mana Kyai Agung sudah mendapatkan siapa saja ustad dan ustadzah yang ingin dinikahkan tanpa paksaan. Semua sudah berkumpul di ruang pertemuan. 7 orang ustad dan 7 orang ustadzah termasuk Sarah. Sarah tiba-tiba diminta berdiri.

"Sarah, silahkan berdiri!" titah pak Kyai.

Sarah yang kaget pun langsung berdiri.

"Kalian tentu sudah tahu kan saudari kita ini bernama Sarah Andani. Kalian pasti sudah sangat mengenalnya. Nah, siapa yang mengharapkan mempunyai istri Sarah, silakan berdiri. Nanti Sarah akan memilih sendiri siapa di antara kalian yang akan menjadi suaminya!" jelas Pak Kyai Agung.

Gadis itu terlihat menundukkan kepalanya malu. Dia tidak berani melihat siapa saja ustad yang berdiri yang itu artinya telah memilihnya untuk dijadikan istri. Dan ternyata ada 4 ustad yang sudah berdiri diantara 7 orang ustad yang ada di ruangan itu. Tapi itu tidak diketahui Sarah karena gadis itu masih saja menundukkan kepalanya.

"Sarah, coba kamu lihat siapa yang sudah memilihmu. Diantara mereka berempat, siapa yang kau inginkan untuk menjadi pendamping hidupmu?" tanya Pak Kyai.

Sarah lalu mendongakkan kepalanya. Matanya membulat saat melihat siapa saja ustad yang menginginkannya menjadi istri. Salah satunya adalah putra kedua dari Pak Kyai. Jantung Sarah berdetak tidak beraturan. Bagaimana mungkin Ustad Farel ikut berdiri, sedangkan dia tahu kalau wanita sepertinya pasti bukan wanita idaman bagi seorang Farel Afdhal.

Dan semua penghuni pondok pesantren tahu kalau ustad Farel merupakan idola di pesantren mereka. Tak sedikit Ustazah yang mengharapkan menjadi istri dari ustad Farel. Selain berpendidikan tinggi dan tentu saja soleh dan merupakan anak seorang Kyai yang berada, ustadz Farel juga memiliki paras yang tampan.

Sarah sangat bingung karena jujur saja, Sarah juga menaruh perasaan pada laki-laki itu. Sebenarnya Sarah tidak menginginkan memiliki perasaan terhadapnya, tapi hati tidak mungkin bisa dipaksakan, bukan? Sarah juga tidak bisa memaksakan hatinya untuk menentukan siapa yang dia suka.

"Sarah, bagaimana? Siapa yang akan kamu pilih?" tanya Pak Kyai membuyarkan lamunan gadis itu.

"Sa-saya...?" Sarah terlihat gugup.

"Siapa yang akan kamu pilih?"

Sarah meneguk salivanya dengan susah payah. Dengan suara bergetar, Sarah akhirnya menjawab pertanyaan dari pak Kyai.

"Sa-saya, memilih Ustadz Farel, Kyai," jawab Sarah lirih.

"Yaaahh. . ." keluh beberapa Ustadzah yang berada di sana yang masih ada 6 ustadzah lagi.

Sedangkan ketiga ustadz yang berdiri langsung duduk dengan malas dan dengan wajah kecewa.

Setelah semua mendapatkan pasangannya masing-masing, Pak Kyai lalu menentukan hari pernikahan mereka.

***

Tibalah waktu yang ditentukan. Hari di mana 7 pasang ustad dan ustadzah akan di nikahkan. Semua ustad sudah duduk di tempatnya masing-masing. Ada yang memakai wali nikah dari ayah mempelai perempuan dan ada yang memakai wali nikah hakim bagi yang sudah tidak memiliki orangtua termasuk Sarah.

Akhirnya, semua pasangan pengantin sudah selesai melakukan akad nikah. Dan di lanjutkan dengan acara walimahan sederhana.

***

Saat ini semua pengantin sudah berada di kamar pengantin masing-masing. Pak Kyai Agung sengaja menyewakan kamar hotel sederhana di dekat pondok pesantrennya untuk pasangan pengantin berbulan madu. Tak terkecuali Sarah. Wanita muda itu sudah berada di dalam kamar pengantinnya.

Tak lama kemudian Farel masuk. Jantung Sarah langsung berdebar-debar. Wajahnya memerah menambah kecantikan alaminya andai Farel mau menatap wajah gadis yang baru saja resmi jadi istrinya itu. Tapi sayang, sedikit pun Farel tidak menoleh ke arah Sarah yang memang langsung menundukkan kepalanya sejak Farel membuka pintu kamar mereka

"Kamu jangan besar kepala dulu, Sarah. Saya memilih kamu itu atas keinginan Abi saya bukan atas keinginan saya sendiri! Jadi, tidak ada sedikitpun perasaan saya terhadap kamu!" ucap Farel bagai batu besar yang menghantam hati Sarah.

Dunia Sarah seakan hancur. Tubuh gadis itu yang awalnya berdebar-debar menjadi lemas tak bertenaga. Dia tidak menyangka jika Ustad Farel bisa mengatakan hal semenyakitkan itu. Sarah tidak menyangka jika laki-laki itu tidak benar-benar menginginkannya menjadi istri.

Pelan, Sarah mendongakkan kepalanya hendak menatap wajah suaminya itu. Mencari kebenaran atas pendengarannya barusan. Tapi sayangnya, Farel sudah langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa yang ada di kamar dengan menutupi wajahnya dengan tangannya.

Sarah kembali menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur empuk itu. Ternyata pendengaranku tidak salah. Mas Farel benar terpaksa menikah denganku. Tapi kenapa Pak Kyai memaksanya menikah denganku? Andai aku tidak memilihnya waktu itu, pasti saat ini bukan dia yang jadi suamiku. Ah sudahlah Sarah, mungkin ini sudah takdir kamu.

Tapi bagaimana kehidupan pernikahanku selanjutnya? Apa mas Farel akan mentalak aku? Ahh, Ya Allah... Sarah membatin lantas menunduk seraya menutupi wajahnya yang mulai basah dengan kedua tangannya. Dadanya terasa begitu sesak. Hingga bahunya berguncang.

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

👍

2023-11-13

0

Authophille09

Authophille09

holla kak Sarah👋 babang Arka mampir nih, bawa paket lengkap juga🤭 fav,vote, like dan koment lengkap.

2022-11-19

0

Aliya Jazila

Aliya Jazila

aku suka cerita penuh tantangan thor

2022-10-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!