~ Alec Alexander Yung
Suasana di pagi itu seperti hari-hari biasanya, menatap jas-jas tergantung rapi dan masih terbungkus plastik, kemeja putih dan dasi abu-abu sepadan dengan jas hitamnya, dia terlihat arogan, sexy tentu saja sesuai dengan wajahnya yang tampan membuat siapa saja akan memandangnya dua kali dengan mulut ternganga. Rambutnya yang hitam, mata yang abu-abu dan dalam.
Dia berangkat kerja seperti biasanya, menjawab telepon yang masuk dengan perintah-perintahnya dan bentakannya.
"Gery!" teriaknya, dengan cepat Gery sopirnya juga merangkap sebagai kepala keamanan datang lalu membukakan pintu mobil untuk bosnya, sambil menjawab telepon ia memasuki mobil mewahnya.
"Ini Alec!" bentaknya, ok Sandra, siapkan data mengenai Njm enterprise di Jepang." Ia menaruh ponselnya di sakunya, seketika handphonenya berdering kembali.
"Ya aku perlu pengacara Sekarang, dia harus ada di kantorku sebelum aku datang." perintahnya.
Jalanan masih lengang di pagi itu, dan mobil mewahnya berhenti di zebra cross, dia bersedekap memandang lalu lintas di jalan, seketika dia duduk tegap menatap sosoknya, tak salah lagi, gadis itu. Dia berada di atas sepeda, membuat pria itu mengerutkan alisnya tak suka, dia memakai headphone, seketika matanya teralihkan oleh mobil sport yang berada di sampingnya.
Ada apa dengan mobil sport itu? batinnya. "Gery, dekatkan mobil ke arah mobil sport itu."
"Baik tuan". Alec membuka sedikit kaca jendelanya ingin mendengar percakapan mereka, sambil berpura-pura bersandar di jok mobilnya. Terdengar samar percakapannya, astaga mengapa aku jadi seperti ini? seorang CEO miliarder tukang nguping? pikirnya.
"Ini..kau melupakannya Andria." ucap pria yang berada di mobil sport.
Hmm, jadi namanya andria, siapa pria itu? kakaknya? sepertinya bukan, dia tak akan memanggil nama adiknya dengan suara seperti itu.
"semoga harimu menyenangkan." ucapnya lagi.
Jelas mereka bukan kakak adik. Gadis bernama Andria hanya mengangguk, Sial ! Aku tak dapat melihat wajahnya.
"erm Gery ikuti gadis bersepeda itu."
Tanpa bertanya kenapa Mr paling bossy dan arogan itu ingin mengikuti seorang gadis bersepeda, tanpa bertanya Gery segera mengikutinya, Gery memang profesional dan sangat kompeten terhadap tugas-tugasnya.
Dia kemana? Apa yang dilakukannya berhenti di perempatan jalan dan menatap beberapa remaja yang duduk? Mereka bercakap-cakap tapi gadis itu seperti waspada, bukan teman yang diharapkan ingin di temuinya.
Aku tak percaya ini, dia betul-betul gila ! langsung menyerang remaja-remaja itu. Gadis itu berandalan rupanya, dia sepertinya masih sekolah, apa yang membuatnya begitu marah? Mata itu sangat dingin, yang mengherankanku kenapa aku di sini? Seorang CEO tengah mengawasi gadis yang mengetahui keberadaannya pun gadis itu tidak tahu. Kenapa aku mengawasinya? Ada sesuatu tentangnya yang membuatku tak bisa menjauh, selain tentu saja karena wajah cantiknya.
Sepertinya dia sudah selesai, tanpa kusadari aku duduk tegak, siapa pria itu? tatapannya jatuh kepada pria yang tiba-tiba keluar dari mobil sportnya.
"sepertinya pria itu marah, siapapun akan marah melihatnya, seperti tidak sayang nyawa saja." ucap Alex.
Cukup, ini bukan urusanku. "Kembali ke kantor Gery." perintahnya.
"Baik tuan."
Tanpa mempedulikan gadis itu, Mobil mewah itu melenggang pergi, meskipun dalam hati rasa penasaran akan membuatnya mati kehabisan napas. Suasana hatinya sedang jelek, memberi perintah perintah dan bentakannya nyaris terkena siapa saja yang berurusan dengannya.
Persetan! Dia mengacak rambutnya dan membanting dokumen kerja sama pihak Perancis yang nyaris Gagal, tanpa mempedulikan wajah Simon kepala departemennya yang sudah bernegosiasi dan sudah menghasilkan separuh keberhasilan,
Alec bersandar pada kursi kerjanya.
"Jadi mereka meminta 50 persen dari yang di hasilkan?"
"Ya, Mr. alexander mereka bahkan mengancam akan memindah tangankan kerjasama pada perusahaan lain jika kita menolak tawarannya."
Dia mendengus. "Omong kosong, mereka membutuhkan kita, baik Simon kau boleh pergi." perintahnya.
Tanpa mengucapkan basa basi akan hasil kerja Simon dia segera menyuruhnya pergi. Alec memandang kaca besar yang terhampar di belakang kursinya. Mengambil ponselnya dan menelepon.
"Ini Alec". bentaknya, ya walch aku ingin semuanya lengkap kau harus membawanya sesudah makan siang, bagus aku ingin melihat keberuntunganku, dia tersenyum sinis dan sebuah ide melintas di benaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Sisilia Jho
sebuah mobil membututinya dan menyaksikan aksi brutalnya..kenapa gak di bikin gitu aja si Thor.kan sayang part nya itu di isi pov Alec.gak enak baca nya.karna memakai kata "Aku"..
2020-03-20
6
Lidwina Ananinggar
kok geli baca part alec....😆😆😆
2020-01-11
1