Setelah memastikan mereka tak akan menyerang lagi, dia berbalik, banyak mata-mata memandangnya, pemandangan seperti ini selalu dirasakannya ketika dia berada di panti asuhan, tanpa menggunakan helmnya gadis itu menstarter motor bututnya dan pergi.
"Kau menyaksikan itu Ronan? gadis itu keren sekali bukan?"
Sambil membolak-balik buku yang di pegangnya dan menutupnya dengan keras.
"Yah, kau benar tentu saja hebat Riley, satu dari sepuluh wanita yang pernah kulihat, mengalahkan enam pria berotot, aku ragu kau bisa mengalahkan pria-pria itu."
Sambil mendengus, lelaki itu menyandarkan sikunya ke jendela mobil sportnya.
"Hah, Ibu akan bertanya-tanya kenapa aku terlambat, dan aku belum membeli kado untuk ulang tahunnya, anak yang perhatian bukan?"
Riley mendengus dan perhatiannya sejenak teralihkan.
"Ronan, Ronan", panggilnya .
"Apa!" Ucap Ronan, Riley kemudian menunjuk gadis yang berkelahi tadi lalu menunjuk motor yang ada box besar di belakangnya.
"Lihat di samping mu." Pria bernama Ronan berbalik dan menatap gadis yang tadi dilihatnya di zebra cross. Riley tertawa mengejek .
"Kau berani menyapanya?" tantangnya pada Ronan.
Ronan masih memandangnya, lalu berbalik dan tersenyum sinis .
"Kau akan lihat kawan." Dia membuka kaca mobil sport itu, dan menatap lurus ke arah gadis itu, dia berdehem.
"Hay, halo.."
Tapi tiba-tiba wajah ronan berubah ketika dia memandangi kotak box di belakangnya. Gadis itu memandangnya lurus tanpa berkedip ekspresinya datar tanpa sepatah katapun.
"Maksudku aku..."
Tapi sebelum Ronan menyelesaikan kalimatnya, lampu di jalan telah berubah menjadi hijau, dan dia menancap gas motornya, Riley lalu tertawa keras.
"Kau kenapa Ronan? gadis itu bahkan tidak menjawab pertanyaanmu."
Ronan memikirkan sesuatu, mungkin cuma kebetulankan, nama makanan seperti itu banyak juga yang pakai.
"Riley turunkan aku di toko itu, aku ingin membeli bunga buat Mom."
~
Hujan kembali turun dengan deras, dan seorang gadis bernama Andria yang bekerja di kedai itu sedang sibuk memperbaiki sesuatu di gudang milik Mrs Welson. Dia cukup senang dengan nama barunya walaupun ekspresi datar patennya selalu terlihat di wajahnya.
Dia memiliki wajah yang separuh Asia dan latin yang berpadu membuat wajahnya terlihat unik, rambutnya hitam kecoklatan, kulitnya putih gading, dan mata coklatnya yang dalam, dia penuh tanda tanya dan rahasia, peristiwa apa yang membuat gadis itu berwatak seperti itu? keluarga yang menampungnya bernama Welson, merek bersedia menampungnya sejak peristiwa itu.
~
Terdengar suara mobil yang dibanting tergesa-gesa, beberapa sepatu berlarian ingin menghindari hujan, Ronan menatap kedai makanan itu, dan luapan kegembiraan terpeta di wajahnya, Suara-suara ribut terdengar di rumah itu.
"Ronan sayang...ibu sangat merindukanmu,
kupikir kau tak akan datang." Sambil memeluk anaknya.
"Tentu aku datang mom, inikan ulang tahunmu, erm...ini untuk mom." Sambil tersenyum lebar dia memberikan bunga lili kuning kesukaan ibunya. Riley berdiri disampingnya tersenyum dan mendengus memandang Ronan.
"Riley? senang kau bisa datang." kata Mrs Welson memandangnya.
"Aku sangat menantikan ini Mrs Weltson bepergian ke Settle tentu saja dan ngomong-ngomong selamat ulang tahun Mrs Welson." Sambil menyerahkan beberapa beberapa minuman kepadanya.
"Oh terima kasih Riley, senang kau datang." ucap Mrs Weltson.
Mereka tertawa sambil menuju ke meja makan, nyonya Welson mengganti tulisan di kaca kedainya dengan tulisan close.
Ronan berbalik menatap tulisan di kaca kedai makanan, hm...nama itu sangat sedikit yang menggunakannya, pikirnya..
"Dimana dad, mom?" tanyanya sambil mengambil beberapa makanan di atas meja.
"Aku di sini son." Pria itu tersenyum lebar.
"Kau datang juga, ibumu sampai panik dia sudah masak banyak." ucapnya.
"Kita makan sekarang?" tanya Ronan, sambil membawa kue tart coklat dari kulkas dan menaruhnya di atas meja. Mrs welson menatap lantai atas.
"Bob, Andria Sudah kembali?" tanya Mrs Welson ke suaminya.
"Aku tadi mendengar suara motor dari gudang." Ronan berbalik menatap ibunya.
"Andria? siapa andria mom."
"Sepertinya dia ada di garasi, biar aku yang memanggilnya." kata Mrs Welson, dia beranjak dan memanggilnya.
"Mom siapa andria?" tanyanya lagi.
"Dia karyawan baruku, dia sangat membantu ibu." Mereka berempat duduk sambil menunggu kedatangan Andria. Suara langkah kaki pelan memasuki ruangan, wajah datar muramnya menatap empat orang yang duduk saling berhadapan.
"Kemarilah andria kita makan bersama." panggil nyonya Weltson.
Ronan dan Riley seketika berbalik, dan wajahnya langsung melotot heran menatap gadis yang berjalan kearah mereka.
Riley menyemburkan soda dari mulutnya. Ronan membelalak menatap Riley.
"Ada apa Riley?" Mrs Weltson menatapnya. Riley dengan cepat membersihkan soda dari wajahnya.
"Duduklah Andria kita makan bersama."
Andria duduk dihadapan Ronan sambil mengangguk sopan pada mereka.
"Ini Andria", kata Mrs Weltson memperkenalkan kepada mereka berdua.
"Ini Ronan anakku, dan riley teman kantornya." ucapnya, Ronan menatap Andria dan berdehem.
"Hay Andria, senang bertemu denganmu." senyumnya sambil mengulurkan tangannya.
"Aku Ronan."
Andria menatapnya sebentar lalu menjulurkan tangannya, mencoba bersikap ramah.
"Aku Andria." ucap Andria kaku.
Suasana nampak canggung, Ronan menatap gadis di depannya. Pendiam, dia terlalu sunyi, suasana yang dibawanya membuat orang-orang disekitarnya tidak rileks bahkan tidak nyaman, sulit untuk memulai pembicaraan. Mrs Welson memecah keheningan dengan menceritakan peristiwa ketika mereka berdua sedang di serang sekelompok preman.
"Yah..aku sangat bersyukur Andria datang tepat waktu, kalau tidak, aku tidak bisa bayangkan apa yang akan terjadi." Mrs Weltson berbalik dan tersenyum pada Andria yang masih menyantap makanannya seolah-olah tidak mendengar ucapan Mrs Welson. Dia tidak mempermasalahkan Sikap Andria selama ini, walaupun dia tahu gadis ini sangat diam dan penuh misteri.
Ronan menatap Andria, lalu berpaling ke kedua orangtuanya memberikan isyarat dengan sikap Andria. Ayahnya hanya mengangkat bahu tak mempermasalahkannya.
"Erm Andria, aku sangat berterimakasih kasih padamu telah menolong orang tuaku."
Ronan menatap Andria, merasa Andria seperti tak mendengarnya, andria beralih dari makanannya lalu menatap Ronan. Lalu dia hanya mengangguk dan kembali fokus pada makanannya, Riley dan Ronan saling menatap.
~
"Dia sakit." Kata Riley pada Ronan dikamarnya setelah selesai makan malam.
"Apa ibumu tidak bertanya padanya dari mana dia berasal? mana orangtuanya? kenapa dia seorang diri di tengah malam dan umurnya yang masih 18 tahun dan masih sekolah."
Ronan yang baru selesai mandi dan mengeringkan rambutnya dengan handuk lalu duduk di salah satu kursi.
"Ya..kupikir anak itu memang aneh, dia tak banyak bicara, wajahnya terlihat sedikit sedih, aku tak tahu, dia seperti penuh misteri."
"Penuh misteri tapi cantik", tambah Riley tertawa.
~
Gedung pencakar langit di tengah kota Seattle menjulang di mana-mana, malam telah larut dan pria itu belum beranjak dari kantornya, menatap kaca besar pemandangan malam kota Seattle, waktu menunjukkan pukul 01.00 malam. Terdengar ketukan pelan dari pintu besar berwarna coklat.
"Masuk." bentaknya. Lamunannya terhenti dan dia berdiri memakai jasnya.
"Tuan, mobil anda telah siap di bawah."
Sambil melonggarkan dasinya, dia melangkah keluar ruangan dengan tidak bersemangat, dia masuk kedalam lift bersama sopirnya Gery. Pria itu kemudian masuk kedalam mobil hitam mewahnya.
"Langsung ke apartemen Gery." perintahnya.
"baik tuan."
Bunyi handphone mengembalikan tatapannya dari jalanan yang kosong.
"Aku tahu Simon, usahakan dia menanda tanganinya, ok...aku tak membuang waktuku dengan omong kosong itu, jangan biarkan mereka mengambil keuntungan, aku menunggu laporanmu Simon." Dia menutup handphonenya, kembali melonggarkan dasinya dan bersedekap sambil menatap jalanan malam kota Seattle, tanpa diminta wajah dingin berambut hitam terbayang kembali di benaknya, dia mengumpat keras.
"Sial." Membuat Gery berbalik.
"Anda baik-baik saja tuan?"
Pria itu mengacak rambutnya. "tentu saja." Jawabannya dingin. Sial demi tuhan kenapa wajahnya selalu muncul di kepalaku, kemudian Matanya berkilat bersinar aneh, ide untuk mencarinya muncul begitu saja.
~
Kegelapan terasa pekat, seluruh penghuni rumah telah terlelap, bunyi serangga malam dan tetesan air hujan masih terdengar dari luar jendela yang terbuka, Ronan sedang berdiri di salah satu jendela kamarnya dan memandang gelapnya malam lalu menyandarkan kedua tangannya ke jendela dan menghirup udara dalam-dalam. Lalu dia memalingkan wajahnya ke sosok gadis yang tengah memandang langit malam. Lama dia memandangnya ingin mengetahui apa yang dipikirkannya.
Andria menyadari seseorang memperhatikannya.
"Hey..mm sorry, aku tak bermaksud mengganggu." kata Ronan kikuk.
"Kau belum tidur?"
Andria menatap lurus pada manik mata biru Ronan.
"Aku hanya ingin menghirup udara malam." kata Andria pelan.
Ronan tersenyum. "Kalau begitu kita sama, kita butuh sedikit udara segarkan." dia lalu tersenyum tipis.
"Sebaiknya kau tidur Andria, besok kau mulai sekolah kan?"
Andria mengangguk. "ya, selamat malam." Andria menutup jendelanya, tak lama kemudian Ronan menutup jendela kamarnya.
Dia gadis yang aneh pikir Ronan.
©
Slmat membaca teman2 readers 😉😀 jgn lupa coment saran n kritiknya serta ulasannya 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
αуαηgηуαᴳᴼᴶᴼᴷᴵᴷᴼᵇᵃᵍⁱ2
gadis aneh..tapi cukup mampu membuat penasaran kan..kan kan
2023-02-11
0
❄️ sin rui ❄️
jangan dulu bilang ALUR NYA GAK JELAS, JADI GAK NGERTI, tolong di baca pelan2 kadang ada novel yg alur nya maju mundur
2022-08-04
0
Riri
baru baca ulang lagi
2021-12-28
0