King Of Recobra

King Of Recobra

Narkot*ka

Magma dengan geram merebut tas Leon. Wajahnya terlihat begitu marah, matanya bergantian menatap ketiga putranya yang kini berusia dua puluh tahun.

Untuk pertama kalinya Magma menggeledah isi tas putranya. Yakni Leon, sebab Laura mengatakan jika ia melihat bubuk putih di tas Leon.

Leon, Lucky dan Liham berdiri menunduk di depan sang Ayah. Sedikitpun mereka tidak berani menatap wajah pria tua yang seluruh rambutnya hampir di penuhi uban itu.

Magma menghela nafas kasar ketika melihat benar adanya serbuk putih di plastik kecil di dalam tas Leon.

"Ini milik siapa?" Tanya Magma.

"INI MILIK SIAPA JAWAB?! KALIAN PUNYA TELINGA KAN?! SETIAP HARI MAIN-MAIN, PERGI KE KLAB, MABUK-MABUKAN. DAD MASIH BISA TERIMA. TAPI NARKOT*KA?"

Magma menaikan satu alisnya dengan nafas menggebu-gebu antara kecewa dan marah.

"Leon ini milikmu?"

Leon sontak mendongak lalu menggelengkan kepala. "B-bukan Dad."

"Lalu kenapa ada di tasmu?"

"A-aku tidak tau, Dad." Wajah Leon berubah menjadi pucat. Liham dan Lucky menoleh ke arah Leon , mereka juga heran kenapa ada obat itu di dalam tas Leon.

Magma melangkah lebih dekat, kemudian di tariknya kerah baju Leon dengan geram membuat tubuh Leon gemetar seketika.

"Dad aku benar-benar tidak tau ..." seru nya dengan suara gemetar.

Melihat Magma mencengkram kuat kerah Leon membuat Liham dan Lucky terbelalak tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa atas kemarahan Ayahnya.

"Hukuman apa yang pantas untukmu!" Geram Magma.

"Lepaskan dia, Dad!"

Marvel datang tiba-tiba dengan Marsel dan Melvin.

"Aku bilang lepaskan!" Marvel menarik kerah belakang Leon hingga Leon kini berada di dekat Marvel.

"Siapa yang menyuruh kalian datang ke sini?" Tanya Magma menatap bergantian tripel M yang kini berada di hadapannya.

"Mom memberitahu kami," sahut Marsel.

Magma menghela nafas panjang. "Pergilah. Ini bukan urusan kalian!"

"Ini urusanku juga!" Sahut Marvel.

"Ada nark*tika di tas Leon --"

"Itu punyaku!" Potong Marvel membuat semua orang terkejut.

Magma, Marsel, Melvin, Lucky, Liham dan Leon menatap tak percaya ucapan Marvel barusan.

"Jangan sembarangan kalau bicara!" Tukas Magma.

"Aku bersumpah. Itu milikku, aku menyuruh Leon bertemu dengan bandar mengambil obat itu dan menyimpan nya di dalam tas. Leon tidak akan berani mengaku karena takut denganku!"

"Vel, serius?" Tanya Melvin dengan menaikan alisnya masih tidak menyangka.

Marvel menatap Melvin lalu mengangguk samar.

Magma mengepalkan tangan nya, mendesis kesal. "Berani sekali kau Marvel!"

 --------------------------

Mobil klasik berwarna grey dengan plat M-ONE melaju menuju sebuah pantai.

Malam itu suasana sepi hanya ada suara ombak dan kerikil kecil yang terlindas ban mobil Marvel Mahavir.

Jika siang hari pantai ini terlihat begitu indah dengan air yang jernih dan terlihat berwarna hijau dan biru. Di kedua sisinya ada bukit yang tinggi dan pepohonan yang rindang.

Marvel keluar dari mobil klasik nya dan bersandar di depan kap mobil.

Pria itu mengamati pantai di malam hari dengan luka di sudut bibirnya, penampilannya sudah tidak sama lagi, rambut dan pakaiannya sudah berantakan. Bahkan ada bercak darah di kemeja putihnya akibat siksaan dari sang ayah, Magma.

Marvel merogoh sesuatu di saku celana nya. Serbuk putih di pelastik kecil yang tak lain Narkot*ka.

Ia memandang serbuk di tangan nya itu. Kemudian perlahan sudut bibirnya tertarik ke atas, pria itu tersenyum dan kemudian tertawa, tawa yang keluar terdengar seperti rasa sakit di dalam dada nya.

Tawa nya terdengar miris dan menyedihkan.Semakin lama tawa nya semakin keras dengan air mata yang keluar di pelupuk mata nya.

Marah dan kecewa itu yang Marvel rasakan sekarang. Di lemparnya serbuk putih itu dengan kuat hingga jatuh ke air laut.

Marvel menengadah menatap langit tanpa bintang malam itu. Kemudian ia menghela nafas panjang dan memejamkan mata.

Gemercik air membasahi wajahnya, tanpa membuka mata Marvel tahu itu air hujan. Air hujan turun membersihkan darah di wajah Marvel.

Rasa sakit di wajahnya bukan hal besar bagi pria berusia tiga puluh tahun itu.

 ----------------------

Setelah dari pantai, mobil klasik itu kembali melaju membawa pria setengah kacau di dalamnya dengan pakaian basah.

Wajahnya memucat dengan tatapan kosong ke depan. Tapi walau begitu ia masih bisa fokus mengendalikan mobilnya.

Matanya beralih menatap spion di depan. Ada satu mobil yang mengikutinya dari belakang, ia kembali menarik ujung bibirnya tersenyum meremehkan.

"Bedeb*h!" Umpatnya dengan kesal.

Marvel mengatur gigi dan menginjak pedal gas nya dengan kuat. Mobil klasik grey dengan plat M-ONE itu melaju begitu cepat.

Walaupun hanya mobil klasik biasa tapi Marvel sudah mengutak-ngatik mobilnya agar kecepatannya setara dengan mobil balap. Lagi pula perusahaannya bergerak di bidang transportasi.

"Susul dia!" Seorang pria di mobil itu menepuk teman nya yang duduk di balik kemudi.

"Siap bos!"

Mobil hitam tersebut berusaha mengejar Marvel. Deru mobil antara keduanya terdengar begitu bising, decitan dari mobil yang mengerem mendadak ketika di tikungan saling bersahutan.

Mobil hitam itu hendak menyalip dari kanan tapi mobil klasik Marvel segera menghalanginya.

Tak pantang menyerah, mobil itu mencoba menyalip dari kiri tapi Marvel lebih cepat membanting stir nya ke kiri untuk memblok jalan agar mobil di belakangnya tidak bisa mendahuluinya.

"Si*l!!" Kesal pria di mobil hitam itu.

Pria tersebut merogoh pistol di saku celana nya kemudian membuka jendela mobil.

DOR

PRANG

"Akhh!"

Si*lnya, sebelum pria itu membidikan pistol, Marvel lebih dulu menembak jendela mobil mereka hingga retak sebagian.

Marvel mengambil kesempatan ketika mobil mereka oleng karena kaget, pria itu kembali menginjak pedal gas dengan kuat dan deru mobil terdengar gagah di jalanan.

"Apa yang kau tunggu. Kejar dia!" Teriak pria tersebut kepada supirnya.

"Siap bos!"

Aksi saling mengejar pun masih berlangsung. Pria tersebut berusaha menembak tapi selalu gagal tepat sasaran. Karena Marvel pintar memainkan mobilnya.

Dua motor harley dengan pria berjaket hitam muncul di belakang mobil yang mengejar Marvel.

Mereka adalah Marsel dan Melvin yang datang untuk membantu kakaknya.

Satu tangan Marsel merogoh pistol di saku celana nya kemudian membidikkan nya ke arah ban mobil hitam di depan nya.

DOR.

Suara decitan kembali terdengar dari mobil hitam yang oleng seketika akibat satu ban nya meletus.

"BOS BOS ..." Teriaknya panik.

"KENDALIKAN MOBILNYA SIAL*N!!"

Pria yang menyetir itu berusaha membanting stir ke kanan karena sebelah kiri jurang yang dalam. Dia takut mobilnya malah masuk jurang.

DOR

DOR

PRANG

Dua tembakan kembali terdengar. Kali ini dari arah depan dan belakang, Melvin menembak ban yang satunya lagi dan Marvel kembali menembak dari arah depan dan kembali mengenai kaca mobil hingga hancur.

Mereka terpaksa harus berhenti ketika ban mobil sudah rusak parah. Hal itu membuat Marsel dan Melvin juga ikut berhenti.

Mereka turun dari motornya menghampiri mobil hitam yang terparkir di dekat bebatuan besar.

"Keluar!" Seru Marsel dengan membidikkan pistol ke jendela.

"Bos itu pistol edisi terbatas bukan ya? Kalau tidak salah peluru nya cukup tajam." Pria di balik kemudi itu memperhatikan pistol yang di pegang Marsel dengan berdecak kagum.

"Kau pikir aku tidak punya pistol hah?!" Teriak pria yang satunya lagi dengan ikut membidikkan pistol ke arah Melvin yang berada di luar mobil.

"Pistol butut. Peluru milikmu itu hanya peluru kecil yang tidak bisa menembus kaca anti peluru ini!" Sahut Melvin membuat dua pria di dalam mobil terdiam seketika.

Benar juga, mobil mereka sudah di lapisi kaca anti peluru tapi Marvel sudah berhasil menghancurkan kaca bagian depan nya.

Kaca bagian depan sudah hancur parah. Mereka berdua bisa saja menembak Marsel dan Melvin dari sana tapi dua pria kembar itu ada di samping pintu mobil dengan menodongkan pistol yang pelurunya siap kapan saja masuk ke kepala mereka apalagi yang di gunakan pistol terbaik.

Suara deru mobil kembali terdengar, Marvel putar balik dan melihat Marsel dan Melvin sudah memegang dua pria tersebut dengan mengikat kedua tangan nya ke belakang.

Setelah mobil berhenti. Marvel keluar dari mobilnya menghampiri mereka.

Dengan memasukan kedua tangan ke saku celana, Marvel berdiri tepat di depan pria yang mengikutinya tadi.

"Siapa yang menyuruh kalian?"

"Sepertinya mereka manusia biasa yang haus kekayaan. Tidak ada tanda apapun di tubuh mereka yang menunjukan organisasi mafia yang lain," sahut Melvin.

"Pencuri?" Marvel menaikan satu alisnya kemudian tertawa kecil. "Pantas bod*h!"

"Dari mana kalian mendapatkan pistol?" Tanya Marvel yang penasaran sebab ada dua tipe manusia yang mempunyai senjata. Yang pertama aparat penegak hukum dan yang kedua organisasi gelap seperti mafia.

"K-kita membelinya."

Marvel mendengus kasar. "Masukan saja ke penjara!"

"T-tuan."

Marvel melengos pergi masuk ke dalam mobilnya. Sungguh, dua maling sial*n itu menganggu waktunya saja.

"Nyawa kucing bos?" Tanya Melvin dengan senyuman meledek ke arah mereka berdua.

"T-tuan jangan masukan kami ke penjara," pintanya.

"Lalu masukan kemana?" Tanya Melvin dengan senyuman miring dan satu alis terangkat naik.

Sementara Marsel tengah menelpon polisi untuk cepat datang menjemput dua orang yang mengikuti Marvel tersebut.

Bersambung

-----------

Anggap aja cerita ini di buat setelah cerita Reagan (Dosenku seorang mafia) tamat ya guys. Karena umur Reagan lebih tua dari Marvel dan di cerita (DSM) Reagan baru berusia 28 tahun tapi Marvel di sini udah 30 tahun. Mereka gabakal ketemu karena ceritanya beda Negara 🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

Mr.VANO

Mr.VANO

seru ceritany si kembar.gak kalah dg daddy maqma,.uuh cerita cinta maqma bucin jd gemes

2022-11-05

0

Novianti Ratnasari

Novianti Ratnasari

Marvel hebat. tapi keluarga nya sll saja ga anggap Marvel.

2022-10-06

0

Endah Utami

Endah Utami

Marvel sejak kecil selalu jadi pahlawan untuk adik²nya. Sayangnya magma terkesan kurang peka dan ga menghargai, selalu saja marvel yg dianggap salah 😭😭😭 Gregetan deh ama magma

2022-09-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!