Seorang perempuan terkapar di ranjang ketika sebelumnya melayani seorang pria yang menyewa nya.
Pria itu menaikan resleting celana nya lalu melempar segepok uang ke tubuh gadis tersebut.
"Mulai sekarang jangan muncul di hadapanku lagi jal*ng!" Seru nya lalu keluar dari kamar tersebut setelah memakai kaos putih polos miliknya.
Di luar Lutfi sudah menunggu. Ia menatap pria di depan nya dengan wajah gugup, Lutfi menelan saliva nya susah payah.
"Dimana adikmu itu? Aku ingin cepat menikahinya!" Seru nya dengan tersenyum miring.
"Dia di kamar," sahut Lutfi.
"Baiklah. Sebelum menikahinya aku harus mencicipinya dulu ..."
Jaxon Billiam seorang pria pengusaha di Spanyol, suka bermain wanita dan lagi dia juga keturunan organisasi mafia bernama Kartel.
Jaxon dan Lutfi tidak terlalu dekat. Hanya beberapa kali bertemu di klab untuk main judi, Jaxon menawarkan harga yang fantastis untuk siapapun yang berani main judi dengan nya. Banyak orang yang tertarik melawan Jaxon, termasuk Lutfi.
Tapi sayangnya ketika lawan nya kalah Jaxon berhak meminta apapun dari lawan nya. Termasuk Lutfi yang harus memberikan adiknya.
Jaxon berjalan meninggalkan Lutfi menuju kamar.
Lutfi menatap kepergian Jaxon dengan menghela nafas panjang. Dia sebenarnya tidak mau menyerahkan Linka kepada pria itu tapi jika tidak dia akan mati terbunuh.
Lutfi dengan gelisah menunggu adiknya di kamar dengan Jaxon. Pria itu terus meminum alcohol untuk menghilangkan kegelisahannya.
"LINKA SIAL*N BERHENTI KAU!"
Linka berlari dengan rambut berantakan dan bajunya yang robek sebab di kamar Jaxon memaksa dirinya untuk menyerahkan semuanya kepada pria itu. Yang tak lain tubuhnya sendiri.
Di rumah bordil itu semua mengalihkan pandangannya ke arah Jaxon yang berlari mengejar Linka dengan hanya memakai jeans hitam saja.
"LINKA!"
"Tidak, aku tidak mau!" Linka menangis tersedu-sedu, air mata terus keluar dari pelupuk matanya.
"Linka!"
Lutfi langsung menangkap Linka. Linka bisa mencium bau alcohol yang menyengat dari tubuh kakaknya.
"Kak, aku tidak mau. Aku mohon ..." Linka menangis dengan menggelengkan kepala. Wajahnya memelas kepada Lutfi agar mau membantunya melepaskan diri dari kejaran Jaxon.
Tapi justru itu tidak mungkin. Karena Lutfi lah biang kerok dari semua ini.
"Kau tidak bisa seperti ini Linka!" seru Lutfi.
Linka tersentak kaget ketika tangan nya di tarik dengan kasar oleh Jaxon. Jaxon melingkarkan lengan nya di leher Linka membuat gadis itu kesulitan bernafas, Lutfi melebarkan matanya melihat kemarahan Jaxon.
"Berani sekali kau kabur dariku!" Geram Jaxon.
Semua orang yang ada di rumah bordil saling mendempet ketakutan melihat wajah kemarahan Jaxon.
"Kau pikir kau siapa hah?!"
"T-tolong ... le-lepaskan a-aku." Linka terbata dengan wajah memerah ketika udara tak bisa masuk ke dalam tubuhnya.
"Menurut denganku. Kalau tidak, kau dan kakakmu akan mati!" Seru Jaxon mematikan berbisik di telinga Linka.
Ucapan Jaxon membuat Linka merinding seketika. Gadis itu mengangguk dengan terpaksa dan berlinang air mata sementara sang Kakak Lutfi hanya bisa mematung tanpa membantu. Tapi Lutfi juga terlihat panik dengan kemarahan Jaxon.
Jaxon menyeret gadis itu menuju kamarnya dengan masih melingkarkan lengannya di leher Linka.
"Berhenti!"
Jaxon menghentikan langkahnya, berbalik dengan mencengkram tangan Linka agar tidak kabur. Linka terbatuk ketika lengan kekar Jaxon akhirnya lepas dari lehernya.
Marvel berjalan menghampiri dua manusia itu dengan Madam Jeni di belakangnya. Wajah Marvel begitu angkuh sama seperti wajah Madam Jeni. Yang beda hanya cara jalan nya saja, madam Jeni berjalan melenggak-lenggok khas model dengan pakaian kebaya khas Indonesia nya dan sanggul besar di kepalanya.
Mata Jaxon mengintimidasi menatap kedatangan Marvel.
Lutfi menepi ke dinding rumah bordil, memberi jalan untuk Marvel dan Madam Jeni. Lutfi tahu siapa Marvel, hal itu membuat jantung Lutfi berdegup kencang. Apa yang akan terjadi selanjutnya kenapa Marvel mendatangi Jaxon di rumah bordil padahal setahu Lutfi mereka tidak dekat sama sekali.
"Lepaskan gadis itu!"
"Apa urusanmu?" tanya Jaxon.
Linka melebarkan matanya ketika melihat pria yang hampir ia tabrak beberapa jam yang lalu ada di rumah bordil. Linka sampai mengabaikan rasa sakit di tangan nya akibat cengkraman Jaxon yang kuat.
"Aku bilang lepaskan!"
"Dia milikku kau tidak bisa ikut campur!!" Jaxon mendorong dada Marvel dengan kasar.
Madam Jeni berdecih dengan menatap Jaxon jengah seakan meremehkan pria itu.
Mata Marvel beralih menatap Linka. "Kau miliknya?" Tanya Marvel dengan wajah angkuhnya.
Linka menggeleng cepat. "Tidak. Aku di jadikan jaminan judi oleh kakak ku!" Sahut Linka dengan menangis.
"Linka!" Seru Lutfri memperingati Linka untuk tidak menjawab apapun.
Marvel menoleh ke belakang menatap Lutfi dengan pandangan mematikan. Lutfi mundur ketakutan.
Kemudian Marvel kembali menatap Jaxon.
"Kau melawan manusia yang ada di belakang? Lemah sekali lawanmu!" Marvel tersenyum meledek.
"Aku bilang ini bukan urusanmu sial*n!!"
Jaxon hendak melemparkan pukulan ke wajah Marvel tapi dengan sigap Marvel menangkis tangan Jaxon dan menjadi Marvel yang memukul Jaxon. Semua orang yang ada di rumah bordil itu menjerit termasuk Linka.
"Jika kau merasa manusia yang hebat cari lawan yang seimbang bedeb*h!! Bukan pria lemah!!" Seru Marvel dengan amarah yang menggebu-gebu.
Jaxon mengusap ujung bibirnya yang berdarah. Menatap Marvel dengan tatapan permusuhan.
"Lawan aku jika kau merasa hebat!" Seru Marvel.
"Apa jaminannya?" Tanya Jaxon.
"Gadis ini ..." Marvel kembali menatap Linka. Linka terbelalak, ia kira kedatangan Marvel akan membantu dirinya. Nyatanya malah di jadikan jaminan kembali.
"T-tidak. Aku mohon jangan aku ..." lirih Linka menatap bergantian Marvel dan Jaxon dengan wajah memohon.
"Oke," sahut Jaxon membuat Linka semakin terbelalak.
Jaxon tersenyum sinis. Dengan senang hati menerima tawaran dari Marvel sebab ia merasa sangat percaya diri untuk menang.
Marvel membuka jas hitam yang ia kenakan kemudian melemparnya ke wajah Linka karena melihat baju gadis itu robek di bagian dada dan memperlihatkan tanktop yang di kenakan nya. "Tutupi tubuhmu!"
Marvel berbalik menuju sebuah meja diikuti Jaxon. Marvel sempat melempar tatapan mematikan kepada Lutfi yang masih berdiri ketakutan.
"Yuk capcus ..." Madam Jeni menarik lembut tangan Linka.
"Plis aku tidak mau." Linka terisak dengan memeluk jas hitam Marvel untuk menutupi robekan bajunya.
"Jangan membantah sayang. Semuanya akan rumit kalau kau mengelak. Terima takdirmu, oke?" Seru Madam Jeni kemudian membawa Linka mengikuti Marvel.
Linka duduk di salah satu kursi dengan mengenakan jas hitam Marvel. Madam Jeni duduk di sampingnya.
Dengan tatapan kosong Linka menatap meja yang tertera kartu judi di atasnya. Dua pria tengah memperebutkan dirinya, sama-sama menjadikan dirinya jaminan. Ia tidak tahu bagaimana hidupnya setelah permainan ini berakhir. Karena untuk Linka, dua pria itu sama-sama menghancurkan hidupnya.
Kedatangan pria yang hampir ia tabrak mobilnya beberapa jam yang lalu, Linka pikir akan membantu dirinya.
Tapi ternyata Linka salah, Linka seperti meloncat dari satu jurang ke jurang lain.
Di tatapnya wajah kakaknya yang juga duduk bersama mereka. Wajah marah bercampur dengan rasa kecewa, melihat adiknya menatapnya dengan tersirat dendam di kedua matanya, Lutfi langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Permainan kartu itu terus berlanjut. Meja judi tersebut di kelilingi banyak orang yang ikut menonton. Para wanita pelac*r juga pria pemain wanita ikut menyaksikan Marvel dan Jaxon. Mereka penasaran siapa yang akan menang.
Setengah jam kemudian akhirnya Marvel bisa tersenyum miring kala ia berhasil mengalahkan Jaxon.
"Dia milikku ..." seru Marvel beralih menatap Linka yang duduk di samping Jeni.
Terlihat dari mata Jaxon pria itu sangat tidak terima. Helaan nafasnya penuh amarah.
BRAKH
Dia menggebrak meja dengan keras. "Dari awal dia untukku," desisnya.
Marvel tersenyum angkuh membuat Jaxon semakin murka. Pria itu berdiri dan menarik kasar tangan Linka.
Marvel masih bergeming ketika Linka memberontak meminta di lepaskan ketika Jaxon terus menyeret langkahnya.
Semua orang memusatkan pandangan mereka ke arah Linka dan Jaxon. Termasuk sang kakak, Lutfi.
"Tuan ..."
Marvel mengangkat tangan nya ketika Madam Jeni hendak berbicara. Ia meminta Madam Jeni untuk diam.
Dalam sekali gerakan, Marvel berdiri, berbalik dan.
DOR.
Semua orang menjerit kaget ketika Marvel menembak kepala Jaxon.
Linka mematung di tempat, jantungnya seakan berhenti berdetak ketika wajahnya terkena cipratan darah dari kepala Jaxon.
Jaxon seketika terjatuh tak bernyawa.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Mr.VANO
buah jatuh tdk jahu dari pohon,.marvel,maqma muda
2022-11-05
1
Novianti Ratnasari
Marvel versi Magma muda.
2022-09-07
1
ria_28
marvel lebih gila dari magma 👍👍👍
2022-09-07
1