Hujan kembali turun, kali ini sangat deras membuat penglihatan Marvel terhadap jalan di depannya sedikit buram. Tapi pria itu tidak melambatkan laju mobilnya.
Dan dari arah berlawanan seorang gadis tengah menangis dengan mengendarai motor pesva berwarna kuning lengkap dengan helm bentuk bebek di kepalanya. Air matanya tidak terlihat sebab derasnya air hujan.
Gadis itu bahkan tidak memakai jas hujan. Dia membiarkan tubuhnya basah, tidak perduli akan hal itu gadis itu justru mengingat ucapan Kakaknya yang menyakitkan.
"Kau harus menikah dengan temanku karena aku kalah judi dengan dia!"
"Kakak jadikan aku jaminan? Kenapa kak?"
"Tidak usah banyak tanya, Linka! Kalau kau tidak menikah aku mati terbunuh. Kau mau?"
"Terus kakak mau nikahin aku sama orang sembarangan? Kak, aku udah bilang berhenti judi. Lebih baik aku yang cari uang untuk kakak kalau kaya gini!"
"Berisik! Aku sudah
menjadikanmu jaminan, Linka!" Teriak Lutfi kakak dari Halinka Maharani Rabu.
Linka kembali menangis tersedu-sedu dengan dada sesak. Lutfi satu-satunya keluarga yang ia punya tega menjadikan dirinya jaminan untuk permainan sial*n itu.
"Kak Lutfi jahat! Kak Lutfi jahat!" Teriaknya dengan menangis di jalanan yang gelap dan basah.
"Aku tidak mau menikah dengan pria itu huuuu ..."
Marvel merogoh ponsel di saku celana kala ponselnya bergetar. Pesan masuk dari Magma.
"Marvel, kau dimana?"
Marvel tidak membalas pesan itu tapi ia segera menelpon Ayahnya. Tak butuh waktu lama, Magma langsung mengangkat.
"Ada apa, Dad?"
"Kau dimana?" tanya Magma.
"Di jalan menuju mansionku," sahut Marvel dengan masih melajukan mobil tanpa mengurangi kecepatannya.
"Begini, tiga adikmu sulit di atur dan anak dari Lalita dan si tukang masak juga sama. Mereka bertujuh sering kumpul di klab dan tidak pernah serius dengan kuliahnya. Kami berencana untuk ..." Magma berhenti sejenak karena merasa canggung untuk melanjutkan kalimat selanjutnya.
"Apa Dad?"
"Memintamu untuk mengurus mereka."
Marvel terdiam, setelah Magma memukul dan menyiksanya tadi sekarang pria tua itu memintanya mengurus semua adiknya. Oke, Leon, Liam dan Lucky memang adik kandungnya tapi Kevin, Kenzi, Kavis dan Kalingga juga di serahkan kepadanya.
Senakal apa mereka sampai orang tuanya menyerah mengurus mereka.
"Apa Dad tidak takut aku memberi narkot*ka kepada mereka?" sindir Marvel dengan tersenyum miring.
Magma menghela nafas panjang. "Tes urine satu bulan sekali untuk mereka. Bagaimana?"
"Kenapa harus aku yang mengurus mereka?" Tanya Marvel.
"Karena mereka lebih takut kepadamu dari pada kepada kami, Marvel. Oke, Dad minta maaf soal tadi karena memukulmu tapi kau tau itu karena salahmu sendiri, bukan?"
"Hm." Marvel hanya menjawab dengan deheman.
Marvel terus menatap ke jalanan dengan ponsel yang menempel di telinganya. Magma bercerita apa saja kekacauan yang di buat oleh Leon dan yang lain.
Dari arah depan Marvel melihat lampu menyorot lurus ke kaca mobilnya. Dia heran kenapa pengendara dari arah berlawanan itu ada di tengah-tengah.
Marvel melebarkan matanya kala melihat seorang pengendara motor terus melaju ke arah mobilnya. Ia menekan klakson beberapa kali tapi tidak di gubris oleh pengendara motor tersebut.
"Si*l!" Umpat Marvel kemudian membanting stir ke arah kanan dan.
BRAKH
Mobilnya menabrak sebuah pohon. Pengendara motor tersebut juga terkejut dan berhenti lalu menoleh ke arah mobil klasik grey tersebut.
Linka, yang pikirannya kalut karena memikirkan perjodohan nya dengan teman kakaknya hampir saja menabrakan diri ke mobil Marvel untung saja Marvel bisa membanting stirnya dengan cepat
"Hallo, Marvel suara apa itu? Kau baik-baik saja?" Tanya Magma panik.
"Aku baik-baik saja. Sebentar Dad."
Marvel mematikan panggilan telpon nya lalu segera keluar dari mobil.
Melihat seorang pria keluar dari mobil klasik tersebut membuat Linka gugup seketika, apalagi melihat wajah tak bersahabat dari pria yang berjalan ke arahnya itu.
Saking gugupnya ia tidak bisa menyalakan motornya sendiri.
"Berhenti!" Marvel menahan motor Linka yang hendak melaju ketika berhasil menyalakan mesin motornya.
"T-tuan saya tidak sengaja ..."
"Turun," titah Marvel.
"Tuan saya benar-benar tidak sengaja. Maaf Tuan saya tadi ... saya tadi melamun karena ---"
"Turun!"
BRUKH.
Marvel menarik kasar tangan Linka agar turun dari motornya membuat motor Linka terguling seketika.
"E-eh motorku ..."
Langkah gadis itu di seret oleh Marvel yang membawanya menuju mobilnya.
"Lihat mobilku!"
Mata Linka perlahan menatap bagian depan mobil yang penyok sebab menabrak pohon.
Dan dengan pandangan takut ia kembali menatap Marvel.
"S-saya kan bilang tidak sengaja Tuan hehe ..." Linka menyengir menampakan gigi putihnya.
Marvel terdiam sejenak menatap lekat-lekat gadis di depan nya ini yang memakai helm bebek berwarna kuning.
"Siapa namamu?" Tanya Marvel kemudian.
"Linka."
"Nama lengkap?"
"Halinka Maharani Rabu."
"Tempat tinggal?"
"Hah?" Linka menaikan kedua alisnya tidak mengerti. Untuk apa pria di depannya ini bertanya soal tempat tinggalnya.
"Jawab saja atau aku akan menyuruhmu ganti rugi!" Seru Marvel.
"Eh iya, jangan Tuan. Saya tinggal di desa Tejada, gran canaria. Saya kesini merantau baru satu bulan karena menyusul kakak saya."
"Jadi sudah tidak tinggal di desa itu lagi kan?" Tanya Marvel dengan tangan bersedekap dada.
Linka menggeleng pelan. "Saya tadinya mau kabur dari kakak saya tapi saya tidak tau kabur kemana." Gadis itu kembali menunduk dengan wajah sedih.
"Oh."
Linka kembali mendongak menatap Marvel kala pria itu hanya menjawab singkat. Linka pikir pria di depan nya akan merasa kasihan kepada dirinya dan mengatakan.
Kau bisa tinggal di rumahku dan menjadi pembantu di sana.
Sungguh, Linka rela jadi pembantu asal punya tempat tinggal dan bisa menghindar sementara waktu dari kakaknya.
"Oh saja Tuan?" Seru Linka menaikan alisnya.
"Minggir!" Marvel mendorong Linka ke samping lalu masuk ke mobil untuk mengambil ponselnya lalu pria itu menyodorkannya kepada Linka.
"Nomor ponselmu!"
"Hah? Untuk apa?"
"Siapa tau nanti aku memintamu untuk ganti rugi! Cepat atau aku akan melaporkan ke pihak berwajib atas kelalain berkendara!"
"E-eh iya jangan Tuan." Linka yang takut di laporkan langsung mengambil ponsel Marvel dan mengetik nomornya.
Setelah selesai Marvel langsung masuk ke mobilnya meninggalkan Linka seorang diri.
Linka langsung menggedor jendela mobil Marvel. "Tuan ... Tuan ... tidak bisakah anda membantu saya? Beri saya pekerjaan atau apalah itu. Saya butuh tempat tinggal."
"TUAN!" Linka semakin menggedor jendela mobil ketika Marvel menghidupkan mesin mobilnya.
"TUAN KENAPA KAU TIDAK BERPERIKEMANUSIAAN!!" Jerit Linka menatap kepergian mobil Marvel yang begitu cepat sampai deru mobilnya terdengar begitu menusuk ke telinga Linka.
Linka menghentak-hentakan kakinya kesal. Sekarang ia harus pergi kemana malam-malam seperti ini.
Linka celengak-celinguk memperhatikan jalanan yang sepi kemudian ia segera berlari menuju motornya karena takut ada orang jahat yang hendak mencelakainya.
-------
Gerbang berwarna hitam dengan logo M-ONE terbuka ketika Marvel menekan tombol otomatis di mobilnya.
Satu wanita berkebaya khas Indonesia dengab rambut di sanggul berlari tergopoh-gopoh dengan empat pelayan wanita di belakangnya.
Mereka langsung berjajar menyambut kedatangan Tuan nya.
"Tuan ..."
Marvel yang hendak masuk ke mansion menghentikan langkahnya.
"Pakaian anda basah. Ini handuknya ..." kepala pelayan tersebut memberikan handuk yang dia ambil dari pelayan wanita di belakangnya.
Marvel mengambil handuk tersebut dan kembali berjalan masuk ke mansion nya.
Kepala pelayan di mansion itu menghela nafas panjang sambil mengelus dada nya. "Oke, Magma ternyata tidak terlalu menyeramkan di banding anaknya. Huh sabar Jeni sabar ..." gumam nya.
Jeni si pria tulang lunak mantan asisten Laura atau Ibunya Marvel kini menjabat sebagai kepala pelayan di mansion Marvel. Tapi terkadang Jeni di butuhkan untuk menjadi asisten Marvel jika Marsel dan Melvin tengah sibuk.
"Heh kenapa berdiri di sini. Masuk!" Titah Jeni ketika berbalik dan melihat empat pelayan wanita itu masih berdiri di belakangnya.
"Iya madam," sahut mereka kompak dengan kepala menunduk lalu mereka berempat pun kembali masuk ke mansion mengerjakan tugas yang lain.
"Vel ..."
Marvel yang baru saja mau membuka pintu kamar menoleh ketika Marsel memanggilnya.
"Kau darimana?"
"Ada apa?" Marvel balik bertanya dengan wajah datarnya.
"Tidak. Aku hanya bertanya ... oh iya soal ..." Marsel menggantung kalimatnya menatap wajah saudara kembarnya itu. Ia sedikit ragu ingin bertanya soal narkot*ka kepada Marvel. Takut Marvel tersinggung.
"Soal itu ---"
"Soal narkot*ka itu bukan urusanmu!" Marvel masuk ke kamarnya.
Marsel berdecak dengan menggelengkan kepala pelan.
Marvel membersihkan dirinya di kamar mandi. Ia membuka kancing kemeja nya satu persatu hingga menampakan tatto kecil di leher samping kiri yang bertuliskan 'Recobra.'
Pria itu mematut dirinya dengan angkuh di depan cermin. Dada nya yang bidang dan perutnya yang berotot membuat tubuhnya terlihat begitu atletis.
Di bagian kiri tepatnya di bagian bawah tulang rusuk ada bekas jahitan yang belum pudar setelah tiga tahun lama nya.
Ketika dia mengguyur dirinya di bawah air shower yang hangat. Marvel mengingat nama gadis yang dia temui tadi.
Halinka Maharani Rabu.
Dari nama dan wajahnya lebih mirip orang asia. Rabu? Apa perempuan itu lahir di hari rabu.
Marvel berdecih ketika otaknya mencoba berpikir bagaimana jika gadis itu lahir di hari kamis. Apa namanya akan menjadi Halinka Maharani Kamis?
Selesai mandi, dengan handuk sepinggang yang melilit bagian tubuhnya dan rambut basahnya, pria itu berjalan ke meja kecil dengan satu kursi dari kayu jati di dekat jendela kamar.
Ia duduk di sana dan membuka laptopnya. Marvel memasuka nama lengkap dan nomor ponsel gadis itu untuk melacak keberadaan Linka.
Marvel menaikan alisnya ketika melihat tanda merah dari ponsel Linka ada di rumah bordil. Kenapa gadis itu ada di sana? Apa sebenarnya gadis polos dengan helm bebek di kepalanya tadi adalah gadis pelacur?
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Kurnaesih
thour dr kakek,anak,cucu,sekarang
cucu buyut nya sy masih setia jadi paporit pengemar mu tour.smoga sllu sehat 🤲👍💖💪💪
2022-12-30
0
Mr.VANO
jeni,jd asisten marvel,
2022-11-05
0
Novianti Ratnasari
eh Jeni ketemu lagi. sekarang jd kepala pelayan
2022-09-07
1