From Virtual To Real

From Virtual To Real

FVTR#01

"Malam sayang." sapa seorang laki laki melalui sambungan video call.

"Malam juga ayang." balas si wanita.

"Gimana tadi kerjanya, lancar gak?" tanya si wanita.

"Alhamdulillah lancar. Oh iya yang besok kan aku gajian terus aku ada liburan dua hari terus di tambah aku mau ngambil cuti bulanan ku juga jadi totalnya aku ada libur tiga hari. Nah tiga hari itu aku berencana buat pergi ke Malang buat temuin kamu sama keluarga kamu." tutur si laki laki.

"Wah seriusan yang, berarti nanti kita bisa ketemu dong." antusias si cewek.

"Iya dong, kenapa kamu gak sabar ya?"

"Banget banget banget, aku udah nunggu momen ini selama kita menjalin hubungan."

Mereka terus mengungkapkan rasa tidak sabar akan pertemuan pertama mereka lusa nanti hingga menjelang jam satu dini hari barulah sambungan video call itu terputus. Itu pun sebab baterai ponsel si cewek yang habis, kalau tidak mungkin masih lanjut sampai pagi hari.

-

Dea Ayuningtyas, wanita cantik yang kerap di panggil Dea itu baru saja melangsungkan wisuda tingkat SMA nya bulan kemarin. Sambil menunggu panggilan kerja dari tempat yang dia lamar, dia bersantai santai di rumah.

Dea adalah anak dari tiga bersaudara, dia anak ke dua di antara kakak dan adiknya. Tinggal di desa yang sejuk akan udaranya membuat dia selalu bermalas malasan di kamar. Tapi jangan salah, dia bermalas malasan seperti itu karena ada alasannya, yaitu belum ada pekerjaan.

Sebenarnya banyak sih lowongan pekerjaan di daerahnya, cuma Dea itu orangnya pemilih jadi ya begitulah keadaannya sekarang, kluntang kluntung di dalam kamarnya.

-

Anang Pratama, lelaki asal Semarang yang tengah menjalin hubungan virtual dengan wanita asal Malang. Anang adalah pekerja di sebuah PT yang bergerak di bidang sepatu.

Lelaki berumur 23 tahun ini hidup sebatang kara di sebuah rumah kos yang ada di pinggiran kota Semarang.

Jika kalian bertanya kemanakah kedua orang tuanya? Jawabannya adalah tidak tahu, karena dia sedari kecil sudah hidup di panti asuhan.

Anang sebenarnya lulusan S1 tapi dia memilih bekerja sebagai kuli PT terlebih dahulu untuk mengumpulkan dana buat membuka usahanya nanti.

Anang sangat mencintai Dea pacarnya, meskipun mereka hanya menjalin hubungan virtual. Tapi dia berniat untuk menghalalkan Dea, karena dia sangat menyayanginya.

Anang berencana nanti saat ke Malang sekaligus untuk melamar Dea menjadi pendamping hidupnya.

-

Hari ini adalah hari di mana keberangkatannya Anang ke Malang, dia sudah dalam perjalanan menuju Malang menggunakan motor KLX miliknya yang dia beli dengan kerja keras dia selama di pabrik.

Anang sudah sangat tidak sabar ingin ketemu Dea, ingin rasanya dia meminjam pintu ajaib Doraemon agar langsung bisa sampai di tempat Dea.

"Dea sayang, I'm coming." seru Anang berteriak saat motornya baru saja memasuki kota Malang.

Anang semakin menambah laju kecepatan motornya agar bisa cepat sampai di tempat tinggal Dea. Bahkan dari Semarang ke Malang saja Anang hanya istirahat dua kali saja.

Sampai di daerah yang Dea share lok Anang bertanya pada orang yang ada di pinggir jalan untuk menanyakan letak rumah Dea yang sebelah mana.

"Permisi pak, kulo nyuwon tanglet. Ngeriane Dea Ayuningtyas niku ten pundi nggeh?" tanya Anang mengungkapkan bahasa Jawa.

(Permisi pak, saya mau tanya. Rumahnya Dea Ayuningtyas itu di mana ya?)

"Ooh omah e Dea a, iku lo omah cet abu abu karo putih." Jawa si bapak sambil menunjuk rumah yang paling ujung sendiri.

(Ooh rumahnya Dea ya, itu lho rumah yang cat warna abu-abu sama putih.)

"Ooh nggeh pak, matur nuwun nggeh." balas Anang.

(Ooh iya pak, terimakasih ya.)

Anang pun segera membawa motornya menuju rumah yang di tunjuk bapak bapak tadi. Setelah sampai di depan rumah itu, Anang turun dari motor dan berdiam di atas motor sejenak untuk mengatur nafasnya yang sudah tidak beraturan.

"Kenapa aku deg deg degan ya, maklum aja sih selama pacaran ini kan kita belum pernah ketemu. Bismillah aja deh, semoga kedua orang tua Dea bisa menerima aku." gumam Anang dan turun dari motornya.

"Hufft...." Anang menarik nafasnya dalam agar tidak gugup.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum." salam Anang.

Sepi tidak ada jawaban dari dalam.

Tok tok tok.

"Assalamualaikum." sekali lagi Anang mengulangi salamnya.

"Waalaikum salam, iya sebentar." balas seseorang yang suaranya seperti wanita.

Ceklek.

Pintu terbuka, terlihatlah seorang wanita yang kira kira berumur hampir lima puluh tahunan berdiri di hadapan Anang. Anang berfikir mungkin ini adalah ibu Dea.

"Assalamualaikum Bu." salam Anang sopan sambil mencium punggung tangan wanita itu.

"Iyo waalaikum salam, golek i sopo yo le?"Balas ibu Dea bertanya.

(Iya waalaikum salam, cari siapa ya anak laki-laki?)

"Kulo madosi Dea Bu, Dea ne enten ngerio nopo mboten?" jawab Anang.

(saya mencari Dea Bu, Deanya ada di rumah apa enggak?)

"Ooh Dea, iku onok dek kamar."

"Ayo le samean bacut nang omah." lanjut ibu Dea mempersilahkan Anang untuk masuk ke dalam rumah.

(Ooh Dea, itu ada di kamar.)

(Ayo "panggilan anak laki-laki" kamu masuk ke rumah)

"Enggeh Bu."balas Anang.

Anang pun masuk ke dalam rumah Dea. Kondisi rumah Dea sama seperti rata rata rumah di kampung daerah Malang. Tapi bagi Anang ini sudah tergolong bagus di antara rumah yang lainnya. Mungkin kedua orang tua Dea termaksud orang berada di sini.

"Sek le yo cek celokno Dea, sampean longgoh disek." ucap ibu Dea dan pergi meninggalkan Anang di sana.

"Enggeh Bu." balas Anang.

Sambil menunggu Dea, Anang melepaskan tas ransel yang sedari tadi ada di punggungnya. Anang meletakkannya di bawah tempat dia duduk. Tak berapa lama setelah kepergian ibu Dea ada seorang wanita cantik yang datang menghampiri Anang.

"Anang." seru wanita itu dan berlari menghampiri Anang.

"Dea." balas Anang pada wanita itu yang tak lain adalah Dea.

Dea langsung memeluk tubuh Anang dan begitupun dengan Anang yang langsung membalas pelukan Dea. mereka berpelukan untuk menyalurkan rasa haru mereka karena ini adalah pertemuan pertama mereka setelah lama pacaran.

"Ternyata kamu aslinya lebih cantik ya." puji Anang pada Dea setelah melepaskan pelukannya.

"Apaan sih kamu, kamu juga lebih ganteng di nyata dari pada lewat handphone." balas Dea tersipu malu.

"Kok kamu gak bilang sih kalau udah sampai Malang, aku kan bisa jemput kamu di jalan masuk desa aku biar kamu gak bingung nyari rumah aku. Terus tadi kamu sempat nyasar gak?" cerocos Dea yang membuat Anang gemas sendiri.

...***...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!