FVTR#05

Malam hari pun tiba, Dea sudah bersiap dengan pakaian tidurnya, sedangkan Anang masih berada di kamar mandi entah apa yang dia lakukan sampai selama ini di kamar mandi.

"Haduh aku deg degan banget nih, semoga saja mas Anang gak minta haknya malam ini." ucap Dea was was.

Dea mondar mandir di dalam kamarnya memikirkan cara apa agar Anang tidak meminta haknya malam ini karena Dea sangat takut di unboxing.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka menampilkan Anang yang baru masuk kamar hanya mengenakan celana boxer pendek saja.

"Loh kamu belum tidur, aku kira kamu udah tidur tadi." ucap Anang saat melihat Dea masih berdiri di sana.

"Iya mas aku belum ngantuk." balas Dea.

"Haduh harusnya tadi aku pura pura tidur aja biar bisa kabur dari mas Anang." batin Dea, kenapa tadi dia tidak kepikiran seperti itu.

"Kenapa, gak bisa tidur atau gimana?" tanya Anang menghampiri Dea.

"Kamu susah beradaptasi dengan tempat baru ya?" tanya Anang, karena biasanya ada orang yang seperti itu. Yang sulit untuk tertidur di tempat yang baru mereka tinggali.

"Hehehe iya mas." cengir Dea yang memang benar adanya.

"Tapi tadi sore kamu kok bisa tidur?"

"Ya begitulah mas, kalau pagi, siang, sore itu emang bisa, tapi kalau malam itu sulit." jelas Dea.

"Oooh gitu, sini aku buat kamu biar bisa tidur." ucap Anang membuat Dea was was.

"Mas mau ngapain?" panik Dea saat tangan Anang menariknya untuk tidur di atas ranjang.

"Kamu kenapa panik gitu sih, aku cuma mau ajak kamu tidur aja. Emang kamu kira aku mau ngapain?" curiga Anang.

"Aahh enggak, ya udah ayo kita tidur." balas Dea salah tingkah.

"Aaa... aku tahu, pasti kamu pikir tadi aku mau minta jatah kamu kan?" tebak Anang.

"Eng-enggak kok, siapa juga yang berpikiran seperti itu." kilah Dea.

"Halah udah ngaku aja, lagian aku juga gak akan marah sama kamu. Aku malah seneng kalau kamu berfikiran seperti itu, itu tandanya kamu mau aku unboxing." goda Anang.

"Apaan sih mas, udah ahh aku mau tidur." Dea langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memunggungi Anang.

"Katanya tadi gak bisa tidur?" goda Anang berbaring di belakang Dea menghadap ke arah Dea yang tengah memunggunginya.

Dea diam saja, dia terlalu malu untuk menatap wajah suaminya itu.

"Kenapa diam saja, ooh mungkin udah tidur kali ya." ucap Anang.

"Ya udah kalau udah tidur aku juga mau tidur juga, udah ngantuk." lanjut Anang dan pura pura tidur sambil memeluk tubuh Dea dari belakang.

Dea yang mendengar itupun bernafas lega. Setengah jam berlalu dan Dea masih juga belum memejamkan matanya. Sedangkan Anang yang tadi cuma pura pura tidur pun seperti beneran tertidur.

"Haduh gimana ini, mana udah malam banget lagi. Masak iya aku harus bangunin mas Anang buat temenin aku begadang. Nanti yang ada malah dia apa apain aku lagi." batin Dea bingung.

Dea yang merasa tubuhnya kram karena tidak berpindah posisi tidur sedari tadi pun berusaha melepaskan pelukan Anang dan berbalik menghadap kearah Anang.

"Kamu ganteng banget sih mas, bisa bisanya kamu mau menikah sama aku yang seperti ini." ucap Dea mengamati wajah Anang yang tengah tertidur sangat pulas.

Dea yang tidak bisa tidur pun memanfaatkan waktunya untuk menikmati wajah ganteng suaminya. Karena nanti kalau sampai Anang sadar dia tidak mungkin akan bisa leluasa mengamati wajah tampan suaminya.

"Bulu mata kamu juga lentik banget sih mas, punyaku yang cewek aja gak selentik ini."

"Haduh hidung kamu juga mancung banget sih, aku jadi iri."

"Ini juga, alis kamu kenapa rapi banget."

"Kok aku jadi curiga kalau kamu ini suka perawatan ya mas." gumam Dea terus mengamati wajah Anang. Bahkan sekali kali dia mengelus bagian wajah Anang yang dia kagumi.

Dan tanpa Dea sadari, ternyata orang yang tengah dia kagumi itu sudah sadar dari tidurnya dan tengah menatapnya juga.

"Udah puas hmm?" ucap Anang yang menggagetkan Dea.

"Astaga." kaget Dea mengelus dadanya.

"K-kok kamu udah bangun." gagap Dea karena kepergok tengah mengagumi wajah Anang.

"Kenapa kaget, sini." Anang menarik tangan Dea dan meletakkannya di pipinya.

"Udah elus elus aja sampai kamu puas, aku malah suka. Gak usah takut." ucap Anang sambil memejamkan matanya kembali.

"Kamu mau tidur lagi?" tanya Dea.

"Hmm, aku masih ngantuk." jawab Anang sambil matanya tetap terpejam.

Dea diam saja tak lagi berbicara, sekarang tangannya tengah sibuk mengelusi pipi Anang dan terkadang hidung mancung Anang yang sangat membuatnya iri.

"Kamu operasi ya?" tuduh Dea membuat Anang yang tidak beneran tidur seketika membuka matanya.

"Siapa yang operasi? Operasi apa?" tanya Anang menatap Dea dengan wajah yang masih ngantuk.

"Kamulah, ini hidung kamu mancung banget kayak orang habis operasi." jawab Dea sambil tangannya mencubit hidung Anang.

"Enak aja, ini asli pemberian dari Allah." bantah Anang.

"Tapi kok ini mancung banget ya, bikin aku iri aja."

"Ya emang udah dari sononya yang." balas Anang.

Anang kembali memejamkan matanya karena memang dia masih benar benar mengantuk.

"Pasti dulu orang tua kamu ganteng sama cantik hingga anaknya bisa seganteng kamu." ucap Dea membuat Anang membuka matanya kembali.

"Mungkin, aku juga tidak tahu wajah mereka seperti apa." balas Anang.

"Maaf aku gak bermaksud untuk membuat kamu sedih." Dea merasa bersalah karena sudah mengingatkan Anang tentang kedua orang tuanya yang sudah tidak ada.

"It's oke, no problem. Aku sudah biasa kok. " balas Anang sambil tersenyum.

"Udah gih kamu tidur lagi sana, ini udah malam loh." suruh Anang.

Pasalnya ini sudah jam setengah dua belas malam tapi mata Dea masih juga terbuka lebar.

"Aku gak bisa tidur." balas Dea benar adanya, memang dia tidak bisa tidur.

"Kenapa tadi bohong, aku jadi ketiduran beneran kan. Padahal tadi aku cuma pura pura loh tidurnya, ehh beneran ketiduran."

"Sini aku bantu biar kamu bisa tidur." lanjut Anang.

"Mau bantu gimana?" curiga Dea.

"Udah sini deketan sama aku." suruh Anang.

Dengan ragu Dea pun mendekati Anang, dan saat sudah mendekat Anang langsung menyambangi bibir Dea yang sedari tadi menggoda untuk dia lahap.

"Hhmmpp." kaget Dea.

Lama kelamaan Dea mulai menikmati ciuman yang Anang berikan, hingga lima belas menit kemudian barulah Anang melepaskan pungutannya di bibir Dea.

"Manis banget sih bibir kamu." ucap Anang pada Dea yang tengah berusaha mengatur nafasnya yang hampir habis gara gara ciuman Anang.

...*** ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!