Akhir Cinta Apoteker Cantik

Akhir Cinta Apoteker Cantik

Alisha

Alisha, seorang apoteker berumur dua puluh empat tahun. Dia seorang yatim piatu, kedua orang tuanya meninggal dunia saat dia berumur dua tahun. Kedua orang tua Alisha meninggal dunia karena sebuah kecelakaan.

Alisha sangatlah pintar, dari mulai sekolah dasar sampai kuliah, ia tak perlu mengeluarkan biaya untuk pendidikannya. Dan mulai dari sekolah dasar sampai kuliah, Alisha sering bekerja serabutan sesuai kemampuannya. Uang yang ia hasilkan, ia gunakan untuk kebutuhannya sehari-hari.

Alisha memutuskan untuk mengontrak disebuah rusun saat ia mulai kuliah. Alisha tidak ingin terus membebani keluarga pamannya. Terlebih lagi, bibinya kurang menyukainya.

Alisha menyelesaikan kuliahnya selama beberapa tahun. Setelah lulus kuliah, ia mencari pekerjaan Kesana-kemari yang berhubungan dengan jurusan kuliahnya, yaitu menjadi seorang apoteker.

Tak mudah Alisha mencari pekerjaannya, tak tahu mengapa ada saja alasan yang membuat ia tak diterima. Alisha sempat putus asa, ia sempat berpikir ingin bekerja serabutan saja. Ia benar-benar membutuhkan uang saat itu.

Selang satu hari, terdapat panggilan dari sebuah apotek yang bekerja sama dengan sebuah rumah sakit. Letak apotek itu pun berdampingan dengan rumah sakit itu.

Alisha sangat bersyukur mendapat sebuah pekerjaan. Hari berikutnya, Alisha sudah mulai bekerja sebagai apoteker di apotek tersebut. Alisha juga senang, karena banyak teman baik disana.

"Alisha, kita makan dulu, yuk! Nanti biar Dwi dulu yang jaga," ajak Citra.

"Iya deh, aku juga udah laper nih," respon Alisha.

"Dwi, aku sama Alisha makan dulu, kamu jaga disini dulu ya," ucap Citra kepada Dwi.

"Oke," ucap Dwi sambil mengacungkan ibu jarinya.

Citra dan Alisha berjalan menuju ke kantin di rumah sakit itu. Mereka memesan soto dan minuman kesukaan mereka. Setelah beberapa saat, pesanan mereka pun datang. Mereka mulai menikmati makanan mereka.

"Sha, kamu tinggal dimana?" tanya Citra kepada Alisha.

"Aku tinggal di rusun, Cit," jawab Alisha.

"Gimana kalau kamu tinggal dikontrakkan aku, disana ada dua kamar, nanti kita bagi dua bayar kontrakannya," ajak Citra.

"Coba nanti aku lihat dulu kontrakan kamu ada dimana," respon Alisha.

"Deket kok dari rumah sakit ini, paling lima menit kalau jalan kaki," ungkap Citra.

"Ya udah, nanti kita lihat bareng ya," ucap Alisha.

"Oke." Citra melanjutkan makannya setelah mendengar jawaban dari Alisha.

Beberapa saat kemudian. Ada seorang laki-laki dengan baju dinasnya, yang menghampiri tempat duduk Alisha dan Citra. Orang itu bernama Dikta, salah satu dokter gigi di rumah sakit itu.

"Hai, Cit. Aku boleh gabung disini nggak?" tanya Dikta kepada Citra.

"Boleh-boleh, pak dokter Dikta." Citra menunjuk ke kursi yang kosong.

"Panggil nama aja! Aku ngerasa jadi orang yang sudah tua jika kamu panggil aku begitu," ucap Dikta cemberut.

"Mana bisa? Inikan di rumah sakit, nggak enaklah aku, nanti kena tegur sama atasan," respon Citra.

"Enggaklah. Eh, ini siapa, Cit? Anak baru ya?" Dikta melihat ke arah Alisha.

"Iya, Kak. Baru hari ini masuk, namanya Alisha." Citra memperkenalkan Alisha kepada Dikta.

"Saya Alisha, Kak." Alisha tersenyum kepada Dikta.

"Aku Dikta, selamat bergabung ya." Dikta juga tersenyum kepada Alisha.

"Iya, Kak. Terima kasih," ucap Alisha.

"Waktu istirahat udah mau habis ni, aku sama Alisha balik dulu ya, Kak," pamit Citra.

"Oke, dah ...." Dikta melambaikan tangannya ke arah Citra dan Alisha yang sudah berjalan meninggalkannya.

Cantik, batin Dikta memikirkan Alisha sambil tersenyum.

*

*

*

Sore hari. Citra dan Alisha telah selesai bekerja. Alisha ikut ke kontrakan Citra setelah itu. Mereka berjalan kaki untuk sampai ke kontrakannya Citra. Disepanjang jalan, mereka berbincang tentang banyak hal.

"Maaf ya, Sha. Aku nggak tahu kalau kedua orang tua kamu sudah meninggal dunia," ucap Citra sedih.

"Nggak apa-apa, Cit. Hmm, mengingat bapak dan ibu ... aku pun belum pernah bertemu dengan mereka. Karena pada saat mereka meninggal, usiaku baru dua tahun. Setelah kepergian kedua orang tuaku, aku diasuh oleh paman dan bibiku." Alisha menceritakan kisah hidupnya kepada Citra.

Mendengar cerita Alisha, Citra menghentikan langkah kakinya, lalu memeluk Alisha. Citra tak membayangkan seperti apa Alisha menjalani hidupnya, pasti akan sangat berat.

"Kamu hebat, Alisha, bisa berdiri sampai tahap ini. Aku berdo'a ... suatu hari nanti, semoga harimu selalu menyenangkan, dan tak ada lagi penderitaan yang menyiksamu." Citra meneteskan air matanya.

"Terima kasih atas do'a kamu ya," ucap Alisha sambil tersenyum.

Setelah beberapa saat, mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali. Tak butuh waktu lama, mereka kini telah sampai didepan kontrakan yang disewa Citra.

"Kita masuk, yuk," ajak Citra.

"Oke," respon Alisha.

Alisha mengamati bangunan didepannya itu, sepertinya adalah bangunan yang belum lama dibangun. Keadaan sekitar juga ramai, kebetulan lokasi kontrakannya berada dipinggir jalan. Dan disebrang jalan, terdapat sebuah minimarket yang buka 24 jam, Alisha bisa membeli keperluannya kapanpun jika dia tinggal bersama Citra.

Kini, Alisha telah masuk kedalam kontrakan, ia melihat keadaan disana. Terdapat dua kamar berukuran 4X4 m. Menurutnya, itu sudah cukup jika untuk dirinya sendiri. Terdapat juga sebuah ruang tamu yang kecil, dapur dan kamar mandi yang kecil pula. Ukuran ruang tamu dan dapur, sekitar 3X5 m. Sedangkan untuk kamar mandi, memiliki ukuran 2X3 m.

Setelah menyetujui untuk tinggal bersama dengan Citra, Alisha pun pamit untuk pulang ke rumah. Alisha memesan ojek online disebuah aplikasi. Tak lama setelah itu, ojek online yang Alisha pesan pun telah tiba. Alisha segera naik keatas motor milik ojek online itu. Alisha dan Citra saling melambaikan tangan mereka. Setelah kepergian Alisha, Citra pun kembali masuk kedalam kontrakannya.

Disisi lain. Alisha kini telah sampai didepan rusun tempat ia tinggal. Alisha berjalan menuju rusunnya yang berada dilantai tiga. Saat Alisha hendak naik ke tangga, tiba-tiba ada seorang pria yang merangkul pinggang Alisha. Alisha sangat terkejut dengan perlakuan pria itu.

Alisha berusaha mendorong, tapi tenaganya tak mampu merobohkan tubuh pria itu. Tak lama, datang seseorang menarik tubuh pria itu. Seseorang itu, memukul pria yang kurang ajar tersebut. Pria tersebut langsung pisan tak sadarkan diri.

"Dia ngapain aja sama kamu, Sha? Kurang ajar banget itu orang!" ucap seseorang itu dengan emosi.

"Kak Andi ... dia tadi merangkul pinggang aku. Aku takut, Kak," ucap Alisha sambil terisak.

Andi kembali menghampiri pria yang sudah tak sadarkan diri itu. Ia memukul kedua tangan pria itu beberapa kali. Andi sangat marah, karena pria itu berani menyentuh Alisha.

"Sudah, Kak. Kakak, bisakah antar aku sampai keatas?" pinta Alisha.

"Tentu, ayo kita naik." Andi berhenti memukul pria itu, lalu mengantar Alisha menuju ke rusunnya.

Setelah sampai didepan rusunnya, Alisha mengucapkan terima kasih kepada Andi. Karena Andi telah menolong dan mengantarkannya sampai didepan rusunnya. Setelah itu, Alisha masuk kedalam. Sedangkan Andi, ia turun ke rusunnya yang terletak dilantai dua.

Terpopuler

Comments

𝕱𝖗𝖔𝖒 𝖙𝖍𝖊 𝖗𝖎𝖛𝖊𝖗 𝖙𝖔 𝖙𝖍𝖊 𝖘𝖊𝖆

𝕱𝖗𝖔𝖒 𝖙𝖍𝖊 𝖗𝖎𝖛𝖊𝖗 𝖙𝖔 𝖙𝖍𝖊 𝖘𝖊𝖆

menjadi yatim piatu di usia semuda itu, kasihan Alisha

2024-09-22

1

Authophille09

Authophille09

holla kak Inru, aku mampir nih👋 udh sekalian d favorite kan juga biar ga ketinggalan notifnya🤭 yuk mampir juga di karya ku dengan judul "janji Aksara"

2022-11-07

3

TK

TK

👍

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!