Pindahan

Pagi hari. Hari itu, kebetulan adalah hari libur untuk Alisha. Alisha sudah mendapatkan jadwal kedatangan kerjanya. Hari itu, Alisha berencana untuk pindah ke kontrakannya Citra. Alisha telah meminta kunci cadangan kepada Citra.

Alisha pun berniat membereskan semua barang-barangnya untuk dipindahkan ke kontrakannya Citra. Alisha meminta bantuan kepada Andi untuk membantunya pindahan. Kini, Andi telah sampai didepan rusun milik Alisha.

"Kak, aku pinjem mobil pick up milik kakak ya, buat pindahan barang-barang aku," pinta Alisha kepada Andi.

"Iya, beres, Sha," ucap Andi.

Andi dan Alisha segera memindahkan barang-barang Alisha ke mobil pick up milik Andi. Setelah beberapa jam, semua barang telah selesai diangkut. Karena kelelahan, Alisha dan Andi beristirahat sejenak sambil meminum sebotol air mineral. Setelah cukup beristirahat, Andi dan Alisha masuk ke bagian depan mobil pick up itu. Alisha menunjukkan jalan menuju kontrakan milik Citra.

Setelah beberapa saat, mobil pick up milik Andi telah sampai didepan kontrakan tersebut. Andi dan Alisha bersama-sama memindahkan barang-barang yang berada dibagian belakang mobil pick up itu. Setelah cukup lama, mereka pun menyelesaikan kegiatan mereka. Kini, Alisha dan Andi sedang duduk diteras kontrakan.

"Kak, maaf ya aku nggak bisa kasih apa-apa. Aku nggak punya uang. Beberapa lembar uang yang aku punya sekarang, itu adalah hasil dari aku menghutang ke salah satu teman kerjaku," ucap Alisha sedih.

Mendengar penuturan Alisha, membuat hati Andi teriris. Andi langsung mengambil dompet yang berada diakui celananya. Andi mengambil beberapa lembar uang seratus ribuan.

"Ini untuk kamu, pakai aja." Andi menyerahkan beberapa lembar uang kepada Alisha.

"Tapi, Kak. Bagaimana dengan kakak? Aku nggak enak mau pakainya, itu kan hasil kerja keras kakak, bagaimana nantinya kakak memenuhi kebutuhan sehari-hari?" tanya Alisha kepada Andi.

"Kamu tenang aja, aku masih ada kok. Kamu pakai aja uang itu," ucap Andi meyakinkan Alisha.

"Aku anggap ini hutang ya, Kak. Nanti akan aku ganti setelah aku gajian," ucap Alisha. Alisha sebenarnya tidak mau menerima uang Andi, tapi saat itu, Alisha sangat membutuhkannya.

"Terserah kamu saja, Sha," ujar Andi sambil tersenyum.

"Karena bulan ini penjualan kue di tokoku meningkat, aku mau traktir kamu ya. Ayo makan diwarung makan itu." Andi menunjuk ke sebuah warung makan yang letaknya tak jauh dari kontrakan.

"Ta-tapi, Kak ... aku nggak enak ah sama kakak," ucap Alisha tertunduk lesu.

"Udah, yuk kesana. Perutku udah keroncongan minta diisi." Andi menarik tangan kanan Alisha. Alisha pun hanya bisa pasrah mengikuti Andi.

Sesampainya diwarung makan, Andi segera memesan banyak makanan. Andi sengaja melakukan itu, dia ingin memanjakan perut Alisha. Andi tahu jika kehidupan Alisha sangatlah sulit. Sebenarnya Andi ingin selalu membantu, tapi Alisha sering menolak bantuannya.

Setelah beberapa saat, semua pesanan telah dihidangkan diatas meja. Alisha menelan saliva-nya ketika melihat semua hidangan diatas meja itu. Ia tak tahu, kapan terakhir kali ia makan enak.

"Ayo, kamu mau yang mana? Ambil saja sesukamu!" Andi menyodorkan beberapa piring berisikan makanan.

"I-iya Kak, aku pilih ini aja." Alisha mengambil semangkuk sambal.

"Eh, apa-apaan? Kok cuma sambal? Nggak boleh! Ini untuk kamu." Andi meletakkan ayam bakar dipiring Alisha.

"Terima kasih, Kak," ucap Alisha. Alisha merasa sangat bersyukur memiliki teman seperti Andi.

Setelah selesai makan, Andi membayar tagihan makanannya. Andi menyuruh pegawai warung untuk membungkus beberapa piring yang berisi makanan yang sama sekali belum tersentuh, lalu Andi memberikannya kepada Alisha.

"Untuk kakak saja," ucap Alisha sambil mendorong pelan kantong plastik berisikan makanan.

"Buat kamu aja ya, kan bisa dimakan bareng sama teman kamu. Udah yuk pulang!" ajak Andi.

Alisha dan Andi berjalan bersama menuju ke kontrakan Alisha. Setelah sampai didepan kontrakan, Andi memutuskan untuk segera kembali ke toko kuenya karena ada keperluan mendadak.

"Aku ke toko dulu ya, Sha. Wassalamu'alaikum," pamit Andi.

"Iya, Kak. Wa'alaikum salam, hati-hati dijalan." Alisha melambaikan tangannya. Setelah kepergian Andi, Alisha masuk kedalam rumah.

*

*

*

Sore hari. Alisha sedang duduk diteras rumah sambil memandang lalu-lalang kendaraan yang lewat dijalan raya. Tak berselang lama, Citra muncul didepan kontrakan itu. Ya, Citra baru saja pulang dari bekerja.

"Eh, Citra. Udah pulang," ucap Alisha.

"Iya nih, kamu sudah selesai angkut barangnya? Kamu dibantuin siapa? Maaf ya, aku sampai lupa nggak tanya sama kamu, gimana caranya kamu pindah barang-barang kamu," ujar Citra.

"Iya, nggak apa-apa. Aku tadi dibantu temanku," ucap Alisha.

"Siapa namanya, Sha?" tanya Citra penasaran.

"Kak Andi," jawab Alisha singkat.

"Kak Andi itu siapa? Pacar kamu, ya?" Citra menyenggol tangan Alisha.

"Bukan," jawab Alisha.

"Jujur aja, Sha," ucap Citra masih menggoda Alisha. Citra yakin jika Andi itu pacarnya Alisha.

"Bukan ya bukan, dia itu sudah aku anggap seperti kakakku sendiri," ucap Alisha mencoba menjelaskan.

"Berarti bukan kakak kandung, kan? Menurut aku, dia ada rasa sama kamu, Sha," ujar Citra.

"Nggak mungkin! Udah sana, masuk! Bau kamu, mandi sana!" Alisha menutup hidungnya, seakan-akan jika Citra bau, padahal tidak. Alisha hanya tidak ingin membahas hal yang tidak perlu dibahas.

"Ya udah, aku mandi dulu. Nanti aku kepoin lagi tentang Kak Andi ya." Citra berlalu meninggalkan Alisha.

"Terserah kamu!" ketus Alisha.

*

*

*

Setengah jam kemudian. Citra kini telah selesai dengan acara mandinya. Citra menghampiri Alisha yang sedang bermain ponsel di ruang tamu. Citra pun duduk disamping Alisha.

"Lagi apa kamu, Sha?" tanya Citra kepada Alisha.

"Lagi lihat beranda di-sosial media," jawab Alisha.

"Eh, iya. Aku kan mau beli sayur masak, kenapa malah duduk ya?" Citra menepuk jidatnya sendiri. Citra pun beranjak dari duduknya. Ia berencana membeli sayur masak diwarung terdekat.

"Nggak usah beli, Cit," ucap Alisha. Citra pun menghentikan langkah kakinya.

"Lo, kenapa?" tanya Citra heran.

"Tadi, Kak Andi traktir aku makan diwarung. Karena ada beberapa piring makanan yang belum tersentuh, akhirnya makanan itu dibungkus dan dikasih ke aku," jawab Alisha menjelaskan.

"Eh, beneran? Lumayan nih, ngirit dikit hari ini," ucap Citra sambil cekikikan.

"Tuh kan bener, pacar kamu memang perhatian sekali sama kamu." Citra menggoda Alisha lagi.

"Bukan pacar, Citra ...!" Raut wajah Alisha menjadi cemberut akibat perkataan Citra.

"Udah ah, ayo makan!" Alisha beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju dapur.

Citra pun mengikuti Alisha menuju dapur. Citra menggosok perutnya saat melihat beberapa potong ikan bakar dan sayur masak. Perut Citra sudah tak sabar minta diisi.

"Wah, makan besar ini. Alhamdulillah." Citra mengangkat kedua tangannya seperti orang yang sedang berdo'a.

"Iya, alhamdulillah. Yuk cuci tangan, trus makan bareng," ajak Alisha.

Alisha dan Citra pun makan bersama. Disela makan mereka, Citra memberitahu kepada Alisha jika dirinya dicari Dikta, dokter gigi di rumah sakit tempat mereka bekerja. Citra pun tak sempat bertanya alasan Dikta mencari Alisha, karena pada waktu itu Citra sedang sibuk dengan tugasnya di apotek. Ya, Dikta memang datang secara khusus untuk mencari Alisha di apotek tersebut.

Terpopuler

Comments

R.F

R.F

semangat kak 2 like hadir. like balik iya

2022-10-31

1

Dewi

Dewi

Citra kayaknya tertarik banget ya sama kisah percintaan, apalagi kalau menyangkut tentang Alisha sama Andi.

2022-09-23

1

@Kristin

@Kristin

Baik banget Bng Andi nya kebetulan nama Abang aku juga Andi 😀

2022-09-20

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!