Dijebak

"Alisha ... kenapa bersedih?" tanya Dikta menyadarkan lamunan Alisha.

"Eh, enggak apa-apa kok. Ayo lanjut makan lagi," ucap Alisha sambil memaksakan senyum dibibirnya.

Satu jam kemudian. Dikta, Alisha, dan Citra telah selesai memakan makanan mereka. Setelah beberapa saat, Dikta pun membayar tagihan makanannya. Dikta mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan.

Setelah itu, Dikta mengantarkan Alisha dan Citra pulang ke kontrakan mereka. Sebenarnya, Dikta ingin mengajak ke suatu tempat lagi. Namun, niatnya diurungkan karena ia merasa jika perasaan Alisha sedang tidak baik saat itu.

Sesampainya didepan kontrakan, Dikta segera menghentikan laju mobilnya. Dikta keluar mobil bersama kedua gadis itu. Dikta melihat keadaan sekitar kontrakan.

"Terima kasih, Kak. Terima kasih atas traktirannya," ucap Alisha.

"Eh, iya-iya. Sama-sama." Ucapan Alisha menyadarkan lamunan Dikta.

"Jangan kapok lo, Kak. Besok-besok ajak aku lagi ya," kata Citra sambil cekikikan.

"Hmm," respon Dikta.

"Ya udah, aku pamit ya, wassalamu'alaikum." Dikta berlalu meninggalkan Alisha dan Citra. Dikta masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya.

"Kamu ini Cit, jangan malu-maluin gitu dong!" cetus Alisha.

"Nggak apa-apa, Sha. Kalau ada rejeki jangan ditolak. Ayo masuk!" ajak Citra.

"Haish, kamu ini!" gerutu Alisha.

Alisha dan Citra telah masuk kedalam rumah. Mereka secara bergantian membersihkan diri mereka, setelah itu melaksanakan ibadah sholat maghrib. Setelah sholat, Alisha mengambil kitab suci Al-qur'an, ia pun melantunkan ayat-ayat suci Al-qur'an.

Citra merasa damai, saat mendengar suara Alisha melantunkan ayat-ayat suci Al-qur'an. Suara Alisha saat mengaji sangatlah indah. Setengah jam kemudian, Alisha telah selesai mengaji. Alisha menutup kitab suci Al-qur'an, lalu meletakkannya diatas sebuah lemari.

"Suara kamu merdu ya, Sha," ucap Citra memuji suara Alisha.

"Ah enggak kok," respon Alisha.

"Cit, aku mau tiduran dulu ya, aku lelah hari ini, aku masuk ke kamarku dulu ya," pamit Alisha. Alisha dan Citra melakukan sholat bersama di ruang tamu tadi.

"Oke," ucap Citra.

*

*

*

Keesokan harinya. Alisha dan Citra kini sudah sampai di apotek. Saat mereka datang, sudah ada Dwi disana. Raut wajah Dwi tampak lesu, tampaknya gadis itu sedang ada masalah.

"Kamu kenapa, Dwi? Lagi ada masalah, kah? Kalau iya, ceritalah sama aku dan Citra, siapa tahu kita bisa bantu nyelesain masalah kamu." Alisha berusah membujuk Dwi agar mau bercerita.

Dwi terdiam sejenak, lalu ia menceritakan jika ia dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan seorang yang belum ia kenal. Dwi sangat bingung saat itu, bagaimana ia akan menjelaskan pada Adnan. Adnan adalah orang yang melamarnya kemarin, Dwi pun menerima lamaran Adnan karena ia memang menyukai Adnan.

"Adnan ngelamar kamu didepan kamu seorang atau didepan orang tua kamu, Dwi?" tanya Citra penasaran.

"Didepan aku seorang," jawab Dwi.

"Kamu udah ngomong belum ke orang tua kamu, kalau Adnan udah ngelamar kamu? Dan kamu sudah menerima lamarannya," tanya Alisha memastikan.

"Belum sih, pusing aku ... nanti malam, orang yang akan dijodohkan sama aku akan datang ke rumahku. Aku harus gimana ini?" tanya Dwi kebingungan.

"Kamu nanti bicara pelan-pelan ke orang tua kamu masalah Adnan," saran Alisha.

"Iya, nanti aku coba," ucap Dwi lemas.

Setelah itu, Alisha, Citra, dan Dwi mulai bekerja karena datang beberapa orang yang ingin membeli obat di apotek tersebut. Ketiganya melayani pelanggan dengan baik, tak lupa mengucapkan terima kasih sebelum pelanggan pergi meninggalkan apotek tersebut.

Beberapa jam kemudian. Kini adalah waktu bagi mereka untuk beristirahat. Alisha sedang tidak minat untuk keluar ruangan apotek itu, ia memilih memakan makanan yang ia bawa dari rumah. Tak berselang lama, tiba-tiba datang seseorang yang tak asing bagi Alisha. Seseorang itu adalah Amalia, anak satu-satunya sang paman.

"Amalia ...." ucap Alisha terkejut.

"Iya, ini aku," sahut Amalia.

"Kamu kok tahu aku bekerja disini? Tahu dari mana?" tanya Alisha penasaran.

"Sudah! Kamu nggak perlu tanya aku tahu dari mana! Oh iya, kamu kan sudah lama tak mengunjungi ayahku. Kamu sudah lupa kah akan jasa keluargaku dulu?" ketus Amalia.

"Apa kamu tahu jika ayahku sedang sakit? Hah!" bentak Amalia.

"Sakit?" ucap Alisha pelan.

"Iya, ayo sekarang ikut aku ke rumah sakit tempat ayah dirawat," ajak Amalia kepada Alisha.

"Tapi ... aku sedang bekerja," kata Alisha.

"Ada apa, Sha?" tanya Dwi yang tiba-tiba datang.

"Ini, aku mau menjenguk pamanku sebentar di rumah sakit, aku ijin sebentar ya," kata Alisha kepada Dwi.

"Ya sudah, tapi jangan lama-lama ya," respon Dwi.

"Baik, terima kasih Dwi, wassalamu'alaikum," pamit Alisha.

"Wa'alaikum salam." Dwi menjawab salam dari Alisha.

"Sudah belum? Lama banget sih!" ucap Amalia tak sabar.

"Sudah, ayo," Alisha berjalan keluar ruang apotek.

Siapa sih perempuan yang pergi bersama Alisha? Jutek banget, batin Dwi. Setelah itu Dwi pun kembali melanjutkan aktivitasnya, karena sudah ada pelanggan yang datang di apotek tersebut.

"Paman di rawat di rumah sakit ini?" tanya Alisha kepada Amalia.

"Iya, tapi aku mau beli dulu beberapa barang di warung itu." Amalia menunjuk ke sebuah warung kecil, Alisha heran kenapa Amalia mau belanja di warung kecil. Biasanya Amalia hanya mau belanja di supermarket.

Tiba-tiba Alisha merasakan sakit dibagian belakang punggungnya, ia merasakan pukulan yang sangat kuat hingga akhirnya membuat ia jatuh tak sadarkan diri.

"Cantik juga ya sepupu kamu," ucap seorang pria saat melihat paras Alisha.

"Biasa aja! Udah angkat dia, bawa ke gudang yang nggak dipakai itu!" perintah Amalia.

"Cepet! Pumpung sepi ini!" perintah Amalia lagi kepada pria itu.

"Iya-iya." Pria itu pun mengangkat tubuh Alisha yang sedang tak sadarkan diri. Dia membawa Alisha ke sebuah gudang yang sudah tak terpakai.

Setelah sampai digudang, tubuh Alisha diletakkan pelan diatas lantai yang sudah usang. Amalia menyuruh pria itu untuk mengambil k*p*r*w*n*n Alisha. Amalia pun meninggalkan pria itu dan Alisha. Amalia berjalan dengan langkah yang cepat, ia tak mau jika ketahuan oleh orang lain mengenai rencana jahatnya itu.

Disisi lain. Pria yang bersama dengan Alisha sudah tak bisa menahan dirinya lagi, pria itu mulai membelai rambut Alisha. Alisha yang dibelai rambutnya, seketika sadar. Alisha pun terkejut melihat seorang pria dihadapannya, pria itu memiliki tatapan yang mengerikan.

"Siapa kamu!" teriak Alisha.

"Sayang, aku ini kan pasangan kamu," ucap pria itu.

"Tolong ... tolong ...." teriak Alisha.

"Percuma kamu minta tolong, nggak ada yang akan nolong kamu!" sentak pria itu.

"Tolong ... tolong ...." teriak Alisha lagi.

Teriakan Alisha membuat pria itu naik pitam, pria itu segera memegang kedua tangan Alisha. Belum sempat pria itu menjalankan aksinya, tiba-tiba pintu gudang didobrak dari luar. Terlihat seseorang pria memakai kemeja putih berjalan ke arah pria itu. Dengan cepat, pria berkemeja putih mengajar pria yang ingin berbuat jahat kepada Alisha. Pria jahat itu langsung jatuh tak sadarkan diri, setelah menerima beberapa serangan dari pria berkemeja putih.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya pria berkemeja putih kepada Alisha. Alisha diam tak menjawab, ia masih ketakutan dengan apa yang baru saja ia alami.

"Tenang saja, aku bukan orang jahat. Aku dokter di rumah sakit ini. Bolehkah aku menggendong kamu, aku akan membawamu ke rumah sakit. Disana akan ada temanku yang bisa menenangkanmu," ucap pria kemeja putih itu. Alisha pun akhirnya menganggukkan kepalanya pelan.

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Untungnya pria itu datang tepat waktu, jago beladiri juga

2022-11-18

0

R.F

R.F

2like hdr semangat

2022-11-01

1

𝓇𝒶𝒾𝒽𝒶𝓃𝓊𝓃

𝓇𝒶𝒾𝒽𝒶𝓃𝓊𝓃

Pertolongan datang tepat pada waktunya...syukurlah...

2022-10-21

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!