Suami Keduaku Berondong
Sudah hampir satu tahun kini Maya dan Pandu membangun rumah tangga impian mereka. Mereka adalah sejoli muda yang memutuskan untuk menikah bukan karena hamil duluan ataupun karena pernikahan perjodohan. Maya dan Pandu memutuskan menikah karena cinta mereka yang sudah terjalin semenjak awal masuk duduk di bangku SMA. Maya sendiri bahkan pernah mengungkapkan bahwa Pandu adalah cinta pertamanya dan selamanya akan menjadi satu-satunya cinta yang menemaninya hingga akhir hayat.
Kedua orang tua Maya sudah lama meninggal ketika wanita itu masih duduk di bangku SMP. Semenjak hari dimana kedua orang tuanya meninggal karena mengalami kecelakaan disitulah kehidupan Maya menjadi kacau. Maya hanya hidup berdua bersama adiknya yang bernama Tyo, kedua kakak beradik tersebut kemudian diasuh oleh paman Maya adik dari ayahnya. Paman Maya sangat menyayangi kedua keponakannya begitupun dengan sang istri, mereka sudah menganggap Maya dan Tyo sebagai anak mereka sendiri.
Pada awalnya keputusan Maya untuk menikah sempat ditentang oleh Paman Maya begitupula istrinya. Bagi mereka, Maya masih terlalu dini untuk menikah dimana impian kesuksesan sangatlah mudah Maya gapai mengingat Maya adalah murid yang sangat berprestasi. Maya selalu berusaha meyakinkan pamannya untuk memberikan restu hingga restu pun berhasil Maya kantongi meskipun kini hubungannya bersama pamannya semakin renggang.
Kini Maya hidup terpisah dengan paman dan adiknya karena setelah menikah, Pandu memboyong Maya ke rumah kedua orangtuanya. Setelah menikah, Maya dan Pandu menjalani kehidupan bahtera rumah tangga sesuai dengan keinginan mereka. Pandu sangat mencintai istrinya, laki-laki itu berjuang untuk membahagiakan Maya. Pandu bahkan rela menyembah Paman Maya demi agar Maya menjadi istrinya. Dan sekarang keinginan Pandu pun terwujud, Maya menjadi miliknya saat ini.
" Mas, ini aku masih siapin bekal untuk kerja kamu nanti" ucap Maya sembari menyiapkan kotak bekal untuk suaminya.
" Terima kasih sayang, mas sangat puas dengan masakan mu nantinya" puji Pandu kepada istrinya.
" Ayah juga suka dengan masakan Maya," sahut ayah mertua Maya yang tak lain adalah ayah kandung Pandu.
Saat ini keluarga besar Pandu sedang menikmati sarapan pagi mereka. Ada ayah dan ibu Pandu ditambah kakak laki-laki Pandu yang saat ini belum menikah dan masih menempuh studi S1 di universitas ternama. Ibu Pandu adalah ibu rumah tangga yang sangat menyayangi anak beserta menantunya.
" Semenjak ada Maya kalian jadi jarang makan masakan ibu ya,," ucap Ibu Pandu yang bernama Desi.
" Tapi ibu juga suka kan sama masakan Maya," ledek Fahmi kakak Pandu.
" Iya iya Maya memang menantu terbaik di rumah ini. Ibu beruntung punya menantu sempurna seperti Maya," timpal Desi.
" Intinya kita semua suka sama masakan menantu di rumah ini," ucap Pak Rusdi ayah Pandu dan Fahmi.
" Betul ayah, kurang anak pertama kita nih. Kamu kapan akan menikah Fahmi? Masa iya kamu kalah sama adek kamu? Lihat Pandu, sudah bekerja dan punya anak ditambah istri yang cantik lagi," puji Desi kepada anak keduanya.
" Aduh Bu, Fahmi masih harus menyusun skripsi mana kepikiran punya istri sih. Lagian kan kata Manda, dia mau lanjut S2 jadi belum ada pikiran buat menikah," jawab Fahmi sembari membayangkan Amanda kekasihnya yang saat ini juga satu fakultas dengannya.
" Pokoknya kamu kalau cari istri harus yang seperti Maya. Udah cantik, baik, santun, printer masak lagi. Jangan cuma memikirkan pendidikan yang tinggi - tinggi kalau ujung-ujungnya di dapur juga. Ingat Fahmi! Kodratnya perempuan itu di rumah bukan bekerja jadi kamu harus pintar cari istri yang kayak Pandu," puji Desi.
" Tapi pendidikan itu juga penting Bu. Fahmi selalu mendukung keputusan Manda untuk meneruskan kuliah karena itu adalah hak Amanda. Fahmi akan selalu mendukung keputusan Manda selagi itu bagus," jawab Fahmi.
" Kamu kalau dibilangi sama ibu ngejawab mulu deh. Pokoknya ibu mau kamu cepat menikah dan memiliki istri yang seperti Maya,"
" Sudah sudah, ayo habiskan sarapan kalian setelah ini kita berangkat," lerai Pak Rusdi takut ujung-ujungnya terjadi perdebatan antara ibu dan anak.
Maya yang sedari tadi menyimak obrolan keluarga itu hanya tersenyum tipis. Sudah biasa jika setiap pagi akan ada perbincangan hangat diantara keluarga Pak Rusdi. Wanita itu bergegas membereskan kotak bekal yang sudah siap untuk suaminya.
" Ayah berangkat dulu," ucap Pak Rusdi berpamitan.
" Fahmi juga mau berangkat," ucap Fahmi menyusul ayahnya.
Pak Rusdi dan Fahmi sudah meninggalkan meja makan terlebih dahulu. Maya yang berada di dapur dekat meja makan ikut menyalimi ayah mertuanya yang akan berangkat bekerja.
" Sayang, aku juga berangkat ya," pamit Pandu menghampiri istrinya. Pandu menerima kotak bekal pemberian sang istri. Tak lupa laki-laki itu mengecup kening istrinya singkat. Hal yang sudah menjadi rutinitas pasangan muda itu sudah biasa mereka lakukan bahkan di depan orang tua Pandu sendiri.
" Hati-hati ya mas. Aku membuat makan siang kamu penuh cinta jadi kamu harus menghabiskannya," jawab Maya tersenyum manis.
" Pasti sayang. Masakan kamu adalah yang terbaik pokoknya. Oooo ya Bayu dimana?" tanya Pandu menanyakan si kecil Bayu yang merupakan anak pertama mereka.
Setelah menikah Maya dan Pandu memang langsung dikaruniai seorang anak laki-laki yang tampan perpaduan antara Maya dan Pandu. Bayu tumbuh menjadi bayi gemuk dengan pipi gembilnya. Kehadiran Bayu menjadi pelengkap buah cinta antara Pandu dan Maya.
" Dia masih tidur mas. Aku sengaja bikin dia tidur lagi supaya dia enggak ngerengek saat kamu tinggal pergi kerja nanti," jawab Maya.
" Yah,, padahal aku mau cium pipinya yang gembul itu,"
" Kebiasaan banget sih," ucap Maya seraya mencubit ringan lengan suaminya.
" Yaudah berangkat sana,"
Pandu pun berpamitan kepada Maya dan ibunya. Desi ikut mengantarkan Pandu sampai ke depan rumah. Pandu memang sudah bekerja menjadi salah satu kepala bagian di sebuah pabrik. Berkat koneksi ayahnya, Pandu berhasil masuk kerja ke tempat pabrik tanpa tes dan segala macam.
Setelah memastikan suaminya pergi bekerja, Maya lanjut membereskan meja makan yang penuh dengan piring kotor. Setelah selesai membereskan dapur, Maya langsung bergerak membereskan meja makan rumah itu.
" Ya ampun May kamu kok rajin sekali sih nak. Padahal ibu baru aja mau membereskannya," ucap Desi masuk ke dalam rumah menghampiri Maya yang sedang menumpuk piring kotor bersiap membawanya ke wastafel.
" Iya Bu enggak apa-apa. Ini sekalian aja tadi," jawab Maya tersenyum tulus.
" Yaudah kamu jangan lupa sarapan juga ya. Masa dari tadi kamu belum makan," ucap Desi.
Memang sejak bangun tidur Maya sudah sibuk dengan urusan mencuci baju, memasak sarapan hingga menyiapkan bekal sang suami. Semua itu adalah rutinitas sehari-hari yang ia jalani setelah menikah. Maya sengaja tidak ikut sarapan bareng bersama keluarga Pandu karena tidak ingin bekal sang suami ketinggalan. Karena ketika sarapan Pandu makan sangat cepat dan Maya yang terbiasa makan lambat jadi Maya lebih memilih menyiapkan bekal Pandu terlebih dahulu agar suaminya itu tidak telat.
" Iya bu nanti Maya sarapan kok," jawab Maya.
" Habis sarapan kamu ke pasar ya May,"
" Iya bu," jawab Maya.
Maya melanjutkan aktivitas mencuci piringnya. Keringat sudah memenuhi wajah cantiknya. Maya bahkan tidak sempat untuk mandi karena sedari bangun tidur dirinya sudah disuguhkan aktivitas yang begitu banyak.
" May,, itu Bayu nangis," teriak Desi yang kini sudah bersantai di ruang tamu.
Maya menghentikan aktivitas cuci piringnya. Wanita itu setengah berlari menaiki tangga untuk melihat bayinya yang tengah menangis. Dengan tangan yang masih basah dan keringat yang menetes, Maya masuk ke dalam kamarnya.
" Cup cup anak ibu nangis yaa," ucap Maya yang melihat Bayu menangis dengan pipi yang semakin merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
QQ
Baru mampir Thor 👍👍👍
2023-02-18
1
Park Kyung Na
mampir
2022-11-13
1