Seperti kata pepatah, waktu terus berjalan dan dunia pun semakin berubah. Setelah usaha Maya menahan rindu kepada keluarganya di rumah kini waktu yang ia nanti telah datang.
Lima tahun lalu disaat usianya masih muda, Maya nekad bekerja menjadi TKW demi masa depan keluarga kecilnya bersama Pandu. Cerita demi cerita telah banyak Maya lewati. Empat bulan di penampungan sebagai awal dirinya mulai meninggalkan rumah. Di penampungan Maya diajarkan banyak hal mulai dari bahasa, budaya hingga cara bekerja dengan majikan yang baik.
Kini kontrak bekerja sebagai TKW itu telah selesai. Tidak terasa ternyata lima tahun telah berjalan dengan baik selama ini. Selama di luar negeri Maya sering memberikan kabar kepada Pandu dan mertuanya. Begitu pula sebaliknya, Maya pun sering mendapat kabar tentang mereka yang ada di rumah.
Pandu sering mengirimi Maya foto-foto tumbuh berkembangnya Bayu. Kini bayi gemuk yang dulu Maya tinggalkan untuk bekerja kini sudah berubah menjadi bocah laki-laki lima tahun yang sangat aktif dan menggemaskan. Pandu sering mengajak Bayu bertelepon dengan Maya di kala senggang. Ibu,, begitulah panggilan yang selalu Maya banggakan. Tidak terasa buah hatinya sudah lancar memanggilnya sebagai ibu.
Tidak ada kecanggungan diantara Maya dan Bayu ketika bertelepon, bocah itu sangat senang jika menerima telepon dari Maya. Meskipun bicaranya masih sulit namun Bayu tetap memahami jika yang menelepon dirinya adalah sang ibu kandung. Pandu sendiri yang mendidik anaknya untuk tetap mengingat Maya sebagai ibu kandung meski jarak menjadi perantara diantara mereka. Maya berharap jika ia pulang nanti, Bayu tidak ketakutan dengannya. Ia akan berusaha mengambil hati Bayu dan mengganti semua waktu yang telah terbuang untuk putranya.
Tabungan Maya sudah cukup, pada tahun pertama benar seperti yang ia impikan sebelumnya yaitu rumahnya dapat terwujud. Pandu memberikan video dan banyak foto tentang rumah impian mereka. Maya sampai terharu ketika uang yang setiap bulan ia kirimkan kepada Pandu berhasil diubah menjadi rumah impian mereka. Tahun pertama menjadi sebuah kebanggaan tersendiri untuk Maya karena telah berhasil mewujudkan impiannya bersama Pandu selama ini.
Setelah tahun pertama, Maya semakin giat bekerja. Ia rajin mengirimi Pandu uang hasil gajinya selama ini. Tidak terpungkiri ada rasa lelah dan rindu yang secara bersamaan sering menjadi masalah buat Maya, namun Maya selalu menguatkan diri jika yang ia lakukan adalah untuk keluarganya.
Mengingat kontrak Maya bersama majikannya berakhir, kini Maya telah berkemas bersiap jika besok adalah penerbangannya kembali menuju negara asalnya. Maya sengaja tidak memberitahukan hal ini kepada Pandu meskipun beberapa hari yang lalu mereka baru selesai bertelepon hingga berjam-jam. Maya sengaja menyembunyikan hal ini karena ia ingin membuat kejutan untuk orang rumah.
Pandu dan yang lain pasti merasa terkejut akan kepulangan Maya yang mendadak sekalipun itu dengan alasan karena kontrak kerjanya telah berakhir. Maya sangat tidak sabar ingin menemui putranya. Maya juga berencana ingin menemui sang paman untuk meminta maaf karena telah pergi tanpa pamit. Maya akan menjelaskan bagaimana kehidupannya selama lima tahun terakhir ini. Ia berharap semoga pamannya mengerti dan mengembalikan hubungan mereka yang sedikit renggang itu.
" Baju sudah, oleh-oleh sudah, beberapa perabot rumah juga sudah aku masukin," gumam Maya mengecek semua barang bawaannya besok.
Di sebuah kamar yang sempit itu menjadi saksi kehidupan Maya selama lima tahun ini. Bukan senang dirinya bekerja di luar negeri, banyak sekali hal pahit yang sering Maya dapatkan. Tetapi Maya tetap tersenyum, semua itu adalah perjuangan. Dan perjuangan Maya kini telah usai. Sebentar lagi ia dan keluarganya akan bersatu berbaur menjadi keluarga yang bahagia. Perekonomiannya sudah membaik berkat kerja kerasnya selama ini.
" Tidur dulu kali ya. Besok masih banyak berkas yang harus aku urus. Bayu,, ibu datang nak,"
Keesokan paginya Maya berangkat pukul enam pagi dari rumah majikannya. Karena ia mendapat penerbangan pukul delapan jadi ia harus mengantisipasi keterlambatan dengan datang lebih awal. Maya ingin cepat pulang jadi ia berusaha keras untuk segera sampai di pekarangan nya.
Setelah menempuh perjalanan selama lima jam akhirnya Maya berhasil mendaratkan diri dengan selamat. Tidak perduli dengan rasa jet lag yang ia rasakan, sekarang ini Maya mempercepat langkahnya untuk menemui agen yang menjadi perantaranya sebagai TKW. Iya harus mengurus beberapa berkas yang menandakan jika dirinya telah usai mengikuti kontrak.
Beberapa saat pun berlalu, Maya pikir mengurus berkasnya tidak membutuhkan waktu yang lama tetapi malah justru sebaliknya. Malam pukul tujuh ia baru selesai, dan kini Maya sangat merasa lelah.
Maya belum makan malam, namun ia mengabaikan hal itu. Ia segera memesan taksi yang ia tujukan untuk alamat mertuanya. Kata Pandu rumah barunya bersebelahan langsung dengan rumah sang mertua. Jadi hal ini tidak menyulitkan Maya untuk segera menuju rumah.
Sepanjang perjalanan hati Maya berdebar - debar. Ada banyak perubahan di negaranya termasuk tempat tinggalnya sendiri. Di sekitar rumah ibu mertua Maya sudah penuh dengan rumah rumah baru berbeda dengan sebelum dirinya berangkat dulu. Dulu di sini rumah masih begitu jarang sekarang padat penuh dengan penduduk baru ataupun penduduk yang memperluas rumahnya.
Saat hampir sampai di rumah mertuanya, pandangan Maya jatuh pada sebuah rumah yang sering ditunjukkan oleh Pandu kepadanya. Rumah yang sama persis dengan keinginannya selama ini. Maya sangat yakin jika rumah itu adalah rumah barunya bersama Pandu.
Maya tersenyum sesuai dengan yang dikatakan Pandu jika desain rumahnya seperti keinginan Maya yaitu menempatkan kolam ikan dengan hiasan air mancur di tengahnya. Maya sangat mengidam-idamkan rumah yang seperti itu dan sekarang semuanya terwujud. Ada kolam ikan lengkap dengan air mancur yang menghiasi rumah yang berada di samping rumah mertuanya.
" Sebaiknya aku ke rumah ibu dulu aja. Aku ingin menemui ibu, lalu biar ibu yang mengantarkan aku ke rumah baru ku," gumam Maya setelah turun dari taksi dan membayarnya.
Maya berjalan masuk ke dalam pekarangan rumah mertuanya. Rumah tampak sepi mungkin karena sudah malam, ia pun mengetuk pintu rumah mertuanya dengan perlahan. Tiga ketukan masih belum ada jawaban sampai pada akhirnya Desi berdiri dan menyambut kedatangan Maya.
Maya tersenyum lega saat Desi ibu mertuanya yang membukakan pintu. Maya segera berhambur memeluk ibu mertuanya. Desi sedikit terkejut akan kepulangan Maya namun tak urung dirinya juga turut memeluk Maya dengan begitu eratnya.
" Kamu sudah pulang May?" tanya Desi dengan sedikit terbata.
" Iya Bu, ini Maya sudah pulang. Maya kangen banget sama ibu dan yang lain," ucap Maya.
Maya dan Desi mengurai pelukan masing-masing. Maya masih tidak percaya jika sekarang dirinya sudah kembali.
" Maya," ucap Pak Rusdi ayah mertua Maya juga sedikit terbengong. Pria paruh baya itu baru saja keluar kamar berniat melihat siapa tamu yang datang.
" Ayah,, Maya pulang yah," ucap Maya kemudian memeluk Pak Rusdi.
" Ayah, ibu, tolong anterin Maya ke rumah baru Maya sama Mas Pandu. Kata Mas Pandu rumah kita yang baru bersebelahan langsung dengan rumah ini," ucap Maya membuat Desi dan Rusdi kembali terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
QQ
Kenapa mertuanya kaget begitu jangan bilang klo Pandu udah nikah lagi karena ditinggal Maya 5 tahun 😔😔😔😔
2023-02-18
0