Haloooo!!! Maaf aku cepatin yaa. Aku enggak pandai bikin konflik juga. Semoga kedepannya kalian bisa kasih saran buat aku semakin berkembang.
Btw!!! Aku sengaja cepatin ceritanya supaya kalian segera ketemu sama berondongnya Maya. Gimana? Setuju enggak setuju harus setuju......muachhhh salam manis dari aku❤️❤️
Pagi ini Maya bangun tidur dengan segar. Semalam waktu dirinya meminta untuk diantarkan ke rumah barunya, Desi melarang Maya. Desi berkata jika Pandu dan Bayu sudah terlelap sejak tadi sore jadi Desi menyarankan agar Maya menemui anak dan suaminya pagi ini.
Maya tidur di kamar lamanya bersama Pandu dulu. Kamar tidurnya tidak ada yang berubah hanya saja kini menjadi sangat kosong. Mungkin karena semua barang barang sudah dipindahkan ke rumah baru mereka.
Maya menolak sarapan saat Desi dan Rusdi menawarinya. Ia sudah tidak sabaran untuk bertemu dengan Pandu dan Bayu. Kata Desi, Bayu dan Pandu sudah lama tinggal di rumah baru dan hanya hidup berdua. Mengingat Fahmi kakak laki-laki Pandu, kini dia sudah menikah. Fahmi baru menikah sejak dua tahun yang lalu dan kini hidup berdua bersama istrinya di luar kota. Jadi di rumah saat ini hanya ada Desi dan Rusdi saja.
Tok tok tok tok..... Maya mengetuk pintu rumah barunya. Bau bau rumah baru tercium masuk ke indra penciuman Maya. Meskipun kata Pandu rumah ini dibangun sudah cukup lama, namun aroma cat tembok yang asing masih bisa tercium oleh Maya.
Tak lama setelah Maya mengetuk pintu, keluar seorang laki-laki bertubuh tegap tanpa baju atasan menemui Maya. Tidak salah lagi itu adalah Pandu. Selama lima tahun Maya hanya bisa memandangi suaminya melalui layar hp dan kini wujudnya jauh berbeda. Pandu kini berubah menjadi sosok yang lebih tampan dengan badan kekarnya dasn juga kumis tipis yang menghiasi wajahnya.
Beberapa saat Maya terpesona dengan ketampanan suaminya sendiri. Entah karena rindu atau Pandu yang bertambah tampan, saat ini Maya terbengong karena sosok Pandu yang menawan.
" Mas, aku pulang mas," ucap Maya membuyarkan lamunannya sendiri. Ia segera memeluk tubuh tegap tersebut. Rasanya sangat berbeda, dulu tubuh Pandu kurus sekarang jauh lebih berisi dan berotot.
" Kok kamu pulang sekarang sih May?" tanya Pandu mengurai pelukan dari Maya.
" Maksud kamu mas?" tanya Maya merasa tidak mengerti dengan ucapan suaminya.
" Emmm itu enggak. Maksud aku, kamu pulang kok enggak kasih kabar ke aku sih?" jawab Pandu sedikit gugup.
" Iya aku sengaja enggak kasih kamu kabar, soalnya aku mau kasih kamu surprise. Sekarang kamu terkejut kan?" ucap Maya dengan mata yang berbinar.
" Aku masuk ya mas," ucap Maya menerobos Pandu yang berdiri menghalangi jalannya masuk ke dalam rumah.
Maya berdecak kagum dengan suasana isi rumahnya. Semua tampak megah standar untuk dikatakan rumah yang jauh sangat layak. Maya terharu, Pandu benar -benar membuat desain rumah seperti keinginan Maya.
" Oh ya mas, Bayu dimana? Apa dia masih tidur? Aku enggak sabar banget buat ketemu dia," tanya Maya saat melihat rumah yang masih sepi. Maklum karena di rumah itu yang tinggal hanya Pandu dan Bayu saja, jadi rumahnya pantas masih sepi.
" Emmmm Bayu ada kok," jawab Pandu sedikit kebingungan.
Maya mengernyitkan dahi merasa heran dengan tingkah Pandu. Semenjak kedatangannya, Pandu tidak bereaksi senang sama sekali. Yang Pandu tunjukkan justru wajah bingung setengah seperti ketakutan dan terlihat ada sesuatu yang laki-laki itu sembunyikan.
" Kamu kenapa sih mas? Ada yang kamu sembunyiin dari aku ya?" selidik Maya.
" Enggak ada. Aku seneng kamu akhirnya pulang kok. Selamat datang di rumah baru kita Maya," ucap Pandu.
Maya merasa aneh dengan tingkah Pandu. Mengalihkan pandangan dari Pandu, Maya berjalan mengelilingi rumah. Ia ingin mencari kamar anaknya.
" Kamar Bayu yang mana mas?" tanya Maya.
" Itu yang ada di depan kamu. Itu kamar Bayu," tunjuk Pandu pada salah satu kamar.
" Terus kamar kita yang mana?" tanya Maya lagi.
" Kamar kita ada di atas May," jawab Pandu merasa tidak yakin dengan jawabannya sendiri.
" Terus itu siapa mas?" tanya Maya pada seorang wanita muda yang saat ini tengah menggunakan daster selutut dengan rambut yang dicepol ke atas.
" Mana?"
Pandu menahan nafas ketika Maya bertanya tentang seseorang yang saat ini baru turun dari tangga. Seseorang itu sedang menggendong anak laki-laki kecil berusia lima tahunan.
" Halo ini pasti Bu Maya ya? Perkenalkan nama saya Asti, pengasuhnya Bayu," ucap seseorang itu yang mengaku sebagai pengasuh Bayu.
" Mas, kamu kok enggak pernah cerita?" tanya Maya. Maya melihat jika saat ini Bayu putranya tengah nyaman digendong oleh seorang pengasuh wanita muda yang sangat cantik. Anaknya itu tidak terpengaruh akan kedatangannya sama sekali.
" May, sekarang ibu sudah tua. Kasihan kalau aku titipin Bayu setiap hari. Bayu juga sangat aktif, tenaga ibu sudah menurun," jelas Pandu.
Maya mendekati wanita yang bernama Asti tersebut. Perawakannya sangat cantik, tinggi dan putih.
" Bayu, ini ibu nak," ucap Maya pelan. Wanita itu setengah berkaca - kaca saat melihat wajah putranya.
Bayu bocah laki-laki itu tampak merasa asing dengan wajah Maya. Meskipun sering bertelepon namun tetap saja berbeda rasanya jika bertemu secara langsung.
" Boleh saya gendong putra saya?" tanya Maya kepada Asti.
" Silahkan Bu Maya," ucap Asti mempersilahkan.
Maya memegang tubuh putranya dengan perlahan. Rasanya begitu gemetar, sudah lama kedua tangannya tidak ia gunakan untuk menggendong sang buah hati.
Tanpa sadar Maya pun meneteskan air mata. Tak terbendung rasa bahagia yang Maya rasakan sekarang. Akhirnya setelah sekian lama dirinya hanya menatap sang putra kini dengan nyata putranya berada di depan mata.
Maya mencium pipi Bayu dengan sayang. Air matanya mengucur deras begitu ia merasakan kehangatan bersama putranya. Maya kemudian memeluk Bayu begitu erat. Hingga tanpa sadar membuat Bayu menangis keras karena perlakuan Maya yang secara tiba-tiba dan wajahnya yang tentu masih asing.
" Maya lepaskan Bayu dulu. Bayu perlu beradaptasi lagi sama kamu. Sudah lama kamu tidak bertemu dengan dia, mungkin saja Bayu takut sama kamu" ucap Pandu mengambil Bayu dari gendongan Maya.
" Takut? Bukannya setiap kali bertelepon Bayu selalu tersenyum dan tidak takut sama aku? Tapi kenapa sekarang jadi takut?" tanya Maya mengusap air matanya.
" Itu berbeda Maya. Bayu masihlah anak-anak. Coba dekati dia secara perlahan-lahan," jelas Pandu lagi. Pandu memberikan Bayu kepada Asti lagi.
" Asti, kamu bawa Bayu untuk mandi dulu sana. Aku mau ngobrol dulu sama Maya,"
" Baik pak," ucap Asti berlalu sembari menenangkan Bayu yang masih sesenggukan.
" May, kamu sebaiknya tunggu di rumah ibu dulu. Nanti aku susul kamu untuk membicarakan banyak hal," ucap Pandu.
" Kenapa aku kok nunggu di rumah ibu? Aku mau nunggu di kamar kita ajalah mas," tolak Maya.
" Jangan," ucap Pandu melarang Maya.
" Kenapa?"
Pertanyaan itu membuat Pandu bingung ingin menjelaskan apa lagi. Pasalnya Maya adalah wanita yang tidak mudah dibohongi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
TU ASTI ISTRI PANDU YG BARU... ISTRI KERJA JDI TKW, DIA MLH NIKAH LAGI, DN HIDUP DRI UANG MAYA.
2024-02-16
0
QQ
Nah lho yang buat rumah siapa kok diusir 😒😒😒😒
2023-02-18
1
Park Kyung Na
👍👍
2022-11-20
1