2. Mulai menipis

" Yang," ucap Pandu seraya membuka pintu kamarnya.

Di dalam kamar, Pandu mendapati Maya yang tengah menyusui bayinya. Beruntung meskipun hamil di usia muda, Maya tidak mengalami kesulitan baik itu saat hamil bahkan setelah melahirkan. ASI nya sangat lancar cukup untuk membuat putranya itu kenyang.

" Kok kamu baru pulang sih mas? Biasanya kan pulang sore, sekarang kamu pulang jam sepuluh malam," ucap Maya.

" Maaf sayang, aku tadi ikut acara makan-makan temen kerja ku. Enggak enak kalau nolak tawaran dari mereka," jelas Pandu.

Maya hanya mengangguk mengerti alasan suaminya. Setelah bayinya puas menyusu, Maya meletakkan bayinya di box bayi hadiah pemberian dari pamannya waktu Maya melahirkan beberapa bulan yang lalu.

" Kamu mandi gih, setelah itu aku siapin baju terus kamu makan ya," ucap Maya sembari membenarkan kancing teratas dasternya. Maya berjalan menghampiri Pandu yang sibuk melepas baju kerjanya.

" Aku sudah makan sayang. Aku mau mandi terus langsung istirahat, capek banget aku yang," ucap Pandu.

Maya menerima seragam kerja suaminya yang sudah kotor. Hanya memakai celana pendek Pandu berjalan ke kamar mandi untuk menyelesaikan ritual mandinya. Selagi Pandu sedang mandi, Maya meletakkan seragam kotor baju suaminya di keranjang kotor. Maya menghela nafas baru dua hari ia selesai mencuci baju, kini keranjang cuciannya sudah penuh kembali. Belum lagi milik kedua mertuanya, besok bisa seharian Maya selesai mencuci baju kalau tidak dia awali pagi-pagi sekali.

Krucuk krucuk bunyi perut Maya yang kelaparan malam hari. Maya memegang perutnya yang tiba-tiba terasa perih. Ia lupa jika hari ini ia baru makan siang tadi,itupun tidak habis karena ibu mertuanya menyuruh Maya untuk membersihkan kolam ikan di rumah mereka.

" Aku sampai lupa kalau hari ini aku baru makan sekali," gumam Maya.

Daripada sakit, Maya bergegas turun dari kamarnya menuju dapur. Kondisi rumah yang sudah gelap karena penghuninya sudah tidur membuat Maya harus berjalan pelan agar tidak membangunkan seisi rumah. Maya membuka kulkas dua pintu dan mendapati ada sisa makanan tadi. Ada ayam rica-rica, tahu bacem dan juga tumis pare hasil masakannya sendiri. Sebenarnya makanan ini untuk suaminya yang sengaja disisain oleh Desi, namun karena suaminya sudah makan jadi makanan ini untuk Maya.

Maya makan dengan lahap karena wanita itu sangat kelaparan. Sepiring nasi penuh berhasil ia habiskan dengan kalap karena perutnya yang memang teramat kosong. Maya yang dulunya makan sangat santai kini sering makan terburu - buru karena rasa lapar yang mendominasi perutnya.

" Loh yang, kamu kok baru makan," ucap Pandu tiba-tiba. Pandu sengaja menyusul istrinya karena tidak mendapati Maya di dalam kamar.

" Iya mas aku baru bisa makan sekarang. Dari tadi aku sibuk banget,"

" Nanti aku bilang sama ibu supaya enggak suruh - suruh kamu terus," ucap Pandu mengelus kepala istrinya dengan sayang. Pandu mengambil tempat duduk di samping Maya yang sedang makan.

" Enggak usah mas, ini kan memang sudah menjadi tugas aku sebagai menantu di rumah ini. Nanti kalau Mas Fahmi sudah menikah pasti tugas ku akan terkurangi sama istrinya nanti,"

" Yaudah baik-baik kamu jangan sampai sakit,"

Sembari mengunyah makanan ditemani oleh suaminya, Maya jadi kepikiran sesuatu yang mengganjal hatinya beberapa hari ini. Ia memutuskan untuk membicarakan hal ini dengan Pandu agar beban pikirannya itu terkurangi.

" Oh ya mas, aku boleh ngomong sesuatu enggak?" tanya Maya.

" Tanya apa sayang? Kamu kalau nanya pakai izin segala sih, kayak sama siapa aja,"

" Jadi sebenarnya aku merasa nggak enak sama ibu kalau setiap kali belanja urusan rumah dan dapur pakai uangnya. Uang yang kamu kasih selalu habis untuk kebutuhan makan kita di awal bulan dan setelah itu kita selalu mengandalkan uang ibu dan ayah," jelas Maya.

" Habis mau bagaimana lagi, aku harus nabung buat beli motor. Selagi ibu sama ayah diam aja berarti mereka tidak keberatan,"

" Iya tapi kan kita sudah menikah, alangkah baiknya kalau kita memiliki uang sendiri untuk kebutuhan sehari-hari. Malu sama ayah dan ibu kalau kita mengandalkan uang mereka," ucap Maya.

" Maya, kamu kan tahu kalau aku lagi berhemat sekarang. Kamu yang pinter dong mengelola keuangan. Aku udah lama banget pengen ganti motor, malu sama temen-temen kerja ku kalau naik motor yang biasa itu,"

" Tapi motor kamu kan masih bagus mas. Bagaimana kalau uang tabungan kamu untuk kita pindah rumah? Setidaknya kalau kita punya rumah sendiri kita jadi lebih bebas. Nanti aku bisa bantuin kamu kerja. Kan lumayan kalau aku sama kamu kerja kebutuhan sehari-hari keluarga kecil kita bakal terpenuhi,"

" Kalau semua kerja terus yang jaga Bayu siapa? Kamu tega ninggalin anak kita sama orang lain,"

Ucapan Pandu berhasil membungkam Maya. Wanita itu lebih memilih melanjutkan makannya mencoba mencerna ucapan Pandu yang benar adanya itu.

†******†*********†*********

" Maya sini deh," panggil Desi yang melihat Maya selesai menidurkan Bayu.

Sore ini kegiatan Maya sudah kelar dan wanita itu bersiap ingin makan siang yang tertunda. Maya tidak sempat makan siang karena Bayu sedikit rewel. Beruntung sekarang bayi itu sudah anteng di tempat tidurnya jadi Maya bisa sedikit bernafas lega sekarang.

" Iya bu kenapa?" tanya Maya menghampiri ibu mertuanya yang sedang menonton TV.

" Kamu tahu Amanda pacarnya Fahmi kan?" tanya Desi.

" Ibu sebenernya kurang suka sama Amanda karena dia gadis yang sombong. Beda banget sama kamu May. Kamu kalem dan penurut sedangkan si Amanda itu suka asal ceplas-ceplos terus enggak punya etika. Masa ya kemarin dia ngatain ibu itu cerewet dan tukang suruh - suruh. Padahal itu tidak benar kan ya May? Buktinya aja kamu betah jadi menantu ibu" lanjut Desi lagi.

" Mungkin maksud Mbak Amanda bukan begitu kali bu. Sejauh Maya kenal Mbak Amanda, dia orangnya baik kok," jawab Maya.

" Alah si Maya kenapa kamu kalau diajak gosip kaku banget sih," sungut Desi.

" Bukan begitu maksud Maya bu, tapi Mbak Amanda itu memang baik. Dia orangnya tegas dan pemberani,"

" Terserah mu lah May. Ibu mau lanjut nonton sinetron kesukaan ibu dulu. Habis ini kamu mau ngapain?"

" Habis ini Maya mau makan bu, dari tadi siang Maya belum makan soalnya "

" Yaudah makan sana, jangan sampai kamu sakit. Kasihan anak dan suami kamu nanti kalau kamu sakit. Mereka enggak ada yang ngurus,"

" Iya bu," ucap Maya kemudian meninggalkan ibu mertuanya yang sudah fokus dengan sinetronnya.

Sebelum Maya benar - benar pergi, Desi kembali memanggil Maya. Wanita itu setengah berteriak meskipun Maya masih didekatnya.

" May, tolong nanti kamu hadiri undangan Bu Ela ya. Bu Ela lagi ngadain acara syukuran karena anaknya baru pulang dari luar negeri," perintah Bu Desi.

" Ibu males kalau disuruh ke sana, mending nonton sinetron kesukaan ibu. Bu Ela itu sombong, pasti dia mau pamer kekayaan. Padahal ya May, anaknya itu di luar negeri cuma jadi TKW. Jadi TKW emang bikin kaya cepet sih tapi kalau ujung - ujungnya jadi pembantu mah itu sama aja," lanjut Bu Desi.

" Iya bu," jawab Maya.

Terpopuler

Comments

Suci Fatana

Suci Fatana

ah kasian bngt si maya jd pembantu dirumah mertua..

2023-03-25

1

QQ

QQ

Pandu egois banget kan benar kata Maya. Dikira ngatur keuangan RT gampang apa😒😒😒

2023-02-18

0

QQ

QQ

Ini Maya sekalian jadi pembantu iya udah ngga ada yang bantu jagain anak semua kegiatan rumah masak dia juga yang handle.
Kasi pembantu 1 apa biar tugasnya Maya lebih ringan.

2023-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!