Jodoh Mama Twins

Jodoh Mama Twins

Pengenalan tokoh Elena

Elena, seorang wanita cantik berkulit putih dengan lesung dipipi kanan dan kirinya, ia juga mempunyai postur tubuh yang tinggi. Elena adalah seorang ibu yang mempunyai sepasang anak kembar, Cantika dan Brian. Cantika memiliki paras yang cantik dan juga lucu. Brian juga memiliki paras yang tampan dan mungkin akan membuat orang jatuh cinta saat pertama kali melihatnya, walaupun umurnya baru tiga tahun.

Kehidupan Elena sekarang, tak seindah kehidupannya dahulu sebelum ia menikah dengan Rendra. Rendra adalah suami Elena, ia adalah seorang laki-laki yang diam-diam berhubungan dengan wanita lain selain istrinya. Rendra juga seseorang yang sering melakukan balap motor liar.

Elena sama sekali tak merasa senang menjadi istri Rendra. Rendra pun hanya menggunakan Elena sebatas hubungan antar suami-istri diatas tempat tidurnya. Rendra sama sekali tak mencintai Elena, meskipun Elena merupakan wanita cantik yang mungkin disukai banyak laki-laki diluaran sana.

Rendra juga tak pernah mengajak Elena dan kedua anak kembarnya untuk berjalan-jalan keluar rumah bersama-sama. Rendra hanya sesekali membelikan mainan kepada kedua anak kembarnya itu.

Rendra menafkahi Elena dan kedua anaknya dari hasil ia bekerja di perusahaan milik orang tuanya. Sebenarnya, Rendra tidak memiliki keahlian dalam pekerjaannya. Tapi, mamanya Rendra selalu memanjakan Rendra.

Mamanya Rendra yang tidak tinggal satu atap dengan Rendra, selalu memuji anaknya. Dia merasa jika Rendra sudah berubah menjadi seseorang yang lebih baik setelah menikah. Tapi pada kenyataannya, Rendra masih sering melakukan balap motor liar yang tentunya tidak diketahui oleh kedua orang tuanya. Hanya Elena lah yang mengetahuinya.

Elena terpaksa menikah dengan Rendra karena desakan dari Ana, mamanya Rendra. Ana menggunakan hutang dari kedua orang tua Elena sebagai ancaman. Ana mengancam akan menaikkan bunga dari hutang tersebut, jika Elena menolak menikah dengan Rendra.

Karena bisnis keluarga Elena yang saat itu sedang bangkrut, keluarga Elena pun tak bisa berbuat apa-apa. Pada akhirnya, keluarga Elena terpaksa menerima pernikahan itu. Elena hanya bisa merelakan dirinya, karena ia tak menginginkan masalah yang lebih besar timbul dikeluarganya.

.

.

.

Suatu hari, Elena sedang bersiap bersama kedua anaknya untuk melakukan lari pada pagi hari. Saat mereka akan keluar dari halaman rumah, tiba-tiba datang ibu mertuanya, Ana.

"Mau kemana kamu?" tanya Ana kepada Elena dengan sinis.

"Mau lari pagi, Ma," jawab Elena.

"Kamu ini, suami sedang bekerja malah mau jalan-jalan. Istri macam apa kamu ini!" hardik Ana kepada Elena.

Elena yang mendengar perkataan dari Ana, mendengus kesal. Elena hanya ingin berjalan-jalan bersama dengan kedua anaknya untuk melepas penat.

Elena saat itu tahu, jika Rendra tidak pergi bekerja, melainkan sedang melakukan balap motor liar. Dan ia juga telah mengirim pesan singkat jika dirinya dan kedua anaknya akan pergi lari pagi. Tapi, Elena tak ingin memberitahukannya kepada Ana. Karena Ana tak akan mempercayai perkataan Elena.

"Elena sama anak-anak pamit, Ma. Wassalamu'alaikum." Elena pergi meninggalkan Ana.

"Hei, kurang ajar kamu! Aku belum selesai bicara!" Ana marah sambil melihat kepergian Elena dan kedua cucunya.

"Menantu kurang ajar! Berani sekali pergi, padahal aku belum selesai berbicara," murka Ana.

Ana berjalan menuju mobilnya, ia menjalankan mobilnya dengan cepat. Ia sangat emosi karena diacuhkan Elena. Ana menjalankan mobilnya menuju ke rumahnya.

Disisi lain. Elena dan kedua anaknya berhenti disebuah taman yang letaknya berada dipinggir jalan raya. Mereka beristirahat sejenak disana, sambil meneguk air mineral yang mereka bawa dari rumah.

"Ma, kenapa nenek Ana jahat sama mama?" tanya Cantika kepada Elena.

"Nenek Ana mungkin sedang ada masalah, Sayang." Elena mengelus puncak kepala Cantika.

Meskipun Ana tidak berkelakuan baik terhadapnya, tapi Elena juga tak ingin menjelekkannya didepan anak-anaknya. Brian hanya diam menyimak obrolan mama dan adiknya. Setelah cukup beristirahat, Elena dan kedua anaknya melanjutkan lari pagi mereka.

Satu minggu kemudian. Siang itu, Elena sedang berbelanja di pasar. Cantika dan Elena sedang berada di rumah kedua orang tuanya. Setelah selesai belanja, ia melajukan motornya untuk pulang.

Sesampainya di rumah, Elena meletakkan barang belanjaannya di meja besar yang terletak di dapur. Tiba-tiba, Elena mendengar suara ******* seorang wanita. Elena yang penasaran, akhirnya mencari sumber suara itu.

Elena begitu terkejut, saat melihat suaminya sedang berhubungan layaknya suami-istri dengan seorang gadis muda di kamarnya. Kedua orang itu hanya terlihat kepalanya saja, sedangkan bagian tubuh lainnya tertutup selimut.

Rendra dan gadis itu pun terkejut melihat kedatangan Elena. Mereka gelagapan karena ketahuan oleh Elena. Elena pun keluar dari kamar itu, Elena memerintahkan Rendra dan gadis itu untuk menemuinya di ruang tamu.

Setelah beberapa saat, Rendra dan gadis itu menemui Elena di ruang tamu. Meskipun Rendra tak mencintai Elena, tapi ia juga belum pernah melakukan perselingkuhan secara terang-terangan sebelumnya.

"Aku mau kita bercerai!" ucap Elena dengan tegas sambil melihat kedatangan Rendra dan gadis itu. Rendra terdiam sejenak mendengar perkataan Elena.

"Baiklah, jika memang itu kemauanmu. Aku akan mengabulkannya dengan senang hati," kata Rendra dengan santai.

"Segera urus proses perceraiannya! Aku mau pergi ke rumah orang tuaku dulu, aku ingin menjemput Cantika dan Brian. Pastikan gadismu sudah pergi dari rumah ini, ketika aku dan anak-anak sampai di rumah!" Elena meninggalkan Rendra dan gadis itu.

.

.

.

Sesampainya di rumah orang tuanya, Elena langsung masuk ke kamarnya setelah mengucap salam. Mamanya Elena, Clarissa, heran dengan sikap putrinya yang tak seperti biasanya.

Clarisaa meminta Brian dan Cantika untuk bermain dahulu di ruang tamu, sementara dirinya akan menghampiri Elena. Clarissa khawatir, ada hal buruk yang sedang menimpa putrinya.

Tok ... tok ... tok ....

Clarissa mengetuk pintu kamar Elena. Elena yang mendengar ketukan dipintu kamarnya, mempersilahkan masuk, karena ia tahu jika itu adalah mamanya. Elena terus mengusap air matanya, ketika Clarissa masuk ke kamar Elena.

"Sayang ... kamu kenapa?" tanya Clarissa. Clarissa terkejut, mendapati putri kesayangan sedang menangis tersedu-sedu.

Elena menceritakan kejadian di rumah suaminya. Clarissa yang mendengar perkataan dari Elena pun murka dengan sikap Rendra. Clarissa langsung memeluk erat putrinya.

Elena tak memikirkan suaminya yang berselingkuh, yang ia pikirkan adalah nasib kedua anaknya yang sebentar lagi tak akan mempunyai orang tua yang utuh. Elena khawatir, jika kedua anaknya akan menyalahkan dirinya karena memisahkan mereka dari papa mereka.

Elena terus menangis sambil memikirkan nasib kedua anaknya kelak. Elena benar-benar takut saat itu, jika kedua anaknya akan di-bully teman mereka karena tak memiliki orang tua yang utuh.

"Sayang ... kamu jangan terus menyalahkan diri kamu atas perceraian ini. Mungkin, ini yang terbaik untuk kamu. Mama sebenarnya juga tidak suka dengan Rendra, karena sikap dia ke kamu tidaklah baik. Mengenai anak-anak, kita do'akan bersama agar mereka akan baik-baik saja kelak. Dan beri mereka penjelasan sesuai pemahaman mereka." Clarissa masih memeluk Elena sambil mengelus puncak kepala Elena.

Terpopuler

Comments

Itsmeofp

Itsmeofp

❤️

2022-11-22

2

Swadeekhab

Swadeekhab

yang satunya sudah tamat kah

2022-11-16

2

Mr. A.N

Mr. A.N

skrg kata "desahan" di sensor ya? pdhl dlu baik2 aj lho.. makin ketat aj NT ini😮‍💨

2022-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!