Sore hari. Kini, Elena dan kedua anaknya berniat untuk pamit pulang. Atifa memberi banyak jajanan untuk Cantika dan Brian. Atifa sangat senang dengan kunjungan Elena dan kedua anak kembarnya itu.
"Besok-besok main lagi, ya. Jangan kapok lo main kesini," ucap Atifa.
"Kalau Cantika mah, malah seneng main ke rumah nenek Atifa, karena di rumah nenek Atifa ada banyak jajanan, he-he," ungkap Cantika polos.
"Aduh, anak ini. Maaf ya, Tante," ucap Elena.
"Nggak apa-apa kok, Na," respon Atifa.
"Ngomong-ngomong, mobil didepan punya siapa, Ma?" tanya Gilang kepada mamanya.
"Punya tamu," jawab Atifa singkat.
"Tamu? Tapi, disini nggak ada tamu." Gilang melihat-lihat sekelilingnya, berharap menemukan tamu yang dikatakan mamanya.
"Tamunya aku, Kak," ucap Elena.
"Kamu? Kamu bisa mengendarai mobil, Elena?" tanya Gilang penasaran.
"Tentu saja. Kalau begitu, aku dan anak-anak pamit dulu ya, Kak, Tante," pamit Elena.
"Iya, hati-hati ya dijalan," respon Atifa.
"Cantika pamit Om, Nenek, wassalamu'alaikum," ucap Cantika sambil mencium punggung tangan Gilang dan Atifa.
"Brian juga pamit Om, Nenek," ucap Brian sambil mencium punggung tangan Gilang dan Atifa juga.
"Iya, hati-hati dijalan cucu-cucunya nenek," ucap Atifa tersenyum.
"Iya, hati-hati ya dijalan," ucap Gilang. Sejak kapan ya, Elena bisa mengendarai mobil? Ah, entahlah. Kapan-kapan aku akan tanyakan ke dia, batin Gilang.
"Iya, Om, Nenek," respon Cantika dan Brian bersamaan.
Elena dan kedua anaknya berjalan keluar dari rumah tersebut. Atifa dan Gilang juga ikut keluar, mereka mengantarkan Elena dan kedua anak kembar Elena sampai depan rumah.
Kini, Elena dan kedua anaknya telah masuk kedalam mobil. Elena membuka kaca mobilnya, karena anaknya ingin melambaikan tangan kepada Atifa dan Gilang. Sedangkan Elena hanya membunyikan klakson mobilnya.
Mobil milik Elena kini telah keluar dari rumah Gilang, ia kini sedang fokus melihat jalan. Tiba-tiba, Cantika menyuruh Elena untuk menghentikan mobilnya.
"Berhenti, Ma!" teriak Cantika.
"Ada apa?" tanya Elena.
"Cantika pengen beli buah anggur disitu." Cantika menunjuk ke toko buah di pinggir jalan.
"Baiklah," respon Elena. Elena pun menepikan mobilnya.
"Brian pengen beli buah apa?" tanya Elena kepada anak laki-lakinya.
"Aku mau buah pir ya, Ma," jawab Brian.
"Oke, ayo keluar," ajak Elena kepada Cantika dan Brian.
Elena dan kedua anaknya keluar dari mobil, mereka menghampiri toko buah tersebut. Mereka pun memilih buah mana yang ingin mereka beli. Lihat buah banyak gini, jadi nggak sabar pengen makan, batin Elena.
Setelah selesai memilih, Elena membayar semua buah yang ia dan anak-anaknya pilih. Setelah itu, ia membawa semua buah dan memasukkannya ke bagasi mobil. Setelah itu, ia dan anak-anaknya masuk kembali kedalam rumah.
"Sudah ya, sekarang kita langsung pulang," ucap Elena.
"Baik, Ma," kata Cantika dan Brian bersamaan.
*
*
*
Dua tahun kemudian. Hari ini adalah hari dimana Cantika dan Brian akan pergi ke sekolah TK untuk mendaftar sekolah. Saat ini, kedua anak kembar itu sudah berumur lima tahun. Tidak terasa, sekarang mereka sudah mau masuk TK, batin Elena saat melihat kedua anaknya yang telah siap berangkat untuk mendaftar sekolah TK.
Tiba-tiba, terdengar suara telepon pada ponsel Elena. Elena pun langsung mengangkat panggilan telepon tersebut. "Apa! Kok bisa? Oke-oke aku akan kesana sekarang," ucap Elena pada panggilan telepon. Tak lama, panggilan telepon telah berakhir.
Elena menghubungi Putri, sahabatnya. Elena ingin meminta tolong kepada Putri untuk mengantarkan kedua anaknya mendaftar sekolah. Saat itu, Elena tiba-tiba mengalami masalah di toko-nya. Karyawannya pun meminta Elena untuk datang ke toko.
Elena memberi penjelasan kepada kedua anaknya, jika dirinya tak dapat mengantarkan mereka untuk mendaftar sekolah. Kedua anaknya pun bisa memahami, dan mereka menyetujui diantar oleh Putri. Putri pun kini sudah sampai didepan rumah Elena.
"Ayo Cantika ... Brian ... kita berangkat, sudah siang ini." Putri membuka kaca mobilnya.
"Oke, Tante," ucap Cantika dan Brian bersamaan. Saat itu, Cantika dan Brian sudah siap untuk berangkat ke TK, dan mereka sedang menunggu kedatangan Putri di teras rumah. Kedua anak itu pun langsung masuk ke mobil milik Putri.
"Titip anak-anak ya, Put," ucap Clarissa pada Putri, saat itu Clarissa juga sedang duduk di teras rumah menemani kedua cucunya. Sedangkan Elena sudah berangkat ke toko-nya dari tadi.
"Siap, Tante. Kami berangkat dulu ya, wassalamu'alaikum." Putri melajukan mobilnya.
Didalam perjalanan, seperti biasa, Cantika akan berbicara tentang banyak hal. Sedangkan Brian, dia memang tak banyak bicara. Dia akan berbicara, jika menurutnya ada sesuatu hal yang memang penting untuk dibicarakan.
Haish dua anak ini. Yang satu banyak bicara, yang satu lagi kurang bicara, batin Putri saat melihat Cantika dan Brian dari kaca didalam mobil. Tapi, mereka tetap menggemaskan. Jadi pengen nyubit pipi mereka, gemas aku tu, batin Putri lagi.
Setelah menempuh perjalanan, sampailah mobil Putri di sekolah TK yang dituju. Putri dan kedua anak kembar itu turun dari mobil. Putri mengajak Cantika dan Brian untuk masuk ke sebuah ruangan yang digunakan untuk melakukan pendaftaran.
Sesampainya didalam ruangan tersebut, Putri melihat seorang wanita memakai seragam guru. Putri pun menghampiri wanita itu, lalu mengatakan maksud dari kedatangannya. Putri menyerahkan beberapa berkas yang diperlukan untuk mendaftar sekolah.
Setelah proses pendaftaran selesai, Putri mengajak Cantika dan Brian untuk mampir ke toko-nya. Cantika yang mendengar ucapan Putri pun langsung loncat-loncat kegirangan.
"Yeay ... yeay ... mau makan kue, mau makan kue," ucap Cantika bersemangat.
"Iya, sabar ya," respon Putri.
Putri dan kedua anak kembar itu, kembali masuk kedalam mobil. Putri melajukan mobilnya ke arah toko-nya. Tak butuh waktu lama, mobil milik Putri telah terparkir di depan toko-nya kini.
"Ayo, kita masuk kedalam," ajak Putri kepada Cantika dan Brian.
Cantika dan Brian berjalan bersama dan masuk ke toko kue dan dessert tersebut. Baru saja masuk, mata Cantika sudah disuguhkan dengan berbagai kue dengan macam-macam bentuk dan ukuran.
"Tante, Cantika pengen makan kue," rengek Cantika.
"Boleh, tapi kalian berdua cuci tangan dulu gih!" suruh Putri.
Cantika dan Brian segera mencuci kedua tangan mereka. Setelah itu, keduanya kembali ke tempat yang tadi. Di tempat itu, sudah ada dua piring yang berisi beberapa potong kue.
"Ayo, silahkan dimakan pelanggan-pelanggan kecil nan imut," ucap Putri.
"Aku bukan anak kecil, Tante. Jangan bilang aku kecil dan imut!" protes Brian.
Trus panggil apa, Brian? Panggil Shiva, kah? Kayak kartun di televisi, batin Putri sambil menahan tawa.
"Trus, panggil apa dong?" tanya Putri dengan serius.
"Panggil saja Brian tampan dan pemberani!" jelas Brian.
Mendengar penuturan dari Brian, Putri hanya menggelengkan kepalanya. Anak laki-laki kamu luar biasa, Elena, batin Putri. "Baiklah, Brian yang tampan dan pemberani, silahkan dinikmati kuenya," ucap Putri penuh penghayatan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Mr. A.N
Jgn panggil aku anak kecil, Paman! Shiva said 🤣
2022-11-10
0
Mr. A.N
si Brian cool bgt sih 🥶🥶
2022-11-10
0
Mr. A.N
Waktu berjalan begitu cpt, nti tau2 si kembar dh kuliah aj🤭😅
2022-11-10
0