Sweet 17

Sweet 17

1

BAB 1

Matahari menampakan senyum hangatnya menyambut datang pagi. Kicauan burung bernyanyi menyambut pagi yang indah.

Cuitt. Cuiit.

Kriinggg. Suara alarm berdering di dalam kamar. Sang pemilik kamar masih terlelap. Setelah bunyi alarm ketiga kalinya. Sang gadis pemilik kamar tersebut mulai membuka matanya yang masih lengket.

Akan tetapi, dia hanya bangun untuk mematikan alarm tersebut. Kemudian kembali menjatuhkan dirinya ke kasur. "Lima menit lagi. Aku masih ngantuk." gumamnya sembari memejamkan matanya kembali.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya diketuk dengan cukup keras. "Ara bangun! Jam berapa ini? Kamu nggak sekolah?" suara dari luar kamar Kimora.

Tok! Tok! Tok! Tok!

"Ara ayo cepetan bangun!" suara itu semakin terdengar keras.

Seketika melompatlah Kimora dari tempat tidurnya. Dengan mata yang masih mengantuk dia membuka pintu kamarnya. "Iya, aku udah bangun buk." katanya masih dengan mata merem.

"Mandi terus sarapan!" ucap ibunya Kimora.

"Hmm."

"Ara udah bangun buk?" tanya Aldo, kakak Kimora yang tiba-tiba nongol.

"Baru bangun nih adik kamu."

"Dasar pemalas. Buruan mandi, kalau kelamaan aku tinggal!" ucap Aldo. Tapi sebelum pergi, dia memancing amarah adiknya dengan mengacak-acak rambut Kimora.

"Bang Aldo!!" Kimora berteriak karena kakaknya sangatlah usil.

"Aldo ah, jangan gitu sama adik kamu!" ibunya menegur Aldo karena usil terhadap adiknya.

"Buruan mandi, keburu telat!"

"Iya buk." Kimora menutup kembali pintu kamarnya kemudian bergegas mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah.

Kimora Gavrilia, lebih kerap dipanggil Ara. Siswi kelas 10 di sebuah sekolah negeri di kota S. Anak bungsu dari ketiga saudara yang memiliki selera humor tinggi dan juga ceriwis.

Setelah sarapan, dia segera berangkat ke sekolah dengan diantar oleh kakak lelakinya. Seperti biasa, dia selalu berangkat bersama dengan kakaknya yang berstatus sebagai mahasiswa semeter 2 di sebuah universitas ternama di kota tersebut.

"Dek, nanti abang nggak bisa jemput. Abang mau kerjain tugas sama temen-temen abang." ucap Aldo sebelum Kimora turun dari mobilnya.

"Nggak apa bang, nanti gue bisa nebeng temen gue. Tenang aja." Kimora menepuk lengan kakaknya. Mengatakan agar kakaknya tidak perlu khawatir.

"Ya. Tapi cepet pulang, jangan mampir-mampir!"

"Siap bos." Kimora segera turun dari mobil.

"Dah.."

Begitu mobil kakaknya menjauh. Kimora segera berjalan memasuki sekolahnya. Tetapi, di depan gerbang. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Ulfa, musuh bebuyutannya.

"Apa lihat-lihat?" tanya Ulfa yang berjalan bersama kedua temannya.

"Idih kepedean lo. Siapa juga yang lihatin lo. Emang situ cakep?" jawab Kimora. Meskipun dia sendirian, tapi dia sama sekali tidak gentar menghadapi Ulfa bersama kedua temannya.

"Kurang ajar ya lo!" Santi salah satu teman Ulfa merasa kesal.

"Lo kalik yang kurang diajar. Orang lo jarang masuk sekolah." kata Kimora yang semakin membuat Santi geram.

"Brengs*k, kalau berani sini lo." Santi maju dan hendak mendorong Kimora. Namun, dia ditahan oleh kedua temannya.

"Jangan emosi! Ingat ini masih disekolah." ucap Ulfa memperingati Santi agar menahan emosinya.

Dua minggu yang lalu mereka sempat dihukum karena bertengkar juga dengan teman sekelasnya. Mereka akan diskors jika kedapatan bertengkar kembali.

"Awas lo.." ucap Santi dengan geram.

"Uh.. takut..." Kimora kembali menanggapi dengan santai amarah Santi. Dia memasang wajah yang pura-pura ketakutan. Namun sesaat kemudian dia memutar bola matanya.

Kimora melanjutkan langkahnya menuju kelasnya di lantai dua. Di tengah perjalanan dia di sambut oleh ketiga temannya yang sudah sampai duluan. "Pasti kesiangan lagi?" tebak Ciara, salah satu teman baik Kimora.

Sementara Kimora hanya tersenyum saja. Keempat gadis itu kemudian berjalan menuju kelas mereka. Tapi, saat mereka sedang asyik berjalan sembari bercanda. Tiba-tiba ada salah satu siswa yang menabrak mereka.

Siswa tersebut sedang berlarian bersama salah seorang siswa lainnya. "Sorry.. sorry.." ucap siswa tersebut.

"Galih..." sementara keempat gadis tersebut merasa kesal. Mereka secara bergantian memukul siswa tersebut yang merupakan teman sekelas mereka juga.

"Sorry, anj*r.. Kenapa malah dikeroyok.." gerutu Galih sembari mengusap-usap telinganya yang merah.

"Lagian lo kenapa sih lari-larian? Kayak bocah lo." ucap Chelsea dengan sewot.

"Gue dikejar Hendri noh. Kalian marahin dia juga dong. Masa gue aja yang diomelin." Galih kembali menggerutu.

"Lo juga kenapa sih Hen? Kayak bocah kalian berdua." sahut Agata dengan kesal juga.

"Ngeselin banget nih anak. Masa dia ngatain gue nggak laku. Mentang-mentang dia punya pacar baru." Hendri merasa kesal karena Galih terus meledeknya.

Eh, bukannya kasihan kepada Hendri. Tapi Kimora bersama dengan ketiga temannya malah tertawa dengan cukup keras. "Lah emang nggak laku." ucap Ciara sembari tertawa.

"Emang lo punya pacar?" giliran Kimora yang bertanya.

"Belum."

"Nah, itu namanya nggak laku." seru Kimora dan Agata bersamaan. Kemudian mereka kembali menertawakan Hendri.

"Anj*r lo pada. Au ah, gue marah.." ucap Hendri sembari berbalik badan meninggalkan teman-temannya yang masih meledeknya.

"Masa kalah sama Dimas lo. Dimas aja udah punya pacar." seru Kimora.

"Emang Dimas udah pacar? Siapa?" teman-temannya lain penasaran siapa pacar Dimas. Pasalnya, dia kelihatannya tidak pernah dekat dengan wanita. Bahkan dia selalu diledekin oleh teman-temannya. Dianggap dia takut dengan wanita.

"Ciara noh pacarnya." jawab Kimora ngasal.

"Anj*r kok gue?" seru Ciara tidak terima dijodoh-jodohkan dengan Dimas. Ciara yang kesal pun langsung mendorong Kimora.

"Kampret lo. Bisa-bisanya lo jodohin gue sama Dimas. Pacar gue kan abang lo.."

"Idih nggak mau gue punya kakak ipar kayak lo."

"Sama gue aja Ci!" sahut Galih yang masih ada di tempat tersebut.

"Idih cuih.. Males banget sama playboy, mending jomblo." kata Ciara.

"Gue juga ogah sama lo, anj*r.. Emang gue buta mau sama lo." sahut Galih lagi.

Sementara yang lain hanya tertawa melihat Ciara dan Galih yang saling mengolok. "Udah-udah, yuk ke kelas!" ucap Kimora.

Tiba-tiba Agata menyenggol tangan Kimora. "Kresna tuh.." bisiknya.

Seketika Kimora menoleh dan tanpa sengaja beradu pandang dengan Kresna, mantan pacarnya. "Ciee, kedip napa?" bisik Chelsea.

"Apaan sih." Kimora langsung mengalihkan pandangannya.

"Ra, nanti siang ada waktu nggak?" tanya Kresna.

"Nggak." jawab Kimora dengan cepat dan dingin.

"Please Ra. Gue cuma mau minta maaf-"

"Gue udah maafin." jawab Kimora dengan cepat.

"Yuk!" dia segera mengajak teman-temannya untuk kembali melanjutkan langkahnya.

"Ra." Kresna meraih tangan Kimora. Tapi dengan cepat Kimora menghempaskan tangan Kresna.

"Kita udah nggak ada hubungan apapun. Jadi, tolong jangan saling ganggu!" ucapnya masih dengan ekspresi dingin.

Kresna hanya menatap kepergian Kimora dengan nanar. Dia tahu bahwa perbuatannya sangat menyakitkan bagi Kimora. Dia juga merasa wajar jika Kimora sangat marah kepada. Tapi, dia hanya meminta maaf dan kembali menjadi teman Kimora. Meskipun mereka sudah putus. Tapi hubungan mereka jangan sampai putus. Mereka masih bisa berteman.

Terpopuler

Comments

Siti Rulliana

Siti Rulliana

Kak coba buat novel tapi seperti pov yg kaya di tiktok

2024-09-15

0

❤ Nadia Sari ❤

❤ Nadia Sari ❤

Kimora?? Aq jadi bingung nih 😄

2022-09-03

0

Patrick Khan

Patrick Khan

.hai kak..q lgsg cus mampir ☺

2022-09-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!