NovelToon NovelToon

Sweet 17

1

BAB 1

Matahari menampakan senyum hangatnya menyambut datang pagi. Kicauan burung bernyanyi menyambut pagi yang indah.

Cuitt. Cuiit.

Kriinggg. Suara alarm berdering di dalam kamar. Sang pemilik kamar masih terlelap. Setelah bunyi alarm ketiga kalinya. Sang gadis pemilik kamar tersebut mulai membuka matanya yang masih lengket.

Akan tetapi, dia hanya bangun untuk mematikan alarm tersebut. Kemudian kembali menjatuhkan dirinya ke kasur. "Lima menit lagi. Aku masih ngantuk." gumamnya sembari memejamkan matanya kembali.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamarnya diketuk dengan cukup keras. "Ara bangun! Jam berapa ini? Kamu nggak sekolah?" suara dari luar kamar Kimora.

Tok! Tok! Tok! Tok!

"Ara ayo cepetan bangun!" suara itu semakin terdengar keras.

Seketika melompatlah Kimora dari tempat tidurnya. Dengan mata yang masih mengantuk dia membuka pintu kamarnya. "Iya, aku udah bangun buk." katanya masih dengan mata merem.

"Mandi terus sarapan!" ucap ibunya Kimora.

"Hmm."

"Ara udah bangun buk?" tanya Aldo, kakak Kimora yang tiba-tiba nongol.

"Baru bangun nih adik kamu."

"Dasar pemalas. Buruan mandi, kalau kelamaan aku tinggal!" ucap Aldo. Tapi sebelum pergi, dia memancing amarah adiknya dengan mengacak-acak rambut Kimora.

"Bang Aldo!!" Kimora berteriak karena kakaknya sangatlah usil.

"Aldo ah, jangan gitu sama adik kamu!" ibunya menegur Aldo karena usil terhadap adiknya.

"Buruan mandi, keburu telat!"

"Iya buk." Kimora menutup kembali pintu kamarnya kemudian bergegas mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah.

Kimora Gavrilia, lebih kerap dipanggil Ara. Siswi kelas 10 di sebuah sekolah negeri di kota S. Anak bungsu dari ketiga saudara yang memiliki selera humor tinggi dan juga ceriwis.

Setelah sarapan, dia segera berangkat ke sekolah dengan diantar oleh kakak lelakinya. Seperti biasa, dia selalu berangkat bersama dengan kakaknya yang berstatus sebagai mahasiswa semeter 2 di sebuah universitas ternama di kota tersebut.

"Dek, nanti abang nggak bisa jemput. Abang mau kerjain tugas sama temen-temen abang." ucap Aldo sebelum Kimora turun dari mobilnya.

"Nggak apa bang, nanti gue bisa nebeng temen gue. Tenang aja." Kimora menepuk lengan kakaknya. Mengatakan agar kakaknya tidak perlu khawatir.

"Ya. Tapi cepet pulang, jangan mampir-mampir!"

"Siap bos." Kimora segera turun dari mobil.

"Dah.."

Begitu mobil kakaknya menjauh. Kimora segera berjalan memasuki sekolahnya. Tetapi, di depan gerbang. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan Ulfa, musuh bebuyutannya.

"Apa lihat-lihat?" tanya Ulfa yang berjalan bersama kedua temannya.

"Idih kepedean lo. Siapa juga yang lihatin lo. Emang situ cakep?" jawab Kimora. Meskipun dia sendirian, tapi dia sama sekali tidak gentar menghadapi Ulfa bersama kedua temannya.

"Kurang ajar ya lo!" Santi salah satu teman Ulfa merasa kesal.

"Lo kalik yang kurang diajar. Orang lo jarang masuk sekolah." kata Kimora yang semakin membuat Santi geram.

"Brengs*k, kalau berani sini lo." Santi maju dan hendak mendorong Kimora. Namun, dia ditahan oleh kedua temannya.

"Jangan emosi! Ingat ini masih disekolah." ucap Ulfa memperingati Santi agar menahan emosinya.

Dua minggu yang lalu mereka sempat dihukum karena bertengkar juga dengan teman sekelasnya. Mereka akan diskors jika kedapatan bertengkar kembali.

"Awas lo.." ucap Santi dengan geram.

"Uh.. takut..." Kimora kembali menanggapi dengan santai amarah Santi. Dia memasang wajah yang pura-pura ketakutan. Namun sesaat kemudian dia memutar bola matanya.

Kimora melanjutkan langkahnya menuju kelasnya di lantai dua. Di tengah perjalanan dia di sambut oleh ketiga temannya yang sudah sampai duluan. "Pasti kesiangan lagi?" tebak Ciara, salah satu teman baik Kimora.

Sementara Kimora hanya tersenyum saja. Keempat gadis itu kemudian berjalan menuju kelas mereka. Tapi, saat mereka sedang asyik berjalan sembari bercanda. Tiba-tiba ada salah satu siswa yang menabrak mereka.

Siswa tersebut sedang berlarian bersama salah seorang siswa lainnya. "Sorry.. sorry.." ucap siswa tersebut.

"Galih..." sementara keempat gadis tersebut merasa kesal. Mereka secara bergantian memukul siswa tersebut yang merupakan teman sekelas mereka juga.

"Sorry, anj*r.. Kenapa malah dikeroyok.." gerutu Galih sembari mengusap-usap telinganya yang merah.

"Lagian lo kenapa sih lari-larian? Kayak bocah lo." ucap Chelsea dengan sewot.

"Gue dikejar Hendri noh. Kalian marahin dia juga dong. Masa gue aja yang diomelin." Galih kembali menggerutu.

"Lo juga kenapa sih Hen? Kayak bocah kalian berdua." sahut Agata dengan kesal juga.

"Ngeselin banget nih anak. Masa dia ngatain gue nggak laku. Mentang-mentang dia punya pacar baru." Hendri merasa kesal karena Galih terus meledeknya.

Eh, bukannya kasihan kepada Hendri. Tapi Kimora bersama dengan ketiga temannya malah tertawa dengan cukup keras. "Lah emang nggak laku." ucap Ciara sembari tertawa.

"Emang lo punya pacar?" giliran Kimora yang bertanya.

"Belum."

"Nah, itu namanya nggak laku." seru Kimora dan Agata bersamaan. Kemudian mereka kembali menertawakan Hendri.

"Anj*r lo pada. Au ah, gue marah.." ucap Hendri sembari berbalik badan meninggalkan teman-temannya yang masih meledeknya.

"Masa kalah sama Dimas lo. Dimas aja udah punya pacar." seru Kimora.

"Emang Dimas udah pacar? Siapa?" teman-temannya lain penasaran siapa pacar Dimas. Pasalnya, dia kelihatannya tidak pernah dekat dengan wanita. Bahkan dia selalu diledekin oleh teman-temannya. Dianggap dia takut dengan wanita.

"Ciara noh pacarnya." jawab Kimora ngasal.

"Anj*r kok gue?" seru Ciara tidak terima dijodoh-jodohkan dengan Dimas. Ciara yang kesal pun langsung mendorong Kimora.

"Kampret lo. Bisa-bisanya lo jodohin gue sama Dimas. Pacar gue kan abang lo.."

"Idih nggak mau gue punya kakak ipar kayak lo."

"Sama gue aja Ci!" sahut Galih yang masih ada di tempat tersebut.

"Idih cuih.. Males banget sama playboy, mending jomblo." kata Ciara.

"Gue juga ogah sama lo, anj*r.. Emang gue buta mau sama lo." sahut Galih lagi.

Sementara yang lain hanya tertawa melihat Ciara dan Galih yang saling mengolok. "Udah-udah, yuk ke kelas!" ucap Kimora.

Tiba-tiba Agata menyenggol tangan Kimora. "Kresna tuh.." bisiknya.

Seketika Kimora menoleh dan tanpa sengaja beradu pandang dengan Kresna, mantan pacarnya. "Ciee, kedip napa?" bisik Chelsea.

"Apaan sih." Kimora langsung mengalihkan pandangannya.

"Ra, nanti siang ada waktu nggak?" tanya Kresna.

"Nggak." jawab Kimora dengan cepat dan dingin.

"Please Ra. Gue cuma mau minta maaf-"

"Gue udah maafin." jawab Kimora dengan cepat.

"Yuk!" dia segera mengajak teman-temannya untuk kembali melanjutkan langkahnya.

"Ra." Kresna meraih tangan Kimora. Tapi dengan cepat Kimora menghempaskan tangan Kresna.

"Kita udah nggak ada hubungan apapun. Jadi, tolong jangan saling ganggu!" ucapnya masih dengan ekspresi dingin.

Kresna hanya menatap kepergian Kimora dengan nanar. Dia tahu bahwa perbuatannya sangat menyakitkan bagi Kimora. Dia juga merasa wajar jika Kimora sangat marah kepada. Tapi, dia hanya meminta maaf dan kembali menjadi teman Kimora. Meskipun mereka sudah putus. Tapi hubungan mereka jangan sampai putus. Mereka masih bisa berteman.

2

BAB 2

"Ra.." teman-teman Kimora meraih tangan Kimora yang nampak sedih.

"Gue baik-baik aja kok." ucap Kimora sembari tersenyum kecil.

Masih jelas dalam benaknya apa yang telah Kresna lakukan. Yang membuatnya sangat marah dan membencinya. Sebelumnya, mereka adalah pasangan. Kimora menyukai Kresna yang merupakan kakak kelasnya. Dia menyukai Kresna dari sejak pertama kali masuk ke sekolah tersebut.

Dan ternyata, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Karena Kresna pada akhirnya menyatakan cintanya kepada Kimora. Mereka berpacaran selama 2 bulan sampai akhirnya Kresna memutuskan hubungan mereka secara pihak.

"Gue mau kita putus." ucap Kresna yang membuat Kimora kaget bukan main. Karena, selama pacaran. Mereka tidak pernah terlibat pertengkaran yang cukup serius.

"Kenapa? Apa alasannya?" tanya Kimora masih tidak terima dengan keputusan Kresna.

"Gue bosen sama lo. Kita nggak cocok." jawab Kresna dengan begitu tega.

"Bosen? Kita baru jalan 2 bulan tapi lo udah bilang bosen?"

"Terserah. Yang penting gue udah nggak bisa jalani hubungan ini." Kresna meninggalkan Kimora tanpa penjelasan yang pasti.

Setelah itu, Kimora menutup diri. Dia memikirkan apa yang salah dengan dirinya. Kenapa Kresna dengan mudahnya memutuskan hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja. Sampai seminggu kemudian dia melihat Kresna bersama seorang wanita. Wanita tersebut juga salah satu kakak kelasnya. Dan juga mantan pacar Kresna.

"Oh, jadi ini alasannya?" tanya Kimora.

"Gue kira gue yang bermasalah sampai-sampai gue menutup diri gue dan berpikir keras apa yang salah dengan gue. Ternyata itu semua hanya trik murah*n dari seorang serigala." kata Kimora menahan amarah dalam dirinya.

"Ternyata gue cuma lo jadiin pelarian doang. Anj*ng lo." Kimora meninju Kresna dengan cukup keras.

"Maaf. Tapi kita udah nggak ada hubungan lagi. Tolong jangan saling ganggu." ucap Kresna yang menambah rasa sakit dalam hati Kimora.

Kini sudah 3 bulan berlalu. Rasa sakit yang Kimora rasakan masih terasa. Dan 3 bulan itu juga, Kresna dihantui rasa bersalah kepada Kimora. Dia mencoba meminta maaf kepada Kimora. Tapi tetap saja Kimora bersikap dingin kepadanya. Dan ternyata pacarnya selingkuh. Kresna semakin merasa bersalah kepada Kimora.

ON..

Ciara memeluk Kimora. "Jangan sedih lagi! Gimana kalau ntar siang kita ke mall?" tanyanya.

"Boleh. Kebetulan gue nggak dijemput bang Aldo. Gue nebeng lo ya?!" jawab Kimora.

Ciara tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Siap dong. Sekalian main ke rumah mertua." ucapnya.

"Ish.." Kimora menjitak kepala Ciara pelan kemudian dia tersenyum.

Duk. Dari belakang, kursi Kimora ditendang oleh temannya yang duduk di belakangnya. Seketika Kimora menoleh ke belakang. "Napa sih lo?" tanyanya kepada Dian yang duduk tepat dibelakangnya.

"Semalem lo pergi kemana sama Elkhan?" tanyanya.

"Ssst, bisa pelan-pelan nggak sih lo!" Kimora celingukan, takut pertanyaan Dian tersebut terdengar oleh temannya yang lain.

Bukan maksud untuk menyembunyikan apapun dari teman-temannya. Hanya saja Kimora tidak mau teman-teman berpikir yang tidak-tidak. Takutnya itu akan membuat hubungan pertemanannya dengan Elkhan menjadi canggung.

"Ke tempat dia latihan ngeband. Darimana lo tahu kalau gue pergi sama Elkhan?"

"Lo lupa kalau dia temen gue SMP? Kita juga cukup deket."

"Iya tahu. Dia cerita sama lo?" Dian mengangkat alisnya sembari menganggukan kepalanya.

"Nggak usah malu kali, kalian deket kan juga gue perantaranya." Dian menoyor kepala Kimora membuat Kimora berteriak dan marah.

"Kampret lo ya. Sakit tauk.." Kimora berdiri dan mencoba membalas Dian. Tetapi Dian tidak membiarkan Kimora menyentuh kepalanya dengan mudah.

"Berani lo jitak gue. Gue bilang ke anak-anak kalau lo pedekate sama Elkhan." seketika Kimora berhenti. Ancaman Dian sangatlah manjur.

Kimora kembali ke tempat duduknya dengan muka kesal. Sementara Dian tersenyum penuh kemenangan.

Di kelas lain.

Elkhan sedang fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Kebetulan guru yang mengajar sedang tidak ada ditempat. Maka mereka hanya diberi tugas untuk mengerjakan dibuku masing-masing.

"El, ntar malam ada waktu nggak?" tanya Santi.

"Kenapa emang?" tanya Elkhan tanpa mengalihkan pandangannya.

"Ulfa mau ajak lo nonton katanya." jawab Santi.

"Apaan sih, enggak El, enggak. Santi cuma bercanda. Kampret lo emang.." Ulfa segera maju dan menarik Santi yang berdiri di sebelah Elkhan.

"Apaan sih lo, anj*r malu-maluin aja." gumam Ulfa dengan kesal.

"Lah tadi lo nyuruh gue buat nanyain ke Elkhan. Gimana sih lo?" Santi ikutan kesal. Karena dia merasa disuruh oleh Ulfa tadi.

"Iya, tapi jangan di depan banyak orang gini juga keles. Gue malu anj*r.." Ulfa menoyor kepala Santi pelan.

"Kenapa nggak lo wa aja?" sahut Chila, teman Ulfa yang lain.

"Gue... gue takut nggak dibales.." jawab Ulfa dengan lesu.

"Kalau gitu kenapa lo selingkuhin dia dulu?"

"Gue nggak tahu kalau dia anak orang kaya. Gue kira Glen lebih kaya, ternyata orang tua Glen nggak ada apa-apanya dari orang tua Elkhan."

Sangat matre. Tetapi, sikap itu diwajarkan oleh kedua teman Ulfa. Bagi mereka, kekayaan faktor paling penting dari sebuah hubungan. Itu sebabnya mereka selalu mengincar anak dari keluarga kaya.

"Iya sih, gue juga kaget saat tahu ternyata orang tua Elkhan pemilik perusahaan terkaya di kota ini. Kakeknya pemilik Global Jaya. Karena penampilannya juga biasa aja anj*r, mana kita tahu ya kan?"

"Bener.."

"Lo coba aja deketin dia lagi! Kayaknya dia juga nggak deket sama siapa-siapa sampai sekarang."

"Tapi... tapi gue.."

"Kenapa ragu? Lo cantik. Gue yakin Elkhan akan tergoda lagi sama lo." sahut Chila memberi semangat dan dorongan kepada Ulfa.

"Iya, lo coba aja!" timpal Santi juga memberikan semangat untuk sahabatnya.

"Coba lo deketin dia!"

Ulfa ragu-ragu melakukannya. Tetapi, dia akhirnya memberanikan diri untuk mendekati Elkhan yang sangat fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru piket.

"Hai El, serius amat.." katanya sembari duduk disebelah Elkhan yang ditinggal oleh pemiliknya.

"E.. maaf ya, tadi Santi asal bicara saja.. Maafin ya!" imbuhnya.

Elkhan menoleh sembari tersenyum. Kemudian dia menganggukan kepalanya. "Nggak apa-apa." katanya.

"Makasih Elkhan."

"Oh iya Ki, minggu depan mau reunian, lo ikut kan?"

"I..ikut kalau nggak sibuk."

"Gue udah nggak sabar ketemu sama temen-temen kita yang gokil. Udah kangen banget.."

"Sama." tetapi, meskipun Elkhan tidak mengabaikan Ulfa. Dia hanya berkata singkat saja dan terkesan dingin.

"El, gue minta maaf ya karena waktu itu gue udah nyakitin lo." akhirnya Ulfa mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Seketika Elkhan terdiam. Lalu dia menoleh kembali ke Ulfa yang tertunduk di sebelahnya. "Its ok. Perasaan kan tidak bisa dipaksa." katanya.

"Gue-"

"Sorry Fa, ini bangku gue." perkataan Ulfa terpotong oleh kehadiran si pemilik bangku.

"Oh, iya.." Ulfa segera bangkit kemudian kembali ke bangkunya sendiri.

3

BAB 3

Tetttt Tetttt Tetttt

Suara bel tanda istirahat menjadi suara yang sangat dinanti oleh para murid. Setidaknya ada jeda untuk mereka merilekskan otak mereka dari pelajaran yang membuat mereka agak pusing. Apalagi jika itu terkait rumus matematika dan ilmu fisika. Ah, sangat menguras tenaga dan pikiran.

"Ke kantin yuk!" ajak Agata.

"Yuk!" jawab Kimora dan juga Ciara sembari memasukan buku pelajarannya ke dalam tas masing-masing.

"Hai, Elkhan.." sapa Chelsea saat tiba-tiba Elkhan dari kelas lain masuk ke dalam kelas tersebut.

"Hai Chel," sapa balik Elkhan. Tapi anehnya, Elkhan justru menatap Kimora. Padahal Chelsea yang menyapanya.

"Cariin Dian?" tanya Chelsea lagi.

"Yups.." lagi-lagi Elkhan menatap Kimora yang berpura-pura tidak melihatnya. Dia justru menyibukan dirinya dengan memasukan buku ke dalam tas dengan lama.

"Bro, nanti malam lo ada acara nggak?" tanya Elkhan kepada Dian, temannya dari sekolah menengah pertama.

"Nggak, emang kenapa?" tanya balik Dian.

"Ntar malam ikut ngeband yuk! Gue kekurangan gitaris." pinta Elkhan. Dia tahu jika temannya tersebut juga pandai bermain gitar.

"Sebenarnya lo mau ajak Ara kan? Tapi lo malu-malu, terus lo jadiin gue tameng.." bisik Dian kepada Elkhan.

"Nj*r nggak gitu. Gue beneran kekurangan gitaris." jawab Elkhan sembari meninju lengan Dian pelan. Wajahnya pun berubah memerah.

"Gue mau ikut, tapi lo harus ajak adik lo!" pinta Dian.

"Kita ngeband juga dirumah gue, ngab!"

"Oke kalau gitu.." sahut Dian dengan semangat.

"Kalau urusan cewek aja lo cepet banget ngab.." Elkhan mendorong kepala Dian yang hanya cengar cengir saja.

"El, kenalin sama temen lo dong!" tiba-tiba Galih mendekati Elkhan. Karena Elkhan sering sekali nongkrong bareng teman sekelas Dian, jadi mereka lumayan akrab juga.

"Temen yang mana?"

"Yang mana aja. Bosen jomblo terus.." kata Galih dengan wajah memelas.

"Jomblo pala lo!" Kimora menoyor kepala Galih karena kesal.

"Lo bilang baru aja punya pacar. Sekarang lo bilang jomblo. Sebenarnya lo jomblo atau udah punya pacar sih? Kasihan kan sih Agata, ngarep terus." pertama, Kimora seolah serius sekali. Tapi, diparuh kedua dia justru bercanda. Akibatnya dia mendapat jitakan dikepala oleh Agata.

"Kampret lo! Kenapa jadi gue.. Ogah banget gue ngarep sama playboy.." ucap Agata.

"Siapa juga yang mau sama lo, oneng.." sahut Galih.

"Mending gue sama Ciara.." imbuh Galih.

"Ogah...." Ciara langsung menjerit mendengar perkataan Galih. Eh, Galih malah terbahak mendengar teriakan Ciara. Dia memang sangat suka menggoda Ciara.

"Ngapa lo liatin gue kayak gitu? Cemburu lo?" tanya Galih ke Kimora yang berada di dekatnya.

"Idih, males banget cemburu sama lo." Kimora membantah tuduhan Galih.

"Mending pacaran sama kucing gue, daripada sama anj*ng.." imbuhnya.

"S*t, lo samain gue sama anj*ng?" Galih yang tidak terima dengan perkataan Kimora mulai mendekat dan mengacak-acak rambut Kimora.

"Galih....." seru Kimora langsung mengejar Galih yang tentunya sudah melarikan diri.

"Wekkk..." Galih menjulurkan lidahnya ke arah Kimora yang masih kesal.

"Kampret emang tuh anak." Kimora ngedumel sembari membenahi tatanan rambutnya kembali.

Sementara Elkhan terus memperhatikan Kimora yang sedang menguncir rambutnya. Senyumannya mengembang, matanya berbinar. Dimatanya, Kimora terlihat sangat cantik saat dia sedang menguncir rambutnya.

"Tembak aja langsung." bisik Dian yang berada disebelahnya. Dian menyenggol lengan Elkhan yang terlihat malu-malu.

"Yuk!" Dian menepuk lengan Elkhan, mengajaknya untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

"Kantin bareng yuk!" ajak Dian kepada Kimora dan teman-teman ceweknya.

"Yuk.. yuk.. yuk.." Ciara dengan senang mengikuti langkah Dian. Disusul oleh Elkhan dan juga yang lainnya.

Sepanjang perjalanan ke kantin. Elkhan terus melirik Kimora yang sedang bercanda dengan teman-temannya. Tapi, lagi asyik bersendau gurau. Tiba-tiba seseorang tanpa sengaja menabrak Kimora.

"Akh..."

Namun, dengan cepat Elkhan menangkap Kimora sehingga Kimora tidak terjatuh. "Lo nggak kenapa-napa?" tanya Elkhan begitu khawatir.

"Nggak kok.. Thanks." jawab Kimora dan segera berdiri sendiri sebelum teman-temannya yang lain curiga.

"Hati-hati bro!" kata Elkhan, memperingati siswa yang menabrak Kimora untuk lebih hati-hati.

"Maaf.." lelaki itu kemudian pergi menjauh.

Mereka kembali melanjutkan perjalanannya. Dan masih saja, baik Elkhan maupun Kimora saling melirik satu sama lain. Sampai di kantin.

Ulfa yang melihat Elkhan bersama Kimora dan teman-temannya, menjadi kesal dan cemburu. Apalagi dia dan Kimora selalu tidak pernah akur.

Ulfa segera berdiri dan mendekati Elkhan. Dengan segera dia menggandeng tangan Elkhan. "El, duduk sama gue aja yuk!" katanya.

Ulfa juga dengan sengaja mendorong Kimora yang awalnya berada disamping Elkhan. "Ish, apaan sih lo dorong-dorong?" Ciara yang justru terpancing.

"Keganjenan banget jadi cewek!" Agata juga mulai terpancing.

"Apaan sih Fa? Lepasin!" kata Elkhan sembari berusaha melepaskan tangannya dari gandengan Ulfa. Akan tetapi Ulfa semakin mempererat gandengannya.

Namun, Kimora sama sekali tidak mengindahkan itu. Dia hanya tersebut kecil kemudian meninggalkan tempat tersebut dan segera mencari tempat duduk. Disusul oleh teman-temannya.

"Hallo Ara.." sapa Galih yang sudah duluan berada di kantin tersebut.

"Siapa ya?" kata Kimora.

"Nj*r pura-pura nggak kenal, padahal ngefans banget sama gue.." tutur Galih.

"Hoek... Emang situ oke?" ledek Kimora.

"Gue saranin lo jauh-jauh deh dari buaya, ntar kamu kena gigit rabies loh.." kata Kimora kepada wanita yang semeja dengan Galih. Kimora tahu itu pasti korban Galih selanjutnya.

"Nj*r buaya.. Bilang aja kalau lo cemburu kan?"

"Idih males banget cemburuin lo. Emang nggak manusia apa, sampai cemburu sama anj*ng.." kata Kimora membatah tuduhan Galih. Meskipun itu hanyalah sebuah candaan semata.

"Anj*ng pala lo. Nggak semua kebun binatang lo katain ke gue?" Galih melempar Kimora dengan camilan di depannya.

"Ide bagus tuh. Besok gue pikirin lagi panggilan yang cocok buat lo selain anj*ng dan buaya. Kalian punya ide nggak?" tanya Kimora kepada teman-temannya.

Agata, Ciara dan Chelsea saling berpandangan. "Kadal buntung, maunya cuma untung aja..." seru mereka bertiga bersamaan.

"Nah bener, kan dia nggak mau modal.." Kimora terbahak mendengar perkataan teman-temannya.

"Nj*r kalian emang satu kandang, makanya sama.." Galih yang kesal melempari Kimora dan teman-temannya dengan camilannya.

"Woi,," seru mereka dengan kesal.

Kimora mengisyaratkan dengan hitungan tangan agar mereka kompak mengatai Galih. "Satu.. dua.. tiga.." Kimora menggerakan bibirnya tanpa suara.

"Kadal buntung..." seru mereka berempat. Kemudian mereka terbahak bersama membuat Galih menjadi kesal karena diledekin mulu.

"Minggat nggak kalian!" seru Galih.

"Kadal buntung.. wekk..." satu per satu Kimora dan teman-temannya meledek Galih. Membuat teman-temannya yang lain ikutan tertawa. Dan bahkan mereka juga memanggil Galih dengan sebutan 'kadal buntung'.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!