5

BAB 5

Sesampainya di mall. Mereka jalan-jalan seperti biasa. Pergi ke timezone juga. Tempat itu tempat paling utama saat mereka pergi ke mall. Walaupun baru kenal selama beberapa bulan. Tapi mereka sudah sering main bersama. Apalagi mereka teman satu kelas. Hanya Elkhan yang beda kelas.

Kimora dan Galih akhirnya kembali bertarung. Galih masih belum terima atas kekalahannya beberapa hari yang lalu. Dia berniat untuk balas dendam. Namun sayang, dia kembali kalah dengan Kimora.

"Si*l... Kenapa gue kalah mulu sama lo.." ucapnya dengan kesal. Dia bahkan memukul sesuatu di depannya.

"Lo masih cemen bro..." ejek Kimora.

"Sekali lagi kalau gitu!"

"Ogah..gue mau basket.." Kimora segera meninggalkan permainan tersebut kemudian beralih ke mesin basket.

Saat semua perhatian teman-temannya teralihkan. Elkhan diam-diam mendekati Kimora yang asyik main basket sendirian. Elkhan mengambil salah satu bola basket dan melemparnya.

"Ngapain kesini? Nggak anter pulang mantan?" tanya Kimora dengan wajah manyun.

Elkhan pun menatap wanita tersebut dengan tersenyum senang. "Nggak usah cemburu ah..." Elkhan menarik pipi tembem Kimora.

"Ngapain senyum? Seneng bisa digandeng mantan?" Kimora masih bete dengan Elkhan.

"Iya deh maaf, besok-besok nggak akan gue biarin dia pegang gue lagi. Cuma lo yang boleh pegang gue." jawab Elkhan.

"Yank, jangan marah dong!" Elkhan berusaha membujuk Kimora agar tidak lagi marah atau kesal.

Seketika Kimora pun menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia memastikan tidak ada teman-temannya disekitar mereka. Kimora pun segera mencubit tangan Elkhan. "Kalau yang lain dengar gimana?" tanyanya.

"Kalau mereka dengar ya kita jujur aja kalau kita memang udah pacaran." jawab Elkhan dengan santai.

"Jangan dulu. Ntar mereka heboh.."

"Kalau gitu cium dulu, biar gue bisa jaga rahasia ini!" pinta Elkhan.

Kimora pun segera mendorong kepala Elkhan. "Jangan macem-macem!" ucapnya.

"Ntar malam jadi ke rumah kan? Mama sama Kayra nanyain lo mulu." Kimora pun segera menganggukan kepalanya.

Selama ini, ternyata Elkhan dan Kimora sudah menjalin hubungan dibelakang teman-temannya. Hubungan itu berawal dari...

Tiga bulan yang lalu.

Kimora yang mencurigai jika pacarnya telah selingkuh. Memutuskan mengikuti kemana Kresna pergi. Sampai akhirnya dia melihat Kresna bersama dengan seorang wanita.

"Oh, jadi ini alasan lo minta putus?" tanya Kimora mendekati Kresna dan seorang wanita yang dia kenal sebagai kakak kelas dan juga mantan pacar Kresna.

"Kita sudah tidak ada hubungan. Tolong jangan saling ganggu!" perkataan Kresna tersebut membuat hati Kimora serasa terhujam ribuan panah. Sakit.

Kimora meninggalkan tempat tersebut dengan langkah berat. Kakinya serasa tak ingin melangkah, berat sekali. Air mata tak bisa dia bendung. Lututnya terasa kendor dan bahkan dia hampir terjatuh.

"Awas hati-hati!" seorang lelaki menangkapnya sehingga Kimora tidak terjatuh.

"Lo nggak kenapa-napa?" tanya lelaki tersebut.

Kimora yang mulai tersadar kemudian menyeka air matanya. "Gue nggak apa-apa, makasih.." ucapnya berusaha berdiri.

Tetapi, kakinya masih terasa lemas. Lelaki tersebut harus kembali memapahnya. "Lo naik apa?" tanya lelaki tersebut.

"Gue.. gue naik taksi." jawab Kimora lemas.

"Gue anter pulang ya!"

"Nggak usah. Gue bisa pulang sendiri.." Kimora bersikera menolak.

"Lo sepupunya Permana kan?" seketika Kimora menoleh. Siapa lelaki itu, kenapa dia bisa tahu kalau dia memiliki sepupu bernama Permana.

"Gue Elkhan, teman sekolah lo juga. Permana itu sahabat gue." tutur Elkhan.

Kimora memicingkan matanya. Sampai akhirnya dia ingat. "Oh, lo yang sering ke rumah Permana bukan? Sama Dian?" Elkhan menganggukan kepalanya.

Semenjak saat itu, keduanya lebih sering ketemu dan semakin dekat. Sampai akhirnya mereka berdua berpacaran tanpa diketahui oleh teman-temannya. Bahkan juga Dian, teman baik mereka berdua.

"Woi... berduaan mulu, jadian ngapa.." seru Wawan yang mendekati mereka.

"Siapa yang jadian?" Ciara juga mendekati Kimora dan Elkhan.

"Lo jadian sama Elkhan? Kenapa nggak kabar-kabar?" imbuh Ciara.

"Bukan kita yang jadian. Tapi lo sama Wawan.." Kimora dengan cerdik mengalihkan perhatian teman-temannya.

"Wawan tadi bilang mau tembak lo.. Gue bilang gas aja.." sahut Elkhan yang langsung mendapat tinju dari Wawan.

"Kampret lo, fitnah itu mah.. Males banget nembak dia.."

"Heh kutu kupret... Siapa juga yang mau lo tembak.. Najis tralala dong.." seru Ciara tidak terima dengan perkataan Wawan.

"Sama, gue juga najis.." Ciara dan Wawan malah saling ledek.

Sementara Kimora dan Elkhan saling melirik. Mereka merasa lega karena bisa kembali menyembunyikan hubungan mereka.

Kimora pun segera merangkul Ciara dan mengajaknya menjauh dari Wawan. "Makan yuk, laper gue!" katanya.

"Yuk, gue juga laper.. Pengen makan orang.." jawab Ciara sembari menatap Wawan dengan tajam.

"Apa lo?" Wawan juga tak mau kalah.

Akan tetapi, mereka sadar jika semua itu hanyalah candaan semata. Jadi tidak ada yang dimasukan ke dalam hati.

"Udah! Yuk makan!" ajak Elkhan sembari menepuk lengan Wawan pelan.

"Karena lo tuh.." Wawan mengomeli Elkhan. Sedangkan Elkhan hanya tersenyum kecil saja.

Capek main di timezone. Para anak muda itu segera pergi untuk mencari makan. "Kalian pesan aja semau kalian, biar gue yang bayar." kata Elkhan.

"Emang lo ulang tahun?" tanya Hendri dan Angga bersamaan.

"Nggak sih. Anggap aja gitu. Pokoknya makan aja, biar gue yang bayar!" kata Elkhan lagi.

Para remaja yang terdiri dari lima orang laki-laki dan empat perempuan tersebut merasa senang. Mereka memesan makanan sesuai selera mereka masing-masing.

"El, makasih ya.." ucap Agata.

Elkhan hanya menganggukan kepalanya sembari tersenyum.

"El, gue denger kakek lo pemilik perusahaan global jaya ya?" Elkhan hanya tersenyum.

"Wah berarti lo tajir banget ya? Tapi kenapa lo mau berbaur sama kita?" imbuh Galih.

"Teman itu sama aja sih menurut gue. Yang penting dia bisa menghargai kita." jawab Elkhan.

"Kalau kriteria cewek lo kayak apa?" giliran Chelsea bertanya.

"Kenapa emangnya? Lo mau daftar jadi ceweknya Elkhan? Jangan ngarep! Kalian berempat bukan tipenya Elkhan." sahut Galih sembari tertawa.

"Nj*r sok tahu.." Ciara melempar Galih dengan kentang goreng yang dia pesan.

"Heh, lo buang-buang makanan, mubazir tahu nggak.." seru Galih.

Elkhan tidak menjawab pertanyaan Chelsea tersebut. Tetapi, Chelsea dan juga Agata mendesaknya untuk menjawab pertanyaan mereka. Jadi, terpaksa Elkhan menjawab pertanyaan Chelsea.

"Tipe cewek gue simple sih. Baik, tulus, dan apa adanya."

"Ah klise banget. Yang pasti harus cantik kan El?" sahut Angga.

"Nggak harus sih. Asal gue nyaman aja. Kan tidak ada cewek yang jelek. Mereka cantik dimata orang yang menyukai dia." jawab Elkhan sembari menatap sang kekasih.

"El, lo disini juga?" tiba-tiba datang seorang wanita yang tidak asing bagi mereka.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!