BAB 2
"Ra.." teman-teman Kimora meraih tangan Kimora yang nampak sedih.
"Gue baik-baik aja kok." ucap Kimora sembari tersenyum kecil.
Masih jelas dalam benaknya apa yang telah Kresna lakukan. Yang membuatnya sangat marah dan membencinya. Sebelumnya, mereka adalah pasangan. Kimora menyukai Kresna yang merupakan kakak kelasnya. Dia menyukai Kresna dari sejak pertama kali masuk ke sekolah tersebut.
Dan ternyata, cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Karena Kresna pada akhirnya menyatakan cintanya kepada Kimora. Mereka berpacaran selama 2 bulan sampai akhirnya Kresna memutuskan hubungan mereka secara pihak.
"Gue mau kita putus." ucap Kresna yang membuat Kimora kaget bukan main. Karena, selama pacaran. Mereka tidak pernah terlibat pertengkaran yang cukup serius.
"Kenapa? Apa alasannya?" tanya Kimora masih tidak terima dengan keputusan Kresna.
"Gue bosen sama lo. Kita nggak cocok." jawab Kresna dengan begitu tega.
"Bosen? Kita baru jalan 2 bulan tapi lo udah bilang bosen?"
"Terserah. Yang penting gue udah nggak bisa jalani hubungan ini." Kresna meninggalkan Kimora tanpa penjelasan yang pasti.
Setelah itu, Kimora menutup diri. Dia memikirkan apa yang salah dengan dirinya. Kenapa Kresna dengan mudahnya memutuskan hubungan mereka yang awalnya baik-baik saja. Sampai seminggu kemudian dia melihat Kresna bersama seorang wanita. Wanita tersebut juga salah satu kakak kelasnya. Dan juga mantan pacar Kresna.
"Oh, jadi ini alasannya?" tanya Kimora.
"Gue kira gue yang bermasalah sampai-sampai gue menutup diri gue dan berpikir keras apa yang salah dengan gue. Ternyata itu semua hanya trik murah*n dari seorang serigala." kata Kimora menahan amarah dalam dirinya.
"Ternyata gue cuma lo jadiin pelarian doang. Anj*ng lo." Kimora meninju Kresna dengan cukup keras.
"Maaf. Tapi kita udah nggak ada hubungan lagi. Tolong jangan saling ganggu." ucap Kresna yang menambah rasa sakit dalam hati Kimora.
Kini sudah 3 bulan berlalu. Rasa sakit yang Kimora rasakan masih terasa. Dan 3 bulan itu juga, Kresna dihantui rasa bersalah kepada Kimora. Dia mencoba meminta maaf kepada Kimora. Tapi tetap saja Kimora bersikap dingin kepadanya. Dan ternyata pacarnya selingkuh. Kresna semakin merasa bersalah kepada Kimora.
ON..
Ciara memeluk Kimora. "Jangan sedih lagi! Gimana kalau ntar siang kita ke mall?" tanyanya.
"Boleh. Kebetulan gue nggak dijemput bang Aldo. Gue nebeng lo ya?!" jawab Kimora.
Ciara tersenyum sembari menganggukan kepalanya. "Siap dong. Sekalian main ke rumah mertua." ucapnya.
"Ish.." Kimora menjitak kepala Ciara pelan kemudian dia tersenyum.
Duk. Dari belakang, kursi Kimora ditendang oleh temannya yang duduk di belakangnya. Seketika Kimora menoleh ke belakang. "Napa sih lo?" tanyanya kepada Dian yang duduk tepat dibelakangnya.
"Semalem lo pergi kemana sama Elkhan?" tanyanya.
"Ssst, bisa pelan-pelan nggak sih lo!" Kimora celingukan, takut pertanyaan Dian tersebut terdengar oleh temannya yang lain.
Bukan maksud untuk menyembunyikan apapun dari teman-temannya. Hanya saja Kimora tidak mau teman-teman berpikir yang tidak-tidak. Takutnya itu akan membuat hubungan pertemanannya dengan Elkhan menjadi canggung.
"Ke tempat dia latihan ngeband. Darimana lo tahu kalau gue pergi sama Elkhan?"
"Lo lupa kalau dia temen gue SMP? Kita juga cukup deket."
"Iya tahu. Dia cerita sama lo?" Dian mengangkat alisnya sembari menganggukan kepalanya.
"Nggak usah malu kali, kalian deket kan juga gue perantaranya." Dian menoyor kepala Kimora membuat Kimora berteriak dan marah.
"Kampret lo ya. Sakit tauk.." Kimora berdiri dan mencoba membalas Dian. Tetapi Dian tidak membiarkan Kimora menyentuh kepalanya dengan mudah.
"Berani lo jitak gue. Gue bilang ke anak-anak kalau lo pedekate sama Elkhan." seketika Kimora berhenti. Ancaman Dian sangatlah manjur.
Kimora kembali ke tempat duduknya dengan muka kesal. Sementara Dian tersenyum penuh kemenangan.
Di kelas lain.
Elkhan sedang fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Kebetulan guru yang mengajar sedang tidak ada ditempat. Maka mereka hanya diberi tugas untuk mengerjakan dibuku masing-masing.
"El, ntar malam ada waktu nggak?" tanya Santi.
"Kenapa emang?" tanya Elkhan tanpa mengalihkan pandangannya.
"Ulfa mau ajak lo nonton katanya." jawab Santi.
"Apaan sih, enggak El, enggak. Santi cuma bercanda. Kampret lo emang.." Ulfa segera maju dan menarik Santi yang berdiri di sebelah Elkhan.
"Apaan sih lo, anj*r malu-maluin aja." gumam Ulfa dengan kesal.
"Lah tadi lo nyuruh gue buat nanyain ke Elkhan. Gimana sih lo?" Santi ikutan kesal. Karena dia merasa disuruh oleh Ulfa tadi.
"Iya, tapi jangan di depan banyak orang gini juga keles. Gue malu anj*r.." Ulfa menoyor kepala Santi pelan.
"Kenapa nggak lo wa aja?" sahut Chila, teman Ulfa yang lain.
"Gue... gue takut nggak dibales.." jawab Ulfa dengan lesu.
"Kalau gitu kenapa lo selingkuhin dia dulu?"
"Gue nggak tahu kalau dia anak orang kaya. Gue kira Glen lebih kaya, ternyata orang tua Glen nggak ada apa-apanya dari orang tua Elkhan."
Sangat matre. Tetapi, sikap itu diwajarkan oleh kedua teman Ulfa. Bagi mereka, kekayaan faktor paling penting dari sebuah hubungan. Itu sebabnya mereka selalu mengincar anak dari keluarga kaya.
"Iya sih, gue juga kaget saat tahu ternyata orang tua Elkhan pemilik perusahaan terkaya di kota ini. Kakeknya pemilik Global Jaya. Karena penampilannya juga biasa aja anj*r, mana kita tahu ya kan?"
"Bener.."
"Lo coba aja deketin dia lagi! Kayaknya dia juga nggak deket sama siapa-siapa sampai sekarang."
"Tapi... tapi gue.."
"Kenapa ragu? Lo cantik. Gue yakin Elkhan akan tergoda lagi sama lo." sahut Chila memberi semangat dan dorongan kepada Ulfa.
"Iya, lo coba aja!" timpal Santi juga memberikan semangat untuk sahabatnya.
"Coba lo deketin dia!"
Ulfa ragu-ragu melakukannya. Tetapi, dia akhirnya memberanikan diri untuk mendekati Elkhan yang sangat fokus mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru piket.
"Hai El, serius amat.." katanya sembari duduk disebelah Elkhan yang ditinggal oleh pemiliknya.
"E.. maaf ya, tadi Santi asal bicara saja.. Maafin ya!" imbuhnya.
Elkhan menoleh sembari tersenyum. Kemudian dia menganggukan kepalanya. "Nggak apa-apa." katanya.
"Makasih Elkhan."
"Oh iya Ki, minggu depan mau reunian, lo ikut kan?"
"I..ikut kalau nggak sibuk."
"Gue udah nggak sabar ketemu sama temen-temen kita yang gokil. Udah kangen banget.."
"Sama." tetapi, meskipun Elkhan tidak mengabaikan Ulfa. Dia hanya berkata singkat saja dan terkesan dingin.
"El, gue minta maaf ya karena waktu itu gue udah nyakitin lo." akhirnya Ulfa mengatakan apa yang ingin dia katakan.
Seketika Elkhan terdiam. Lalu dia menoleh kembali ke Ulfa yang tertunduk di sebelahnya. "Its ok. Perasaan kan tidak bisa dipaksa." katanya.
"Gue-"
"Sorry Fa, ini bangku gue." perkataan Ulfa terpotong oleh kehadiran si pemilik bangku.
"Oh, iya.." Ulfa segera bangkit kemudian kembali ke bangkunya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments