Tahajud Cinta

Tahajud Cinta

Chapter 1

Membaca mushaf setiap pagi adalah hal yang sudah biasa Yulian lakukan setelah menjalankan kewajibannya sebagai umat muslim. Dan ketika sang fajar mulai menyingsing ia lebih menyukai berada di halaman belakang. Di mana itu adalah tempat yang membuatnya merasa nyaman saat menghirup udara pagi.

"Hmmm,"

Kedua tangannya terlentang seraya menarik nafas dari hidung lalu ia lepaskan perlahan melalui mulutnya. Kedua matanya pun ia pejamkan, menikmati senja pagi yang mulai memancarkan cahayanya dan menghangatkan kota yang ia tempati saat ini.

Sudah hampir setengah jam Yulian melakukan hal itu untuk menyegarkan tubuhnya dan ketika ia masih menikmati kebiasaan pagi nya itu tiba-tiba dering telpon telah terdengar. Sehingga membuatnya harus menghentikan aktivitasnya itu. Lalu, mengambil gawai miliknya yang berada di atas nakas halaman belakang.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Abi."

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, Juna. Apa kabar kamu dan juga Cahaya?"

"Alhamdulillah kami baik, Bi. Bagaimana dengan Abi sendiri? Apakah Abi masih ingin menetap di sana?"

"Emm, entahlah!" jawaban yang ambigu dari Yulian membuat Arjuna hanya mengangguk pelan. Seolah mengerti apa yang masih dialami oleh sang ayah.

"Jika Abi masih ingin di sana, bahkan tinggal selamanya di sana_Arjuna tidak akan pernah keberatan dengan keputusan itu. Karena yang terpenting bagi Arjuna dan Cahaya kenyamanan, kebahagiaan dan kesehatan Abi."

Senyum itu pun merekah dari sang putra untuk menyemangati sang ayah kembali setelah mengalami keterpurukan selama kurang lebih dua tahun setelah kepergian Aisyah. Dan selama dua tahun tersebut, Yulian lebih memilih tinggal dan menetap di kota Edinburgh. Kota yang menjadi impian Aisyah untuk melakukan bisnis di sana. Dan seiringnya waktu Yulian mampu membeli toko swalayan di sana untuk dijadikan bisnis_bukan hanya itu, Yulian juga membangun sebuah butik dengan berbagai bentuk fashion di dalamnya. Namun, yang paling banyak adalah fashion bernuansa muslim, salah satunya gamis.

"Mungkin Abi akan tetap disini, entah sampai kapan itu Abi tidak tahu. Dan ... oh iya, bagaimana keadaan Cahaya setelah menjalankan terapi itu?"

"Alhamdulillah Abi, Cahaya sudah bisa berjalan dan seiring waktu Dia bisa melupakan keterpurukan itu." Arjuna kembali menarik ujung bibirnya. Sehingga kembali terlihat senyuman yang membuat hati Yulian tenang dan merasa lega.

"Baiklah, semoga kalian segera mendapatkan pengganti bayi itu. Semoga Allah mengaminkan doa kalian dan kita semua."

"Aamiin, Abi. Semoga,"

Tidak lama kemudian senyum sapa yang hanya melalui udara tersebut kini diakhiri dengan ucapan salam. Setelah itu, Yulian handak mlakukan kembali kegiatan selanjutnya setelah beryoga sejenak. Namun, saat kakinya ingin mulai melangkah tiba-tiba ia mendengar suara yang membuatnya bahagia dan bangkit dari rasa keterpurukan yang dalam. Menyongsong kehidupan baru demi putri kecil bernama Azmi Hafizha Dinillah. Yang kerap dipanggil dengan Hafizha.

"Abiii." Teriak Hafizha dari jarak kurang lebih satu meter dengan pakaian piyama yang bergambar bulan dan bintang.

Seketika Yulian menolah_mengarahkan pandangannya dan menatap pusat suara tersebut. Lalu, kedua tangannya ia lentangkan_menyambut hangat putri kecilnya, yang kini sudah menginjak umur dua tahun. Begitupun dengan Hafizha, bergelut manja kepada Yulian seraya melingkarkan kedua tangan kecilnya di punggung Yulian.

"Sudah bangun ternyata putri Abi ya!"

Yulian menggendong Hafizha seraya mencubit hidungnya yang mancung. Lalu, Yulian membawanya kembali ke kamar untuk melakukan rutinitas pagi sebelum hari menunjukkan pukul tujuh. Karena jika sudah menunjukkan pukul tujuh, ia harus kembali mengerjakan pekerjaannya setiap hari. Yang dimulai dari ke swalayan toko untuk mengecek di sana, selanjutnya pergi ke butik untuk bertemu dengan Arumi, lalu setelah itu ia harus kembali ke kantor untuk melakukan pekerjaan di sana.

"Tidak, iza mau mandi ama Abi aja. Abi mau, kan?" rengek Hafizha dengan suaranya yang manja.

"Emm ... baiklah! Kalau begitu sekarang Hafizha mandi sama Abi. Let's go!"

Yulian menggendong Hafizha seraya menggelitiki perutnya. Sehingga membuat gadis kecil itu tertawa lepas_yang membuat Yulian ikut tertawa. Namun, dalam pikirnya kembali terbesit kenangan tentang wanita yang saat ini masih dirindukan kehadirannya, "Aisyah, andai kamu ada bersama kami. Pasti kamu akan ikut tertawa bahagia dengan kami. Aku merindukanmu, Aisyah."

Ingin rasanya Yulian menjerit, menumpahkan segala kerinduan terhadap Aisyah. Akan tetapi, hal itu tidak mungkin ia lakukan_hanya akan membuatnya menjadi lelaki bodoh tanpa arah tujuan yang pasti. Sedangkan ia harus memberikan kenyamanan dan kebahagiaan kepada Hafizha_putri kecil yang malang.

"Abi, Iza boleh bertanya?"

Wajah polos Hafizha menatap lekat Yulian yang tengah memandikannya. Begitupun dengan Yulian yang ikut menatapnya dengan pikiran penuh tanda tanya. Lalu, Yulian pun bertanya kepada putri kecil berkulit putih dan berambut pirang itu, "Hafizha mau bertanya apa? Katakan saja!"

"Kapan Hafizha mendapatkan kasih sayang Umi? Hafizha pengen bertemu sama Umi, Abi." Celetuk Hafizha yang membuat kedua mata Yulian berembun.

Yulian sejenak terdiam_memikirkan jawaban apa yang hendak diberikan kepada Hafizha. Karena Yulian tahu Hafizha masih terlalu kecil untuk mengerti bahwa dia tidak akan mendapatkan kasih sayang ibu untuk selamanya setelah kepergian dua sosok perempuan yang memang seharusnya memberikan kasih sayang tersebut.

"Ya Allah, bagaimana aku menjawab pertanyaan itu? Haruskah aku kembali membohongi anak kecil ini?" Ujar Yulian dalam hati seraya menatap lekat wajah polos Hafizha yang masih memandangnya.

"Abi kok diam?"

Hafizha kembali melontarkan pertanyaan_yang membuat Yulian tersadar dari bayangan Aisyah dan juga Khadijah. Lalu, Yulian menjawab pertanyaan Hafizha dengan lembut_sehingga akhirnya Hafizha pun mengerti. Meskipun dari dalam hatinya tidak ada niatan untuk membohongi Hafizha. Namun, mau bagaimana lagi_karena itu yang terbaik untuk saat ini.

****

Mobil telah dilajukan oleh Abdullah dengan kecepatan sedang. Begitupun dengan Yulian yang sedang menikmati perjalanan pagi itu di kota Edinburgh. Meskipun cuaca nampak mendung, tetapi itu tidak membuat Yulian menghentikan semua aktivitas yang dilakukan setiap hari_merebahkan tubuhnya atau bersenang-senang di rumah saja. Karena itu bukanlah sejatinya seorang Yulian. Apalagi saat satu bulan kehilangan Aisyah, Yulian hanya berkutat di kantor_menyibukkan diri agar tidak terus menerus mengingat bayangan semu Aisyah yang menari-nari dalam pelupuk matanya.

"Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumsalam. Ada apa kamu menelpon, Arumi?"

Dari seberang terdengar Arumi yang tengah menjelaskan permasalahan di butik melalui benda pipih yang masih melekat dalam genggaman Yulian. Dan setelah mendengarnya Yulian pun meminta Abdullah untuk mempercepat laju mobilnya agar segera sampai di butik. Abdullah dan Yulian tidak membutuhkan waktu yang lama_sekitar lima belas menit mereka pun sampai di depan pelataran butik, lalu memarkirkan mobil di tempat parkir yang memang sudah disediakan.

"Kamu tunggu saja di sini! Setelah urusan saya selesai, saya akan segera kembali lalu, kita bisa melanjutkan perjalanan kita ke kantor."

"Baik, Yulian." Keduanya pun mengangguk pelan untuk memberikan saling menghormati satu sama lain.

Langkah Yulian pun dipercepat untuk segera menemui Arumi_yang memang diminta untuk menjaga butik di Edinburgh. Dan terlihat pintu ruangan Arumi telah terbuka dengan lebar, tetapi tidak kemungkinan Yulian akan masuk begitu saja ke dalam sana. Karena bagi Yulian itu tidak lah sopan, terutama Arumi adalah seorang perempuan yang saat ini sudah mengenakan pakaian yang tertutup_bahkan cadar hitam begitu melekat menutupi wajahnya.

Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 Chapter 13
14 Chaptee 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 56
55 Chapter 54
56 Chapter 55
57 Chapter 56
58 Chapter 57
59 Chapter 58
60 Chapter 59
61 mohon maaf
62 Chapter 60
63 Chapter 61
64 maafkan saya belum. bisa upload dengan benar
65 Chapter 62
66 Chapter 63
67 Chapter 64
68 Chapter 65 “TC”
69 Chapter 66 ”TC”
70 BAB 67 “TC”
71 Chapter 68 “TC”
72 Chapter 69 “TC”
73 Chapter 70 “Tahajud Cinta”
74 Chapter 71 “Tahajud Cinta”
75 Chapter 72 “Tahajud Cinta”
76 Chapter 73 “Tahajud Cinta”
77 Chapter 74 “Tahajud Cinta”
78 BAB 75 “Tahajud Cinta”
79 Chapter 76 “Tahajud Cinta”
80 Chapter 77 “Tahajud Cinta”
81 Chapter 78 “Tahajud Cinta”
82 Chapter 79 “Tahajud Cinta”
83 Chapter 80 “Tahajud Cinta”
84 Chapter 81 “Tahajud Cinta”
85 Chapter 82 “Tahajud Cinta”
86 Chapter 83 “Tahajud Cinta”
87 Chapter 84 “Tahajud Cinta”
88 Chapter 85 “Tahajud Cinta”
89 Chapter 86 “Tahajud Cinta”
90 Chapter 87 “Tahajud Cinta”
91 Chapter 88 “Tahajud Cinta”
92 Chapter 89 “Tahajud Cinta”
93 Chapter 90 “Tahajud Cinta”
94 Chapter 91 “Tahajud Cinta”
95 Chapter 92 “Tahajud Cinta”
96 Chapter 93 “Tahajud Cinta”
97 Chapter 94 “Tahajud Cinta”
98 Chapter 95 “Tahajud Cinta”
99 Chapter 96 “Tahajud Cinta”
100 Chapter 97 “Tahajud Cinta”
101 Chapter 98 “Tahajud Cinta”
102 BAB 99 “Tahajud Cinta”
103 BAB 100 “Tahajud Cinta”
104 BAB 101 “Tahajud Cinta”
105 Chapter 102 “Tahajud Cinta”
106 Chapter 103 “Tahajud Cinta”
107 Chapter 104 “Tahajud Cinta”
108 Chapter 105 ”Tahajud Cinta”
109 Chapter 106 ”Tahajud Cinta”
110 Chapter 107 “Tahajud Cinta”
111 Chapter 108 “Tahajud Cinta”
112 Chapter 109 “Tahajud Cinta”
113 Chapter 110 “Tahajud Cinta”
114 Chapter 111 “Tahajud Cinta”
115 Chapter 112 “Tahajud Cinta”
116 Chapter 113 “Tahajud Cinta"
117 Chaptee 114 “Tahajud Cinta”
118 Chapter 115 “Tahajud Cinta”
119 Chapter 116 “Tahajud Cinta”
120 Chapter 117 “Tahajud Cinta”
121 Chapter 118 “Tahajud Cinta”
122 Chapter 119 “Tahajud Cinta”
123 Chapter 120 “Tahajud Cinta”
124 Chapter 121 “Tahajud Cinta”
125 Chapter 122 “Tahajud Cinta”
126 Chapter 123 “Tahajud Cinta”
127 Chapter 124 “Tahajud Cinta”
128 Chapter 125 “Tahajud Cinta”
129 Chapter 126 “Tahajud Cinta”
130 Chapter 127 “Tahajud Cinta”
131 Chapter 128 “Tahajud Cinta”
132 Chapter 129 “Tahajud Cinta”
133 Chapter 130 “Tahajud Cinta”
134 Chapter 131 “Tahajud Cinta”
135 Chapter 132 “Tahajud Cinta”
136 Chapter 133 “Tahajud Cinta”
137 Chapter 134 “Tahajud Cinta”
138 Chapter 135 “Tahajud Cinta”
139 Chapter 136 “Tahajud Cinta”
140 Chapter 137 “Tahajud Cinta”
141 Chapter 138 “Tahajud Cinta”
142 Chapter 139 “Tahajud Cinta”
143 Chapter 140 “Tahajud Cinta”
144 Chapter 141 “Tahajud Cinta”
145 Chapter 142 “Tahajud Cinta”
146 Chapter 143 “Tahajud Cinta”
147 Chapter 143 “Tahajud Cinta”
148 Chapter 145 “Tahajud Cinta”
Episodes

Updated 148 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
Chapter 13
14
Chaptee 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 56
55
Chapter 54
56
Chapter 55
57
Chapter 56
58
Chapter 57
59
Chapter 58
60
Chapter 59
61
mohon maaf
62
Chapter 60
63
Chapter 61
64
maafkan saya belum. bisa upload dengan benar
65
Chapter 62
66
Chapter 63
67
Chapter 64
68
Chapter 65 “TC”
69
Chapter 66 ”TC”
70
BAB 67 “TC”
71
Chapter 68 “TC”
72
Chapter 69 “TC”
73
Chapter 70 “Tahajud Cinta”
74
Chapter 71 “Tahajud Cinta”
75
Chapter 72 “Tahajud Cinta”
76
Chapter 73 “Tahajud Cinta”
77
Chapter 74 “Tahajud Cinta”
78
BAB 75 “Tahajud Cinta”
79
Chapter 76 “Tahajud Cinta”
80
Chapter 77 “Tahajud Cinta”
81
Chapter 78 “Tahajud Cinta”
82
Chapter 79 “Tahajud Cinta”
83
Chapter 80 “Tahajud Cinta”
84
Chapter 81 “Tahajud Cinta”
85
Chapter 82 “Tahajud Cinta”
86
Chapter 83 “Tahajud Cinta”
87
Chapter 84 “Tahajud Cinta”
88
Chapter 85 “Tahajud Cinta”
89
Chapter 86 “Tahajud Cinta”
90
Chapter 87 “Tahajud Cinta”
91
Chapter 88 “Tahajud Cinta”
92
Chapter 89 “Tahajud Cinta”
93
Chapter 90 “Tahajud Cinta”
94
Chapter 91 “Tahajud Cinta”
95
Chapter 92 “Tahajud Cinta”
96
Chapter 93 “Tahajud Cinta”
97
Chapter 94 “Tahajud Cinta”
98
Chapter 95 “Tahajud Cinta”
99
Chapter 96 “Tahajud Cinta”
100
Chapter 97 “Tahajud Cinta”
101
Chapter 98 “Tahajud Cinta”
102
BAB 99 “Tahajud Cinta”
103
BAB 100 “Tahajud Cinta”
104
BAB 101 “Tahajud Cinta”
105
Chapter 102 “Tahajud Cinta”
106
Chapter 103 “Tahajud Cinta”
107
Chapter 104 “Tahajud Cinta”
108
Chapter 105 ”Tahajud Cinta”
109
Chapter 106 ”Tahajud Cinta”
110
Chapter 107 “Tahajud Cinta”
111
Chapter 108 “Tahajud Cinta”
112
Chapter 109 “Tahajud Cinta”
113
Chapter 110 “Tahajud Cinta”
114
Chapter 111 “Tahajud Cinta”
115
Chapter 112 “Tahajud Cinta”
116
Chapter 113 “Tahajud Cinta"
117
Chaptee 114 “Tahajud Cinta”
118
Chapter 115 “Tahajud Cinta”
119
Chapter 116 “Tahajud Cinta”
120
Chapter 117 “Tahajud Cinta”
121
Chapter 118 “Tahajud Cinta”
122
Chapter 119 “Tahajud Cinta”
123
Chapter 120 “Tahajud Cinta”
124
Chapter 121 “Tahajud Cinta”
125
Chapter 122 “Tahajud Cinta”
126
Chapter 123 “Tahajud Cinta”
127
Chapter 124 “Tahajud Cinta”
128
Chapter 125 “Tahajud Cinta”
129
Chapter 126 “Tahajud Cinta”
130
Chapter 127 “Tahajud Cinta”
131
Chapter 128 “Tahajud Cinta”
132
Chapter 129 “Tahajud Cinta”
133
Chapter 130 “Tahajud Cinta”
134
Chapter 131 “Tahajud Cinta”
135
Chapter 132 “Tahajud Cinta”
136
Chapter 133 “Tahajud Cinta”
137
Chapter 134 “Tahajud Cinta”
138
Chapter 135 “Tahajud Cinta”
139
Chapter 136 “Tahajud Cinta”
140
Chapter 137 “Tahajud Cinta”
141
Chapter 138 “Tahajud Cinta”
142
Chapter 139 “Tahajud Cinta”
143
Chapter 140 “Tahajud Cinta”
144
Chapter 141 “Tahajud Cinta”
145
Chapter 142 “Tahajud Cinta”
146
Chapter 143 “Tahajud Cinta”
147
Chapter 143 “Tahajud Cinta”
148
Chapter 145 “Tahajud Cinta”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!